Claim Missing Document
Check
Articles

PRODUKSI BIOETANOL DARI NIRA AREN MELALUI PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI ROTI Muhammad Akbar Riza; Azhari Azhari; Syamsul Bahri; Ishak Ibrahim; Suryati Suryati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 2 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i2.9891

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis energi alternatif menyerupai bensin yang  dapat diperoleh dari fermentasi bahan-bahan yang mengandung amilum, sukrosa, glukosa, maupun fruktosa. Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya, perbedaannya adalah penelitian sebelumnya tidak memakai uji gas Chromatography untuk menghasilkan kadar bioetanol yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh waktu fermentasi dan massa ragi roti terhadap yield, densitas, viskositas dan kadar bioetanol. Metode penelitian menggunakan cara fermentasi dan distilasi dengan variasi waktu fermentasi 3, 5 dan 7 hari. Hasil dari penelitian ini didapatkan yield bioetanol tertinggi 7,390, densitas bioetanol tertinggi 0,8413 gr/ml dan viskositas tertinggi adalah 1,11 cP. Semakin lama waktu fermentasi dan massa ragi yang diberikan maka semakin baik produk yang dihasilkan. Nilai densitas dan viskositas dari bioetanol yang didapatkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia.
ANALISA VARIASI POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) DAN CANGKANG TELUR SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PAVING BLOCK RAMAH LINGKUNGAN Nursakinah Nursakinah; Zulnazri Zulnazri; Syamsul Bahri; Ahmad Fikri; M Haikal Af
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 4 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i4.11093

Abstract

Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal dan beton. Cangkang telur dan PET merupakan salah satu yang banyak dihasilkan. Penambahan cangkang telur dan PET bertujuan untuk meningkatkan kemampuan daya serap air dan kuat tarik. Metode yang digunakan yaitu metode cold press dengan tiga tahap pembuatan yaitu persiapan cangkang telur, pembuatan PET cair dan pembuatan paving blok. Hasilnya bahan tambah cangkang telur 100% memiliki daya serap air dan nilai kuat tekan yang paling tinggi yaitu 4,89 % dan 10,56 MPa. Hal ini disebabkan karena ikatan kimia antara cangkang telur dan semen portland yang terbentuk cukup jenuh sehingga menyebabkan daya serap air dan kuat tekan meningkat
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dan Pengembangan Hasil Produk Unggulan Di Desa Kilometer VIII Simpang Keuramat Aceh Utara Zainuddin Ginting; I Ishak; Syamsul Bahri; Eddy Kurniawan; Adzuha Desmi; Rizka Mulyawan
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 2, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Dikara Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Kilometer VIII Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara merupakan wilayah penghasil Nilam Aceh yang menghasilkan minyak nilam berkualitas terbaik kedua di dunia. Desa ini memiliki beberapa produk unggulan seperti Minyak Angin Aromaterapi, Parfum dan Pengharum Ruangan. Namun produk unggulan ini kurang pemasarannya, dikarenakan pengolahan sumber daya yang kurang inovatif, manajemen pemasaran dan promosi yang kurang produktif serta masalah modal usaha. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM)  ini akan melakukan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan baku minyak nilam dan juga melakukan Kerjasama pemasaran dan promosi produk unggulan desa yang telah dihasilkan seperti Minyak Angin Aromaterapi, Parfum dan Pengharum Ruangan dengan membuat   brand dan logo untuk setiap produk hasil olahan minyak nilam. Salah satu cara dalam pemasaran produk unggulan desa pembuatan marketplace seperti Instagram, Facebook dan Shopee yang bertujuan untuk memperluas cakupan pasar sampai ke luar daerah, serta menambah kreativitas masyarakat dalam pengetahuan teknologi informasi. Produk inovasi lainnya yang dapat dibentuk berupa lilin aromaterapi sebagai repelan nyamuk alami berbahan dasar minyak nilam. Usaha pembuatan lilin aromaterapi sebagai repelan nyamuk alami sangat efektif untuk dikembangkan di Desa Kilometer VIII dikarenakan banyak masyarakat yang rentan terjangkit DBD. Metode pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan mitra adalah dalam bentuk pelatihan dan pembinaan/pendampingan pada pembuatan lilin aromaterapi serta aplikasi penggunaan lilin aromaterapi. Hasil evaluasi dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran dan inovasi masyarakat desa Kilometer VIII untuk menciptakan produk-produk olahan berbahan baku minyak nilam yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta cara pemasalan dan promosi produk menggunakan marketplace salahsatu teknologi yang banyak digunakan saat ini. Program ini juga dalam rangka merintis dan membangun industri kecil (Home Industry) dalam bentuk industri olahan minyak nilam di desa Kilometer VIII yang memanfaatkan produksi minyak nilam dan menjualnya di daerah sekitar secara komersial yang efektif meningkatkan ekonomi di desa Kilometer VIII dan sekitarnya.
EKSTRAKSI PEKTIN DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA PARADISACA) MENGGUNAKAN PELARUT ASAM ASETAT Leny Permata Sari; Syamsul Bahri; Muhammad Muhammad; Suryati Suryati; Azhari Azhari
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 3 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i3.16178

