Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Sanitasi Lingkungan Pedagang Jus Buah di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Rizka Sofia; Juwita Sahputri; Cut Sidrah Nadira; Khairunnisa Z; Dinda An-nisa
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 2 (November, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i2.5063

Abstract

Kontaminasi pada minuman dapat menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu penyebab terjadinya kontaminasi minuman adalah kurangnya perhatian pedagang tentang prinsip-prinsip sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Minuman yang sudah terkontaminasi secara biologis, kimiawi dan fisik akan menginfeksi manusia (waterborne disease). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan pedagang jus buah di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 60 pedagang. Instrumen menggunakan lembar check list dan kemudian dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan karakteristik jenis kelamin mayoritas perempuan dengan rata-rata usia dewasa (26-45 tahun) dan pendidikan didominasi oleh tingkat pendidikan rendah. Hasil penelitian ini menggambarkan sanitasi lingkungan, kondisi lingkungan tempat penjualan kurang baik dilihat dari sampah yang berserakan, keadaan tanah atau aspal tidak kering (61,7%), kondisi tempat sampah kurang baik dilihat dari tempat sampah yang terbuka (60%), kondisi tempat pencucian kurang baik dilihat dari pedagang yang menggunakan tempat cuci tangan, alat dan bahan dalam satu wadah secara bersamaan (80%), serta kondisi saluran pembuangan kurang baik (66,7%). Kesimpulan penelitian ini ialah sanitasi lingkungan pedagang jus buah di Kecamatan Banda Sakti masih kurang baik. 
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Mpasi Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Mauliza Mauliza; Mardiati Mardiati; Juwita Sahputri; Noviana Zara; Siratul Wahyuni
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 2 (November, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i2.5419

Abstract

Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan suatu makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan zat gizi selain dari Air Susu Ibu (ASI). Adanya praktik pemberian MPASI terlalu dini, yaitu pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, menjadi perhatian yang serius dimana organ-organ pencernaan pada tubuh bayi belum tumbuh sempurna dan berakibat menimbulkan dampak bagi kesehatan bayi antara lain penyakit diare. Salah satu faktor yang menyebabkan ibu memberikan MPASI terlalu cepat yaitu karena pengetahuan ibu masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MPASI dini di wilayah kerja puskesmas banda sakti. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi kurang dari 6 bulan yang memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi square. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster sampling dengan jumlah 90 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil yang didapatkan yaitu tingkat pengetahuan terbanyak adalah kategori kurang sebesar 56,7 %, sementara tindakan pemberian MPASI Dini terbanyak adalah kategori diberikan sebanyak 67,8 %. Kesimpulan Nilai p-value sebesar 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MPASI Dini 
HUBUNGAN PEMBENTUKAN BIOFILM OLEH BAKTERI GRAM NEGATIF DENGAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA WANITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Juwita Sahputri; Dharma Lindarto; Ratna Akbari Ganie
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 4: No. 1 (Mei, 2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v4i1.804

Abstract

Diabetes melitus (DM) memiliki efek jangka panjang terhadap sistem genitourinari yang menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien wanita dan umumnya bersifat asimtomatik. Bakteri gram negatif merupakan mikroorganisme penyebab tersering yang dapat membentuk biofilm sehingga sering menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pembentukan biofilm bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik pada wanita diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 45 orang wanita DMT2 anggota Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Pada semua responden dilakukan kultur urin porsi tengah, uji sensitivitas dan pemeriksaan biofilm terhadap isolat bakteri yang teridentifikasi.  Hasil kultur urin menunjukkan bakteriuria signifikan 14 (31%) responden. Identifikasi koloni menunjukkan bakteri penyebab ISK antara lain Escherichia coli (35,7%), Klebsiella pneumoniae (35,7%), Enterobacter sp (21,5%) dan Citrobacter sp (7,1%). Uji sensitivitas dijumpai 8 (57%) isolat resisten terhadap antibiotik, yaitu 2 (14,2%) isolat terhadap ciprofloksasin dan 6 (42,8%) isolat terhadap TMP-SMX. Bakteri gram negatif yang diisolasi 100% mampu membentuk biofilm dengan kategori weak. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Rank Spearman correlation dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan yang sangat lemah antara pembentukan biofilm oleh bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik ciprofloksasin dan TMP-SMX.
ENZIM SEBAGAI BIOMARKER DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI Juwita Sahputri
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 2 (November, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v3i2.433

