Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Studi Eksplorasi Muatan Pendidikan Karakter dalam Tradisi Makkobar Boru pada Masyarakat Batak Angkola Siti Maryam Pane; Cipto Duwi Priyono; Salman Alparis Sormin
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.144 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2380

Abstract

Masalah pokok yang dikemukakan sebagai landasan penelitian ini adalah kerisauan tentang pendidikan karakter yang belum maksimal saat ini, sehingga diperlukan kajian pendidikan karakter bermuatan lokal. Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menemukan dan menguji muatan pendidikan karakter dalam tradisi makkobar boru pada masyarakat Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan metode kualitatif eksploratif. Data penelitian  dianalisis dengan Teknik Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan dua aspek penting dalam tradisi makkobar boru yaitu masyarakat Batak Angkola masih mempertahankan tradisi makkobar boru  sebagai salah satu cara mentransmisikan nilai-nilai kebudayaannya kepada anak pada saat menikah. Kemudian dalam tradisi makkobar boru terdapat sejumlah nilai-nilai pendidikan karakter antara lain: nilai religius, nilai jujur dan setia, nilai toleransi, nilai bekerja keras dan nilai bertanggung jawab. Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tradisi makkobar boru merupakan bagian dari proses pelestarian nilai-nilai luhur budaya masyarakat Batak Angkola melalui sejumlah ritual yang sarat akan makna pendidikan.
DINAMIKA KONFLIK DAN RESOLUSI BERBASIS KEARIFAN LOKAL PERTAMBANGAN EMAS DI HUTAN BATANG TORU SALMAN ALPARIS SORMIN
Jurnal Education and Development Vol 7 No 4 (2019): Vol.7.No.4.2019
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.531 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i4.258

Abstract

This study aims to determine the dynamics of conflict and resolution based on local wisdom that occurred after the operation of a gold mining company in the Batang Toru forest. The research method used to answer the problem in this study uses a qualitative research method with a descriptive analytical approach. Data analysis was performed using techniques from Miles and Huberman, namely data analysis was carried out simultaneously starting from data collection, data condensation, data display and drawing conclusions that were carried out continuously throughout the research process. Based on the results of data analysis that has been done, there are several phases of conflict that occur namely; The first phase was the disappointment with the recruitment mechanism so that the Batang Toru community held a demonstration demanding an opportunity to work for the company. Second, the environmental issue, which is the plan to dispose of mining waste from the Batang Toru River, has not been well socialized by the government or companies, causing negative perceptions both towards the government and the company. These environmental issues triggered anarchism by demonstrators because they felt they did not get accurate information about the disposal of waste into the Batang Toru River. Conflict between the Batang Toru community and PT. AR and local government are vertical conflicts caused by the failure of the communication and socialization process, resulting in a negative perception of the existence of gold mining activities in Batang Toru. Conflict resolution based on local wisdom offered as an alternative to preventing and resolving conflicts between the Batang Toru community against the company and the government, among others; optimization of Dalihan Na Tolu, revitalization of Patik, Uhum and ugari.
KEPEMIMPINAN TRADISIONAL MASYARAKAT BATAK ANGKOLA DI KERAJAAN LUAT MARANCAR PADA MASA PENDUDUKAN BELANDA DAN JEPANG (1930-1942) Erwin Siregar; Salman Alparis Sormin
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.018 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i3.2456

Abstract

Problem on this research was funtion and king’s role vanishing in society since paderi invention, Duch and Japan colonization. It brouht a changing to traditional goverment system that has been appropriate to costum and Batak Angkola’s culture. This research was to know that traditional leadhership of Angkola society in Luat Marancar Kingdom before Dutch was coming. Then, it was also to know impact of Dutch and Japan colonization to traditional leadership of Angkola society in Luat Marancar Kingdom. And, it was done in order to know the difference between traditional leadership in Dutch and Japan period in Angkola society in Luat Marancar Kingdom.This research used history method by using primary and secondart sources. Primary sources in this research were kings’ heritance notes who have become a leader in Luat Marancar kingdom, kings’ generation who were still alive till now, and costum figure on that society who were pretened knowing the story of Marancar kingdom. For secondary sources, there were apparatuses regency government, old figures and documents or books that were related to this research. Besides, this research also used interview with some discipline approaches; anthropology, sociology as needed in order to enrich this research.The findings of this research consited of traditional leadership of Marancar Luat society before effect of Dutch was coming, leader or kings’ role and function as leader and costum leader. However, after Dutch Governement came to Luat Marancar, there was a significant changing of leadership concept in Luat Marancar which are kings’ role and fuction changing into Dutch colonization servants in taking tax and controlling hard corvee. While when Japan came, there was no significant changing in government system in Luat Marancar Kingdom.
MENAKAR KEARIFAN LOKAL SUKU MALIND SEBAGAI MODEL PENANAMAN ECOLITERASI SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN MERAUKE Salman Alparis Sormin; Fredy .; Yonarlianto Tembang
Jurnal Education and Development Vol 9 No 4 (2021): Vol.9 No.4 2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.829 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i4.3159