Abstract

Abstrak1Komoditas pisang di Indonesia menduduki tempat pertama di antara jenis buah-buahan lainnya, baik dari segi luas pertanamannya maupun dari segi produksinya. Buah pisang sangat digemari untuk dikonsumsi baik secara langsung sebagai buah segar ataupun sebagai produk olahan. Saat ini kulit pisang digunakan untuk pakan ternak atau hanya dibuang sebagai limbah rumahan atau industri. Pemanfaatan kulit pisang tersebut kurang optimal, padahal kulit pisang mengandung komponen yang bermanfaat bagi manusia, termasuk kandungan pektin yang ada didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh waktu, serta temperatur terhadap kadar pektin yang didapatkan dan mengetahui pengaruh pelarut terhadap pengujian kadar pektin yang sesuai dengan parameter SNI. Proses ektraksi dilakukan menggunakan pelarut asam asetat dan kemudian dilakukan perendaman menggunakan etanol 96%. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang menjadi pembeda dari penelitian sebelumnya adalah variabel waktu ektraksi yang digunakan adalah 70, 80, 90 dan 120 menit, sedangkan suhu ektraksi yang digunakan adalah 70℃, 80℃ dan 90℃, dengan konsentrasi larutan 0,05N. Parameter yang dianalisa adalah kadar produk, kadar air, kadar metoksil, kadar asam galakturonat, dan uji FTIR. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil yang paling optimum didapat dari variabel waktu ektraksi adalah 120 menit dan suhu ektraksi adalah 90℃ dengan hasil uji analisa kadar pektin 18,534%, berat ekivalen 909 mg, kadar metoksil 9,45%, kadar asam galakturonat 80,84%, kadar air 0,4475.Kata Kunci : Ekstraksi, Kadar, Kulit pisang, Suhu, Waktu.
PEMBUATAN TAWAS DARI KALENG BEKAS BERBAHAN ALUMINIUM UNTUK PENJERNIHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT Ahmad Alwi Hasibuan; Edy Kurniawan; Jalaluddin Jalaluddin; Syamsul Bahri; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 6 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i6.12063

Abstract

Karena semua wadah minum biasanya terbuat dari aluminium, maka sangat memungkinkan untuk digunakan dalam produksi tawas. Tawas atau alum adalah senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia [Al2(SO4)212H2O]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas tawas sintetik dari limbah minuman dan mengetahui pengaruh rasio aluminium (Al) dan kalium hidroksida (KOH) terhadap produksi tawas. dan untuk pengujian air limbah rumah sakit. “Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya dengan memvariasikan konsentrasi KOH sebesar 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% didapatkan nilai tawas tertinggi pada konsentrasi 30%”. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi KOH 10%, 20%, 30% H2SO4 3M dengan berat sampel 10 gram. Berdasarkan penelitian ini, rendemen tawas yang dibuat dari kaleng Sprite adalah 14,247%.  pada konsentrasi KOH 30% dan H2SO4 3 M dengan % bagian tidak terlarut dalam air sebesar 4,55% dan kadar alumunium dalam tawas sebesar 3,74%, sedangkan yield tawas yang dihasilkan dari kaleng Larutan Cap kaki Tiga yaitu 17,91% pada konsentrasi KOH 30% dan H2SO4 3 M dengan % bagian tidak terlarut dalam air sebesar 4,91% dan kadar alumunium dalam tawas sebesar 3,49%. Hasil pemeriksaan BOD pada limbah rumah sakit adalah inlet sebesar 44,9 mg/L dan outlet sebesar 7,8 mg/L sehingga hasilnya efektif. Hasil COD pada limbah rumah sakit adalah inlet sebesar 205,3 mg/L dan outlet sebesar 41,7 mg/L sehingga hasilnya efektif. Hasil pemerksaan TSS pada air limbah rumah sakit adalah inlet sebesar 52 mg/L dan outlet sebesar 10 mg/L sehingga hasilnya efektif. Hasil penjernihan air Limbah oleh tawas dari kaleng lauratan cap kaki tiga lebih baik dengan turbidity (kekeruhan) awal 31,62 NTU dan pH 9,5 didapat turbidity 1,37 NTU dan pH 7,0 dari penelitian ini hasil tawas yang terbaik yaitu pada tawas dari kaleng minuman merek laruutan cap kaki tiga.
PEMANFAATAN LOGAM ALUMUNIUM (Al) PADA KALENG MINUMAN BEKAS MENJADI TAWAS Muhammad Ifan Abrar; Jalaluddin Jalaluddin; Eddy Kurniawan; Meriatna Meriatna; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 1 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i1.13232

