Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

GALERI DAN SANGGAR ANGKLUNG DI SURABAYA Natalia, Dessy
eDimensi Arsitektur Petra Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : eDimensi Arsitektur Petra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Galeri dan Sanggar Angklung di Surabaya ini merupakan salah satu fasilitas wisata yang mewadahi kegiatan masyarakat sehubungan dengan pengenalan dan permainan dari salah satu alat musik khas indonesia, yaitu Angklung. Pengadaan fasilitas ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengedukasi masyarakat luas, baik dari dalam negeri maupun luar negeri mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan musik angklung. Serta terdapat pula fasilitas gedung pertunjukkan dimana para pengunjung dapat langsung menikmati alunan dari musik angklung. Hal ini didukung pula dengan pengesahan yang telah dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2010 terhadap angklung yang diakui sebagai salah satu alat musik asli dari Indonesia. Angklung juga dikenal sebagai alat musik yang sudah universal di indonesia, sehingga dengan keberadaan fasilitas ini di Surabaya dapat mendukung minat dan bakat yang dimiliki oleh anak-anak Surabaya terhadap Angklung serta mendukung eksistensi dari Sanggar Alang-Alang yang telah mempelajari dan memainkan angklung terlebih dahulu dimana letaknya berada di dekat site.  Agar kegiatan yang terjadi di dalam fasilitas ini dapat berjalan dengan baik, maka digunakan pendekatan arsitektur perilaku yang dikombinasi dengan pendekatan akustik. Pendekatan tersebut digunakan agar nilai-nilai kebersamaan yang dimiliki oleh angklung dapat dirasakan dan tersampaikan dengan baik kepada pengguna fasilitas melalui elemen arsitektural. Agar  perilaku kebersamaan tersebut dapat terwujud dengan baik, didukung pula dengan akustik, dimana angklung tidak pernah lepas dengan sistem akustiknya. Untuk pendalaman yang digunakan adalah pendalaman akustik yang lebih mendalami mengenai material untuk mendukung sistem akustik yang baik serta pemaksimalan penggunaan material bambu. 
IDENTIFIKASI DAN ISOLASI HALOALKANA DEHALOGENASE DARI PSEUDOMONAS AERUGINOSA STRAIN LOKAL Nora, Adri; Ratnaningsih, Enny; Natalia, Dessy
Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity Vol 1, No 1 (2017): Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity
Publisher : Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSenyawa organohalida banyak digunakan dalam industri sebagai pestisida dan aditif untuk bensin. Salah satu senyawa organohalida yang banyak diproduksi adalah 1,2-dikloroetana (DCE). Namun, senyawa organohalida merupakan polutan yang dapat membahayakan lingkungan karena senyawa ini sulit terdegradasi dan bersifat karsinogenik. Beberapa bakteri diketahui mampu mendegradasi DCE seperti bakteri dari genus Pseudomonas, Bradyrizhobium, dan Xantobacter. Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan haloalkana dehalogenase yang mampu mengkatalisis pemutusan ikatan antara karbon dengan halogen. Pada DCE katalisis dehalogenase menghasilkan 2-kloroetanol, ion halida, dan  proton. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi dan isolasi haloalkana dehalogeanse dari Pseudomonas aeruginosa strain lokal. Pseudomonas aeruginosa diidentifikasi dengan PCR16S ribosomal DNA menggunakan Unibi (5’-GGT TAC (GC) TTG TTA CGA CTT-3) sebagai primer maju dan BactF-1 (5’-AGA GTT TGA TCA CTG GCT CAG-3’) sebagai primer mundur. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh dalam medium Luria Bertani dan minimal medium yang mengandung DCE 1─10mM. Haloalkana dehalogenase yang dihasilkan merupakan enzim intrasel dengan aktivitas spesifik 8,809 unit/mg protein (unit = µmol Cl- / menit). Isolasi dan fraksinasi haloalkana dehalogenase menghasilkan aktivitas spesifik menjadi 32,108 unit/mg protein (naik 3,5 kali dibandingkan ekstrak kasarnya). Jika dibandingkan dengan Pseudomonas aeruginosa OK1, Pseudomonas aeruginosa strain lokal ini lebih berpotensi untuk digunakan dalam bioremediasi karena Pseudomonas aeruginosa strain lokal memiliki aktivitas spesifik yang lebih besar dan kemampuan tumbuh yang lebih cepat dibandingkan OK1. Kata Kunci : 1,2-dikloroetana, Pseudomonas aeruginosa, haloalkana dehalogenase
Construction of an EPO (Human-Erythropoietin) Synthetic Gene Through a Recurvise-PCR Method Fuad, Asrul Muhamad; Gusdinar, Tutus; Retnoningrum, Debbie Sofie; Natalia, Dessy
ANNALES BOGORIENSES Vol 12, No 1 (2008): Annales Bogorienses
Publisher : Research Center for Biotechnology - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7152.292 KB) | DOI: 10.1234/60

