Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG DAN STRUKTUR GEDUNG UNTUK OPTIMALISASI PEMBIAYAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Widi Hartono; Larto Larto; Edy Purwanto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37129

Abstract

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus direncanakan dengan efisien dan optimal. Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai. Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam sebuah proyek konstruksi sering kali terjadi penggelembungan pembiayaan yang dirasakan tidak perlu atau sekiranya bisa dikurangi khususnya di proyek pembangunan pabrik farmasi kosmetik PT. Dion Putra Bintang di Klaten. Penelitian ditujukan pada apa saja item pekerjaan yang dapat dilakukan Value Engineering, bagaimana cara Memilih dan memperhitungkan jenis pondasi untuk pembangunan konstruksi gedung yang lebih tepat dan efisien dan seberapa besar efisiensi biaya yang diperoleh setelah dilakukan analisis Value Engineering. Beberapa proses yang dilakukan diantaranya tahap pengumpulan informasi, tahap kreatif, tahap analisa dan tahap rekomendasi. Menggunakan metode Zero one untuk mengolah data dan mendapatkan alternatif yang diinginkan. Penggunaan pondasi tiang pancang dengan penampang persegi yang berukuran 40 cm x 40 cm dengan panjang tiang 14 m sebanyak 503 buah dalam pekerjaan struktur bawah proyek pembangunan pabrik farmasi kosmetik PT. Dion Putra Bintang setelah dilakukan penelitian diperoleh pengganti pondasi tiang pancang dengan penampang persegi ukuran 60 cm x 60 cm dan panjang 20 m sebanyak 210 buah dengan total penghematan sebesar Rp 1.148.494.432,-
Analisis Perbandingan Efisiensi Penggunaan Hollow Core Slab (HCS) Dibandingkan Dengan Pelat Konvensonal In Situ Pada Proyek Pembangunan Gudang Ciwastra Bandung Fakhri Firdaus; Senot Sangadji; Widi Hartono
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36920

Abstract

Penggunaan produk beton precast sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai di sekitar kita, dengan digunakan precast maka pemakaian bekisting dan perancah akan berkurang drastis bahkan dapat dihilangkan sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk precast untuk lantai adalah hollow coreslab (HCS). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan pengaruh antara penggunaan pelat konvensional cast in situ dengan pelat pracetak Hollow Core Slab (HCS) terhadap sistem struktur, waktu pelaksanaan, dan kebutuhan anggaran biaya pada proyek pembangunan ruko dan gudang dua lantai di daerah Ciwastra Bandung. Adapun pelat konvensional didesain dengan ukuran, mutu beton, dan pembebanan yang sama dengan pelat pracetak. Hasil analisis menunjukkan bahwa bangunan dengan system Hollow Core Slab lebih efisien karena dapat mereduksi kebutuhan balok sebesar 11% dan volume pondasi sebesar 29,1%, selain itu biaya konstruksi dengan metode konvensional membutuhkan biaya lebih besar yaitu Rp. 1.246.320.727 sedangkan HCS hanya membutuhkan biaya sebesar Rp. 1.135.716.752 sehingga lebih efisien sebesar 9%, Hal ini dikarenakan biaya upah pengerjaan HCS lebih murah yaitu sebesar Rp.2.460.520lebih efisien sebesar 74%, dibandingkan dengan pelat konvensional yang menghabiskan Rp.11.912.469, selain itu juga waktu pengerjaanya lebih hemat 12 hari dibandingkan pelat konvensional.
ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN FAKTOR PENYEBAB PADA 3 PROYEK KELURAHAN DITINJAU BAGIAN PONDASI MENGUNAKAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA Derry Handoko Purba; Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37339

