Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Penggunaan Bekatul terhadap Kadar Protein, Kadar Air, Kadar Lemak, dan Sifat Organoleptik Nugget Belut (Monopterus albus Zuieuw) Rejeki Dewi Pramesti; Bambang Dwiloka Dwiloka; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.646 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.23928

Abstract

Nugget merupakan produk olahan daging siap saji yang dilakukan dengan proses penggilingan daging dan pencampuran dengan bumbu dan pengikat yang kemudian dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dilumuri tepung roti. Sejauh ini produk nugget yang di produksi masih mengandung serat pangan yang sedikit. Oleh karena itu, perlu di lakukan diversifikasi pangan nugget dengan penggunaan bekatul sebagai sumber serat dan belut sebagai bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi penggunaan bekatul terhadap kandungan protein, kadar air, lemak dan sifat organoleptik nugget belut. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan persentase bekatul yang digunakan yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, kadar air, kadar lemak, dan sifat organoleptik. Penggunaan bekatul yang semakin tinggi menyebabkan semakin tinggi nilai kadar protein tiap perlakuan T0-T4 yaitu sebelum digoreng nilai berkisar antara 9,83 – 12,23% dan setelah digoreng 8,05 – 9,54%. Kadar air yang dihasilkan tiap perlakuan semakin menurun yaitu sebelum digoreng 58,22 – 55,36%, sementara setelah digoreng 51,47 – 47,27%.  Kadar lemak sebelum digoreng 1,52 – 2,46%  dan setelah digoreng 8,32 – 10,16%. Semuanya  masih memenuhi standar mutu nugget  menurut SNI 01-7758-2013 yaitu protein > 5%, kadar air < 60%, dan kadar lemak < 15%. Penggunaan bekatul juga meningkatan warna dan bau, serta menurunkan rasa umami dan tekstur kenyal.Nugget is a ready-to-eat meat product that is carried out by the meat grinding process and mixing with herbs and binders which are then printed according to the desired shape and coated with bread flour. So far the nugget products produced still contain little fiber. Therefore, it is necessary to diversify nugget food by using rice bran as a source of fiber and eel as raw material. This study aims to determine the effect of differences in the proportion of the use of bran to the protein content, water content, fat and organoleptic properties of eel nuggets. The treatment given is the difference in the percentage of bran used is 0%, 25%, 50%, 75% and 100%. The results showed a significant effect (P <0.05) on protein content, water content, fat content, and organoleptic properties. The higher use of bran causes the higher protein content value of each treatment T0-T4, that is, before frying the value ranges from 9.83 - 12.23% and after frying 8.05 - 9.54%. The water content produced by each treatment decreases, namely before frying 58.22 - 55.36%, while after frying 51.47 - 47.27%. Fat content before frying 1.52 - 2.46% and after frying 8.32 - 10.16%. All of them still meet the nugget quality standards according to SNI 01-7758-2013, namely protein> 5%, water content <60%, and fat content <15%. The use of rice bran also increases color and odor, and decreases the umami taste and chewy texture.
Pengaruh Kadar Air, Angka Peroksida, Total Kapang dan Tekstur Dodol Jambu Biji Mereh (Psidium guajava) selama Enam Minggu pada Suhu Ruang Aghnia Ulul Azmi Putri; Yoyok Budi Pramono; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.43 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.22254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter uji kadar air, angka peroksida dan angka total kapang dodol jambu biji merah selama masa penyimpanan 6 minggu pada suhu ruang. Penelitian ini menggunakan uji deskriptif. Hasil penelitian dapat dilihat setiap minggunya bahwa parameter uji memberikan pengaruh pada setiap minggunya yang menyebabkan dodol jambu biji mengalami penurunan kualitas. Kadar air yang mengalami penurunan setiap inggunya membuat tekstur menjadi keras dan kapang yang bertumbuh setiap minggunya menyebabkan aroma tengik timbul.
Pengaruh Berbagai Metode Thawing Daging Ayam Petelur Afkir Beku terhadap Kadar Protein, Protein Terlarut dan Kadar Lemak Steak Ayam Hatta Mardhika; Bambang Dwiloka; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Teknologi Pangan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.44 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2020.26546

