Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEMELIMPAHAN CAPUNG (Odonata) DI DAS BRANTAS KOTA KEDIRI: SEBAGAI STUDI PENDAHULUAN BIOMONITORING PERAIRAN Tutut Indah Sulistiyowati; Ida Rahmawati; Inggit Tria Prameswari
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v7i2.2787

Abstract

Capung dan kupu-kupu merupakan contoh invertebrata yang digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan. Capung akan meletakkan telurnya pada perairan tenang yang jernih, sedangkan kupu-kupu lebih dapat bertahan lama pada lingkungan yang bersih. Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal biomonitoring perairan, yang bertujuan untuk mengetahui keragaman capung di DAS Brantas Kota Kediri. Pengamatan di lapangan dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April 2017. Identifikasi hingga level spesies dilakukan di laboratorium Zoologi Universitas Nusantara PGRI Kediri dan divalidasi oleh tim ahli. Sebanyak lima spesies dari tiga famili telah teridentifikasi. Brachytemis contaminate merupakan spesies yang paling banyak dijumpai dengan rata-rata 40 kali perjumpaan. Orthetrum Sabina merupakan jenis yang paling jarang dijumpai, dengan jumlah individu sebanyak enam individu selama pengamatan. Kata kunci: kemelimpahan, capung, DAS Brantas
Anticancer mechanism of Pisangulin angulata through in silico and development as teaching material Agus Muji Santoso; Bayu Guruh Binangkit; Mohamad Amin; Sutiman Bambang Sumitro; Betty Lukiati; Mumun Nurmilawati; Poppy Rahmatika Primandiri; Ida Rahmawati; S Sulistiono; Yayoi Kodama
Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 12 No 1 (2019): Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.066 KB) | DOI: 10.21009/biosferjpb.v12n1.45-57

Abstract

This study aims to reveal the anticancer mechanism of the bioactive compound of Pisangulin angulata and to assess the feasibility of that results as teaching material. This research includes descriptive explorations. In the first stage, an in silico analysis was performed by molecular docking method between physalin compounds and GLI1 protein. The second steps of this study aim to develop teaching materials based research using the Analysis, Reorganizing, Piloting Class, and Evaluating (ARPE models). Feasibility test was carried out by experts and practitioners. Think Pair Share was used in the pilot project. Student motivation and misconception were recorded using SMI and CRI instrument. This study reveals that physalin B has higher activities than controls. The type of chemical bond that is formed between GLI1 amino acids residues with physalin is hydrogen bonds and hydrophobic bonds. The visualization of the types of bonds in that molecular docking between GLI1 amino acid residues and physalin has a high degree of feasibility (89) and can be used to enrich Chemistry for Biology lectures. The visualization of these chemical bonds can increase learning motivation and can improve the understanding of the concept of chemical bonds.
Pemahaman Pengelola Kawasan Wisata Irenggolo Terhadap Potensi Tanaman Sebagai Pakan dan Sarang Kupu-Kupu Tutut Indah Sulistiyowati; Sulistiono Sulistiono; Agus Muji Santoso; Poppy R Primandiri; Budhi Utami; Ida Rahmawati; Dwi Ari Budiretnani; Mumun Nurmilawati; Tykha Amanda Riskia Putri; Dewi Rossylia Wati
Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Asosiasi Pengelola Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.267 KB) | DOI: 10.55506/arch.v1i2.21

Abstract

Kawasan wisata air terjun Irenggolo memiliki potensi keragaman hayati yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui terdapat sebanyak 35 jenis kupu-kupu di kawasan ini. Jumlah individu sebanyak 1.622 individu tergolong tinggi. Populasi kupu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan dan habitatnya. Pengetahuan pengelola Kawasan wisata menjadi penting karena akan menentukan keberlangsungan jenis kupu yang ada. Metode  pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan angket yang telah tervalidasi oleh ahli. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, diketahui bahwa sebanyak 8,6% responden dapat dengan benar menyebutkan lebih dari tiga jenis tumbuhan pakannya. 60% responden hanya mampu menjawab sebanyak kurang dari tiga jenis corak warna sayap kupu-kupu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa edukasi kepada pengelola sangat penting untuk dilakukan.
Deseminasi Praktik Terbaik Hasil Penelitian Bidang Eksplorasi Biodiversitas dan Pembelajaran Abad ke 21 untuk Penguatan Wawasan Guru IPA Kabupaten Kediri tentang Penelitian dan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Agus Muji Santoso; Sulistiono Sulistiono; Dwi Ari Budiretnani; Budhi Utami; Mumun Nurmilawati; Poppy Rahmatika Primandiri; Tutut Indah Sulistiyowati; Ida Rahmawati
Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020): November 2020
Publisher : Cipta Media Harmoni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.957 KB) | DOI: 10.53624/kontribusi.v1i1.16

