Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Tabarru Contracts in the Form of Self Guarantee and Providing Something Nanang Naisabur; Haris Maiza Putra
International Journal of Nusantara Islam Vol 9, No 2 (2021): International Journal of Nusantara Islam
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ijni.v9i2.14301

Abstract

This study is to discuss the tabarru contract in the form of guaranteeing oneself (Kafalah and Wakalah) and giving something (Grants, Gifts, Waqf, Zakat, Infaq, Alms), where basically the tabbaru contract is giving something (giving something) or lending something. (leding something) adak tabarru the purpose is to help each other. When the tabarru contract has been agreed, it cannot be converted into a tijarah contract whose purpose is to gain profit, except by agreement between the two parties to the contract. However, it is different from the tijarah contract that has been agreed upon, this contract may be changed into a tabarru contract if the party whose rights are retained gives up their rights, thereby canceling the obligations that have not carried out their obligations. The function of this tabarru contract, apart from the orientation of this contract, is to seek the afterlife, not for commercial purposes. However, in its development, this contract is often related to commercial transaction activities, because this tabarru' contract can function as an intermediary that bridges and facilitates the tijarah contract
PRINCIPLES OF ISLAMIC ECONOMIC NORMS IN THE AL-QUR’AN PERSPECTIVE Ade Jamarudin; Nanang Naisabur; Chikal Anugrah Putra Naisabur; Yundri Akhyar
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v15i1.2290

Abstract

Ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang terinspirasi oleh nilai-nilai Islam. Al- Al-Qur’an  tidak hanya membatasi pada orang beriman, tetapi kemanusiaan secara keseluruhan, yang seharusnya tidak terjadi perampasan orang lain dengan cara yang tidak benar (salah). Dengan adanya al-Al-Qur’an  sebagai sebuah solusi dan menegaskan bahwa harta dan kekayaan harus didistribusikan secara adil dan merata, tidak boleh berhenti atau berputar di kalangan elit saja. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan bersifat deskriptif, analitik dan komparatif. al-Al-Qur’an  telah menawarkan prinsip keadilan dan kesucian pada tiga aspek sekaligus. Ketiga aspek tersebut adalah pertama, melarang pemilikan atau pengelolaan harta yang haram (dzatiyahnya). Kedua, terlarang dalam cara dan proses memperoleh atau mengelola dan mengembangkannya, ketiga, terlarang pada dampak pengelolaan. Keadilan adalah hak individu, kelompok dan golongan. Artinya nilai-nilai kebenaran dan kualitas kebajikan harus diberikan kepada setiap orang. Ketidakadilan ekonomi adalah penyebab perselingkuhan sosial, korupsi dan ketidaksetaraan sosial. Al-Al-Qur’an  tidak hanya membatasi kepada orang mukmin tetapi manusia secara keseluruhan, yakni hendaknya jangan terjadi pengambilan hak orang lain dengan cara yang tidak benar. Pengambilan, pengalihan atau pertukaran hak dari seseorang kepada orang lain hendaknya dilakukan dengan cara halal, rela sama rela, tak ada yang rugi dan dirugikan. [Islamic economics is a social science that studies the economic problems of society which are inspired by Islamic values. The Al-Qur’an  does not only limit the believers, but humanity as a whole, which should not be deprived of others in an unrighteous (wrong) way. With the existence of the Al-Qur’an  as a solution and emphasizing that wealth and wealth must be distributed fairly and evenly, it should not stop or rotate among the elite. This research is a library research and is descriptive, analytic and comparative. al-Al-Qur’an  has offered the principles of justice and holiness in three aspects at once. The three aspects are, first, prohibiting the ownership or management of illegal assets. Second, prohibited in the way and process of obtaining or managing and developing it, third, prohibited on the impact of management. Justice is the right of individuals, groups and groups. This means that the values of truth and the quality of virtue must be given to everyone. Economic injustice is a cause of social infidelity, corruption and social inequality. The Al-Qur’an  does not only limit the believers but the human being as a whole, that is, there should be no taking of other people's rights in an improper way. Taking, transferring or exchanging rights from one person to another should be carried out in a lawful manner, mutually willing, no one loses or loses.]
TALAQQI: METODE MEMBACA AL QURAN DI PESANTREN NURUL HIKMAH Rian Nuryana; Nanang Naisabur; Hasan Bisri
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol 1, No 1 (2019): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Today, there are many different types of methods developed in learning the Koran. Everything has advantages and disadvantages. One method that is often done in learning the Koran, namely the method of talaqqi or which is often referred to as the sorogan method. This study aims to determine the effect of the talaqqi method, the ability to read the Koran and the influence of the implementation of the talaqqi method on the ability to recite the Koran in Nurul Hikmah Islamic Boarding School. This research uses inferential descriptive methods. With statistical analysis, the authors process numerical data obtained from 40 respondents, so that it can be known whether or not the influence of the implementation of the talaqqi method on the ability to read the Koran in Nurul Hikmah Islamic Boarding School. The results of this study are as follows: for the X variable (the effect of the talaqqi method) with an average value of this variable equal to 157 with good criteria. Then for variable Y (ability to recite the Koran), the average value of this variable is 155.4 with good criteria. Based on the results of data analysis, it can be concluded that there is an effect of the implementation of the talaqqi method on the ability to read the Koran in the Nurul Hikmah Islamic Boarding School because t_count is greater than t_ (table) (4.1792> 2.0244) with an effect of 31.49%, where the value r = 0.5611 , which gets the "medium" category. While the remaining 68.51% is influenced by other variables not examined by the author and is thought to affect the ability to read the Koran.Keywords: Talaqqi, Al Quran Method, Nurul Hikmah Islamic Boarding School                                             AbstrakDewasa ini, banyak sekali berkembang berbagai macam metode dalam pembelajaran Alquran. Semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Salah satu metode yang sering dilakukan dalam pembelajaran Alquran, yaitu metode talaqqi atau yang sering disebut dengan metode sorogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode talaqqi, kemampuan membaca Alquran dan pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran di Pondok Pesantren Nurul Hikmah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif inferensial. Dengan analisis statistik, penulis mengolah data-data angka yang didapat dari 40 responden, sehingga dapat diketahui besar atau tidaknya pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk variabel X (pengaruh metode talaqqi) dengan nilai rata-rata dari variabel ini sebesar 157 dengan kriteria baik. Kemudian untuk variabel Y (kemampuan membaca Alquran), nilai rata-rata dari variabel ini sebesar 155,4 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah karena  lebih besar dari  (4.1792 > 2.0244) dengan pengaruh sebesar 31.49%, di mana nilai r = 0.5611, yang mendapatkan kategori “sedang”. Sedangkan sisanya sebesar 68.51 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis dan diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan membaca Alquran.Kata kunci: Talaqqi, Metode al Quran, Pesantren Nurul Hikmah
DISHARMONISASI UNDANG-UNDANG YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN SENGKETA EKONOMI SYARI’AH DI PENGADILAN Nanang Naisabur; Abdul Halim Sholeh
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol.1, No,2, July 2018
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.357 KB) | DOI: 10.31943/afkar_journal.v2i1.26

