Claim Missing Document
Check
Articles

PRIORITAS PENANGANAN JALAN LUAR KOTA KABUPATEN PACITAN Handayani, Dewi; Hartono, Widi; Firdausy, Sabila
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.68 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36964

Abstract

Kondisi ruas-ruas jalan luar kota di Kabupaten Pacitan yang mengalami kerusakan menjadi persoalan yang harus diselesaikan dengan cepat. Namun perbaikan pada ruas jalan yang rusak hanya sebagian kecil yang direalisasikan dalam APBD karena terbatasnya anggaran APBD dan penentuan skala prioritas yang telah dilakukan selama ini masih didominasi kebijaksanaan pengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan. Oleh karena itu perlu adanya metode penentuan prioritas penanganan jalan sesuai kebutuhan masyarakat agar dapat digunakan untuk menentukan penanganan jalan di Kabupaten Pacitan berdasarkan metede hierarki yang diperoleh sehingga dapat mengetahui penilaian prioritas penanganan jalan luar kota Kabupaten Pacitan berdasarkan model hierarki yang diperoleh. Penelitian ini dianalisa menggunakan metode AHP yang mendasari pada 4 kriteria terpilih yaitu kondisi jalan, volumelalu lintas, biaya, dan waktu. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada 9 responden yang berasal dari pihak berwenang Kabupaten Pacitan. Data sekunder diperoleh dari kondisi ruas jalan dan data-data teknis yang diperoleh dari Bina Marga kabupaten Pacitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria kondisi jalan memperoleh bobot tertinggi yaitu sebesar 0,5621, volume lalu lintas (0,2347) , biaya (0,1241). waktu (0,0708). Proritas penanganan jalan berdasarkan model hierarki yang diperoleh diurutkan dengan urutan Gemahajo-Watupatok, Ngadirejan-Tamanasri, dan terakhir Donorojo-Batas Jawa Tengah.
ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI DALAM PROYEK PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN SOLO-GEMOLONG-GEYER Bts, Kab.SRAGEN Sugiyarto, Sugiyarto; Hartono, Widi; Prakoso, Indra Tri
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.682 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36738

Abstract

Pembangunan di Jalan Solo-Purwodadi beberapa tahun terakhir ini berkembang begitu pesat. Pembangunan yang terlihat mencolok adalah pembangunan kontruksi Jalan Rigid Pavement yang dibangun terus menerus. Pembangunan tersebut tidak lepas dari penggunaan berbagai jenis sumber daya alam.Penelitian ini mengenai analisis dan identifikasi sisa material kontruksi pada pembangunan perkerasan jalan beton pada jalan Surakarta-Gemolong-Geyer Bts Kab.Grobogan (Kab.Sragen). Dimana langkah yang dilakukan pertama kali ialah melakukan pengamatan langsung serta wawancara terhadap kontraktor pelaksana sehingga mendapat data primer berupa apa saja sisa material yang ada di lapangan, kemudian peneliti mendapatkan data sekunder yang berupa Laporan bulanan serta gambar rencana proyek,dengan data yang telah didapat selanjutnya melakukan analisis jumlah serta biaya sisa material menggunakan perhitungan waste level, waste indeks ,dan waste cost, serta menggunakan metode fishbone diagram untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya sisa material.Dari Pengamatan ini didapatkan nilai waste yang terbesar adalah beton dengan nilai waste cost Rp 212.861.219,00 ini dikarenakan nialai waste level beton sebesar 1,4% dan harga material beton merupakan material dengan harga tertinggi. dengan fishbone diagram dapat diidentifikasi apa saja penyebab terjadinya sisa material.
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dalam Pekerjaan Pengecoran Beton untuk Proyek Gedung dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Hartono, Widi; Rahmah, Hanan Nur; Sugiyarto, Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.515 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37136

