Articles
Karakter Tokoh Ki Bagus Rangin Pahlawan Perang Kedondong di Cirebon
Faviantio Farhan;
Winny Gunarti widya Wardani;
Febrianto Saptodewo
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 2, No 02 (2020): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1054.568 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v2i2.716
Ki Bagus Rangin merupakan tokoh sentral di Cirebon pemimpin perlawanan rakyat Cirebon untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah belanda. Setiap perjuangannya Ki Bagus Rangin selalu menyempatkan diri melakukan dakwah, bertujuan agar rakyat mendapat dukungan semangat nasionalisme, serta mendapatkan unsur moral agama. Ki Bagus Rangin merupakan pemimpin berkharismatik yang mencintai rakyatnya, mampu menggetarkan hati masyarakat dari sikap positif yang diajarkannya. Sikap positif dari Ki Bagus Rangin bisa kita ambil hikmahnya dan mencotohkan di kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data bersifat kualitatif, yaitu dengan cara mencari data literatur, wawancara, observasi. Studi ini merancang tokoh Ki Bagus Rangin pahlawan Perang Kedondong untuk dijadikan karakter dalam motion comic. Perancangan berguna untuk mengenalkan tokoh sejarah kepada remaja. Konsep gambar manga dipilih karena pada dasarnya, remaja di Indonesia senang membaca komik Jepang.
Konsep Karakter Utama pada Buku Cerita Bergambar Asal Mula Pohon Enau dari Bengkulu
Noer Anna Della;
Winny Gunarti Widya Wardani;
Febrianto Saptodewo
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 03 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (261.735 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i03.38
Cerita rakyat Pohon Enau berasal dari Bengkulu. Cerita rakyat ini bercerita tentang seorang gadis yang meninggal dunia dan di pusara makamnya tumbuh sebuah pohon yang belum pernah ada sebelumnya. Pohon itu bernama pohon Sedaro Putih, kini dikenal dengan nama Pohon Enau. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui penelitian, buku-buku, dan jurnal. Tujuan dari perancangan ini, agar anak-anak dapat mengenal cerita rakyat asal mula Pohon Enau lewat karakter utama yang dibuat. Cerita ini memiliki pesan moral tentang hidup yang bermanfaat. Pesan moral ini baik untuk diterapkan kepada anak-anak lewat tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Melalui visualisasi gambar yang diharapkan anak-anak dapat menyerap pesan moral yang ada di dalam cerita rakyat tersebut.
Islamic Memes as Media of Da'wah for Millennials Generations: Analysis of Visual Language On Islamic Memes With Illustration Style
Winny Gunarti Widya Wardani;
Ahmad Faiz Muntazori
Cultural Syndrome Vol 1, No 1 (2019): Cultural Syndrome
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (877.569 KB)
|
DOI: 10.30998/cs.v1i1.16
Islam as a religion of da'wah has obliged every Muslim to play a role in spreading the truth of the Qur'an. In the era of information technology like today, the spread of Islamic teachings can be done in various ways, including through memes. For millennials who are proficient with technology, Islamic memes are an alternative media for da'wah. This is due to the power of memes in conveying messages through image visualization and humour-style text. Islamic memes are generally distributed via the internet and messaging applications on smartphones. Most Islamic memes are designed using illustration styles. To understand the visual language of memes, this study formulates the question: how to read visual signs in Islamic memes as da'wah media, because the types of da'wah in memes are not only in the form of written text but also in the form of images? This study uses a combination method, which combines quantitative and qualitative approaches. Quantitatively, this study collects data about the views of the millennial generation on the attractiveness of illustration-style Islamic memes. Whereas qualitatively, an analysis of samples of illustration-style Islamic memes uses semiotic theory to see the structure of design elements as the visual language of da’wah messages. The results of this study are expected to be a reference for the scientific field of visual communication design, as well as encourage the creation of more productive and communicative Islamic memes as da'wah media for millennial generations.