Abstract

Pesatnya pertumbuhan aset ekonomi syari’ah di Indonesia menimbulkan konsekuensi logis bagi meningkatnya sengketa ekonomi syari’ah. Penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah melalui jalur pengadilan merupakan wewenang absolut pengadilan agama. Hal ini dikukuhkan dengan UU No. 3/2006 dan Putusan MK No. 93/PUU-X/2012. Namun disisi lain masih terdapat gesekan kewenangan antara Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri dalam menangani sengketa ekonomi syari’ah yang ditimbulkan dari adanya ketidakharmonisan antara Pasal 49 huruf (i) UU Nomor 3 Tahun 2006 dengan Pasal 61 dan Pasal 72 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 1999, Pasal 56 ayat (2) dan Pasal 57 UU Nomor 8 Tahun 1999, serta Pasal 1 angka 7 UU Nomor 37 Tahun 2004, yang sampai saat ini masih belum terselesaikan sehingga masih menimbulkan ketidakpastian hukum.
Konsep Akad Tabarru dalam Bentuk Menjaminkan Diri dan Memberikan Sesuatu Haris Maiza Putra; Sofian Al-Hakim; Ending Solehudin; Nanang Naisabur
JURNAL HUKUM EKONOMI SYARIAH Volume 5, No. 1, April 2022
Publisher : Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jhes.v5i1.12141