Abstract

Tawas terkenal sebagai agen penggumpal dalam pemrosesan limbah air yang sangat efisien untuk memisahkan partikel yang mengapung baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi KOH terhadap jumlah tawas yang diperoleh serta mengetahui mutu kadar tawas yang diperoleh dari limbah kaleng minuman bekas. Prosesnya yaitu kaleng bekas yang digunakan diamplas dengan kertas pasir kemudian dipotong kecil-kecil. Lempengan kaleng dilarutkan menggunakan KOH 50 ml dengan variasi konsentrasi (5%, 15%, 25%, 35%). Disaring untuk mendapatkan filtrat. Filtrat ditambahkan larutan H2SO4 3M sebanyak 30 ml. Dioven pada suhu 70oC selama 1 jam. Tawas yang dihasilkan dihitung % yield, kelarutan dalam air, kadar aluminium dan penjernihan air sederhana. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah dengan menerapkan kaleng tebs dan pocari sweat untuk menentukan kadar aluminium dalam tawas untuk penjernihan air waduk. Dari hasil yang diperoleh % yield paling tinggi pada kaleng pocari didapat pada konsentrasi KOH 35% sebesar 81,61% dan kaleng tebs pada konsentrasi KOH 35% sebesar 96,24%. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, maka makin cepat melelehkan kaleng bekas serta mampu menjerat lebih berlimpah aluminium pada kaleng. Namun, hal ini musti disertai peningkatan kadar H2SO4 agar memudahkan dan mempersingkat pembentukan tawas.
EKSTRAKSI GELATIN DARI KULIT SAPI DENGAN VARIASI WAKTU PERENDAMAN PELARUT CH3COOH DAN SUHU EKSTRAKSI Mutiara Lestari Simanjuntak; Suryati Suryati; novi sylvia; Syamsul bahri; zulnazri zulnazri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 6 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Desember 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i6.12155

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembuatan gelatin dari kulit sapi dengan metode ekstraksi menggunakan CH3COOH. Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan lemak dan sisa rambut halusnya dengan direndam menggunakan air mendidih selama 5 menit, kemudian direndam dengan pelarut asam asetat 7% selama 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari  hingga terbentuk ossein. Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya, yang menjadi pembeda adalah bahan baku penelitian dan jenis pelarut yang digunakan. Lalu ossein di ekstrak pada suhu 60, 70, 80 dan 900C selama 4 jam menggunakan aquades 1:3 (massa:volume). Hasil ekstraksi disaring dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 600C selama 72 jam. Berdasarkan hasil penelitian kadar rendemen terbaik yaitu 8,12% pada perendaman hari ke 6 dan suhu ekstraksi 600C, kadar air 4,90% pada perendaman hari ke 6 dan suhu ekstraksi 900C, kadar abu 1,58% pada hari ke 12 dan suhu ekstraksi 900C dan kadar protein 85,95% pada hari ke 9 dan suhu ekstraksi 600C 
Pengaruh Metode Penghilangan HCN (Hidrogen Sianida) Secara Organik dan Kimiawi pada Daging Biji Karet Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tempe Renanda Pradila Ritonga; Agam Muarif; Nasrul Za; Rizka Nurlaila; Syamsul Bahri; Sri Rahayu Retnowulan
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 3 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i3.16465

Abstract

Biji karet (Hevea brasiliensis) merupakan biji yang dihasilkan dari tanaman karet yang mengandung protein 17,41%, Karbohidrat 6,99%, Abu 3,08%, lemak 68,53%, dan HCN 3,99%. Biji karet dapat dikonsumsi dan dibuat menjadi berbagai olahan seperti keripik, es krim, dan tempe. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hasil perbandingan penghilangan Asam Sianida (HCN) antara proses organik dan proses kimiawi pada biji buah karet, waktu yang digunakan untuk penghilangan Asam Sianida (HCN) pada biji buah karet dan menentukan hasil olahan yang dihasilkan dari biji buah karet yaitu tempe yang aman dikonsumsi. Pada penelitian sebelumnya yaitu dilakukan (Ningsih, 2015) perendaman biji karet dengan penambahan arang aktif dan NaCl, dan penelitian oleh (Wahyu, 2020) menunjukkan keberhasilan penurunan kadar HCN pada biji buah karet dengan menggabungkan konsentrasi abu sekam dengan lama perendaman. Dan pada penelitian ini perendaman hanya menggunakan aquades dan kapur sirih 1%. Uji kadar HCN digunakan menggunakan perak nitrat secara volumetrik, spektrofotometer UV-Vis, dan uji organoleptik pada hasil olahan. Uji kadar HCN menggunakan perak nitrat nilai kadar HCN tertinggi pada organik dan kimiawi yaitu pada perlakuan tanpa perendaman dan perebusan, yaitu sebesar 79,027ml/kg. Kandungan HCN terendah pada organik dan kimiawi yaitu pada perlakuan perendaman selama 18 jam dan perebusan 90 menit, yaitu sebesar 19,120ml/kg dan 19,099ml/kg. Uji kadar HCN menggunakan spektrofotometer UV-Vis hasil kadar HCN tertinggi pada organik dan kimiawi yaitu pada perlakuan tanpa perendaman dan perebusan, yaitu sebesar 160,2 ppm. Dan kandungan HCN terendah pada organic dan kimiawi pada perlakuan perendaman selama 18 jam dan perebusan 90 menit, yaitu sebesar 23,95 ppm dan 23,45 ppm. Semakin lama waktu perendaman dan perebusan pada biji karet maka kandungan HCN pun semakin kecil.Kata Kunci:Asam Sianida, Perendaman, Perebusan, Tempe, Waktu
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN ARANG BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PEREKAT LEM K Siti Namira; Syamsul Bahri; Eddy Kurniawan; Jalaluddin Jalaluddin; Masrullita Masrullita; Iqbal Kamar
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 2 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i2.9163