Abstract

Thawing merupakan proses pencairan kembali bahan yang telah beku. Daging yang telah mengalami proses thawing akan mempengaruhi produk steak yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode thawing daging ayam petelur afkir beku terhadap kadar protein, protein terlarut dan kadar lemak steak ayam. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam petelur afkir bagian dada yang dibekukan, lada bubuk dan garam. Penelitian menggunakan uji rancangan acak lengkap dengan variasi perlakuan yang diberikan yaitu : T0 sebagai kontrol, tanpa perlakuan pembekuan dan thawing; T1 dengan merendam daging beku pada air biasa bersuhu  20; T2 dengan dialiri air biasa dengan suhu  30; T3 dengan perlakuan direndam pada air hangat bersuhu  40 (waterbath). Parameter yang diamati yaitu kadar protein, protein terlarut dan kadar lemak steak ayam petelur afkir. Data hasil pengujian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengn taraf signifikansi 95%, jika terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan uji wilayah ganda Duncan. Data kadar protein, protein dan kadar lemak menunjukkan pengaruh nyata pada tiap perlakuan. Perlakuan yang paling baik untuk mempertahankan nilai nutrisi yaitu pada perlakuan perendam air pada suhu  20°C.Thawing is a remelting process of frozen substances. Meat that has been undergoing the thawing process is going to affect the product of a steak being produced. The study aims to know the effect of a difference in the thawed method, thawed of post-layer hens against protein levels, dissolved protein and fat content of chicken steak. Among the ingredients used in this study are frozen laying hen meat, pepper and salt. The research used CRD test with variation treatment given are: T0 as a control, without freezing and thawing treatment;T1 by immersing frozen meat in water at  ± 20℃; T2 with water flowing at  ± 30℃; T3 with immersing frozen meat in water at ± 40℃ (waterbath). Observed parameters are water and a preference for protein levels, dissolved protein and fat content of chicken steak. Analysis of the results was analyzed with a analysis of variance (anova) with a 95% significance, hence the further test using the Duncan double region test. The data levels of proteins, proteins and fats reflect an actual impact on the treatment. The best treatment to maintain a nutrient value is in water bath treatment at -20°C temperatures
Pengaruh Metode Thawing terhadap Kadar Protein, Kadar Lemak, dan Protein Terlarut Daging Ayam Petelur Afkir Beku Rani Prihatiningsih; Bhakti Etza Setiani; Yoyok Budi Pramono
Jurnal Teknologi Pangan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.104 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2021.26599

Abstract

Daging ayam petelur afkir merupakan salah satu daging yang dihasilkan dari ayam petelur setelah habis masa produksinya, yang biasanya dipasarkan dalam bentuk beku, sehingga diperlukan proses untuk menyegarkan daging. Thawing merupakan cara yang digunakan untuk mencairkan kembali bahan pangan yang telah disimpan beku sebelum dilakukan pemasakan atau pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode thawing yang diterapkan pada ayam petelur afkir beku bagian dada (musculus pectoralis superficialis) terhadap kadar protein, kadar lemak, protein terlarut dan mikrostrukturnya. Materi yang digunakan adalah daging ayam petelur afkir beku bagian dada. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali replikasi. Perlakuan perbedaan metode thawing pada ayam petelur afkir bagian dada yang dilakukan yaitu: T0 sebagai kontrol, tanpa perlakuan pembekuan dan thawing; T1 dengan merendam daging beku pada air biasa bersuhu ±20ºC; T2 dengan dialiri air biasa dengan suhu ±30°C; T3 dengan perlakuan direndam pada air hangat bersuhu ±40ºC (waterbath).Analisis data yang digunakan yaitu Analisis of Varian (ANOVA) pada taraf signifikansi 95%, jika berpengaruh nyata dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mencari perbedaan dari tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan thawing dengan berbagai metode, dalam hal ini perbedaan metode berdasarkan variasi suhu yang berbeda memberikan hasil yang semakin menurunkan kualitas kimia pada daging ayam petelur afkir. Hal tersebut ditunjukkan dengan parameter kadar protein, kadar lemak, dan protein terlarut yang semakin menurun. Rekomendasi metode thawing yang sebaiknya dilakukan pada ayam petelur afkir beku adalah thawing dengan direndam air dengan suhu ± 20ºC.
Karakteristik Hedonik Sambal Pecel dengan Substitusi Kacang Merah Yesica Rani Ginting; Bhakti Etza Setiani; Antonius Hintono
Jurnal Teknologi Pangan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.556 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2018.19913