Abstract

Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan guru IPA Kabupaten Kediri tentang penelitian dan karya tulisi ilmiah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk seminar yang dilanjutkan dengan FGD kelompok. Tahap seminar berupa paparan materi yang memuat praktik terbaik hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UNP Kediri. Materi seminar berupa praktik terbaik tentang teknik penentuan topik, judul, penentuan metode penelitian, penyusunan instumen dan analisis data, pengenalan kode etik ilmiah, plagiasi dan upaya menghindari plagiasi. FGD berujuan untuk memfasilitasi peserta seminar yang memiliki kendala baik dalam meneliti maupun dalam menyusun karya tulis ilmiah . Data berupa ragam kendala guru IPA dalam meneliti dan menyusun karya tulis ilmiah diinvetaris oleh peneliti. Peneliti bertindak sebagai observer partisipan yang terlibat langsung selama dua tahap kegiatan. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Kendala guru IPA dalam melaksanakan penelitian antara lain belum adanya mitra yang berperan sebagai pendamping, terbatasnya wawasan tentang ruang lingkup penelitian, dan terbatasnya wawasan tentang analisis data. Kendala guru IPA dalam menyusun karya tulis ilmiah antara lain: guru IPA belum mengetahui plagiasi, keterampilan mendeskripsikan masih kurang, dan banyaknya tawaran dari pihak eksternal tentang layanan jasa pembuatan karya tulis ilmiah. Program ini digunakan oleh guru untuk menyampaikan kendala dalam meneliti dan menulis karya tulis ilmiah sekaligus mendapatkan umpan balik alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh guru IPA dan UNP Kediri dalam bentuk penelitian dan publikasi bersama-sama.
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Keterampilan Menyusun Dokumen Ajuan Hak Cipta bagi Guru-Guru Agus Muji Santoso; Slamet Hariyadi; Bea Hana Siswati; Ericka Darmawan; Astri Rino Oktivasari; Rizhal Hendi Ristanto; Sulistiono Sulistiono; Budhi Utami; Dwi Ari Budiretnani; Tutut Indah Sulistiyowati; Ida Rahmawati; Elysabet Herawati; Poppy Rahmatika Primandiri; Khoiriyah Khoiriyah; Sujarwoko Sujarwoko; Wahid Ibnu Zaman; Heru Budiono; Wiji Arianti; Dila Elpin Setiani
Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Asosiasi Pengelola Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55506/arch.v2i2.73

Abstract

Implementasi kurikulum merdeka telah memacu kreativitas guru untuk mengembangkan perangkat ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran terdeferensiasi. Namun, kesadaran guru terhadap perlindungan kekayaan intelektual masih rendah. Oleh karena itu, program pemberdayaan guru SMA dirancang dengan menggunakan metode ODSIMED. Tujuan program untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menyusun ajuan hak cipta. Program dilaksanakan selama tiga bulan berbasis hands on. Tes awal dan akhir diberikan secara elektronik untuk mendapatkan data pemahaman tentang hak cipta. Data keterampilan penyusunan ajuan hak cipta diperoleh dari hasil skoring penugasan. Program ini dinilai baik oleh mitra dengan indeks mutu layanan sangat baik (3,56). Ada peningkatan yang sangat baik pada pemahaman dan keterampilan guru dalam menyusun dokumen ajuan hak cipta.
NB-Green Card sebagai Media Edukasi dan Introduksi Nilai Etnokonservasi Tradisi Ngunggahne Beras Tutut Sulistiyowati; Sulistiono Sulistiono; Ida Rahmawati; Agus Muji Santoso; Poppy Rahmatika Primandiri; Budhi Utami; Dwi Ari Budiretnani; Farida Nurlaila Zunaidah; Gilang Taufan Insani
Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Desember 2023
Publisher : Asosiasi Pengelola Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55506/arch.v3i1.89

Abstract

Permainan edukasi merupakan salah satu media yang tepat untuk menyampaikan materi yang dipandang sulit. Tradisi Ngunggahne Beras merupakan tradisi rutin warga desa Jugo menjelang acara khitan atau pernikahan. Banyaknya uborampe dan makna di dalam setiap persiapan membuat anak dan remaja tidak memahami nilai dan menyepelekan tradisi ini. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai etnokonservasi dalam tradisi Ngunggahne Beras. Kegiatan dilakukan melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan untuk mengukur ketercapaian adalah dengan membandingkan pengetahuan awal dan akhir setelah mendapat perlakukan berupa permainan edukasi. Pengetahuan tentang tradisi Ngunggahne Beras meningkat dari 10% menjadi 98%. Pengetahuan tentang jenis tanaman yang digunakan dalam ritual meningkat dari 35 menjadi 93%. Pengetahuan melestarikan tanaman ritual menngkat dari 80 menjadi 88%. Kemampuan mencandra tanaman peserta pengabdan meningkat dari 45 menjadi 95%, dan pengetahuan tentang jenis makanan yang digunakan dalam tradisi Ngunggahne Beras meningkat dari 75 menjadi 100%.