Pertumbuhan kota muncul akibat kebutuhan hidup masyarakat kota yang tinggi. Hal ini menyebabkan fenomena pulau bahang sering terjadi di kota – kota besar. Fenomena ini menyebabkan naiknya suhu permukaan di sekitar kawasan terbangun. Tingkat kenyamanan termal dapat diukur dengan menggunakan Humidex. Kecamatan Gubeng, Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Mulyorejo merupakan tiga kecamatan yang berada di Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Ketiga kecamatan ini berada pada daerah sisi timur Kota Surabaya, yang merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh ruang terbuka hijau dan kepadatan bangunan di Kecamatan Gubeng, Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Mulyorejo terhadap tingkat kenyamanan termal. Pengolahan data berfokus pada interpretasi digital, uji regresi, dan analisis hubungan. Data yang diolah merupakan data sistem informasi geografis dan penginderaan jauh serta data lapangan. Hasil penelitian mengungkapkan ketersedian Ruang Terbuka Hijau (RTH) mengalami fluktuasi dalam jangka waktu 2011 – 2021. Sama halnya dengan ketersedian RTH, kepadatan bangunan juga mengalami fluktuasi. Selama tahun 2011 – 2021, Luas lahan RTH mengalami penambahan sebsesar 6,02 km2, sedangkan untuk penambahan luas lahan terbangun sebesar 0,81 km2. Hubungan antara Humidex dengan NDVI dan NDBI membuktikan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kerapatan bangunan mempengaruhi Humidex, namun perannya tidak terlalu signifikan. The growth of the city arises due to the high life needs of the urban community. This causes the phenomenon of island heat often occurs in big cities. This phenomenon causes an increase in surface temperature around the built area. The level of thermal comfort can be measured using Humidex. Gubeng District, Tambaksari District and Mulyorejo District are three sub-districts located in Surabaya City, East Java, Indonesia. These three sub-districts are located on the east side of the city of Surabaya, which is a densely populated residential area. This study was conducted to analyze the effect of green open space and building density in Gubeng District, Tambaksari District and Mulyorejo District on the level of thermal comfort. Data processing focuses on digital interpretation, regression testing, and relationship analysis. The processed data is geographic information system data and remote sensing as well as field data. The results of the study revealed that the availability of green open space (RTH) fluctuated in the period 2011 – 2021. Similar to the availability of green open space, the density of buildings also fluctuated. During 2011-2021, the area of green open space increased by 6.02 km2, while for the addition of built-up land area by 0.81 km2. The relationship between Humidex with NDVI and NDBI proves that Green Open Space (RTH) and building density affect Humidex, but their role is not too significant.