Abstract

Human  erythropoietin (hEPO)  is an  important glycoprotein  in human  that is coded by a single gene named EPO  (eryhtopoietin). EPO  is  a  glycoprotein  hormone  that  promotes  erythropoiesis,  which  is  the  formation process of mature  red  blood  cell  (erythrocytes)  in  human  bodies.  It  is  widely used  for  treatment  of anemia  in patient  With  chronic  renal failure.  Therefore  EPO has  been classified  as hematopoietic cytokine. Recombinant hEPO  (rhEPO)  has  been  commercially  available,  such  a  Epogen.  It  is  produced  in  mammalian  cell, such  as CHO  (Chine  e hamster ovary) cells  for  the  reason of  its complex structure as a glyco-protein. In  an effort  to  use and optimize heterolgous EPO gene expression  in  an  alternative eukaryotic  host  cells  such  as  yeast, an  EPO­synthetic  gene  (EPOsyn)  was  constructed.  The  synthetic  gene  had  been designed to contain  optimaI Pichiapastoris codon usage . It had  been constructed by a  recursive-PCR method  in  two-step PCR reactions. The gene was assembled  from  8 single strands synthetic  oligonuclotides having an average  length of 90 nt with 20  to 30 overlap  region  between  two  adjacent  oligos. The  synthetic  gene  has  less  GC  content  (4-.3 1%)  compared  its native (human) gene (59.08%). The synthetic gene has  been cloned  in  pCR2.1  cloning plasmid and sequenced. From  8  independent clones,  it was revealed  that  the error  rate  was  1.59%,  in which  1.42% was due  to deletions and 0.17% due  to substitutions. Design of  the gene sequences, construction method and DNA sequence analysis of  the gene will  be discussed  in  this  paper.   Keywords: Human erythropoietin (hEPO), erythropoiesis  EPO­synthetic  gene, recursive-PCR, Pichiapastoris, hematopoietic cytokine.
IDENTIFIKASI DAN ISOLASI HALOALKANA DEHALOGENASE DARI PSEUDOMONAS AERUGINOSA STRAIN LOKAL Nora, Adri; Ratnaningsih, Enny; Natalia, Dessy
Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity Vol 1, No 1 (2017): Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSenyawa organohalida banyak digunakan dalam industri sebagai pestisida dan aditif untuk bensin. Salah satu senyawa organohalida yang banyak diproduksi adalah 1,2-dikloroetana (DCE). Namun, senyawa organohalida merupakan polutan yang dapat membahayakan lingkungan karena senyawa ini sulit terdegradasi dan bersifat karsinogenik. Beberapa bakteri diketahui mampu mendegradasi DCE seperti bakteri dari genus Pseudomonas, Bradyrizhobium, dan Xantobacter. Bakteri-bakteri tersebut menghasilkan haloalkana dehalogenase yang mampu mengkatalisis pemutusan ikatan antara karbon dengan halogen. Pada DCE katalisis dehalogenase menghasilkan 2-kloroetanol, ion halida, dan  proton. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi dan isolasi haloalkana dehalogeanse dari Pseudomonas aeruginosa strain lokal. Pseudomonas aeruginosa diidentifikasi dengan PCR16S ribosomal DNA menggunakan Unibi (5’-GGT TAC (GC) TTG TTA CGA CTT-3) sebagai primer maju dan BactF-1 (5’-AGA GTT TGA TCA CTG GCT CAG-3’) sebagai primer mundur. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh dalam medium Luria Bertani dan minimal medium yang mengandung DCE 1─10mM. Haloalkana dehalogenase yang dihasilkan merupakan enzim intrasel dengan aktivitas spesifik 8,809 unit/mg protein (unit = µmol Cl- / menit). Isolasi dan fraksinasi haloalkana dehalogenase menghasilkan aktivitas spesifik menjadi 32,108 unit/mg protein (naik 3,5 kali dibandingkan ekstrak kasarnya). Jika dibandingkan dengan Pseudomonas aeruginosa OK1, Pseudomonas aeruginosa strain lokal ini lebih berpotensi untuk digunakan dalam bioremediasi karena Pseudomonas aeruginosa strain lokal memiliki aktivitas spesifik yang lebih besar dan kemampuan tumbuh yang lebih cepat dibandingkan OK1. Kata Kunci : 1,2-dikloroetana, Pseudomonas aeruginosa, haloalkana dehalogenase
OPTIMASI EKSPRESI SCFV-BAD ANTI-NS1 VIRUS DENGUE PADA ESCHERICHIA COLI ORIGAMI MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHOD Astriany, Dewi; Effendi, Syulastri; Febriani Aji Kusuma, Sherlynda; Kusumawardhani, Shinta; Permana Maksum, Iman; Natalia, Dessy; Subroto, Toto
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.556 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v11i1.183

