Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuskripta

Identifikasi Tiga Naskah Wasiat Madrais S. Allibasa Koleksi Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Kuningan Tedi Permadi
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1487.466 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.60

Abstract

Carakan is one kind of traditional Indonesian script. In the past, carakan used for various purposes in the archipelago written tradition, both for practical everyday purposes and meeting the needs of the administration of the local government; including testamentary with regard to the utilization of a wealth of indigenous peoples. Their testament manuscript text written using characters carakan, especially with the peculiarities in the form of letters generated by a playwright (idiograph), required a special technique to recognize the characters shape. The technique used is the technique of trace (tracing) directly above character by character so we get the script transliteration guidelines which refer directly to the text of the manuscript. Results from this study is (1) guide transliteration of three testamentary of Madrais S. Allibasa Manuscript; (2) certainty of the same authors on three testamentary manuscripts, namely Madrais S Allibasa, although there are only two manuscript text which states the name Madrais and an existing script text signature; and (3) certainty contents of a will stating that the lands of indigenous peoples should not be shared inheritance and sold, can only be used for the common. --- Carakan adalah salah satu jenis aksara tradisional Indonesia yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam tradisi tulis Nusantara, baik untuk keperluan praktis sehari-hari maupun pemenuhan kebutuhan administrasi di pemerintahan lokal; termasuk menuliskan surat wasiat yang berkenaan dengan pemanfaatan harta kekayaan suatu masyarakat adat. Adanya teks naskah surat wasiat yang ditulis dengan menggunakan aksara carakan, terlebih dengan adanya kekhasan dalam bentuk aksara yang dihasilkan oleh seorang penulis naskah (idiograph), diperlukan satu teknik khusus untuk mengenali bentuk aksaranya. Teknik yang digunakan adalah teknik jiplak (tracing) langsung atas karakter demi karakter aksara sehingga didapatkan panduan alih aksara yang mengacu secara langsung pada teks naskah yang dibaca. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat adanya (1) panduan alih aksara atas tiga surat wasiat Madrais S. Allibasa; (2) kepastian penulis yang sama atas tiga naskah surat wasiat, yaitu Madrais S Allibasa, walaupun hanya terdapat dua teks naskah yang menyatakan nama Madrais dan satu teks naskah yang ada tanda tangannya; dan (3) kepastian isi surat wasiat yang menyatakan bahwa tanah masyarakat adat tidak boleh dibagi waris dan diperjualbelikan, hanya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Penyelamatan Naskah-naskah Karya Pangeran Madrais dengan Teknik Digitalisasi Tedi Permadi; Emmy Ratna Gumilang Damiasih; Euis Kurniasih
Manuskripta Vol 8 No 2 (2018): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.687 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v8i2.121

Abstract

Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda are Sundanese community doctrines based in Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur Sub-Distric, Kuningan Distric, West Java Province. Sundanese teachings that are used as a guide in carrying out customs and traditions are the teachings of Prince Madrais Sadewa Alibassa Kusumaningrat; in the form of speech and writing. Prince Madrais's writing, now in the category of manuscripts, the condition is worrying and has not received proper care and repair. One effort to save the content of the manuscript is the technique of digitizing the manuscript. The problems faced by the manager of Paseban Tri Panca Tunggal in the rescue of manuscripts, are now handled by the knowledge of care and the way of codification; good places and tools for storing manuscripts and the ability to maintain and digitize the manuscript. These efforts expected to provide an understanding of the characteristics, roles, functions, and meaning of the Prince Madrais Manuscript’s in the whole journey of the Nusantara written tradition; can further be utilized to serve as one of the reference sources of the nation's cultural development. -- Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda adalah penganut ajaran Sunda yang berpusat di Paseban Tri Panca Tunggal, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ajaran Sunda yang dijadikan pedoman dalam menjalankan adat dan tradisi adalah ajaran Pangeran Madrais Sadewa Alibassa Kusumaningrat yang berupa tuturan dan tulisan. Tulisan tangan Pangeran Madrais yang sekarang termasuk kategori naskah kuno, kondisinya mengkhawatirkan dan belum mendapat perawatan serta perbaikan sebagaimana mestinya. Permasalahan yang dihadapi pengelola Paseban Tri Panca Tunggal dalam penyelamatan naskah sekarang tertangani dengan adanya pengetahuan perawatan naskah, tempat dan alat yang baik untuk menyimpan naskah, dan kemampuan merawat dan mendokumentasikan naskah. Salah satu upaya pelestarian naskah-naskah tersebut adalah dengan teknik digitalisasi. Upaya ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang karakteristik, peran, fungsi, dan makna naskah karya Pangeran Madrais dalam keseluruhan perjalanan tradisi tulis Nusantara; lebih lanjut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber rujukan pengembangan budaya bangsa.