Abstract

Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu bidang yang memiliki risiko paling besar dibandingkan dengan industri lain. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan cukup kompleks dan membutuhkan keahlian yang tinggi. Pada setiap pembangunan gedung, beton adalah bahan material yang paling sering digunakan sehingga pekerjaan pengecoran beton menjadi sangat penting untuk dipahami. Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko konstruksi pada pekerjaan tersebut untuk membantu mencapai hasil yang maksimal.Data-data yang diambil berupa data primer yang didapat wawancara, data kuisioner serta data sekunder yang didapat dari studi pustaka. Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan metode untuk mengevaluasi signifikansi dari peringkat risiko dalam proyek konstruksi yaitu dengan mengalikan tingkat keparahan dan tingkat frekuensi. Setelah itu untuk mengetahui bobot risiko digunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Hasil analisis menunjukkan pada pekerjaan pengecoran beton risiko yang termasuk dalam kategori High Risk adalah 'Ketidaksadaran Akan Keselamatan' yang memiliki nilai 15,5333 dan 'Keterlambatan Kesediaan Material dan Peralatan' yang bernilai 10,3889. Sedangkan risiko yang memiliki nilai Risk Index paling besar adalah Ketidaksadaran akan keselamatan (2,2693), Terpotong/terbaret/tertusuk (peralatan/material yang berujung tajam, dll) (2,1264), dan Pekerja terpeleset/terjatuh (2,0277). Penanganan risiko yang paling banyak dipiih oleh responden adalah 'Memindahkan Risiko dengan Asuransi' dan 'Mengurangi Risiko Sampai Batas yang Bisa Diterima' yang masing-masing memiliki porsi 23%.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEMUDAHAN PELAKSANAAN DAN HAMBATAN DALAM PENERAPAN KRITERIA GREEN CONSTRUCTION DI SURAKARTA Artanto, Abdjad Agung; Hartono, Widi; Muttaqien, Adi Yusuf
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.005 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37024

Abstract

Pekerjaan konstruksi mempunyai hubungan yang erat terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan yang menjadi perbincangan dalam beberapa tahun terakhir memunculkan suatu ide yaitu konsep green construction. Green contruction merupakan usaha meminimalkan dampak lingkungan akibat kegiatan konstruksi. Penerapan green construction di Indonesia relatif masih rendah. Rendahnya penerapan green construction muncul karena terdapat hambatan dalam usaha untuk menerapkannya. Hambatan tersebut menurunkan tingkat kemudahan pelaksanaan green construction. Penelitian dilakukan dengan menganalisa hubungan antara tingkat kemudahan pelaksanaan dan hambatan dalam penerapan kriteria green construction di Surakarta. Data diperoleh dengan survei kuisioner kepada pekerja konstruksi di Surakarta. Analisis data menggunakan program SPSS untuk menguji pengaruh hambatan terhadap tingkat kemudahan pelaksanaan dengan uji regresi linier berganda. Tingkat kemudahan pelaksanaan yang diambil dari enam kriteria green construction oleh Green Building Council Indonesia merupakan variabel terikat, sedangkan hambatan yang diambil dari beberapa penelitian terdahulu merupakan variabel bebas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh hambatan terhadap tingkat kemudahan pelaksanaan kriteria green construction adalah pengaruh negatif. Terdapat tiga variabel hambatan yang berpengaruh secara signifikan. Ketiga variabel tersebut adalah keterbatasan ketersediaan produk hijau (teknologi), perencanaan yang rumit, dan rendahnya permintaan pasar, dimana rendahnya permintaan pasar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat kemudahan pelaksanaan kriteria green construction di Surakarta.
ANALISIS DAN EVALUSI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGUNAKAN FTA (FAULT TREE ANALYSIS) STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KELURAHAN DI SURAKARTA Hartono, Widi; Hartomo, Christianto; Sobriyah, Sobriyah
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37197

