Binar Panunggal
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN ANAK USIA 12-24 BULAN Rakhmawati, Nuris Zuraida; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.677 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4527

Abstract

Latar Belakang: Pemberian makanan pada anak dapat mempengaruhi status gizi sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak normal. Kurangnya asupan makanan bergizi pada anak dapat membuat anak mengalami status gizi buruk. Pengetahuan dan sikap ibu diperlukan agar dapat memberikan makanan yang tepat untuk anak. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perilaku pemberian makanan anak usia 12-24 bulan.Metode: Desain penelitian cross sectional dengan jumlah subjek 65 ibu di wilayah Puskesmas Pegandan. Data yang diteliti meliputi pengetahuan dan sikap ibu dengan menggunakan kuesioner, serta perilaku yang diketahui dengan pengamatan, wawancara dan recall 5x24 jam. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui perilaku ibu dalam memberikan makan pada anak. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu  dengan perilaku pemberian makan anak dan hubungan sikap ibu dengan perilaku pemberian makan anak.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 86.15% ibu mempunyai pengetahuan baik, 76.92% ibu mempunyai sikap kurang dan 73.95% ibu mempunyai perilaku kurang. Analisis data menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,003) dan ada hubungan antara sikap dan perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,04).  Simpulan: Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perilaku pemberian makan anak usia 12-24 bulan.
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT SEDERHANA DAN CAIRAN TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA REMAJA LAKI – LAKI Hapsari, Dea Mustika; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.346 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i1.8620

Abstract

Latar Belakang: Meningkatnya risiko kesehatan seperti obesitas dan sindrom metabolik pada remaja, menjadi perhatian yang besar. Kadar asam urat dapat menjadi penanda risiko berbagai penyakit pada remaja. Selain asupan purin yang tinggi, konsumsi karbohidrat sederhana juga dapat mempengaruhi peningkatan kadar asam urat. Sementara, konsumsi cairan yang tinggi dapat menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat sederhana dan cairan terhadap kadar asam urat pada remaja laki – laki.Metode: Penelitian obeservasional menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 60 remaja laki – laki berusia 16 sampai 18 tahun di SMAN 2 Slawi. Data konsumsi karbohidrat sederhana diperoleh secara langsung menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi-quantitative dan data konsumsi cairan diperoleh menggunakan wawancara dengan dietary recall 3x24 jam. Kadar asam urat dalam darah diukur dengan metode enzimatik PAP uricase. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji rank Spearman dan r Pearson Test. Hasil: Sebanyak 6,7% subjek memiliki kadar asam urat tinggi dan 93,3% subjek memiliki kadar asam urat dalam batasan normal dengan rerata 5,842±0,97 mg/dl. 18,3% subjek dengan konsumsi karbohidrat sederhana dalam kategori tinggi, yaitu lebih dari 67 gram per hari dan sebanyak 58,3% subjek memiliki konsumsi cairan yang baik (>90%). Hubungan yang bermakna antara konsumsi karbohidrat sederhana dengan kadar asam urat (r=0,291, p=0,024). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi cairan dengan kadar asam urat (r=0,052, p=0,696). Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi karbohidrat sederhana dengan kadar asam urat, konsumsi cairan tidak berhubungan dengan kadar asam urat pada remaja laki – laki.
KARAKTERISTIK KELUARGA DAN TINGKAT KECUKUPAN ASUPAN ZAT GIZI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA Siringoringo, Ester Theresia; Syauqy, Ahmad; Panunggal, Binar; Purwanti, Rachma; Widyastuti, Nurmasari
Journal of Nutrition College Vol 9, No 1 (2020): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i1.26693