Abstract

Dengue merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Manifestasi klinis infeksi dengue sulit dibedakan dengan penyakit infeksi lainnya. Uji diagnostik infeksi virus dengue yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk konfirmasi penyakit dan penanganan pasien yang tepat. NS1 adalah glikoprotein yang paling imunogenik dan lestari, disekresikan ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, pemeriksaan antigen dari virus dengue NS1 telah diidentifikasi sebagai salah satu penanda spesifik dalam uji diagnostik laboratorium, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi dengue primer atau sekunder pada stadium awal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum ekspresi protein fusi scFv-BAD rekombinan untuk deteksi antigen NS1 virus dengue menggunakan Response Surface Method. Ekspresi protein diinduksi oleh berbagai konsentrasi IPTG (0,1, 0,5, dan 1 mM) pada beberapa suhu selama 18 jam dalam medium Luria Bertani dengan penambahan biotin. ScFv terbiotinilasi rekombinan yang dimurnikan dikarakterisasi dengan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein fusi scFv-BAD rekombinan sebagian berada dalam bentuk terlarut dan sebagian berupa badan inklusi. Analisis Central Composite Design menunjukkan bahwa konsentrasi IPTG yang sesuai untuk memproduksi protein scFv rekombinan adalah 0,5 mM pada suhu 28 ºC pada media Luria Bertani.
Improvement of Plasmid Volumetric Yield by Addition of Glycerol and Phosphate Buffer in Escherichia coli TOP10 Batch Culture Anindyajati; Afifah, Salma Aulia; Riani, Catur; Tan, Marselina Irasonia; Natalia, Dessy; Giri-Rachman, Ernawati Arifin; Artarini, Anita
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 3 (2024): May 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.3.572-580

Abstract

The investigation of mRNA development has gained substantial interest, particularly in the ex vivo and in vivo therapy. mRNA is widely used for the development of gene editing-based therapies and mRNA vaccines. The aim of this study was to optimize the medium and harvest time to increase plasmid DNA production as part of mRNA production. This study modified used a medium modification approach to achieve high density culture of Escherichia coli TOP10 pGEMT-N in batch cultivation method. Various media formulations were assessed, including LB; LB with phosphate buffer (K2HPO4 12.549 g/L and KH2PO4 2.31 g/L); LB with glycerol (50 g/L); LB with glycerol and phosphate buffer; LB with phosphate buffer, glycerol, glucose (15 g/L), and galactose (15 g/L). The effect of additional carbon sources and phosphate buffer on culture density was measured through OD600 and wet cell weight analysis. The highest OD600 and wet cell weight was observed when LB with glycerol and phosphate buffer was used, with OD600 of 4.78±0.14 and wet cell weight of 36.00±0.63 mg/ml. Plasmid DNA was subsequently isolated from these cultures following 5- and 7.5-hour incubation periods. The utilization of LB medium with glycerol and phosphate buffer resulted in a substantial increase in the volumetric concentration of plasmid DNA of 1,516.97±385.00 ng/ml after 5 hours of incubation. In conclusion, a remarkable enhancement in plasmid DNA volumetric yield within 5 hours was achieved by addition of glycerol and phosphate buffer to LB medium, leading to incubation period.
5. Analisis Lingkungan Strategis Pulau Miangas, Pulau Terluar Indonesia Bagian Utara Fahmi, Ice; Soelistyo, Tri; Maulani, Muhammad; Natalia, Dessy; Sasongko, Nugroho Adi; Yoesgiantoro, Donny
Jurnal TNI Angkatan Udara Vol 1 No 3 (2022): Jurnal TNI Angkatan Udara Triwulan Ketiga
Publisher : Staf Komunikasi dan Elektronika, TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v1i3.6