Abstract

Perkembangan gedung dan kantor tumbuh sangat pesat di Kota Solo yang menimbulkan banyak pekerjaan konstruksi dilakukan, hal tersebut juga menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar diantaranya polusi debu, asap, suara yang mengganggu warga dan lain dari itu semakin banyak juga limbah bangunan yang akan dihasilkan oleh proses kontruksi tersebut jika tidak diolah secara maksimal. Macam - macam sisa material konstruksi diantaranya dari sisa - sisa beton terbentuk dari campuran semen, air dan agregat yang keras, tulangan - tulangan baja yang terpotong dan kayu yang digunakan untuk proses pengecoran beton itu sendiri. Semakin banyak sisa material yang terjadi, maka semakin tidak efisien penggunaan material dalam proyek tersebut. Faktor yang menjadi sumber terjadinya sisa material konstruksi, antara lain desain, pengadaan material, penanganan material, pelaksanaan, residul dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber penyebab sisa material yang terjadi dalam suatu proyek dan presentasenya terutama pada proyek dengan kontraktor lokal yang belum terlalu teliti dalam memanajemen pekerjaan konstruksi Penelitian ini menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk menganalisis data sekunder dan data primer yang ada sehingga mengetahui akar penyebab sisa material pada proyek konstruksi. Jenis sisa material yang diteliti adalah sisa Batu bata, Semen, Pasir, Kerikil, dan Besi, kemudian dihitung volume material desain berdasarkan gambar rencana dan bill of quantity(BQ) dikurangi sisa stok material di lapangan. Setelah menghitung sisa material tersebut didapatkan hasil sisa material yang timbul pada pekerjaaan konstruksi berlangsung, dan tahap terahkir dilakukan evaluasi berdasarkan hasil penelitian mana penyebab sisa material yang dominan terjadi. Hasil perhitungan menunjukknan bahwa total biaya sisa material yang paling besar terletak pada Proyek Kelurahan Kauman yaitu sebesar Rp. 2.589.450,-. Sisa material yang paling dominan pada ketiga proyek tersebut adalah Besi diantaranya pada Proyek Gilingan paling besar adalah Besi D16 sebesar Rp 726.098,- , Proyek Jagalan Besi D16 Rp. 584.953,- ,Proyek Kauman Besi ø 10 sebesar Rp. 602.785,- dan menurut skala resiko sisa material Besi D 16, D12 dan ø 10 termasuk tingkat resiko sedang. Sisa material dengan risiko rendah adalah sisa Batu bata, Semen, Kerikil, Kapur, Pasir.
PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU DENGAN METODE AHP MENGGUNAKAN APLIKASI EXPERT CHOICE (STUDI KASUS GEDUNG PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU KABUPATEN SUKOHARJO) Hartono, Widi; Sugiyarto, Sugiyarto; Murdoko, Bayu Ari
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37256

Abstract

Bangunan gedung Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan salah satu prasarana milik Negara yang harus dijaga pemeliharaannya karena merupakan prasarana yang terdekat dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun fasilitas tersebut sering tidak diperhatikan pemeliharaannya. Hal itu berdampak kurang baik dalam proses pelayanan kesehatan. Maka sangat penting dilakukan pemeliharaan bangunan puskesmas dan pustu demi kesejahteraan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria dalam menentukan prioritas pemeliharaan bangunan berdasarkan tingkat kerusakan dari komponen bangunan puskesmas dan pustu. Program Aplikasi ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang telah dikembangkan oleh Saaty dan diolah menggunakan software expert choice v.11. Penelitian ini dilakukan di seluruh bangunan puskesmas dan pustu di kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 57 bangunan dan terdiri dari 12 bangunan puskesmas, 45 bangunan pustu. Data primer didapatkan melalui survei langsung ke lapangan dengan menggunakan form penilaian kondisi bangunan untuk memberikan nilai persentase kerusakan komponen bangunan dan untuk penilaian pembobotan di setiap komponen bangunan didapatkan melalui kuisioner yang melibatkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo, Dinas Tata Ruang Kabupaten Sukoharjo, DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, akademisi, konsultan, dan kontraktor. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari sumber yang telah ada (dari data penelitian terdahulu) serta sumber data yang diperoleh dari peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Hasil perhitungan dan analisis data menunjukan bahwa kondisi bangunan gedung puskesmas dan pustu di kabupaten Sukoharjo secara umum dalam kondisi cukup baik. Dari hasil penelitian dari 5 bangunan yang mengalami kerusakan paling tinggi adalah, Pustu Cemani (IKB : 68,38), Pustu Cabeyan (IKB : 68,72), Pustu Puhgogor (IKB : 69,00), Pustu Karangtengah (IKB : 72,40), Pustu Celep (IKB : 73,62).
MIX Design Beton Metode SKSNI dan ACI dengan Bantuan Bahasa Pemrograman Komputer Widi Hartono
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2004
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper presented computer programming of concrete mix design used Microsoft®Visual Basic™: NCMD. The procedures use by this computer program are based on SKSNIand ACI method of concrete mix design. The method was developed for use with cement,aggregates, and water, which conform to the relevant Indonesian and American standard.However since this standards lay down requirements which materials must meet in order tobe suitable for good quality concrete, the procedures of SKSNI and ACI method can beapplied to concrete mix design generally. The object of this computer program is to find theproprotions in which the concrete material - cement, water, fine aggregate, and coarseaggregate - should be combined in order to provide the specified strength, workability,durability, and possibly meet other requirements, as listed in standard such the SKSNI andACI standard.Keywords: mix design, concrete, computer programming, visual basic™.
Analytical Hierarchy Process (AHP), Fuzzy AHP, and TOPSIS for Determining Bridge Maintenance Priority Scale in Banjarsari, Surakarta Ayu Intan Nurani; Astri Tamara Pramudyaningrum; Shofie Rizqi Fadhila; Senot Sangadji; Widi Hartono
International Journal of Science and Applied Science: Conference Series Vol 2, No 1 (2018): International Journal of Science and Applied Science: Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.806 KB) | DOI: 10.20961/ijsascs.v2i1.16680

