Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEREBUSAN PADA UMBI PORANG (AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) MENGGUNAKAN LARUTAN NaHCO3 TERHADAP PENURUNAN KADAR KALSIUM OKSALAT Eka Sri Astuti; Suryati Suryati; Syamsul Bahri; Masrullita Masrullita; Meriatna Meriatna
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7243

Abstract

Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) merupakan salah satu tanaman yang potensial digunakan untuk bidang medis, industri serta pangan. Porang memiliki kandungan glukomanan yang tinggi. Selain mengandung senyawa glukomanan, umbi porang juga mengandung senyawa kalsium oksalat. Kalsium oksalat pada umbi porang dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada lidah saat dikonsumsi serta dapat menyebabkan gangguan ginjal bila dikonsumsi berlebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar kalsium oksalat dengan metode perebusan dalam larutan NaHCO3, dengan variasi suhu dan waktu perebusan,  sehingga dapat menaikkan kadar glukomanan pada tepung porang. Metode yang digunakan dalam penentuan kadar kalsium oksalat adalah titrasi permanganometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar glukomanan tertinggi yang diperoleh pada suhu 80⁰C dengan waktu 70 menit yaitu sebesar 84,98%, kemudian hasil kadar air paling rendah yaitu sebesar 1,42% pada suhu dan waktu reaksi yang sama, kemudian untuk hasil kadar abu pada umbi porang diperoleh nilai sebesar 3,99% dengan waktu 70 menit dan suhu 80⁰C dan penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung porang yang paling baik diperoleh  pada proses perebusan dengan suhu 80⁰C yang dilanjutkan dengan waktu 70 menit sebesar 48,6 mg/100 gram. Penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung porang ini sudah aman untuk dikonsumsi karena sudah memenuhi ambang batas yang dianjurkan yaitu sebesar 71 mg/100 gram.
Pembuatan Biofoam Dari Ampas Tebu Dan Tepung Maizena Syamsul Bahri; Fitriani Fitriani; Jalaluddin Jalaluddin
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i1.4173

Abstract

Penggunaan stryrofoam sebagai kemasan makanan secara terus-menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan, untuk mengatasi dampak tersebut diperlukan kemasan makanan yang dapat didaur ulang dan ramah lingkungan sebagai pengganti stryrofoam. Biofoam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang terbuat dari bahan baku alami, yaitu pati dengan tambahan serat untuk memperkuat strukturnya. Ampas tebu dan tepung maizena merupakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan biodegradable foam dan Penambahan magnesium strearat  bertujuan untuk meningkatkan kuat tarik dan daya serap air, penetelitian ini bertujauan untuk pengaruh konsentrasi NaOH terbaik dan untuk mengatahui tingkat biodegrabeliti yang terlalu tinggi,  dengan variasi  konsentrasi ampas tebu 50 gr, 55 gr dan 60gr dengan konsentrasi NaOH (0 %, 2,5%, 5% dan 7,5%). Pada penelitian ini diperoleh hasil karakteristik terbaik untuk uji ketahanan kua tarik pada variasi 0% dengan ampas tebu 50 gr didapatkan dengan nilai 0,60 kgf/mm2), sedangkan uji kadar air didapatkan nilai terbaik pada konsentarasi 0% dengan amaps tebu 50 gr didapatkan dengan nilai 4,4 %
Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2015
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v4i2.72