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hedonik sambal pecel yang disubstitusi dengan kacang merah. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Data hasil pengujian hedonik diuji dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh nyata (P<0,05) substitusi kacang merah terhadap karakteristik hedonik. Sambal pecel yang paling diminati dari segi Overall adalah sambal pecel dengan substitusi 20% kacang merah.The aim of this study was to determine the hedonic characteristics of pecel sauce subtituted by red bean. This Research use Completely Randomized Design (RAL) with 6 treatment and 4 Replication. The data obtained were analyzed non parametric Kruskall-Wallis at 5% significance level. The results showed that red bean substitution was not significantly different on hedonic characteristics. The more acceptable pecel sauce on overall appearance was pecel sauce substituted by 20% red bean.
Perubahan Derajat Kecerahan, Kekenyalan, Vitamin C, dan Sifat Organoleptik pada Permen Jelly Kulit Jeruk Lemon (Citrus medica var Lemon) Erningtyas Elok; Bambang Dwiloka; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.232 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2018.20794

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat kecerahan, kekenyalan, vitamin C serta sifat organoleptik pada permen jelly kulit jeruk lemon yang diberikan penambahan serbuk kulit jeruk lemon 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kali pengulangan digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA untuk kecerahan dan kekenyalan, analisis deskriptif untuk vitamin C, dan uji Kruskal Wallis untuk uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serbuk kulit jeruk lemon berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap derajat kecerahan, kekenyalan, vitamin C, dan sifat organoleptik aroma, rasa, warna, serta kesukaan tetapi tidak berpengaruh (p<0,05) pada tekstur. Semakin tinggi konsentrasi penambahan serbuk kulit jeruk lemon, semakin menurunkan tingkat kekenyalan dan kecerahan permen jelly tetapi dapat meningkatkan kadar vitamin C. Penambahan permen jelly serbuk kulit jeruk lemon 2% merupakan konsentrasi terbaik berdasarkan parameter kecerahan dan perlakuan 8% merupakan perlakuan terbaik pada kadar vitamin C.The influence of suppleness, brightness, vitamin C, and organolepctic properties of lemon rind jelly peel (Citrus medica var Lemon)This study aims to determine the degree of brightness, suppleness, vitamin C and organoleptic properties of lemon rind jelly peel with various lemon rind powder adding of 0%, 2%, 4%, 6%, and 8%. Completely Randomized Design (RAL) with 4 repetitions was used in this study. The data obtained were analyzed using ANOVA for brightness and texture analyzer, descriptive for vitamin C, while Kruskal Wallis test was used for organoleptic test. The results showed that the addition of lemon peel powder had a significant effect (p <0.05) on the degree of brightness, elasticity, vitamin C, and organoleptic properties of aroma, taste, color and preferences but did not give effect (p <0,05) texture. The higher concentration of lemon rind powder, the brightness but increasing the vitamin C of lemon rind jelly. The addition of lemon rind of lemon rind of 2% lemon treatment is the best concentration based on the result of brightness and elasticity but for the treatment of 8% is the best treatment on vitamin C levels and organoleptic tests prefer T0 and T1 treatment because it has almost the same taste. 
Fat Content, Water Content, Protein Content, and Antioxidant toward Edamame Tempeh (Glycine max (L) Merrill) with Different Types of Packaging Nova Damayanti Kurniawan; Bhakti Etza Setiani; Bambang Dwiloka
Jurnal Teknologi Pangan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.559 KB) | DOI: 10.14710/jtp.2019.24442

Abstract

The use of beans in Indonesia is very diverse, except for local edamame beans that have been widely grown in Indonesia. Edamame beans contain nutrients that are good for the body and a large amount of production but have not been balanced with large uses, such as processing into tempeh. Although tempeh has been widely circulated in Indonesia, but the tempeh from edamame beans is not known to the public even though it contains good nutrition for the body. The purpose of the study was to determine the effect of different types of packaging on fat content, water content, protein content, and antioxidants of edamame bean tempeh. Edamame bean tempe is made from locally edamame beans fermented using Aspergillus oligosporus mold. This research was conducted with 4 treatments and 5 replications with the treatment of various types of packaging namely T1 PE plastic packaging, T2 banana leaf packaging, T3 teak leaf packaging, and T4 aluminum foil packaging. This study used raw materials of local edamame beans, starter molds of Aspergillus oligosporus, PE plastic, banana leaves, teak leaves, and aluminum foil. The results obtained are the difference in packaging only gives a significant effect on water content, and does not have a significant effect on fat and protein levels. The highest antioxidant content was found in plastic packaging edamame tempeh, which was 86.60% and the lowest was in aluminum foil tempe edamame which was 70.90%.
Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Total Asam, Total Bakteri Asam Laktat dan Warna Kefir Belimbing Manis (Averrhoa carambola) Sri Mulyani; Kusuma Melati Faizun Sunarko; Bhakti Etza Setiani
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 21 Nomor 2, Oktober 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.567 KB) | DOI: 10.35799/jis.21.2.2021.31416

