Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jambura Journal of Health Sciences and Research

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT OF MERCURY EXPOSURE IN RED SNAPPER FISH TO COGNITIVE FUNCTION DISORDERS Ayu Rofia Nurfadillah; Tri Septian Maksum
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 3, No 2 (2021): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v3i2.10317

Abstract

Gold mining activities produce mercury waste which is very toxic. Mercury can enter the waters and accumulate in fish, and if consumed it can cause health problems, for example neurological dysfunction. Research objective was to analyze the risk of  mercury in red snapper on cognitive dysfunction at the community in Bilato Sub-District, Gorontalo District. This study was observational study with cross-sectional design and Environmental Health Risk Analysis (EHRA). The population is all red snapper that live and forage in Bilato waters, and buyers who consume red snapper sold in Bilato Traditional Market. The research sample was red snapper which was sold in it, and 100 respondents were obtained using purposive sampling technique. Mercury content data were obtained through laboratory test results, and respondent data were collected through interviews. Data analysis technique used EHRA method, chi-square and spearman correlation test. The results showed that level of mercury in red snapper was 0.00035 ppm, 68.0% of respondents consumed it and 92.0% had impaired cognitive function. The realtime RQ values were 0.00223 (no risk) and 3.43 (risky) for lifetime RQ. There is a relationship between consumption of red snapper and impaired cognitive function (p=0.043). Meanwhile, the unrelated variables were frequency of consumption (p=0.772), amount of consumption (p=0.602), and duration of consumption (p=0.843). It's recommended that the public consume more varied fish to minimize accumulation of mercury in the body.  
ANALISIS RISIKO MIKROBIOLOGI (MRA) PADA MASYARAKAT YANG MENGONSUMSI MINUMAN SARABA DI PUSAT KULINER KAKI LIMA TARUNA REMAJA KOTA GORONTALO Widya Ningrum Baharuddin; Ayu Rofia Nurfadillah
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 3 (2023): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i3.20565

Abstract

Wilayah sekitaran taruna remaja Kota Gorontalo adalah salah satu tempat umum yang ramai dikunjungi oleh masyarakat gorontalo. Karena lapangan taruna remaja ini terletak di kawasan cagar budaya, pada kawasan ini terdapat beragam pedagang kuliner yang menjual berbagai macam makanan dan minuman salah satunya adalah minuman saraba. Berdasarkan hasil laboratorium ditemukan bakteri Salmonella sp pada minuman saraba yaitu melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh BPOM yaitu negatif/25 ml. Kebaruan dalam penelitian ini karena menganalisis risiko mikrobiologi (MRA) pada masyarakat yang mengonsumsi minuman saraba di pusat kuliner kaki lima taruna remaja Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya risiko paparan mikrobiologi pada minuman saraba di pusat kuliner kaki lima taruna remaja Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan Microbial Risk Assessment (MRA). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat yang mengonsumsi minuman saraba di pusat kuliner kaki lima taruna remaja Kota Gorontalo dengan responden berjumlah 97 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan paparan mikroba pada minuman saraba dikategorikan risiko kesehatan Non Karsinogenik dengan nilai HQ minimum terdapat pada titik 2 yaitu 0,0000262 dan HQ maksimum terdapat pada titik 5 yaitu 0,0002571. Kesimpulan bahwa agen tidak berisiko menimbulkan efek merugikan bagi masyarakat yang mengonsumsi minuman saraba di pusat kuliner kaki lima taruna remaja Kota Gorontalo.
PERAN PENGAWAS MINUM OBAT DAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN PROGRAM TOSS TB TERHADAP PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUMBO RAYA KOTA GORONTALO Saleh, Reinaldi Julfirman; Nurfadillah, Ayu Rofia
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 7, No 1 (2025): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v7i1.29146

Abstract

Sebagai upaya menekan angka tuberkulosis paru di Indonesia, pemerintah meluncurkan program TOSS TB pada Juli 2017, melengkapi program DOTS sebelumnya. Berbeda dengan DOTS yang bersifat pasif menunggu pasien datang ke puskesmas, TOSS TB diharapkan dapat meningkatkan deteksi kasus. Program ini pertama kali dicanangkan pada bulan juli 2017 yang melengkapi program sebelumnya yaitu DOTS yang pada dasarnya menggunakan metode menunggu pasien memeriksakan diri di puskesmas sehingga penyakit TB paru hanya sebagian kecil terdeteksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara peran Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan dengan keberhasilan implementasi TOSS TB pada pasien TB Paru di Puskesmas Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Kebaruan penelitian ini terletak pada kajian hubungan antara peran Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program TOSS TB di Puskesmas Dumbo Raya, Kota Gorontalo, yang memberikan wawasan baru mengenai faktor-faktor lokal yang memengaruhi keberhasilan program penanggulangan TB. Penelitian dengan desain cross-sectional ini melibatkan 39 pasien TB Paru yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi berganda dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara peran PMO dan petugas kesehatan dengan pelaksanaan program TOSS TB. Kesimpulannya bahwa peran pengawas minum obat dan peran petugas kesehatan terdapat hubungan positif dan signifikan program TOSS TB.