Abstract

Data on 2015 [9] show that less than 50 percent of provincial and local level bridges in Central Java are in good condition. In the other hand, it has been reported that local bridges in the city of Surakarta have been deteriorated and damaged. The maintenance and rehabilitation action often done based solely on incidental reports without systematic planning. Analytical Hierarchy Process, Fuzzy Analytical Hierarchy Process, and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) were used to compare the priority scale of bridge management in Kecamatan (District) Banjarsari, Surakarta. Bridge Management System 1993 (BMS 1993) standard was used to quantify bridge damage condition by means of direct visual observation. Scores used in this 3 different analysis were determined by comparing aforementioned 2 criteria and 9 sub criteria. Accordingly, criteria and subcriteria defined in this paper were based on the standard. The criteria employed were bridge damage condition and average daily traffic (ADT). Bridge condition criteria were then divided further into sub criteria; i.e. river stream, safety support building, foundation, pier, girder system, parapet, floor system, expansion joint, and other property. From 11 bridges considered in this study, Maris Bridge has the highest pirority determined in 3 different methods. AHP and TOPSIS methods show Ringin Semar Bridge the lowest priority to maintain. On the other hand, Fuzzy AHP determines Balapan Bridge as the lowest order. Keyword: Bridge Management, BMS 1993, AHP, FAHP, TOPSIS.
PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC BERBASIS METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS GEDUNG PUSKESMAS KABUPATEN SUKOHARJO) Widi Hartono; Vina Putri Cahyarini; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.095 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37247

Abstract

Bangunan Puskesmas adalah salah satu infrastruktur milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. Infrastruktur Bangunan adalah salah satu pendukung dalam terjadinya kegiatan untuk mewujudkan suatu misi atau fungsi yang ingin dicapai. Dengan demikian pemeliharaan bangunan perperan penting dalam mewujudkan kepentingan pelayanan kesehatan yang baik. Penelitian dilakukan di bangunan puskesmas Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 12 kecamatan. Penelitian dilakukan dengan pengamatan fisik untuk menentukan prosentase kerusakan bangunan. Penelitian menggunakan metode Analytical Hierachi Process (AHP) untuk menentukan bobot komponen. Data bobot komponen di peroleh dari penyebaran kuesioner kepada responden. Responden dipilih dari orang yang dianggap ahli dalam bidang pembangunan. Hasil analisa didapatkan nilai eigen vector arsitektural (0.2246), sruktural (0.30505), utilitas (0.2745), dan tata lingkungan (0.1958). Bobot komponen dikalikan dengan nilai dari data kondisi bangunan akan menghasilkan Indeks Kondisi Bangunan. Bangunan Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo memiliki kondisi yang baik. Indeks Kondisi bangunan dari 5 Puskesmas yang mempunyai tingkat kerusakan paling tinggi, yaitu Puskesmas Bulu (IKB : 89.246), Puskesmas Weru (IKB : 89.4568), Puskesmas Mojolaban (IKB : 89.6201), Puskesmas Nguter (IKB : 90.3192), dan Puskesmas Baki (IKB : 91.4251).
PENERAPAN METODE CRASHING DALAM PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN ALTERNATIF PENAMBAHAN JAM LEMBUR DAN SHIFT KERJA (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha, Yogyakarta) Fika Giri Aspia Ningrum; Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.225 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36873

