Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Cakradonya Dental Journal

REHABILITASI RONGGA MULUT PADA ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL Ulfa Yasmin; Eriska Riyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.482 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13627

Abstract

Disabilitas intelektual atau yang sebelumnya disebut dengan retardasi mental merupakan suatugangguan cacat umum adaptif dan fungsi intelektual yang berhubungan dengan onset usiaperkembangan seharusnya. Prevalensi disabilitas intelektual pada anak-anak di bawah umur 18 tahundi negara maju diperkirakan mencapai 0,5-2,5% sedangkan di negara berkembang berkisar 4,6%.Laporan kasus ini memaparkan seorang anak perempuan usia 12 tahun yang menderita disabilitasintelektual dengan keadaan kebersihan mulut yang sangat buruk. Pemeriksaan intra oral menunjukkanbanyaknya gigi persistensi, nekrosis gigi molar pertama permanen kiri rahang bawah disertai kistaradikalis, serta gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah. Pasien selalu mengeluarkan air liur(drooling) secara berlebihan sehingga selalu membuat baju serta barang disekitarnya menjadi basah.Pasien mendapatkan perawatan dibawah anestesi umum dikarenakan banyaknya tindakan pencabutanyang harus dilakukan dan pasien tidak dapat mengikuti instruksi dokter gigi. Edukasi diberikankepada pasien dan orangtua mengenai cara pemeliharaan rongga mulut dan latihan myofungsionaluntuk mengurangi drooling yang terjadi. Kerjasama dokter gigi, orangtua dan pasien sangat pentingdalam perawatan anak disabilitas intelektual dengan tujuan menjaga kebersihan rongga mulut anak.Kata Kunci : Rehabilitasi, disabilitas intelektual, anastesi umum, drooling.
PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DENGAN INTELLECTUAL DISABILITY RINGAN DALAM ANESTESI UMUM (Laporan Kasus) Naninda Berliana Pratidina; Arlette Suzy Puspa Pertiwi; Eriska Riyanti; Willyanti Soewondo
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.692 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17075

Abstract

Intellectual disability (ID) mengacu pada sekelompok gangguan pada fungsi adaptif dan intelektual serta terjadi sebelum usia dewasa. ID bukan merupakan satu kesatuan, melainkan gejala umum dari disfungsi sistem saraf. Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi pada anak ID ringan dengan anestesi umum. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kedokteran Gigi Anak RSGM Universitas Padjadjaran dengan keluhan gigi yang kotor dan berbau tidak sedap yang sudah terjadi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis ID ringan sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan fisik, ekstra oral, radiografi toraks dan laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan signifikan. Pemeriksaan intraoral: pulpitis reversibel pada gigi 55, 53, 63, 65, 75, dan 85, pulpitis ireversibel pada gigi 54, nekrosis pulpa pada gigi 64, 73, 74, 83, dan, 84, serta gingivitis marginalis kronis pada rahang atas dan bawah. Perawatan yang dilakukan adalah skeling dan profilaksis rahang atas dan bawah, aplikasi fluor topikal serta ekstraksi gigi 54, 64, 74, 73, 83 dan 84 dalam anestesi umum. Pasien merespon baik terhadap perawatan yang dilakukan. Perawatan gigi dan mulut dengan anestesi umum untuk penyandang ID dapat dijadikan pilihan pada pasien yang tidak kooperatif. Dokter gigi anak berperan penting dalam peningkatan kesehatan gigi dan rongga mulut pada penyandang ID.
PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DENGAN INTELLECTUAL DISABILITY RINGAN DALAM ANESTESI UMUM (Laporan Kasus) Naninda Berliana Pratidina; Arlette Suzy Puspa Pertiwi; Eriska Riyanti; Willyanti Soewondo
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17075

Abstract

Intellectual disability (ID) mengacu pada sekelompok gangguan pada fungsi adaptif dan intelektual serta terjadi sebelum usia dewasa. ID bukan merupakan satu kesatuan, melainkan gejala umum dari disfungsi sistem saraf. Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi pada anak ID ringan dengan anestesi umum. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kedokteran Gigi Anak RSGM Universitas Padjadjaran dengan keluhan gigi yang kotor dan berbau tidak sedap yang sudah terjadi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis ID ringan sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan fisik, ekstra oral, radiografi toraks dan laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan signifikan. Pemeriksaan intraoral: pulpitis reversibel pada gigi 55, 53, 63, 65, 75, dan 85, pulpitis ireversibel pada gigi 54, nekrosis pulpa pada gigi 64, 73, 74, 83, dan, 84, serta gingivitis marginalis kronis pada rahang atas dan bawah. Perawatan yang dilakukan adalah skeling dan profilaksis rahang atas dan bawah, aplikasi fluor topikal serta ekstraksi gigi 54, 64, 74, 73, 83 dan 84 dalam anestesi umum. Pasien merespon baik terhadap perawatan yang dilakukan. Perawatan gigi dan mulut dengan anestesi umum untuk penyandang ID dapat dijadikan pilihan pada pasien yang tidak kooperatif. Dokter gigi anak berperan penting dalam peningkatan kesehatan gigi dan rongga mulut pada penyandang ID.
REHABILITASI RONGGA MULUT PADA ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL Ulfa Yasmin; Eriska Riyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13627