Abstract

Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap oleh material yang digunakan. Pada tahap pelaksanaan konstruksi, penggunaan material di lapangan sering menimbulkan sisa material yang beragam yang belum dikelola dengan baik yang memungkinkan mengganggu gerakan / sirkulasi pekerjaan dalam proyek, keselamatan kerja dalam proyek ,dan menjadi beban dalam biaya untuk sampah, sehingga usaha untuk meminimalkan sisa material penting untuk diterapkan. Sisa material (waste) merupakan salah satu masalah serius pada pelaksanaan proyek konstruksi. Usaha meminimalkan sisa material konstruksi akan membantu meningkatkan keuntungan kontraktor dan mengurangi dampak lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan yang teliti dan tepat dalam menentukan jumlah kebutuhan material yang akan digunakan dalam proyek serta dilakukan evaluasi terhadap penggunaan material tersebut. Untuk menghitung sisa material dilakukan Penghitungan kuantitas sisa material yaitu Sisa material = Pembelian material - Stok material - Kebutuhan material, kemudian menghitung biaya sisa material dengan mengkalikan jumlah sisa dengan harga satuan material, perhitungan persentase biaya sisa yaitu biaya sisa material dibagi total biaya sisa material dikali 100%. Untuk mencari akar penyebab digunakan Root Cause Analysis yaitu metode untuk mendapatkan penyebab terjadinya waste material. Hasil rekapitulasi persentase biaya waste material kelurahan Gilingan : Tanah 87,39%, Pasir 0,39%, Batu kali 0,055%, Beton 1,97%, Besi d 16 7,05%, Besi ø 10 3,11 %, Semen 0,39 % dengan jumlah biaya waste material Rp. 6.464.762. Kelurahan Jagalan : Tanah 60,2%, Pasir 1,745%, Batu kali 0%, Beton 3,7%, Besi d16 19,06 %, Besi ø10 12,12%, Semen 3,165 % dengan jumlah biaya waste material Rp.2.527.140. Kelurahan Kauman : Tanah 55,2%, Pasir 3,65%, Batu kali 0%, Beton 2,86%, Besi d16 14,95%, Besi ø10 11,98%, Semen 11,34% dengan jumlah biaya waste material Rp. 3.151.142.Akar penyebab waste material dibagi menjadi 4 penyebab utama yaitu desain, pengadaan material, penanganan material, dan pelaksanaan pada pekerjaan.Dampak dari waste material itu sendiri ialah terjadinya tambahan pekerjaan dilapangan,mengganggu transportasi,rusaknya tanaman,dan terganggunya aktifitas pekerja di lokasi.
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN PERANCAH BAJA KONVENSIONAL DAN PERANCAH BAJA MODIFIKASI Arum Destyarini; Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.249 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37076

Abstract

Perancah baja merupakan komponen yang sangat penting dalam pekerjaan bekisting untuk menunjang pekerjaan selanjutnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan perancah baja serta untuk menganalisis perbandingan penggunaan perancah baja. Analisis perbandingan yang dilakukan yaitu analisis kualitatif meliputi kriteria produktivitas dan durasi pekerjaan, biaya, metode pelaksanaan, keselamatan kerja, mobilisasi, akses, lokasi dan tempat penyimpanan, ketahanan material terhadap cuaca serta mutu dan kualitas dan analisis kualitatif meliputi sub kriteria produktivitas tenaga kerja, durasi pekerjaan, total biaya sewa dan biaya investasi material. Hasil dari analisis tersebut diolah dengan bantuan software expert choice. Hasil analisis, penggunaan perancah baja yang terpilih dari hasil combined pada software expert choice yaitu perancah baja modifikasi dengan bobot 0,641 sedangkan perancah baja konvensional memperoleh bobot 0,359 dengan nilai inconsistency 0,02.
SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN GEDUNG-GEDUNG KANTOR KECAMATAN DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Widi Hartono; Yopi Saparudin; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.715 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36852

Abstract

Kantor Kecamatan Kabupaten Sukoharjo adalah bangunan pemerintah yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Pemeliharaan bangunan diperlukan untuk menjaga kondisi fisik bangunan kantor kecamatan dari kerusakan, sehingga terwujudnya kenyamanan pelayanan dan aktivitas pemerintahan yang kondusif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urutan prioritas dan kondisi bangunan kecamatan, yang berguna sebagai acuan dalam kegiatan pemeliharaan. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi penelitian, dan menyebarkan form kuisioner kepada responden yang terkait. Data sekunder diperoleh dari data penelitian terdahulu, peraturan yang berlaku, dan pedoman bangunan gedung. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (Ahp), untuk menentukan bobot komponen yang diperoleh dari hasil penilaian kepentingan komponen bangunan, oleh masing-masing responden. Penentuan kondisi bangunan dan prioritas pemeliharaan, dengan menghitung nilai Indeks Kondisi Bangunan (IKB) yang merupakan penggabungan dua atau lebih nilai kondisi komponen dikalikan bobot masing-masing komponen. Hasil urutan prioritas diperoleh skala Indeks Kondisi Bangunan (IKB) yang menunjukkan dalam kriteria kondisi baik sekali, dengan rentang nilai antara 85,2496 sampai dengan 94,6833 dan rata-rata IKB yaitu 92,037. Uraian kondisi pada kriteria tersebut adalah, beberapa kerusakan mungkin terlihat akan tetapi tidak mempengaruhi fungsi bangunan. Perawatan rutin dan pengantian beberapa elemen diperlukan agar tetap dalam kondisi yang baik.
PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENERAPKAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT PROJECT 2007 (STUDI KASUS DI PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BROTHERS 2 SOLO BARU, SUKOHARJO) Endar Pancaningrum; Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.006 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i1.36588