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap total asam, total bakteri asam laktat dan warna L*a*b* dari water kefir buah belimbing manis. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang  diteliti   adalah  variasi  lama  fermentasi  yaitu  12  jam  (t1),  24  jam  (t2),  36  jam  (t3),  dan  48  jam  (t4). Water kefir dibuat dari belimbing manis dengan menggunakan grain water kefir sebanyak 5%, sukrosa sebanyak 8%(b/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap total asam, total bakteri asam laktat, nilai L* warna dan nilai a* warna serta tidak berpengaruh secara nyata (p>0,05) pada nilai b* warna. Semakin lama fermentasi dapat  meningkatkan total asam, total bakteri asam laktat, nilai L* warna serta menurunkan nilai a* warna.Kata kunci: Bakteri asam laktat; belimbing manis; water kefirFermentation Time Effect on Total Acid, Total Lactic acid Bacteria Color of Star Fruit Water KefirABSTRACTThis study aims to determine the effect of fermentation time on total acid, total lactic acid bacteria and color lab of sweet star fruit water kefir. The research design used was a completely randomized design (CRD), with 4 treatments and 5 replications. The experimental treatments were variation of fermentation time of 12 hours (t1), 24 hours (t2),36 hours (t3), and 48 hours (t4).  Water kefir is made from sweet starfruit using 5% water kefir grains and 8% sucrose. The results showed that different fermentation time had a significant effect on total acid, total lactic acid bacteria, color L* value and color a* value and had no significant effect (p.0,05) on color b* values. The longer the fermentation will increase the total acid, the total lactic acid bacteria, the L* color value and decrease the a* color value.Keywords: Lactic acid bacteria; star fruit; water kefir
Physical and chemical characteristics of Chitofudregs nugget in comparison to commercial nugget Siti Susanti; Bhakti Etza Setiani; Nurwantoro Nurwantoro; Ahmad Ni’matullah Al-Baarri
International Journal of Advances in Applied Sciences Vol 12, No 2: June 2023
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijaas.v12.i2.pp188-194