Abstract

Akad tabarru dalam bentuk memberikan sesuatu atau menjaminkan sesuatu adalah akad yang tujuannya untuk tolong menolong antar sesama. Akad tabarru ini bertujuan mencari keuntungan akhirat, bukan untuk keperluan komersil seperti akad tijarah. Akan tetapi dalam perkembangannya akad ini sering berkaitan dengan kegiatan transaksi komersil, karena akad tabarru ini bisa berfungsi sebagai perantara yang menjembatani dan memperlancar akad tijarah, sehingga terjadi banyak perbedaan persepsi tentang akad tabarru yang di komersilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan konsep akad tabarru dalam bentuk menjaminkan diri dan memberikan sesuatu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berhubungan dengan akad tabarru dari sumber buku, artikel, jurnal dan laporan penelitian, dan teknik analisis data menggunakan metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akad tabarru dalam hal menjaminkan diri dalam praktik kafalah dan wakalah telah tumbuh berkembang di Indonesia, perlu adanya kehati-hatian dalam melakukan akad kafalah mengenai rukun dan syaratnya, karena praktik kafalah kontemporer sudah berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan jenisnya. Terkait akad tabarru dalam hal memberikan sesuatu dalam praktik hibah, hadiah, wakaf, zakat, infak dan shadaqah tidak ada perdebatan ulama mazhab akan ketidakbolehannya, yang dibutuhkan di Indonesia adalah kesadaran masyarakat untuk melakukannya. Implikasi dari penelitian ini adalah semua pihak diharapkan berhati-hati dalam melakukan akad tabarru, jangan sampai mengambil keuntungan dari akad tabarru yang tujuannya adalah untuk tolong menolong antar sesama.
The Construction of Cooperation Contract in Sharia Banking with Qowaid Fiqhiyyah Muamalah Review Nanang Naisabur; Nova Nova
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol 4, No 1 (2022): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of Islamic banking at this time is progressing. The public is interested in the profit-sharing system offered by Islamic banking. There are characteristics of Islamic banking that distinguish it from conventional banking in general, namely the existence of sharia contracts which are the basis for the establishment of economic activities. Here the author examines more deeply about the construction of Islamic banking contracts using the literature analysis method, which is reviewed from several sources of books and journals which are then researched and associated with the issues discussed. The results of the study stated that there are several factors that influence the obstacles in the construction of cooperation contracts in Islamic banking. Among these factors is the tendency of Islamic financial institutions or Islamic banking to implement sharia cooperation contracts on certain products only with reference to conventional interest. This is nothing but based on two mutually attractive laws, namely between sharia law and conventional law. In addition, the lack of qualified human resources in the field of Islamic banking is also a factor, especially in understanding the rules of fiqhiyyah. This Fiqhiyyah rule has a close relationship, especially in running the Islamic economy. Then can this sharia principle or contract be maintained and developed in this sharia banking product by referring to fiqhiyyah rules or does it continue to refer to existing conventional law? Keywords: Sharia Banking, Cooperation Agreement, Fiqhiyyah Rules ABSTRAK Perkembangan perbankan syari’ah pada masa ini tengah mengalami kemajuan. Masyarakat tertarik pada sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh perbankan yari’ah. Terdapat karakteristik perbankan syari’ah yang menjadi pembeda dari perbankan konvensional pada umumnya, yakni adanya akad-akad syari’ah yang menjadi landasan dalam terjalinnya kegiatan ekonomi. Disini penulis meneliti lebih dalam mengenai konstruksi akad perbankan syariah dengan menggunakan metode analisis pustaka yakni dikaji dari beberapa sumber buku dan jurnal yang kemudian diteliti dan dikaitkan dengan isu yang dibahas. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hambatan dalam perkembangan produk perbankan syari’ah ini. Diantara faktor tersebut ialah adanya kecenderungan Lembaga keuangan syari’ah atau perbankan syari’ah dalam mengimplementasikan akad-akad syari’ah dalam produknya hanya pada akad-akad tertentu sehingga akad-akad lain belum mendapatkan tempatnya dalam Lembaga keuangan syari’ah atau perbankan syari’ah ini. Hal tersebut tidak lain didasarkan dari dua hukum yang saling tarik menarik yakni antara hukum syari’ah dengan hukum konvensional. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang perbankan syari’ah juga menjadi salah satu faktor terutama dalam pemahaman kaidah fiqhiyyah. Kaidah Fiqhiyyah ini memiliki kaitan erat khususnya dalam menjalankan perekonomian Islam. Kemudian apakah prinsip atau akad syari’ah ini dapat dipertahankan dan dikembangkan dalam produk perbankan syari’ah ini dengan merujuk pada kaidah fiqhiyyah atau justru terus merujuk pada hukum konvensional yang ada? Kata Kunci : Perbankan Syari’ah, Akad Kerjasama, Kaidah Fiqhiyyah
Islamic Philanthropy Fiqh in Modern Context Nanang Naisabur; Haris Maiza Putra; Chikal Anugrah Putra Naisabur; Diana Farid; Hisam Ahyani
Al-Muamalat: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 10, No 1 (2023): January
Publisher : Department of Sharia Economic Law, Faculty Sharia and Law, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/am.v10i1.21068