Abstract

This research departs from the current ecological issues, which are increasingly concerning. Not infrequently we see the issue of climate change become an interesting discussion in various circles. However, the facts of radical natural changes at this time are not accompanied by inclusive efforts to create an environmentally literate society. So through this study the author seeks to find ideas on how to transmit ecological awareness to students through social studies learning, especially in elementary schools. This research is anexploratory research with library research method, where research data is obtained from books, journals, notes and research reports that are relevant to this study. The analytical technique used in this study is data analysis using the Miles and Huberman model, which consists of data reduction, data presentation (display) and verification and conclusion (verification). Based on the results of the data analysis, it was found that the Malind tribe has local wisdom that can be used as a model for planting ecological intelligence in elementary school students. These local wisdoms include sasi adat and totemism. In addition to studying sasi rituals in class, sasi rituals can also be applied to maintain the cleanliness of the school environment, as well as totemism can be applied to train students' awareness of responsible attitudes to maintain and care for the environment.
EKSPLORASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU BATAK ANGKOLA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19 Cipto Duwi Priyono; Salman Alparis Sormin; Rudolfus Ruma Bay
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.917 KB)

Abstract

Artikel ini bertujuan mengulas nilai kearifan lokal Suku Batak Angkola yang dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan penularan virus Covid 19 di Kota Padangsidimpuan. Suku Batak Angkola kaya akan budaya kearifan lokal yang masih lestari hingga hari ini. Pandemi covid 19 telah mempengaruhi aktivitas kehidupan diwilayah Kota Padangsidimpuan. Rendahnya, kesadaran mematuhi protocol kesehatan salah satu faktor penyebab meningkatnya resiko penularan. Sehingga eksplorasi terhadap kearifan lokal merupakan alternatif untuk mendukung suksesnya kampanye adaptasi kebiasaan baru. Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan metode kualitatif eksploratif. Data penelitian dianalisis dengan Teknik Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, display data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap kearifan lokal Suku Batak Angkola, peneliti menemukan kearfian lokal poda na lima sebagai media sosialisai kesadaran pencegahan virus covid 19 di Kota Padangsidimpuan. Poda na lima diartikan sebagai nasihat/petuah yang lima. Dalam poda na lima ada 5 (lima) nilai yang dapat dijadikan model dalam pencegahan covid 19 (1). Paias rohamu, artinya bersihkan jiwamu yang bermakna hidup harus selalu berfikiran positif. (2). Paias pamatangmu, artinya bersihkan badanmu, bahwa senatiasa harus menjaga kebersihan tubuh, (3). Paias parabitonmu, menjaga kebersihan pakaian, (4). Paias bagasmu, menjaga kebersihan rumah, dan (5). Paias pakaranganmu menjaga kebersihan lingkungan.
Analisis Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar Dharma Gyta Sari Harahap; Fauziah Nasution; Eni Sumanti Nst; Salman Alparis Sormin
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kategori kemampuan literasi siswa Sekolah Dasar di Kota Padangsidimpuan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif diterapkan di 5 Sekolah Dasar di Kota Padangsidimpuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling melalui pertimbangan observatif. Data penelitian yang dibutuhkan diambil dari 5 sekolah dengan jumlah total sebanyak 150 siswa.  Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui tes, angket, dan observasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi membaca sebesar 58,89 % atau dikategorikan rendah. (2) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi sains sebesar 46,93% atau dikaregorikan sangat rendah. (3) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi matematika sebesar 57,67% atau dikategorikan rendah. Jadi, dapat disimpulakan bahwa kemampuan literasi siswa sekolah dasar di Padangsidimpuan masih rendah hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase kemapuan literasi membaca, sains dan matematika siswa yaitu 54,46%.
Teaching Mathematics in Elementary School using Ethnomathematics of Malind-Papua Tribe Approach Fredy Fredy; Salman Alparis Sormin; Gregorius Sebo Bito
Jurnal Basicedu Vol 5, No 6 (2021): December Pages 5001-6500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i6.1676