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting dapat berakibat pada penurunan produktivitas dan peningkatan risiko penyakit degeneratif. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting seperti karakteristik keluarga dan tingkat kecukupan asupan zat gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta.Metode : Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah 69 subjek untuk masing-masing kelompok. Data karakteristik keluarga diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah divalidasi sebelumnya. Pengukuran tingkat kecukupan asupan zat gizi menggunakan kuesioner semi-quantitative food frequency. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan melihat Odds Ratio (OR) dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil : Hasil bivariat menunjukkan variabel usia baduta, panjang badan lahir, tingkat kecukupan protein, karbohidrat, vitamin A, kalsium, zinc dan zat besi berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta. Uji multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan protein (p<0,001) dengan kejadian stunting pada baduta. Anak dengan tingkat kecukupan protein yang rendah berisiko 6,495 kali mengalami stunting.Simpulan : Faktor utama yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta adalah tingkat kecukupan protein.
ASI EKSKLUSIF DAN ASUPAN ENERGI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA USIA 6 – 24 BULAN DI JAWA TENGAH Nugraheni, Dini; Nuryanto, Nuryanto; Wijayanti, Hartanti Sandi; Panunggal, Binar; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27126

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan gambaran dari status gizi yang kurang yang bersifat kronik. Banyak faktor yang mempengaruhi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat inisiasi menyusu dini (IMD), riwayat ASI eksklusif, riwayat asupan energi, dan riwayat asupan protein dengan kejadian stunting pada usia 6 – 24 bulan di provinsi Jawa Tengah. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan studi analitik observasional dengan pendekatan Cross-sectional. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder yang berasal dari survey Pemantauan Status Gizi (PSG) provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Sejumlah 3.776 sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 6-24 bulan yang terdaftar pada data PSG provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Data PSG meliputi data berat badan, panjang lahir, status gizi, riwayat ASI eksklusif, riwayat IMD, dan riwayat asupan zat gizi pada usia 6-24 bulan. Analisis statistik dengan univariat berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Uji regresi logistik untuk mengetahui besar risiko pada variabel bebas dengan kejadian stunting.Hasil: Prevalensi stunting usia 6-24 bulan di Jawa Tengah sejumlah 18,5%. Faktor kejadian stunting di provinsi Jawa Tengah adalah Asupan Energi (p=0,001 OR 1,495 95%CI : 1,178 – 1,897), dan riwayat ASI Eksklusif (p=0,006 OR 1,282 95%CI : 1,076 – 1,527). Simpulan: Riwayat ASI eksklusif dan riwayat asupan energi merupakan fakor kejadian stunting pada usia 6 -24 bulan di provinsi Jawa Tengah.  
PENGARUH WAKTU FORTIFIKASI VITAMIN B12 (SIANOKOBALAMIN) DAN VITAMIN D3 (KALSIFEROL) TERHADAP MUTU GIZI KEFIR SUSU KAMBING Mumpuni, Ocka Febrian; Maulana, Reza Achmad; Ayustaningwarno, Fitriyono; Panunggal, Binar; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.88 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27514

Abstract

Latar belakang: Kefir menjadi media fortifikasi zat gizi yang tepat karena memiliki zat enkapsulasi alami yaitu kefiran. Penambahan vitamin B12 dan vitamin D3 untuk mencegah kekurangan vitamin B12 dan D3 pada keadaan resistensi insulin serta meningkatkan mutu gizi kefir susu kambing.Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh waktu fortifikasi vitamin B12, vitamin D3 pada mutu gizi kefir susu kambing.Metode: Penelitian ini menggunakan fortifikan vitamin B12 dan D3 dengan penambahan fortifikan pada jam ke-0, ke-6, ke-12, ke-18 dan ke-24.Hasil:Fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kefir susu kambing antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan signifikan beda nyata pada kadar vitamin D3 (p=0,000) kadar protein (p=0,030), dan kadar serat (p=0,000), diikuti hasil konsentrasi pH (p=0,008), diikuti oleh kadar konsentrasi vitamin B12 (p=0,165), viskositas (p=0,646) dan lemak (p=0,265)Simpulan: Fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kefir susu kambing mendapatkan tingkat kadar optimum terjadi pada fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kelompok perlakuan jam ke-12.
PERBEDAAN JUMLAH ASUPAN ENERGI, LEMAK, SERAT DAN NATRIUM BERDASARKAN KATEGORI SCREEN-TIME VIEWING PADA ANAK OBESITAS USIA 9-12 TAHUN Asshidiqie, Haidar; Panunggal, Binar
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.914 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3442