Abstract

Untuk mencapai keberhasilan pada sebuah proyek, diperlukan adanya manajemen yang baik yaitu dengan adanya fungsi pengendalian yang dapat mempengaruhi hasil akhir suatu proyek serta dapat meminimalisasi penyimpangan yang terjadi selama proyek berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil EVA dengan menggunakan Microsoft Project 2007, mengetahui skenario percepatan yang mengalami keterlambatan, dan mengetahui besarnya perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan metode analitis dan deskriptif. EVA adalah metode pengendalian biaya dan waktu proyek yang mampu menunjukkan indeks kinerja biaya dan jadwal pada setiap pelaporan, sehingga proyek dapat dilihat kemajuan per pelaporan. Analisis data menunjukkan bahwa perhitungan konsep nilai hasil untuk bulan Februari-Maret menunjukkan SPI < 1 yang artinya penyelenggaraan proyek terlambat, sementara untuk bulan April nilai SPI =1 yang artinya penyelenggaraan proyek tepat waktu. Nilai CPI > 1 untuk bulan Februari-Maret artinya pengeluaran proyek lebih kecil dari anggaran dan CPI = 1 untuk bulan April artinya sesuai rencana anggaran biaya. Hasil ETC 3 bulan berturut turut (Februari-April) yaitu Rp. 1.085.123.685, Rp. 357.971.843, Rp. -54.262.692. Hasil EAC 3 bulan berturut turut (Februari-April) yaitu Rp. 21.946.845.982, Rp. 21.980.555.782, Rp. 21.981.362.911. Hasil sisa anggaran berturut-turut selama 3 bulan menunjukkan angka positif berarti anggaran proyek lebih kecil dari rencana anggaran biayanya.
ANALISIS PERBANDINGAN RESIKO KONTRAK LUMPSUM DAN UNIT PRICE DENGAN METODE AHP Widi Hartono; Andreawan Setyo Nugroho; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.022 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.37012

Abstract

Kontrak merupakan ikatan antara pemilik proyek selaku pengguna jasa dengan pelaksana/kontraktor selaku penyedia jasa konstruksi. Kontrak menjabarkan bentuk kerjasama, baik dalam hal teknik, komersial, maupun dari segi hukum dengan poin poin yang telah disepakati oleh kedua pihak pemilik dengan konraktor. Sehingga kedua belah pihak harus mencermati pasal-pasal yang ada dalam kontrak guna menghindari risiko yang timbulkan dari kontrak yang telah disepakati. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan faktor yang paling berpengaruh maupun kurang berpengaruh selanjutnya memilih kontrak yang memiliki risiko terkecil oleh Kontraktor. Penelitian ini dilaksanakan di Ex-Karesidenan Surakarta, dengan responden merupakan Kontraktor yang berada diwilayah Surakarta saat penelitian ini dilaksanakan. Data yang diperlukan berupa penilaian kriteria hierarki dengan perbandingan skala Saaty. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuisioner. Penggunaan metode AHP (Analythical Hierarchy Process) dengan Microsoft Excel dipilih karena dapat memberikan hasil penilaian secara subjektif dan objektif. Sub-Kriteria Aspek Biaya Ruang Lingkup(0,1394) merupakan Faktor yang paling berpengaruh sedangkan Pemilihan peralatan (0,0618) merupakan faktor yang kurang berpengaruh. Sub-Kriteria Aspek Waktu Sanksi proyek (0,1656) merupakan faktor yang paling berpengaruh sedangkan Kecepatan waktu (0,1295) merupakan faktor yang kurang berpengaruh Sub-Kriteria Aspek Mutu, Quality Control (0,1256) merupakan faktor yang paling berpengaruh sedangkan Kebijakan Proyek terhadap mutu proyek (0,0972) merupakan faktor yang kurang berpengaruh. Dari hasil analisis data yang dilakukan menyatakan bahwa dari pihak Kontraktor Kontrak Lumpsum memiliki Risiko terhadap Biaya, Waktu dan Mutu sebesar 58,02% sedangkan Kontrak Unit Price 41,98%
APLIKASI VALUE ENGINEERING DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TERHADAP STRUKTUR PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL AZIZA SOLO Anisa&#039; Wahyu T.U.; Widi Hartono; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37493