Abstract

The study aims to compare the physical characteristics (water holding capacity and cooking loss) and chemical characteristics (moisture, protein, fat, ash, carbohydrate content, and total calories) of Chitofudregs nugget with commercial nuggets. Four categories of nuggets which are Fiesta, So Good, Nugget Curah, and Chitofudregs nugget (FT, SG, NC, and Chitofudregs) were determined as treatments in this study with 5 repetitions for each category. The experimental method of this research was a randomized design complete (RDC). Physically, Chitofudregs had the highest water-holding capacity and the lowest cooking loss among all commercial nuggets (p<0.05) so there were not many nutrient losses during the processing. Chemically, Chitofudregs contained higher water content than one of the commercial-NC nuggets while the protein and ash content was lower than the two types of commercial nuggets (FT and SG) with carbohydrate content which was also lower than the NC commercial nuggets (p<0.05). The fat content and total calories of chitofudreg were the lowest among all commercial nuggets (p<0.05). Chitofudregs are combination nuggets whose physical quality is as good as commercial nuggets with specific chemical characteristics and has potency as a diet product because it is low in fat and calories.
KARAKTERISTIK FISIK TEPUNG KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.) DENGAN PERENDAMAN pH YANG BERBEDA Arba'ani Ies Wahyaningtyas; Yoga Pratama; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2018.006.01.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan karakteristik fisik yang meliputi nilai kecerahan, aktivitas air (aw) dan densitas kamba fraksi tepung kacang koro pedang dengan perlakuan perendaman pH yang berbeda. Materi yang digunakan adalah biji kacang koro pedang yang diperoleh dari UKM Damar Sindoro Sumbing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Biji kacang koro pedang direndam pada pH 4, 5, 6 dan 7 (kontrol) selama 24 jam. Biji yang telah direndam kemudian dikupas, dibuat bubur koro, dipisahkan fraksi-fraksinya dan dioven dengan suhu 45 ˚C selama 24 jam lalu ditepungkan dan dianalisa hasil rendemen, nilai kecerahan, aktivitas air (aw) dan densitas kamba. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan. Data hasil analisa yang diperoleh, ditabulasi dengan ANOVA pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan pengkondisian pH berpengaruh terhadap kecerahan, nilai aw dan densitas kamba beberapa fraksi tepung kacang koro pedang, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap nilai rendemen. Secara keseluruhan perlakuan perendaman pH biji kacang koro pedang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap fraksi-fraksi tepung secara jumlah tetapi diduga dapat meningkatkan karakter molekul di dalamnya. Perlakuan terbaik dari hasil penelitian adalah dengan perendaman pH 7 karena memiliki nilai rendemen tinggi, meskipun kecerahan dan densitas kamba rendah, karena perlakuan pH 7 tidak mempengaruhi karakteristik fisik hasil tepung kacang koro pedang dan tidak menimbulkan efek residu terhadap hasil akhir karena tidak adanya penambahan asam pada saat perendaman bahan.Kata Kunci: densitas kamba, kecerahan, perendaman pH, rendemen, tepung koro pedang. 
Co-Authors Adinur Chrismanuel Agatha Intan Wihenti Aghnia Ulul Azmi Putri Aghnia Ulul Azmi Putri Ahmad Ni’matullah Al-Baarri Al-Baarri, Ahmad Ni'matullah Alyarahma Nur Aisya Amalina Nur Azizah Aminuyati Anang M Legowo Annisa Shafa Putri Arini Antonius Hintono Antonius Hintono Any Widiyastuti Arba'ani Ies Wahyaningtyas Arie Widya Sukma Arissaputra, Hermawan Asri Astuti Astuti, Asri Aulia Nabila Ayulianti Wakhidah Bambang Dwiloka Bambang Sulistiyanto Bambang Sulistiyanto Bintoro, V Priyo Cahya Setya Utama Cahya Setya Utama Damayanti, Safitri Dian Wahyu Harjanti Dian Wahyu Harjanti Edy Kurnianto Elisabeth Febriane Lovita Sudjono Erningtyas Elok Fatika Ambarwati Fauzia Kusuma Wulandari Febryan Taufiq Gavinda Shailla Nidya Putri Gilang Ade Perdana Handoko, Nisfa Handoko, Nisfa Rama Kamila Hanifah Mustika Wahda Hati, Intan Permata Hatta Mardhika Heni Rizqiati Hermawan Arissaputra Hidayatul Munawaroh Ilma Muliasari Ramadhaningrum Julia Ester Lumbantoruan Khusna Irsalina Kusrahayu Kusrahayu Kusuma Melati Faizun Sunarko Legowo, Anang Lumbantoruan, Julia Ester Melda Afrianti Mohammad Aburizal Bahri Muhammad Ansori Nabila, Aulia Zalfa Nadhia Octaviyanti Natalia Putri Erva Simbolon Nisa Ishma Savitry Nova Damayanti Kurniawan Noviadi Setyo Untoro Novita Wibowo Nurussyifa, Salsabila Yasinta Nurwantoro . Nurwantoro Nurwantoro Nyoman Suthama Octavianti Paramita Patriasari, Novita Dewi Perdana, Gilang Ade Pramono, Yoyok Prima Dewi Ramadhani Purwitasari, Lutfi Rahimi, Vini Rani Prihatiningsih Rejeki Dewi Pramesti Rifqi Nur Fauzi Risa Fazriyati Siregar Rosidah Rosidah Salma Salsabila Santi Arum Pertiwi Sigit Sulistiarto Silvia Kumala Dewi Siti Susanti Siti Susanti Soni Prihutomo, Soni Sri Mulyani Sri Mulyani SRI RAHAYU Sulistiarto, Sigit Sunarko, Kusuma Melati Faizun Sutopo Sutopo Sutopo Sutopo Umiyati Atmomarsono V Priyo Bintoro V. Priyo Bintoro Valentinus Priyo Bintoro Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi Wulan Sumekar Yasinta Azhar Sausan Yasmine Setya Adilla Mawardi Yesica Rani Ginting Yoga Pratama Yoga Pratama Yoyok Budi Pramono Yoyok Budi Pramono Yoyok Budi Pramono Yoyok Budi Pramono Yoyok Budi Pramono