Abstract

This study aims to determine Islamic philanthropy in a modern context. Islamic philanthropy is taken from the religious doctrine of the Qur'an and hadith as a human and religious commitment so that Islamic charity appears as zakat, infaq, alms, and endowments. This type of research is qualitative with a literature study method. Data collection techniques in literature study are through books, articles, journals, and research reports related to the problem being researched. The results of the study found that in Indonesia, practices in zakat, waqf, infaq, and sadaqah (Ziswaf) are seen as economic symbols of justice and democracy, being able to place economic resources in their proper place. In conclusion, Islamic philanthropy in the modern context is a stylish way of managing one's social generosity in the context of carrying out muamalah activities among fellow human beings.
Tabarru Contracts in the Form of Self Guarantee and Providing Something Nanang Naisabur; Haris Maiza Putra
International Journal of Nusantara Islam Vol 9, No 2 (2021): International Journal of Nusantara Islam
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ijni.v9i2.14301

Abstract

This study is to discuss the tabarru contract in the form of guaranteeing oneself (Kafalah and Wakalah) and giving something (Grants, Gifts, Waqf, Zakat, Infaq, Alms), where basically the tabbaru contract is giving something (giving something) or lending something. (leding something) adak tabarru the purpose is to help each other. When the tabarru contract has been agreed, it cannot be converted into a tijarah contract whose purpose is to gain profit, except by agreement between the two parties to the contract. However, it is different from the tijarah contract that has been agreed upon, this contract may be changed into a tabarru contract if the party whose rights are retained gives up their rights, thereby canceling the obligations that have not carried out their obligations. The function of this tabarru contract, apart from the orientation of this contract, is to seek the afterlife, not for commercial purposes. However, in its development, this contract is often related to commercial transaction activities, because this tabarru' contract can function as an intermediary that bridges and facilitates the tijarah contract
TALAQQI: METODE MEMBACA AL QURAN DI PESANTREN NURUL HIKMAH Nuryana, Rian; Naisabur, Nanang; Bisri, Hasan
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 1 No. 1 (2019): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Today, there are many different types of methods developed in learning the Koran. Everything has advantages and disadvantages. One method that is often done in learning the Koran, namely the method of talaqqi or which is often referred to as the sorogan method. This study aims to determine the effect of the talaqqi method, the ability to read the Koran and the influence of the implementation of the talaqqi method on the ability to recite the Koran in Nurul Hikmah Islamic Boarding School. This research uses inferential descriptive methods. With statistical analysis, the authors process numerical data obtained from 40 respondents, so that it can be known whether or not the influence of the implementation of the talaqqi method on the ability to read the Koran in Nurul Hikmah Islamic Boarding School. The results of this study are as follows: for the X variable (the effect of the talaqqi method) with an average value of this variable equal to 157 with good criteria. Then for variable Y (ability to recite the Koran), the average value of this variable is 155.4 with good criteria. Based on the results of data analysis, it can be concluded that there is an effect of the implementation of the talaqqi method on the ability to read the Koran in the Nurul Hikmah Islamic Boarding School because t_count is greater than t_ (table) (4.1792> 2.0244) with an effect of 31.49%, where the value r = 0.5611 , which gets the "medium" category. While the remaining 68.51% is influenced by other variables not examined by the author and is thought to affect the ability to read the Koran. Keywords: Talaqqi, Al Quran Method, Nurul Hikmah Islamic Boarding School                                          Abstrak Dewasa ini, banyak sekali berkembang berbagai macam metode dalam pembelajaran Alquran. Semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Salah satu metode yang sering dilakukan dalam pembelajaran Alquran, yaitu metode talaqqi atau yang sering disebut dengan metode sorogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode talaqqi, kemampuan