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan prevalensi obesitas pada anak dapat terjadi karena aktifitas fisik yang rendah serta asupan makan yang tidak seimbang. Kebiasaan menonton televisi, bermain laptop, handphone ataupun game console yang lazim disebut screen-time viewing, dikaitkan dengan kenaikan prevalensi obesitas anak saat ini.  Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan jumlah asupan makanan (energi, lemak, serat dan natrium) berdasarkan kategori screen-time viewing pada anak obesitas usia 9-12 tahun. *)Penulis PenanggungjawabMetode: Sebanyak 80 anak berusia 9-12 tahun berpartisipasi dalam penelitian cross-sectional dengan menyetujui informed consent yang telah disediakan. Penentuan status obesitas ditentukan berdasarkan standar deviasi (SD) indeks massa tubuh terhadap umur. Data asupan energi, lemak, serat dan natrium diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuisioner screen-time viewing tiap hari dengan ketentuan kategori Low Screen-time Viewing (LSTV < 21 jam/minggu) dan High Screen-time Viewing (HSTV ≥ 21 jam/minggu). Hasil: Terdapat perbedaan jumlah asupan energi dan lemak berdasarkan kategori screen-time viewing pada anak obesitas usia 9-12 tahun. Jumlah asupan energi kategori screen-time viewing LSTV dan HSTV secara berturut-turut adalah 288,42±74,29 kkal dan 358,70±88,03 kkal, sedangkan jumlah asupan lemak untuk kategori LSTV dan HSTV masing-masing 10,29±4,73gr dan 15,08±10,79gr. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah asupan serat dan natrium berdasarkan kelompok LSTV dan  HSTV pada anak obesitas usia 9-12 tahun.Simpulan: Jumlah asupan energi dan lemak kelompok LSTV lebih rendah dibandingkan jumlah asupan energi dan lemak kelompok pada anak obesitas usia 9-12 tahun.
ANALISIS MIKROBIOLOGI DAN MUTU GIZI KEFIR SUSU KAMBING BERDASARKAN WAKTU FORTIFIKASI VITAMIN B12 Rahayu, Gita Riski; Maulana, Reza Achmad; Ayustaningwarno, Fitriyono; Panunggal, Binar; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.27515

Abstract

Latar belakang: Susu kambing mempunyai kandungan vitamin B12 rendah dibandingkan susu sapi yaitu 0,065 mg/100 gr. Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan vitamin B12 pada susu kambing dengan membuat produk olahan kefir yang difortifikasi vitamin B12. Penambahan vitamin B12 pada kefir didasarkan pada kurfa pertumbuhan bakteri pada kefir.Tujuan: Menganalisis karakteristik mikrobiologi dan mutu gizi kefir susu kambing pada berbagai waktu fortifikasi vitamin B12Metode: Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu dengan fortifikasi vitamin B12 pada jam ke-0,6,12,18,34 fermentasi kefir susu kambing. Kandungan vitamin B12 dan protein diuji menggunakan metode spektrofotometri, serat diuji menggunakan metode grafimetri, lemak diuji menggunakan metode babcock, total bakteri asam laktat (BAL) dihitung menggunakan metode Total Plate Count, viskositas diuji menggunakan metode viskometer ostwald, dan derajat keasaman (pH) di ukur menggunakan pH meter.Hasil: Waktu fortifikasi vitamin B12 tidak berdampak signifikan pada kandungan vitamin B12 (p=0,169), kandungan protein (p= 0,343), total BAL (p=0,442). Kandungan vitamin B12 dan total BAL tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-6, kandungan protein tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-6 dan jam ke-12. Selain itu terdapat pengaruh waktu fortifikasi vitamin B12 terhadap kandungan serat (p=0,028), kandungan lemak (p=0,000), viskositas (p=0,007), pH (p=0,045). Kandungan serat tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-24, dan kandungan lemak, viskositas, pH tertinggi pada faktu fortifikasi jam ke-18Simpulan: Waktu fortifikasi vitamin B12 mempengaruhi kandungan serat, lemak, viskositas, dan pH pada kefir susu kambing. Kandungan vitamin B12, protein, dan total bakteri asam laktat tidak dipengaruhi oleh waktu fortifikasi vitamin B12.
Sugar-Sweetened Beverage Intake as Risk Factor for Pre-Metabolic Syndrome in Adult Women Wiriesta Anggraini; Enny Probosari; Binar Panunggal
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 14 No. 1 (2019)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.281 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2019.14.1.17-22