Drive Campaigns : "Anti-Sharing Images/Photographs Harassing Women On Instant Messaging Apps Phone Visting"
Winny Gunarti;
Widya Wardani
ADI Journal on Recent Innovation Vol. 2 No. 1 (2020): September
Publisher : ADI Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34306/ajri.v2i1.326
The presence of cross-platformmessaging apps on smartphone allows people to instantlyshare information and images/photos. However, the development of this informationtechnology also opens opportunities for the spread of gender-based of images/photos thattend to harass women. The act of harassing women through images/photos, whetherproducing or sharing them can be categorized as a violation of the law, as regulated in Law ofthe Republic of Indonesia No. 7 year 1984 on the Ratification of the Convention on theElimination of All Forms of Discrimination against Women. This study focuses on theimportance of campaign of"Anti-sharing images/ photos that harassed women in instantmessaging apps on smartphone? as a form of social and cultural responsibility in thecommunity. Qualitatively, the discussion uses the theory of design sociology as a solution tosolve problems through campaign media. The results of this study discussions are expectedto build public awareness to stop sharing habits or create images /photos that harass women,and invite people to jointly fight it.
Wacana Visual Talk Show ‘Mata Najwa’: Melihat Bahasa Tubuh Partisipan sebagai Kekuatan Visual
Winny Gunarti W.W.,;
Yasraf Amir Piliang;
Achmad Syarief
PANGGUNG Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental
Publisher : LP2M ISBI Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (403.492 KB)
|
DOI: 10.26742/panggung.v23i4.149
ABSTRACT Ahead of the 2014 election, political and social issues become topics that are often raised on the television talk shows. The existence of a talk show as visual discourse is interesting to study because it can influence public opinion on an issue which involves public figures. In addition to raising the popular issue, the talk show is also designed to perform a professional host and resource person who is in the issue. Mata Najwa talk show on Metro TV is one of the talk shows that features the visual power. By using the studio design as a talk space background, this program focuses on the visual power of Najwa Shihab as the host and resource person appearances where the body of participants become a construction of media to attract the audience’s attention. This study discusses one of epi- sodes of ‘Mendadak Capres’ that presents a public figure Rhoma Irama as resource person. Qualita- tive analysis with Social Semiotic approach puts participants  as part of discourse elements in the production.  The focus of discussion include visual signs which consist of facial expressions, hand gestures and body position of the host and the resource person to build their identity and power in the visual discourse of the conversation. The body language of participants becomes important because it can build the audience perception and support atmosphere for discussion. This study can also be a model  that the power of a talk show lies not only on the topic, but also on the visual power of the participants through their body language. Keywords: visual discourse, body language, and visual power  ABSTRAK Menjelang Pemilu 2014, isu sosial politik menjadi topik yang sering diangkat dalam pro- gram bincang-bincang  (talk show) di televisi. Keberadaan talk show sebagai sebuah wacana visual menarik untuk dikaji karena mampu mempengaruhi opini publik tentang suatu isu yang melibatkan tokoh publik. Selain mengangkat isu populer, tontonan bincang-bincang juga didesain menampilkan pembawa acara profesional serta narasumber yang tengah menjadi isu. Talk show Mata Najwa di Metro TV adalah salah satu tontonan bincang-bincang yang menampilkan kekuatan visual tersebut. Dengan menggunakan latar desain studio se- bagai ruang bincang-bincang, kekuatan visual dipusatkan pada penampilan Najwa Shihab selaku pembawa acara dan narasumber di mana tubuh partisipan menjadi bagian dari kon- struksi media untuk menarik perhatian penonton. Studi ini membahas salah satu episode‘Mendadak Capres’ yang menghadirkan figur publik Rhoma Irama sebagai narasumber. Analisis kualitatif dengan pendekatan Semiotika Sosial menempatkan  paritisipan sebagai bagian dari  elemen wacana di dalam produksi. Fokus pembahasan meliputi tanda-tanda visual yang terdiri dari ekspresi wajah, gerakan tangan serta posisi tubuh pembawa aca- ra dan narasumber untuk membangun identitas dan kekuasaan di dalam wacana visual perbincangan. Bahasa tubuh partisipan menjadi penting karena dapat membangun per- sepsi penonton dan mendukung suasana perbincangan. Studi ini sekaligus dapat menjadi sebuah model bahwa kekuatan tontonan bincang-bincang tidak hanya terletak pada topik, tetapi juga pada kekuatan visual partisipan melalui bahasa tubuh. Kata kunci: wacana visual, bahasa tubuh, dan kekuatan visual