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguji perolehan  pulp dari batang pisang   melalui proses soda. Bahan baku pulp terdiri atas selulosa, hemiselulosa, lignin dan ekstraktif. Pulp dapat dibuat dengan cara kimia, yaitu memasak bahan baku dengan menggunakan bahan kimia yang sesuai di dalam Reaktor. Batang pisang  yang berukuran 1 cm sebanyak 10 gram dimasak dengan menvariasikan konsentrasi NaOH dan waktu pemasakan. Konsentrasi NaOH yang digunakan 0,5;  1; 1,5; 2 dan 2,5 %  dengan waktu pemasakan 30; 60; 90; 120 dan 150 menit. Kondisi terbaik dari hasil penelitian diperoleh pulp 61.43 %, kandungan selulosa 83.3 %, dan kandungan lignin 2.97 % pada waktu pemasakan 120 menit dan konsentrasi NaOH 2 %.
PEMBUATAN SERBUK PULP DARI DAUN JAGUNG Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2015
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulp merupakan bahan berupa serat berwarna kecoklatan yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari biomassa. Pulp digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas, pulp tersebut berasal dari tumbuhan kayu maupun dari tumbuhan non kayu. Penelitian ini dilakukan untuk menguji perolehan pulp, α-selulosa dan lignin dari daun jagung melalui proses acetosolv dengan melihat pengaruh waktu pemasakan dan konsentrasi pelarut dalam pembuatan pulp dari daun jagung. Ukuran daun jagung yang digunakan 20 mesh dengan variasi waktu pemasakan dan konsentrasi larutan asam asetat. 75, 85, 95, dan 105 menit, Konsentrasi larutan asam asetat yang digunakan 55%, 65 %, 75 %, 85 %, suhu pemasakan 100oC dan kecepatan pengadukan 100 rpm. Perolehan pulp tertinggi pada konsentrasi asam asetat 75 % dengan waktu perebusan 95 menit sebesar 79.2 %. Kandungan selulosa tertinggi diperoleh pada konsentrasi asam asetat 75 % dengan waktu perebusan 95 menit yaitu sebesar 63.33%. Kandungan lignin diperoleh pada konsentrasi asam asetat 85 % dengan waktu perebusan 105 menit yaitu sebesar 2 %.
ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI AMPAS TEH PADA KOLOM Nur Asiah Indah Rahayu; Novi Sylvia; Syamsul Bahri; Meriatna Meriatna; Agam Muarif
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.7030

Abstract

Methylene blue (MB) merupakan zat pewarna yang umum digunakan pada industri tekstil dan senyawa ini memiliki gugus benzene sehingga sulit untuk terurai secara alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tinggi unggun yang digunakan pada penyisihan methylene blue menggunakan ampas teh. Parameter operasi yang efektif seperti konsentrasi adsorbat, tinggi unggun dan waktu kontak pada adsorpsi telah diselidiki. Data model kinetik dianalisa menggunakan model orde pertama semu, orde kedua semu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang terbaik untuk waktu operasi adsorben yang digunakan dengan konsentrasi adsorbat 15 mg/L pada tinggi unggun 8, 12 dan 16 cm berturut-turut yaitu 60 menit, 60 menit dan 75 menit dengan efesiensi penyerapan sebesar 98.4793%, 99.3441% dan 99.4883%. Mekanisme kesetimbangan adsorpsi dipelajari dengan menggunakan dua jenis isotehrm, yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich.  Fenomena dari adsorpsi MB ke ampas teh didapatkan bahwa model Freunlich lebih sesuai dalam menjelaskan kesesauaian antara data ekperimen dengan data yang diperoleh dari model. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa nilai koefisien korelasinya (R2) yang diperoleh juga lebih tinggi untuk Freunlich dari pada Langmuir, yaitu 0.9764.
Pembuatan Sabun Mandi Padat Dengan Minyak Nilam Sebagai Anti Septik Agus Salim; Masrullita Masrullita; Eddy Kurniawan; Zainuddin Ginting; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i4.6616

Abstract

Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang didapat dari buah kelapa sawit yang diolah menjadi sabun karena memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi yang merupakan komponen utama dalam pembuatan sabun mandi padat. Pembuatan sabun mandi padat dapat dilakukan dengan reaksi saponifikasi yaitu reaksi hidrolisa asam lemak dengan alkali (NaOH). Pada penelitian ini variabel yang diukur adalah pengaruh volume minyak kelapa sawit (20,25, 30, dan 35 ml) terhadap kualitas sabun mandi padat dengan penambahan minyak nilam. Kemudian di karakterisasi untuk mengetahui persen asam lemak bebas, kadar air, fraksi tak tersabunkan, pH, dan uji organoleptik sesuai dengan standar SNI. Dari hasil pengujian ternyata sabun dengan volume minyak kelapa sawit 20 ml dengan penambahan minyak nilam 3 ml memenuhi standar SNI yaitu asam lemak bebas 0,49%, kadar air 19.6%, pH 9,75
Pembuatan Tepung dari Biji Mangga Novita Dewi; Syamsul Bahri; Jalaluddin Jalaluddin; Masrulita Masrulita; Sulhatun Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i4.6098