Abstract

Pengembangan energi alternatif saat ini menjadi penting karena semakin berkurangnya sumber daya alam. Pemanfaatan energi biomassa merupakan salah satu cara memanfaatkan energi alternatif. Bahan baku biomassa pada penelitian ini adalah limbah ampas tebu. Penelitian ini bertujuan mengamati kualitas dari briket arang limbah ampas tebu dengan menggunakan perekat lem K, dengan ukuran partikel arang 50 mesh, 80 mesh, dan 100 mesh, serta 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% lem K sebagai perekat.Pembuatan briket arang dilakukan dengan karbonisasi untuk mengkonversi bahan baku dari suatu zat organik ke dalam karbon dengan melakukan pembakaran pada bahan baku untuk menghilangkan metode lain yang tidak dibutuhkan oleh arang. Pada penelitian ini dilakukan uji proximate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel arang 80 mesh dengan 25% perekat lem K memberikan kualitas briket arang terbaik yang memiliki karakteristik: kadar air 7,57%, kadar abu 8,10%, dan nilai kalor sebesar 5.519,9 (cal/g) . Melihat dari hasil penelitian ini bahwa limbah ampas tebu dapat dijadikan salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan briket dan lem K dapat dimanfaatkan sebagai bahan perekat pada pembuatan briket, karena penggunaan lem K sebagai perekat terbukti dapat meningkatkan kualitas briket yang dihasilkan.Kata Kunci : arang, briket, energi alternatif, karbonisasi, lem K, limbah ampas tebu
PEMANFAATAN ENDAPAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS Dhea Riski Ananda; Eddy Kurniawan; Jalaluddin Jalaluddin; Syamsul Bahri; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 2 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i2.12712

Abstract

Kompos yaitu produk fermentasi atau penguraian dari materi seperti tumbuhan, fauna dan sisa-sisa organik lain. Kompos yang dimanfaatkan menjadi pupuk dikenal juga sebagai pupuk organik dikarenakan tersusun dari bahan-bahan organik. Pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan bahan baku jerami padi, pupuk kandang kambing,dan endapan limbah cair kelapa sawit dengan penambahan bioaktivator EM4 yang divariasikan dengan tujuan menentukan pengaruh waktu pembuatan pupuk kompos terhadap kandungan Nitrogen (N), Phospor (P2O5) Kalium (K2O), Rasio C/N, dan pH , serta membandingkannnya dengan baku mutu pupuk organik padat menurut Standar Nasional Indonesia 7763:2018. Dimana aktivator EM4 memiliki variasi 30, 35, dan 40 ml dengan lama fermentasi 7, 14, dan 21 hari. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah dengan memproduksi pupuk memanfaatkan bahan utama endapan limbah cair kelapa sawit, jerami dan pupuk kandang kambing. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel terbaik diperoleh pada volume EM4 40 ml dengan waktu fermentasi 7 hari, dengan kandungan terbaik dari Nitrogen 0.53% , Phospor 0.23% , Kalium 0.87%, sementara kandungan Rasio C/N terbaik terdapat pada volume aktivator EM4 40  ml dengan waktu fermentasi 21 hari, yaitu 23 dan pH tertinggi terdapat pada volume aktivator EM4 40 ml dengan waktu fermentasi 21 hari, yaitu 7,2 . Untuk warna kompos yang di analisa dari proses fermentasi awal sampai akhir, menunjukan adanya perubahan warna dari cokelat ke cokelat kehitaman. Serta perubahan juga terjadi pada bau kompos, dimulai dengan bau bahan baku sampai bau seperti tanah.