Abstract

This study aimed to analyse the correlation between sugar-sweetened beverage (SSB) intake and pre-metabolic syndrome in adult women. This was a case-control study involving 46 subjects of adult women 40-55 years old in each group. SSB intake and nutrients intake data were obtained through Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) then analysed with NutriSurvey. Statistical analysis done was Chi-Square test. The result showed that case group had an average of waist circumference was 91.9±8.9 cm with a minimum of 80 cm and a maximum of 110 cm. Triglyceride levels in blood had average 166.8±14.4 g/dl with a minimum of 150 g/dl and a maximum of 197 g/dl in case group. The average intake of SSB in pre-metabolic syndrome (case group) was 41.5±1.7 g with minimum and maximum of intake was 12 g and 92.6 g respectively. There was a significant correlation between SSB intake and pre-metabolic syndrome in adult women p<0.05 (OR=3.56; 95% CI:1.243-10.170).
Metabolic Syndrome and Bone Density in Obese Adolescents Vintantiana Sukmasari; Fillah Fithra Dieny; Binar Panunggal
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 14 No. 1 (2019)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.97 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2019.14.1.9-16

Abstract

The purpose of this study was to analyse the correlations of metabolic syndrome components (central obesity, triglyceride levels, and hypertension) and related factors including nutrient intake and bone physical activity with bone density in obese adolescents. A cross-sectional study was conducted involving 47 obese adolescents (15-18 years) from three high schools in Semarang city, Central Java, selected by consecutive sampling. Bone density was measured by the Quantitative Ultrasound method. Metabolic syndrome and osteopenia were detected in 28% and 11% subjects, respectively. Positive correlations were found between triglyceride levels, calcium intake, vitamin D intake, current bone-physical activity (cBPA) and bone density (p<0.05). Conversely, central obesity, blood pressure, protein intake, animal protein, plant protein, phosphorus, potassium, sodium, past bone-physical activity (pBPA), and total bone-physical activity (tBPA) were not correlated with bone density. It was found that calcium intake, cBPA, and triglyceride levels were the two strongest factors related to bone density (adjusted R2=52.5%). This study showed that obese adolescents are at risk of having metabolic syndrome and higher triglyceride levels imply lower bone density.
HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA Gusria Yuana; Etisa Adi Murbawani; Binar Panunggal
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.266 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14457