Abstract

Persentase biji mangga mencapai 17-39% dari total bobot satu buah mangga (Mangifera indica L.,), kandungan pati pada biji mangga memungkinkan pemanfaatan limbah biji mangga menjadi tepung. Namun dalam pengolahan terjadi reaksi pencoklatan.Perendaman biji dalam larutan natrium metabisulfit (Na2S2 O5) dapat dilakukan untuk mencegah reaksi pencoklatan tersebut.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji mangga dalam larutan Na2S2 O5 terhadap mutu tepung biji mangga yang dihasilkan. Perlakuan yang di berikan adalah lama perendaman dalam larutan natrium metabisulfit Na2S2 O5 dengan konsentrasi 3.000 ppm atau 3 gram yang terdiri dari lima taraf, yaitu: N1: 0 menit, N2: 15 menit, N3: 30 menit, N4: 45 menit, dan N:5 60 menit. Analisa mutu tepung yang dihasilkan pada setiap perlakuan meliputi analisis rendemen, kadar air, kesukaan terhadap aroma dan kesukaan terhadap warna.
Pembuatan Sabun Transparan Berbasis Minyak Kelapa Dan Minyak Jarak Dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Bahan Antioksidan Alami Zikri Amarullah Surbakti; Syamsul Bahri; Rozanna Dewi; Riska Nurlaila; Rizka Mulyawan
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i4.7493

Abstract

Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan sabun lebih menarik. Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih halus dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan (Qisty, 2009). Faktor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Tujuan Penambahan Lidah buaya (Aloe Vera) Lidah buaya pada sabun padat transparan adalah memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan dan bersifat antiseptik. Karboksipeptidase yang terdapat pada daging daun lidah buaya bersifat antiinflamasi, hemiselulose dan mannan berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan kulit. Polisakarida dan flavonoid juga bersifat sebagai antioksidan. Pada Penelitian ini, pembuatan sabun padat transparan dengan variabel yang telah ditetapkan formulanya yaitu sebanyak 0, 10, 20, 30 gram ekstrak lidah buaya dengan memvariasikan konsentrasi NaOH 26 %, 28 % dan 30 % serta menambahkan bahan baku minyak kelapa 40 gram, minyak jarak 30 gram, larutan gliserin 30 ml, larutan etanol 30 ml, larutan gula 70 % sebanyak 60 ml dan menambahkan asam stearat pada suhu reaksi 80°C . Penelitian ini bertujuan juga untuk membuat sabun padat transparan sesuai dengan ketentuan SNI 06-4085, 1994 yang meliputi penentuan uji kadar air, uji pH (Derajat Keasaman), uji stabilitas busa, dan penentuan uji organoleptik.
Pengaruh Asam Nitrat (HNO3) Sebagai Pelarut Pada Ekstraksi Pektin Dari Labu Siam Lidia Manik; Jalaluddin Jalaluddin; Rozanna Dewi; Syamsul Bahri; Zulnazri Zulnazri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i4.7700

Abstract

Pektin merupakan salah satu kelompok karbohidrat yang larut dalam air dan  terdapat pada dinding sel dan jaringan interseluler tanaman tertentu. Dalam penelitian ini bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pektin adalah labu siam. Proses pembuatan pektin yang digunakan adalah proses ekstraksi, yaitu salah satu proses pembuatan pektin dengan menggunakan pelarut organik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan pektin dari labu siam. Sampel labu siam 100 gr diekstraksi dengan menggunakan pelarut HN03pada pencucian pektin dengan alkohol 96%. Konsentrasi HN03 yang digunakan adalah 0,1 N, 0,15 N, 0,2 N dengan waktu ekstraksi 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Hasil penelitian proses pembuatan pektin dari labu siam adalah pada konsentrasi 0,2 N dan waktu 120 menit diperoleh rendemen 2,3%, kadar air 1,8%, kadar metoksil 3,72%, kadar galakturonat 69,84.
Pengaruh waktu dan konsentrasi asap cair terhadap daya tahan ikan tuna Nia Sagita Lestari; Novi Sylvia; Sulhatun Sulhatun; Syamsul Bahri; Meriatna Meriatna; Fikri Hasfita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6593

Abstract

Penelitian ini memaparkan tentang pemanfaatan asap cair dalam pengawetan pada ikan tuna sebagai umber protein baru. Dimana protein merupakan salah satu unsur yang paling penting bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan konsentrasi asap cair terhadap kuantitas protein dari daging ikan tuna dengan menggunakan proses pengawetan. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tahap persiapan bahan baku dilakukan dengan membuang kotoran dari daging dan dikecilkan ukurannya elanjutnya direndam dengan air bersih dan di cuci dengan berih. Proses pengawet di lakukan dengan cara merendam ikan ke dalam asap cair dan di tiriskan selama 15 menit dengan konsentrasi berbeda. Adapun tahap analisa yang dilakukan meliputi: analisa kadar protein dan uji organoleptic. Untuk analisa kadar protein meliputi tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Sehingga dapat diketahui hasil yang relatif baik diperoleh pada konsentrasi 100 % yaitu 24,1 %.