MENDESAIN POSTER MOTIVASI SEBAGAI MEDIA EDUKASI ANAK-ANAK PEMULUNG DAN DHUAFA DI SEKOLAH KAMI, BEKASI BARAT
Winny Gunarti Widya Wardani;
Rina Wahyu Winarni
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Dharmawangsa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (594.103 KB)
|
DOI: 10.46576/rjpkm.v2i2.1199
Sekolah Kami merupakan sekolah informal yang didirikan secara swadaya untuk membantu memberikan pendidikan kepada anak-anak pemulung dan kaum dhuafa di wilayah Bekasi Barat. Sekolah Kami menyediakan pendidikan gratis setara SD, SMP, dan SMA, sebelum mereka disalurkan ke sekolah-sekolah kejuruan. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan pihak Sekolah Kami, diketahui bahwa para peserta didik sering kali kurang memiliki motivasi belajar. Rendahnya motivasi ini terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga karena mereka harus membantu orang tua bekerja. Akibatnya mereka sulit membagi waktu dan kurang bersemangat belajar. Pembahasan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Desain Komunikasi Visual, yaitu memberikan solusi berupa mendesain poster motivasi sebagai media edukasi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada anak-anak pemulung dan dhuafa tersebut. Penyampaian pesan melalui poster berisi motivasi tentang kedisiplinan, rasa percaya diri, komitmen, dan berpikir positif. Saat ini, area Sekolah Kami masih memiliki keterbatasan dalam penyediaan poster edukasi yang ditempel di dinding ruang kelas maupun di area sekolah. Perancangan poster motivasi ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi yang menarik perhatian peserta didik, sekaligus sebagai indoktrinasi pesan secara tidak langsung setiap kali mereka datang ke sekolah.
VISUAL ANTHROPOLOGICAL STUDY OF PHOTOGRAPHIC WORKS OF GUNUNG PADANG SITE AS A TOURIST ATTRACTION IN KARYAMUKTI VILLAGE, CIANJUR, WEST JAVA
Winny Gunarti Widya Wardani;
Wulandari Wulandari;
Syahid Syahid
Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan Terapan bidang Pariwisata dan Events Vol 3 No 2 (2019): December 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (799.016 KB)
|
DOI: 10.31940/ijaste.v3i2.1459
The results of the Ancient Catastropic Team's research on the Gunung Padang Site in Karyamukti Village, Cianjur, West Java, in 2011 showed that the site was older than the Giza Pyramid in Egypt. The jumble of stones in the hilly area of the site is authentic evidence of the archeology of the Megalithic era. Prehistoric relics in this region are important because of the unique cultural values that are part of the principles of local tourism development in Indonesia. The potential of historical and cultural tourism is also inseparable from the participation of the local community. Therefore, knowledge about the cultural values of an area needs to be effectively disseminated through information media. This study aims to help preserve prehistoric relics through photography as a medium of visual communication. The combination method is used to analyze the attractiveness of the Gunung Padang Site as a potential tourist destination. Quantitatively, survey data show that 61 percent of people are interested in visiting the Gunung Padang Site because they want to know the background of prehistoric stones and take pictures with the natural scenery. Whereas qualitatively, the attraction of visual objects is described using a visual anthropology approach which is studying a culture through photography and the relationships associated with it. This study uses the principle of composition of the rule of thirds to present prehistoric stones on the Gunung Padang Site as images that carries a cultural message. The results of the analysis show that the photographic works that are focused on visualizing five stone structures as gates or entrances, streets and stairs, walls, spaces, and wells as a source of life can convey messages about the work of humans in building a place of worship to ancestral spirits as a civilization in the past. This study can be a reference in the field of visual communication design science about the Gunung Padang Site and is expected to help encourage public awareness to respect cultural heritage, as well as develop the tourism potential of the region.
VISUALISASI KEBEKUAN DI TENGAH KERAMAIAN MEMAKNAI SENI PERISTIWA FREEZE MOB SEBAGAI DESAIN BUDAYA
Winny Gunarti W.W.