Abstract

Enzim bekerja sebagai katalisator yang mempercepat reaksi kimiatanpa merubah ataupun merusak reaksi tersebut. Enzim dapat dimanfaatkan sebagai biomarker dari kerusakan suatu jaringan dan reagensia diagnosis. Tulisan ini Mengkaji peranan beberapa enzim sebagai biomarker untuk mendiagnosis penyakit infeksi seperti enzim aminotransferase pada penyakit demam berdarah dengue, enzim urease pada infeksi Helicobacter pylori, enzim procalsitonin pada pasien sepsis. Tulisan ini menggunakan pendekatan tinjauan kepustakaan guna menelaah lebih mendalam mengenai peranan enzim dalam diagnosis penyakit infeksi. Hilangnya keseimbangan antara pembentukan dan penghancuran enzim mengakibatkan lepasnya enzim ke aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai biomarker penyakit.
PENYULUHAN PROTOKOL KESEHATAN ERA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) DI SDN 14 MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE Juwita Sahputri; Rizka Sofia
Lentera : Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Vol 4 No 4 (2020): Lentera, Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Awal tahun 2020 Coronavirus disease (Covid-19) telah menjadi permasalahan kesehatan diseluruh dunia. Kasus ini diawali dengan ditemukannya seorang penderita yang mengalami pneumonia dengan penyebab yang tidak jelas. Kasus ini terus berkembang dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi di seluruh dunia. Pendidikan menjadi salah satu sektor yang terkena dampak pandemi covid-19. Pemerintah diberbagai negara membuat kebijakan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan Universitas, hal ini dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses meluasnya penularan virus corona. Akhir dari pandemi covid-19 hingga saat ini belum ada titik terangnya sedangkan seluruh aktivitas harus dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Sehingga pemerintah menerapkan skenario new normal untuk mengatasi permasalahan akibat penerapan PSBB. Protokol kesehatan harus diterapkan pada institusi pendidikan. Karena itu pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada civitas akademika sekolah mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama menjalankan pembelajaran tatap muka era pandemi covid-19. Kegiatan dilaksanakan pada SDN 14 Muara Dua Kota Lhokseumawe. Metode yang digunakan adalah ceramah dengan bantuan poster dan simulasi/ praktek langsung. Target dan luaran kegiatan ini adalah edukasi dan pemenuhan sarana prasarana pencegahan penularan covid-19 serta peningkatan kesadaran dan perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah siswa/siswi SDN 14 Muara Dua Kota Lhokseumawe dapat menjalankan protokol kesehatan dengan baik, hal ini terlihat saat murid-murid mampu melakukan praktek cuci tangan dengan sabun sesuai rekomendasi WHO, etika batuk serta cara menggunakan dan melepaskan masker dengan benar.
DERMATITIS EKSFOLIATIF GENERALISATA (ERITRODERMA) AKIBAT DERMATITIS KONTAK ATAU PARASETAMOL Saiful Ramadhan; Cut Putri H; Anna Millizia; Juwita Sahputri
Lentera : Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Vol 5 No 5 (2021): Lentera, Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatitis eksfoliatifgeneralisata (DEG) atau eritroderma merupakan penyakit inflamasi yang jarang terjadi dengan karakteristik eritemageneralisata, yang melibatkan lebih dari 90% luas permukaan tubuh, disertai dengan berbagai derajat skuama dan rasa gatal. Kasus: Pasien, wanita dating dengan keluhan munculnya bercak kemerahan di kulit dan kulit yang bersisik hamper di seluruh tubuh yang dirasakan gatal sejak 2 minggu yang lalu. Pasien ada riwayat konsumsi parasetamol dan makannenas 2 minggu yang lalu. Status dermatologis didapatkan makulaeritema yang berkonfluensi, ukuran nummular sampai dengan plakat, multipel dan skuama yang terdistribusi secara generalisata, ekskoriasi dan krusta. Diskusi: DEG dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain dermatitis kontak, dermatitis atopi, psoriasis, dermatitis seboroik. Dermatitis kontak iritan dapat disebabkan oleh beberapa zat kimia dari tanaman seperti nenas. Parasetamol merupakan salah satu obat yang paling sering mencetuskan DEG. Kesimpulan: Dermatitis eksfoliatif generalisata dapat disebabkan oleh dermatitis kontak dan obat-obatan. Diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk penegakan diagnosis.
Pembinaan Kader Kesehatan dan Peningkatan Pengetahuan Orang Tua dalam Deteksi Dini Tuberkulosis pada Anak di Desa Reuleut Timu Kabupaten Aceh Utara Khairunnisa, Cut; Juwita Sahputri; Mardiati; Muhammad Kautsar; Aulia Rahman
Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jbpkm.v4i1.1609