Abstract

Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, pulau-pulau di perbatasan memiliki peran yang sangat penting. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional (United Nations Convention on the Lawpof the Sea) 1982 pasal 47 ayat 1, negara kepulauan berhak menarik garis pangkal kepulauan (archipelagic baseline) sebagai dasar pengukuran wilayah perairannya dari titik-titik terluar pulau-pulau terluarnya. Dengan kata lain, pulau-pulau kecil ini turut menentukan batas-batas kedaulatan NKRI. Apabila Pulau Miangas lepas dari NKRI, maka Bangsa Indonesia akan kehilangan wilayah laut yang luas berikut sumber daya yang terkandung di dalamnya. Pemerintah juga telah melihat ancaman berupa kekhawatiran Indonesia akan perubahan orientasi warga Miangas, dan peluang berupa destinasi baru untuk pariwisata Indonesia. Oleh sebab itu Pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait pembangunan pulau terluar Indonesia sebagai beranda negara. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga melakukan pengembangan di wilayah perbatasan utara tersebut untuk melindungi dan menjaga lingkungan strategis Indonesia baik dalam aspek militer, politik, ekonomi dan sosial demi memenuhi kepentingan nasional Indonesia
PENINGKATAN DAYA TARIK WISATA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA WISATA CIHIDEUNG UDIK BOGOR Ardiansyah, Imam; Krisnadi, Antonius Rizki; Dewantara, Yudhiet Fajar; Iskandar, Hari; Natalia, Dessy; Facrureza, Dewanta; Rosanto, Stephanie; Vishnuvardhana, Vishnuvardhana; Hema, Lamtiar
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2: Mei-Agustus 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i2.3214

Abstract

The implementation of the Community Service Program by the Hospitality and Tourism Study Program of Bunda Mulia University, designed with the main goal of expanding knowledge and enhancing the skills of participants, especially in understanding the potential of Cihideung Udik Village. This activity is also aimed at facilitating the establishment of cooperation and partnerships between Bunda Mulia University and the managers of Cihideung Udik Village, as a realization of the development of social competencies for lecturers. The conclusion highlights the role of Community Service as a platform where lecturers can share knowledge with the community, focusing on improving the quality of life, especially for participants from Cihideung Udik Village. Community Service is also considered a space that provides valuable experiences and guidance for participants, preparing them with practical knowledge to establish their own businesses and manage the potential of village tourism with high expertise. This conclusion reflects a commitment to comprehensive community development and the empowerment of village potential through participatory and educational approaches.edukatif
PENGELOLAAN DESA WISATA UNTUK MENJADIKAN DESA KOLEANG KABUPATEN BOGOR SEBAGAI DESA WISATA UNGGUL Ardiansyah, Imam; Krisnadi, Antonius Rizki; Iskandar, Hari; Natalia, Dessy; Facrureza, Dewanta; Rosanto, Stephanie; Vishnuvardhana, Vishnuvardhana; Hema, Lamtiar; Djunaid, Ika Suryono; Susanto, Prayogo; Dewantara, Yudhiet Fajar
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2: Mei-Agustus 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i2.3376

Abstract

This community service program was conducted in Koleang Tourism Village, Bogor Regency, with the aim of enhancing the management of the village as a tourist destination. The main objective of this activity was to improve the capacity and skills of local residents in harnessing tourism potential, enabling Koleang Village to develop into a leading tourist village. The methods used included training, mentoring, and workshops involving various stakeholders such as village authorities, local business operators, and the general community. The results of this program demonstrated an increase in residents' understanding and skills in marketing, service, facility management, and tourism product development. Additionally, the program successfully fostered better collaboration between the community and related parties in the development of the tourism village. Consequently, Koleang Village is expected to become a more attractive and competitive tourist destination, ultimately enhancing the local community's welfare
Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Mereka Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 5 Rantau Natalia, Dessy
Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media Vol 5 No 1 (2024): Journal of Innovation in Teaching and Instructional Media
Publisher : Yayasan Sembilan Pemuda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52690/jitim.v5i1.932

Abstract

The school environment is very important for students, especially in terms of the learning process. Therefore, the school environment greatly influences the student learning process. Students must be highly motivated to achieve learning goals. There are two motivations, namely intrinsic and extrinsic. Both of these motivations are influenced by the school environment. This research involved 122 students in grades 7, 8 and 9 at SMP Negeri 5 Rantau Bayur. Proportional random sampling was used to take samples from 61 students out of 122 students. The school environment was the independent variable, and learning motivation was the dependent variable. To collect data, observation, questionnaires, and documentation were used. Regression analysis and descriptive percentages were used to analyze the data. The results of descriptive analysis of data regarding the influence of the school environment for 61 students showed that 14 students were very high (19.44%), 46 students were high (79.17%), and 1 student was low (1.39%). Of the 61 samples, student learning motivation showed 7 students were very high (9,72%), 50 students were high (84.72%), and 4 students were low (5.56%). There is a significant influence between the school environment on learning motivation, and the relationship between the two variables is linear.