Abstract

Disabilitas intelektual atau yang sebelumnya disebut dengan retardasi mental merupakan suatugangguan cacat umum adaptif dan fungsi intelektual yang berhubungan dengan onset usiaperkembangan seharusnya. Prevalensi disabilitas intelektual pada anak-anak di bawah umur 18 tahundi negara maju diperkirakan mencapai 0,5-2,5% sedangkan di negara berkembang berkisar 4,6%.Laporan kasus ini memaparkan seorang anak perempuan usia 12 tahun yang menderita disabilitasintelektual dengan keadaan kebersihan mulut yang sangat buruk. Pemeriksaan intra oral menunjukkanbanyaknya gigi persistensi, nekrosis gigi molar pertama permanen kiri rahang bawah disertai kistaradikalis, serta gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah. Pasien selalu mengeluarkan air liur(drooling) secara berlebihan sehingga selalu membuat baju serta barang disekitarnya menjadi basah.Pasien mendapatkan perawatan dibawah anestesi umum dikarenakan banyaknya tindakan pencabutanyang harus dilakukan dan pasien tidak dapat mengikuti instruksi dokter gigi. Edukasi diberikankepada pasien dan orangtua mengenai cara pemeliharaan rongga mulut dan latihan myofungsionaluntuk mengurangi drooling yang terjadi. Kerjasama dokter gigi, orangtua dan pasien sangat pentingdalam perawatan anak disabilitas intelektual dengan tujuan menjaga kebersihan rongga mulut anak.Kata Kunci : Rehabilitasi, disabilitas intelektual, anastesi umum, drooling.
PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK DENGAN INTELLECTUAL DISABILITY RINGAN DALAM ANESTESI UMUM (Laporan Kasus) Pratidina, Naninda Berliana; Puspa Pertiwi, Arlette Suzy; Riyanti, Eriska; Soewondo, Willyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i2.17830

Abstract

Intellectual disability (ID) mengacu pada sekelompok gangguan pada fungsi adaptif dan intelektual serta terjadi sebelum usia dewasa. ID bukan merupakan satu kesatuan, melainkan gejala umum dari disfungsi sistem saraf. Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi pada anak ID ringan dengan anestesi umum. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kedokteran Gigi Anak RSGM Universitas Padjadjaran dengan keluhan gigi yang kotor dan berbau tidak sedap yang sudah terjadi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis ID ringan sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan fisik, ekstra oral, radiografi toraks dan laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan signifikan. Pemeriksaan intraoral: pulpitis reversibel pada gigi 55, 53, 63, 65, 75, dan 85, pulpitis ireversibel pada gigi 54, nekrosis pulpa pada gigi 64, 73, 74, 83, dan, 84, serta gingivitis marginalis kronis pada rahang atas dan bawah. Perawatan yang dilakukan adalah skeling dan profilaksis rahang atas dan bawah, aplikasi fluor topikal serta ekstraksi gigi 54, 64, 74, 73, 83 dan 84 dalam anestesi umum. Pasien merespon baik terhadap perawatan yang dilakukan. Perawatan gigi dan mulut dengan anestesi umum untuk penyandang ID dapat dijadikan pilihan pada pasien yang tidak kooperatif. Dokter gigi anak berperan penting dalam peningkatan kesehatan gigi dan rongga mulut pada penyandang ID.
ORAL TREATMENT IN MILD INTELLECTUAL DISABILITY CHILDREN UNDER GENERAL ANESTHESIA (A Case Report) Pratidina, Naninda Berliana; Pertiwi, Arlette Suzy Puspa; Riyanti, Eriska; Soewondo, Willyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.16179

Abstract

Intellectual Disability (ID) mengacu pada sekelompok gangguan pada fungsi adaptif dan intelektual serta usia onset sebelum maturitas tercapai. ID bukan merupakan satu kesatuan, melainkan gejala umum dari disfungsi sistem saraf. Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi pada anak ID ringan dengan anestesi umum. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kedokteran Gigi Anak RSGM UNPAD dengan keluhan gigi yang kotor dan berbau tidak sedap, hal ini sudah terjadi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien dan ibunya pernah ke dokter gigi, tetapi tidak dapat dilakukan perawatan. Pasien didiagnosis ID ringan sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan fisik, ekstra oral, radiografi thorax dan laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan signifikan. Pemeriksaan intraoral menunjukkan pulpitis reversibel gigi 55, 53, 63, 65, 75, dan 85, pulpitis irreversible gigi 54, nekrosis pulpa gigi 64, 73, 74, 83, dan, 84, serta gingivitis marginalis kronis rahang atas dan bawah. Perawatan yang dilakukan adalah skeling dan profilaksis rahang atas dan bawah, aplikasi fluor topikal serta ekstraksi gigi 54, 64, 74, 73, 83 dan 84 dalam anestesi umum. Pasien merespon baik terhadap perawatan yang dilakukan. Perawatan gigi dan mulut dengan anestesi umum untuk penyandang ID dapat dijadikan pilihan pada pasien yang tidak kooperatif. Dokter gigi anak berperan penting dalam peningkatan kesehatan gigi dan rongga mulut pada penyandang ID.Kata kunci: Intellectual disability, Anestesi umum, Special Care Dentistry