Abstract

Penyusunan kegiatan dalam proses penjadwalan harus dibuat dengan detil agar dapat membantu dalam evaluasi proyek serta menciptakan pelaksanaan proyek konstruksi yang efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya durasi dan biaya setelah dilakukan percepatan dengan menggunakan alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja. Studi kasus pada penelitian ini mengambil proyek pembangunan Hotel Grand Keisha yang terletak di Yogyakarta. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain kurva S, rekapitulasi perhitungan biaya proyek, daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan daftar harga satuan upah pekerja. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan merancang network planning, menghitung crash cost pada penambahan jam kerja dan shift kerja, menghitung biaya langsung dan biaya tidak langsung pada setiap kegiatan yang berubah akibat perubahan durasi pelaksanaan, percepatan durasi pekerjaan, perhitungan cost slope, serta penentuan biaya dan durasi optimum akibat penerapan metode crashing. Setelah dilakukan percepatan dengan metode crashing, untuk alternatif penambahan jam kerja diperoleh pengurangan total cost sebesar Rp.1.012.856.772,54 dari total cost normal Rp.90.620.898.879,84 menjadi Rp.89.608.042.107,30 dengan durasi 392 hari. Sementara untuk alternatif shift kerja terjadi pengurangan total cost sebesar Rp.1.240.492.176,44 dari total cost normal Rp.90.620.898.879,84 menjadi Rp.89.380.406.703,40 dengan durasi 382 hari.
Co-Authors Adi Yusuf Muttaqien Afrinur Winursito Ardi Agus Prijadi Saido Ahmad Muali Alfichri Dilian Yanuar Agus Putri Ambar Suhartina Nuranto Amirotul Musthofiah Hidayah Mahmudah Andreawan Setyo Nugroho Anggraeni, Elisabeth Riska Anisa' Wahyu T.U. Ardyan Reza Himawan Arif Fitria Arniati, Apriliani Nur Artanto, Abdjad Agung Arum Destyarini Astri Tamara Pramudyaningrum Ayu Intan Nurani Delan Soeharto Derry Handoko Purba Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dwi Rahmawati Faizah Edo Maharu Endar Pancaningrum Eva Kumala Wikan Prasodjo Fajar Julian Santosa Fajar Ridwansyah Fakhri Firdaus Fika Giri Aspia Ningrum Firdausy, Sabila Fitria Nur Laili Hartanty Utami Hartomo, Christianto Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ineke Bela Ramdani Irla Gabriela Arya Jeesica Hermayanti Pratama Khalifah, Suciati Nur Kristiawan, Stefanus A. Laksono Trisnantoro Lanjari, Lanjari Larto Larto Lilik Kurniawan Lutfiana Nurhidayah Maharani Kurnia Putri MAN Kork Monica Andhina Monica Tanskanovia Magna Muchacha Mufti, Muchacha Muhammad Duta Alamsyah Muhammad Hammam Hammam Rassya Muji Rifai Mulyarko, Lazuardi Gagah Murdoko, Bayu Ari Muttaqien, Adi Yusuf Novita Anggraeni Novita Putri Utami Nuha Fadhilah, Sarah Nurul Fatimah Prakoso, Indra Tri Pranestika, Kameliana Ravesa Putranto, Andi Dwi Rahma Ori Ophelia Rahma, Diyar Rahmah, Hanan Nur Resti Artha Mahestika Rohadi, Susetyo Senot Sangadji Senot Sangadji Shandra Shapeka Sheiza Ahryko Adelino Shofie Rizqi Fadhila Sitcha Atat Nurmufti Siwi R, Pangestuti Slamet Jauhari Legowo SLES Sabry Sobriyah Sobriyah Sri Cipto Purnomo Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sukho Baskoro Sunarmasto Sunarmasto Sunarmasto, Sunarmasto Syafi'i Syafi'i Syafi’I Vina Putri Cahyarini Visaretri Pramuktia Purwosri Wahyu Prasetya Ady Candra Wahyudi Sutopo Wardani, Paula Karisma Yoka Raditya Ranu Prana Yopi Saparudin Yunita Purwandari