Abstract

One of the largest tribes in the southern region of Papua is the Malind tribe. They have a number system that can be a link for understanding formal mathematical concepts. This study aims to explore the indigenous number of the Malind tribe, then make patterns in terms of language, identify basic numbers and their use in mathematics learning in elementary schools, especially the concept of addition. The research method used is qualitative. The subjects researched are the men of the traditional, village chief and the people Malind tribe. Data were collected using observation, interviews, and literature study techniques. The results showed that the numeric of the Malind tribe used the base numbers one (hyakod), two (inah), and five (laghr sangga). Counting numbers one to four uses the base numbers one and two, while to count six (laghr sangga hyakod) and so on uses the base numbers one, two, and five. Number system can be used to teach addition concepts assisted blocks media. By using traditional knowledge, students are expected to be able to understand the concept of mathematics well
Analisis Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar Dharma Gyta Sari Harahap; Fauziah Nasution; Eni Sumanti Nst; Salman Alparis Sormin
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kategori kemampuan literasi siswa Sekolah Dasar di Kota Padangsidimpuan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif diterapkan di 5 Sekolah Dasar di Kota Padangsidimpuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling melalui pertimbangan observatif. Data penelitian yang dibutuhkan diambil dari 5 sekolah dengan jumlah total sebanyak 150 siswa.  Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui tes, angket, dan observasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi membaca sebesar 58,89 % atau dikategorikan rendah. (2) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi sains sebesar 46,93% atau dikaregorikan sangat rendah. (3) Rata-rata persentase kemampuan siswa pada literasi matematika sebesar 57,67% atau dikategorikan rendah. Jadi, dapat disimpulakan bahwa kemampuan literasi siswa sekolah dasar di Padangsidimpuan masih rendah hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase kemapuan literasi membaca, sains dan matematika siswa yaitu 54,46%.
Pengelolaan Lingkungan Berbasis Etnoekologi Melalui Pedagogi Kreatif dalam Pembelajaran IPS Salman Alparis Sormin; Siti Maryam Pane; Muklis Lubis; Mhd Yusuf Ritonga; Cipto Duwi Priyono
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 5 (2022): October Pages 6401-7346
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i5.3814

Abstract

Penelitian ini didasarkan atas pentingnya penanaman sikap kepedulian lingkungan dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah pertama. Penelitian difokuskan pada sikap kepedulian siswa tentang pelestarian lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran IPS dengan muatan-muatan kearifan lokal terhadap pembentukan pendidikan karakter yang salah satu aspeknya yaitu sikap peduli lingkungan siswa SMP di Kota Padangsisimpuan. Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII dan IX dalam pembelajaran IPS dengan fokus kajian pada isu- isu lingkungan yang ada di lingkungan sekitar mereka. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui proses dialog dengan wawancara yang dilakukan dengan pihak- pihak terkait dengan penelitian ini serta praktik yang dilakukan siswa menunjukkan sikap peduli lingkungan yang baik pada aspek pengelolaan sampah, perawatan taman sekolah dan tidak melakukan tindakan yang merusakan lingkungan. Sementara pada penggunaan barang-barang yang menggunakan plastik, peserta didik belum memiliki pemahaman yang baik.
Pengembangan E-Modul Berbasis Kearifan Lokal Adat Dalihan Natolu pada Mata Kuliah Sejarah Lokal Mukhlis Lubis; Helmi Suryana Siregar; Salman Alparis Sormin
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 5 (2022): October Pages 6401-7346
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i5.3977

Abstract

Mata kuliah sejarah merupakan mata kuliah yang memerlukan kemampuan abstraksi dari mahasiswa untuk memahami kedalaman materi yang disajikan dalam kegiatan perkuliahan.  Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran membutuhkan inovasi berkelanjutan untuk disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan e-modul Sejarah Lokal berbasis Kearifan Lokal adat Dalihan Notolu. Desain pengembangan modul menggunakan model PLOMP yang meliputi beberapa tahapan, antara lain: Penelitian awal, Membuat prototype, dan Proses assesmen. Kevalidan produk menggunakan lembar validasi yang dinilai oleh validator untuk mengukur kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan dan kelayakan isi. Kepraktisan produk yang dikembangkan diukur dari dua aspek yaitu Aspek Teori dan Aspek Praktik, aspek teori dinilai oleh validator dan data aspek praktik dari angket yang di isi mahasiswa. Keefektifan produk melalui uji coba mahasiswa melaui peningkatan hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan e-modul Sejarah Lokal berbasis Kearifan Lokal Adat Dalihan Natolu dapat dikatakan valid, praktis dan efektif untuk dijadikan sebagai bahan ajar pada mata kuliah Sejarah Lokal.