Abstract

Value Engineering adalah suatu usaha manajemen dalam menganalisa suatu masalah suatu proyek melalui pendekatan yang sistematis dan terorganisir untuk mendapatkan fungsi yang dikehendaki yaitu dengan hasil yang optimal namun tetap konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan pemeliharaan dari proyek tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian value engineering ini untuk mengetahui alternatif desain struktur pelat khusunya pelat atap pada proyek pembangunan Hotel Aziza Solo dan mengetahui perbandingan biaya yang telah direncanakan dengan biaya setelah dilakukan analisis value engineering. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif evaluatif dengan studi kasus Hotel Aziza Solo. Data yang dipakai meliputi data primer yaitu redesign gambar bestek, harga satuan pekerjaan dan upah wilayah Surakarta tahun 2013 serta hasil kuisioner dari beberapa responden (kontraktor, konsultan, akademika, dan regulator). Adapun tipe pelat yang dibandingkan adalah tipe konvensional (existing), full precast, half precast, dan bondek. Analisis VE dilakukan berdasarkan pembobotan kriteria kuantitatif hasil perhitungan yang dinormalisasi dan kriteria kualitatif hasil kuisioner responden yang kemudian dilakukan perbandingan berpasangan dibantu dengan software Expert Choice. Hasil analisis, desain pelat atap yang terpilih yaitu tipe pelat full precast. Penggunaan tipe pelat full precast yang direkomendasikan dalam pekerjaan item pelat dapat menghemat biaya sebesar Rp 45.199.194,60 atau sebesar 12,82 % dari desain awal. Setelah dilakukan analisa Value Engineering pada pekerjaan pelat dihasilkan perbedaaan biaya sebesar Rp 45.199.194,60 atau sebesar 0,15 % dari biaya total proyek.
Pemilihan Alternatif Jenis Konstruksi Rangka Atap Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto; Shandra Shapeka
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.325 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.37004

Abstract

Atap merupakan salah satu komponen kontruksi yang penting dalam membangun sebuah bangunan. Tidak hanya berfungsi sebagai penahan sengatan matahari atau guyuran hujan saja, sekarang atap pun bisa berfungsi sebagai sebuah bentuk estetika dari bangunan. Dewasa ini semakin banyaknya pilihan bahan untuk konstruksi profil rangka atap, oleh karena itu kita harus pandai dalam memutuskan bahan mana yang tepat untuk konstruksi yang kita inginkan. Dalam mengaplikasikan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), diperlukan pemilihan kriteria dan alternatif, serta menghitung bobot dari hasil survey kuisioner kepada para pengambil keputusan di suatu proyek konstruksi. Setelah itu, perlu dilakukan uji konsistensi untuk menguji validitas dari hasil yang diperoleh, dan menetapkan alternatif dengan bobot terbesar sebagai pilihan. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pemilihan jenis konstruksi rangka atap dapat dibuat hierarki keputusan dari tingkat paling atas adalah tujuan, yaitu mencari jenis konstruksi rangka atap yang tepat untuk digunakan. Kemudian faktor kriteria dalam memilih alternatif jenis konstruksi rangka atap, yaitu: kriteria metode pelaksanaa, waktu, ekonomis, dampak lingkungan, dan penutup atap. Tingkatan paling bawah yaitu alternatif jenis konstruksi rangka atap yaitu: kayu, baja profil siku, baja IWF, space truss, dan baja ringan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode AHP yang dilakukan, diperoleh prosentase prioritas kriteria pemilihan jenis konstruksi rangka atap dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu: kriteria dampak lingkungan dengan prosentase sebesar 33%, kriteria ekonomis dengan prosentase sebesar 21%, kriteria waktu dengan prosentase sebesar 18%, kriteria metode pelaksanaan dengan prosentase sebesar 15%, berdasarkan kriteria penutup atap dengan prosentase sebesar 13%. Sedangkan urutan prioritas alternatif jenis konstruksi rangka atap dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah: Baja ringan dengan prosentase sebesar 29%, Space Truss dengan prosentase sebesar 22%, Baja profil siku dengan prosentase sebesar 18%, Kayu dengan prosentase sebesar 16%, dan Baja IWF dengan prosentase sebesar 15 %. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa baja ringan merupakan alternatif jenis konstruksi rangka atap yang tepat untuk digunakan.
PENGARUH RANTAI PASOK PERALATAN TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR BERGANDA Maharani Kurnia Putri; Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.44015