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada remaja. Massa lemak tubuh merupakan indikator yang berhubungan dengan hipertensi. Pengukuran lemak tubuh lebih baik dalam mendeteksi obesitas daripada pengukuran berat badan dan IMT pada populasi Asia. Lemak subkutan merupakan parameter yang lebih baik dalam memprediksi risiko penyakit hipertensi dibandingkan dengan lemak bagian viseral. Lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold) merupakan gambaran dari lemak subkutan.Tujuan : Menganalisis apakah terdapat hubungan antara lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold) dengan tekanan darah pada remaja.Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah subjek 60 orang berusia 16-18 tahun. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Semarang. Variabel yang diukur yaitu tekanan darah, lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold). Analisis data dengan menggunakan uji Korelasi Rank-Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wallis.Hasil : Rerata diameter lingkar leher adalah 32,7cm, skinfold (23,45±4,96)mm, TDS (115,9±9,98)mmHg, dan TDD (78,8±7,5)mmHg. Berdasarkan TDS, prevalensi hipertensi (≥ persentil 95th), adalah sebesar 3,4%, prehipertensi (persentil 90th-<95th) sebesar, 48,3%, dan normal (< persentil 90th) sebesar 48,3% sedangkan berdasarkan TDD adalah 18,3%, 50%, dan 31,7%. Terdapat hubungan yang positif antara lingkar leher dengan TDS (p=0,001; r=0,414) dan TDD (p=0,004; r=0,370) pada remaja. Terdapat hubungan yang positif antara tebal lemak bawah kulit (skinfold) dengan TDS (p=0,002; r=0,392) dan TDD (p=0.004; r=0,368) pada remaja..Simpulan : Terdapat hubungan antara lingkar leher dan tebal lemak bawah kulit (skinfold) dengan tekanan darah (TDS dan TDD) pada remaja.
Co-Authors Adriyan Pramono Ahmad Syauqy Anggraeni, Neni Anjani, Gemala Aryu Candra Asnelviana, Hana Ayu Rahadiyanti Balgis Balgis Bintang, Fransisca Natalia Chairunnisa, Estillyta Choirun Nissa Choirun Nissa Dea Mustika Hapsari, Dea Mustika Deny Yudi Fitranti Dewi Marfu’ah Kurniawati Dewi Mulad Sari Dewi, Clara Rashinta Dewi, Listiyani Kusumo Diana Nur Afifah, Diana Nur Dita Adi Subiakti Dwi Arum Sulistyaningsih Emma Kurniawaty, Emma Enny Probosari Etika Ratna Noer Etisa Adi Murbawani Fachrana Fachrana Febrian Saniarto Fillah Fithra Dieny Fitriyono Ayustaningwarno Gusria Yuana Haidar Asshidiqie Hartanti Sandi Wijayanti Henny, Via Anugrah Hertanto Wahyu Subagio Ignatius Roy Indra P, Ignatius Roy Iqlima Safitri, Iqlima Khikmaturrohman, Sya’bani Isnaen Khoiriyah, Dian Kirana, Stela Maris Adinda Budi Lestari, Rahma Wati Dwi Linda Isdamayani, Linda Lusia Yotista Enggal Parasthi Marsa, Firdaus Shadiqa MARTHA ARDIARIA Maulana, Reza Achmad Mohammad Sulchan Mohammad Zen Rahfiludin Muhammad Sulchan Mumpuni, Ocka Febrian Ningsih, Diajeng Dian Rahana Ningsih, Ryta Ristantia Nugrahani, Gardinia Nugraheni, Dini Nuris Zuraida Rakhmawati Nurkomala, Siti Nurmasari Widyastuti Nuryanto Nuryanto Pramono, Adryan Pratiwi, Hera Rachma Purwanti Rahayu, Gita Riski Rahma Wati Dwi Lestari Rahma, Fadilla Ratna Fathurrizqiah, Ratna Rejeki, Vina Puji Riani Arifin Rosmalinda, Yusie Setyawan, Fajar Siringoringo, Ester Theresia Siti Santiaji Pursriningsih, Siti Santiaji Sukmasari, Vintantiana Suryaningtyas, Ratih Tiara Aris Dahriani Tika Mei Indah Susanti, Tika Mei Indah Vintantiana Sukmasari Winarto, Zahra Qurrota A'yun Wiriesta Anggraini Yusuf Hidayat