Abstract

Anak merupakan kelompok usia yang sangat rentan untuk terinfeksi tuberkulosis, mengingat fungsi imunitas tubuh yang masih belum berkembang secara optimal. Temuan semakin meningkatnya jumlah kasus TB dewasa di Kabupaten Aceh Utara semakin beresiko bagi anak-anak untuk tertular penyakit yang sama. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian ini akan dilakukan pembinaan terhadap kader kesehatan dan orang tua sebagai mitra yang akan dididik untuk membantu tenaga kesehatan dalam upaya deteksi dini tuberkulosis pada anak. Mekanisme pelaksanaan berupa mempersiapkan kader dengan memberikan edukasi tentang deteksi dini tuberkulosis pada anak. Pelaksanaan intervensi melalui pemberian edukasi menggunakan media audio-visual, serta dilakukan juga monitoring dan evaluasi untuk menjalin hubungan dan mengetahui perkembangan kemitraan dalam melaksanakan deteksi dini tuberkulosis pada anak di desa Reuleut Timu. Pada akhir kegiatan pengabdian diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada kader dan orang tua tentang tuberkulosis baik upaya pencegahan, gejala yang timbul, upaya pengobatan dan tatacara deteksi dini tuberkulosis. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa intervensi edukasi kesehatan yang diberikan memiliki pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan kader dan orang tua.
Analisis Cemaran Staphylococcus aureus pada Saus yang digunakan Pedagang Bakso di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe Putri Athira Tarigan; Mardiati Mardiati; Juwita Sahputri
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 5 No. 3 (2025): November : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v5i3.8164

Abstract

Sauce is a processed product made from fruits or vegetables in paste form and is commonly used as a food condiment, especially in popular street foods like meatballs (bakso) in Indonesia. Inadequate attention to hygiene and sanitation in food handling can lead to contamination by microorganisms, including Staphylococcus aureus. This study aimed to evaluate the hygiene and sanitation practices of meatball street vendors around elementary schools in Banda Sakti District, Lhokseumawe, and to detect the presence of S. aureus contamination in the sauces used, as well as assess compliance with the Indonesian National Standard (SNI) 7388-2009. The research involved interviews and observational assessments of vendors, as well as laboratory analysis of 25 sauce samples using the Spread Plate method on Baird Parker Agar with three levels of dilution and colony counting based on the Aerobic Plate Count formula. Samples were collected using purposive sampling. The results showed that vendors had good hygiene and sanitation practices, and no S. aureus contamination was found in the sauce samples. Therefore, the sauces met the microbial safety standards set by SNI 7388-2009. In conclusion, the vendors maintained proper hygiene and sanitation, and the sauces used were free from Staphylococcus aureus contamination, indicating compliance with food safety standards.
Identification of the fungi causing onychomycosis to fish traders in the fish market Lhokseumawe city Pusong M.Raisya Kesha; Juwita Sahputri; Wizar Putri Mellaratna
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal eduHealt, Edition January - March, 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Onychomycosis is a disease caused by dermatophyte fungi, including Microsporum, Trichophyton and Epidermophyton, apart from that, there are also non-dermatophyte fungi, including Aspergillus sp., and Malessezia furfur. This study aims to identify dermatophyte and non-dermatophyte fungi in the toenails of fish traders at the Pusong Fish Market and identify factors that can increase the risk of fungal infections in the toenails of fish traders, such as sanitation conditions, personal hygiene, or other environmental factors. This research uses a descriptive method by taking nail samples from fish traders, then analyzing them using Sabouraud Dextrose Agar (SDA) culture media. The results of the study showed that 100% of the samples showed nail abnormalities, with the distribution of non-dermatophyte fungal infections reaching 63.2% consisting of 24 people and dermatophyte 36.8% consisting of 14 people. Based on risk factor analysis, it indicates that sanitation conditions and personal hygiene of fish traders play an important role in the spread of fungal infections. The conclusion of this research is that all fish traders at the Pusong market experienced nail disorders (Onychomycosis) due to being infected with dermatophyte and non-dermatophyte fungi with the most common type of fungus being Aspergillus Niger which is a non-dermatophyte fungal group.
Vector Density Analysis of Dengue Hemorrhagic Fever in Tumpok Teungoh Village, Lhokseumawe City Sofia, Rizka; Juwita Sahputri
Open Access Indonesian Journal of Medical Reviews Vol. 2 No. 5 (2022): Open Access Indonesian Journal of Medical Reviews
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/oaijmr.v2i5.229

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease of the dengue virus, which is transmitted by the Aedes aegypti mosquito as the main vector and Aedes albopictus as a potential vector. Monitoring the population density of Aedes aegypti is very important to assist in evaluating the presence of threats in each city, and so that mosquito eradication measures can be improved. The purpose of this study was to determine the density of the DHF vector in the village of Tumpok Teungoh, Lhokseumawe City. The population in this study were all houses in the village of Tumpok Teungoh, Lhokseumawe City, which amounted to 2,531 houses. The number of samples used is 100 houses which will be carried out by random sampling. Data was collected through direct observation by observing the type and number of containers as well as the presence of Aedes aegypti in water containers/holds in each house. Data analysis was carried out descriptively on the type of container, the number of larva-positive containers, the number of larva-positive houses, and the larval density, which was calculated based on the house index, container index, and Breteau index numbers. The results showed that the House Index (HI) was 29%, the container index (CI) was 20.5%, and the Breteau index (BI) was 41%. In conclusion, the density of DHF larvae in Tumpok Teungoh Village, Lhokseumawe City, is at level 5, which is the category of moderate risk of DHF transmission.