Abstract

Pengelolaan yang baik dari suatu proyek merupakan syarat tercapainya tujuan proyek. Tidak sedikit permasalahan yang terdapat dalam suatu proyek menyebabkan terlambatnya jadwal proyek. Hal ini bisa mengakibatkan kegagalan proyek atau terhambatnya keberhasilan proyek. Rantai pasok peralatan konstruksi merupakan sebuah pekerjaan yang memiliki peranan yang sangat penting. Penggunaan peralatan konstruksi yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan situasi dilapangan akan mengakibatkan rendahnya produksi. Analisis mengenai pengaruh rantai pasok peralatan terhadap tingkat keberhasilan proyek sangat bermanfaat dalam menyusun rencana kebutuhan peralatan konstruksi, sehingga setiap aktifitas kerja terencana dengan baik. Penelitian dilakukan pada 11 proyek konstruksi gedung di wilayah Surakarta. Penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuesioner kepada 38 responden serta wawancara kepada pihak proyek. Dari hasil pengumpulan kuesioner dilakukan analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap rantai pasok peralatan dan keberhasilan proyek adalah kapasitas alat, cara operasi alat, kualitas alat, kemudahan alat untuk diangkut, prospek alat, kemudahan pemeliharaan alat dan segi ekonomi alat. Dari ketujuh variabel tersebut, variabel kemudahan pemeliharaan alat yang paling dominan, sehingga dalam proses rantai pasok peralatan variabel kemudahan pemeliharaan alat perlu diperhatikan.
Co-Authors Adi Yusuf Muttaqien Afrinur Winursito Ardi Agus Prijadi Saido Ahmad Muali Alfichri Dilian Yanuar Agus Putri Ambar Suhartina Nuranto Amirotul Musthofiah Hidayah Mahmudah Andreawan Setyo Nugroho Anggraeni, Elisabeth Riska Anisa&#039; Wahyu T.U. Ardyan Reza Himawan Arif Fitria Arniati, Apriliani Nur Artanto, Abdjad Agung Arum Destyarini Astri Tamara Pramudyaningrum Ayu Intan Nurani Delan Soeharto Derry Handoko Purba Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dewi Handayani Dwi Rahmawati Faizah Edo Maharu Endar Pancaningrum Eva Kumala Wikan Prasodjo Fajar Julian Santosa Fajar Ridwansyah Fakhri Firdaus Fika Giri Aspia Ningrum Firdausy, Sabila Fitria Nur Laili Hartanty Utami Hartomo, Christianto Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ineke Bela Ramdani Irla Gabriela Arya Jeesica Hermayanti Pratama Khalifah, Suciati Nur Kristiawan, Stefanus A. Laksono Trisnantoro Lanjari, Lanjari Larto Larto Lilik Kurniawan Lutfiana Nurhidayah Maharani Kurnia Putri MAN Kork Monica Andhina Monica Tanskanovia Magna Muchacha Mufti, Muchacha Muhammad Duta Alamsyah Muhammad Hammam Hammam Rassya Muji Rifai Mulyarko, Lazuardi Gagah Murdoko, Bayu Ari Muttaqien, Adi Yusuf Novita Anggraeni Novita Putri Utami Nuha Fadhilah, Sarah Nurul Fatimah Prakoso, Indra Tri Pranestika, Kameliana Ravesa Putranto, Andi Dwi Rahma Ori Ophelia Rahma, Diyar Rahmah, Hanan Nur Resti Artha Mahestika Rohadi, Susetyo Senot Sangadji Senot Sangadji Shandra Shapeka Sheiza Ahryko Adelino Shofie Rizqi Fadhila Sitcha Atat Nurmufti Siwi R, Pangestuti Slamet Jauhari Legowo SLES Sabry Sobriyah Sobriyah Sri Cipto Purnomo Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sukho Baskoro Sunarmasto Sunarmasto Sunarmasto, Sunarmasto Syafi&#039;i Syafi&#039;i Syafi’I Vina Putri Cahyarini Visaretri Pramuktia Purwosri Wahyu Prasetya Ady Candra Wahyudi Sutopo Wardani, Paula Karisma Yoka Raditya Ranu Prana Yopi Saparudin Yunita Purwandari