membaca Alquran dan pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran di Pondok Pesantren Nurul Hikmah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif inferensial. Dengan analisis statistik, penulis mengolah data-data angka yang didapat dari 40 responden, sehingga dapat diketahui besar atau tidaknya pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk variabel X (pengaruh metode talaqqi) dengan nilai rata-rata dari variabel ini sebesar 157 dengan kriteria baik. Kemudian untuk variabel Y (kemampuan membaca Alquran), nilai rata-rata dari variabel ini sebesar 155,4 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan metode talaqqi terhadap kemampuan membaca Alquran santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah karena  lebih besar dari  (4.1792 > 2.0244) dengan pengaruh sebesar 31.49%, di mana nilai r = 0.5611, yang mendapatkan kategori “sedang”. Sedangkan sisanya sebesar 68.51 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis dan diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan membaca Alquran. Kata kunci: Talaqqi, Metode al Quran, Pesantren Nurul Hikmah
The Construction of Cooperation Contract in Sharia Banking with Qowaid Fiqhiyyah Muamalah Review Naisabur, Nanang; Nova, Nova
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 4 No. 1 (2022): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of Islamic banking at this time is progressing. The public is interested in the profit-sharing system offered by Islamic banking. There are characteristics of Islamic banking that distinguish it from conventional banking in general, namely the existence of sharia contracts which are the basis for the establishment of economic activities. Here the author examines more deeply about the construction of Islamic banking contracts using the literature analysis method, which is reviewed from several sources of books and journals which are then researched and associated with the issues discussed. The results of the study stated that there are several factors that influence the obstacles in the construction of cooperation contracts in Islamic banking. Among these factors is the tendency of Islamic financial institutions or Islamic banking to implement sharia cooperation contracts on certain products only with reference to conventional interest. This is nothing but based on two mutually attractive laws, namely between sharia law and conventional law. In addition, the lack of qualified human resources in the field of Islamic banking is also a factor, especially in understanding the rules of fiqhiyyah. This Fiqhiyyah rule has a close relationship, especially in running the Islamic economy. Then can this sharia principle or contract be maintained and developed in this sharia banking product by referring to fiqhiyyah rules or does it continue to refer to existing conventional law? Keywords: Sharia Banking, Cooperation Agreement, Fiqhiyyah Rules   AbstrakPerkembangan perbankan syari’ah pada masa ini tengah mengalami kemajuan. Masyarakat tertarik pada sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh perbankan yari’ah. Terdapat karakteristik perbankan syari’ah yang menjadi pembeda dari perbankan konvensional pada umumnya, yakni adanya akad-akad syari’ah yang menjadi landasan dalam terjalinnya kegiatan ekonomi. Disini penulis meneliti lebih dalam mengenai konstruksi akad perbankan syariah dengan  menggunakan metode analisis pustaka yakni dikaji dari beberapa sumber buku dan jurnal yangkemudian diteliti dan dikaitkan dengan isu yang dibahas. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hambatan dalam perkembangan produk perbankan syari’ah ini. Diantara faktor tersebut ialah adanya kecenderungan Lembaga keuangan syari’ah atau perbankan syari’ah dalam mengimplementasikan akad-akad syari’ah dalam produknya hanya pada akad-akad tertentu sehingga akad-akad lain belum mendapatkan tempatnya dalam Lembaga keuangan syari’ah atau perbankan syari’ah ini. Hal tersebut tidaklain didasarkan dari dua hukum yang saling tarik menarik yakni antara hukum syari’ah dengan hukum konvensional. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang perbankan syari’ah juga menjadi salah satu faktor terutama dalam pemahaman kaidah fiqhiyyah. Kaidah Fiqhiyyah ini memiliki kaitan erat khususnya dalam menjalankan perekonomian Islam. Kemudian apakah prinsip atau akad syari’ah ini dapat dipertahankan dan dikembangkan dalam produk perbankan syari’ah ini dengan merujuk pada kaidah fiqhiyyah atau justru terus merujuk pada hukum konvensional yang ada? Kata Kunci : Perbankan Syari’ah, Akad Kerjasama, Kaidah Fiqhiyyah