Deiksis Vol 3, No 01 (2011): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (345.991 KB)
|
DOI: 10.30998/deiksis.v3i01.417
Dalam berkesenian, tubuh manusia pun bisa menjadi media untuk menghadirkan makna visual kepada lingkungan sosialnya. Gerakan “membeku” secara bersama-sama atau freeze mob adalah salah satu cara berkomunikasi melalui bahasa tubuh yang belakangan menjadi pilihan dalam kegiatan-kegiatan seni anak muda. Freeze mob bisa dikatakan sebagai bentuk seni peristiwa (happening art) yang disajikan di ruang publik, dan menjadi bagian dari ekspresi kesenian di era posmodernisme. Seni peristiwa freeze mob dapat menjadi sebuah desain budaya, karena ia merupakan hasil dari kegiatan atau perilaku sekelompok masyarakat yang dapat memengaruhi gaya hidup. Ia juga bisa tampil sebagai wadah aspirasi masyarakat. Para pelaku freeze mob perlu lebih menghayati peran visual yang diperagakannya, baik melalui ekspresi wajah maupun gaya tubuh, tetapi juga perlu merencanakan makna visual yang akan ditampilkan. Sebaliknya, masyarakat penonton di lingkungan tempat seni peristiwa itu berada, perlu lebih apresiatif, dengan meningkatkan kepekaan dalam memahami makna visual seni peristiwa.Kata-kata kunci: seni peristiwa, desain budaya, makna visual
MENDESAIN RUANG PUBLIK TERBUKA DI BAWAH JALAN LAYANG: SEBUAH KAJIAN DESAIN DAN LINGKUNGAN
Winny Gunarti W.W.
Deiksis Vol 4, No 01 (2012): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (620.855 KB)
|
DOI: 10.30998/deiksis.v4i01.449
Timbulnya berbagai permasalahan di kota Jakarta sebenarnya berkaitan erat dengan perencanaan tata ruang kota. Sebagai kota besar yang terus berkembang, jalan-jalan layang yang dibangun di seluruh wilayah kota Jakarta pada awalnya mungkin ditujukan untuk mengatasi problem kemacetan kota. Namun pembangunan infrastruktur tersebut tidak diiringi dengan penataan ruang publik di bawah jalan layang yang terpadu. Akibatnya, ruang publik terbuka di sejumlah jalan layang di wilayah kota Jakarta terlihat kotor, kumuh, dan menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat pengguna di sekitarnya. Salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk mencegah dampak polusi dari pembangunan adalah lewat pemanfaatan ruang publik terbuka yang tertata baik. Upaya mendesain ruang publik terbuka yang bersifat fungsional, estetik, sekaligus ramah lingkungan perlu segera diterapkan, mengingat Jakarta adalah pusat kota dan pusat bisnis yang potensial. Untuk itu dibutuhkan kerja sama dari para pedesain, pemerintah, juga masyarakat untuk menciptakan ruang publik terbuka yang indah, nyaman, serta sesuai dengan kebutuhan lingkungan.Kata kunci : Jalan Layang, Ruang Publik Terbuka, Desain Ramah Lingkungan.
DESAIN “TAKE ME OUT INDONESIA” DAN ENTITAS BUDAYA MASYARAKAT URBAN
Winny Gunarti Widya Wardani
Jurnal Desain Vol 2, No 01 (2014): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (452.965 KB)
|
DOI: 10.30998/jurnaldesain.v2i01.569
Desain tayangan televisi dapat dikaji sebagai suatu wacana visual. Take Me Out Indonesia yang disiarkan televisi swasta Indosiar sejak tahun 2009 hingga memasuki musim keempatnya di tahun 2014 adalah salah satu contoh produk tontonan yang memiliki aspek-aspek di dalam analisis wacana. Makalah ini mencoba mengkaji, bagaimana desain tayangan Take Me Out Indonesia membentuk sebuah entitas budaya masyarakat urban yang kerap disebut sebagai masyarakat modern. Kajian ini diharapkan dapat menunjukkan relasi visual di dalam desain tayangan dengan entitas yang membawa pesan. Analisis wacana visual secara deskriptif kualitatif mendeskripsikan pengetahuan dan relasi visual di dalam desain dengan menggunakan pendekatan budaya visual dan psikologi humanistik. Keseluruhannya itu membentuk entitas budaya masyarakat urban, yaitu masyarakat yang teratomisasi dan membutuhkan bantuan media massa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosialnya sebagai manusia.