Rusnaldy Rusnaldy
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50275

Published : 50 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Proses Pembubutan Muka (Facing) pada Arah Forward dan Backward Terhadap Besarnya Defleksi yang Terjadi serta Daya Permesinan yang Dibutuhkan Rusnaldy, Rusnaldy; Tauviqirrahman, Mohammad; Prasetyo, Yudhi
ROTASI Vol 20, No 3 (2018): VOLUME 20, NOMOR 3, JULI 2018
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.277 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.20.3.144-148

Abstract

Makalah ini membahas tentang pengaruh proses facing terhadap besarnya defleksi yang terjadi pada benda kerja terutama pada bagian facenya yang dikurangi ketebalannya dari 5 mm hingga 0,3 mm. Proses facing yang digunakan disamping menggunakan pergerakan pahat pada arah forward juga digunakan pergerakan pahat pada arah backward. Disamping itu besarnya daya permesinan yang digunakan juga diukur untuk melihat tingkat keekonomisan proses facing pada arah forward dan backward. Parameter proses permesinan yang digunakan adalah putaran spindel sebesar 500 rpm, feeding sebesar 0,4 mm/rev, depth of cut sebesar 1 mm dan kondisi permesinan tanpa menggunakan cairan coolant. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa proses facing pada arah forward menghasilkan defleksi yang lebih rendah dibanding proses facing pada arah backward. Semakin tipis bagian face pada benda kerja yang dihasilkan semakin besar defleksi yang terjadi. Namun, facing pada arah forward ternyata membutuhkan daya permesinan yang lebih besar dibanding pada arah backward.
Pembuatan Pelat Baja untuk Material Tahan Peluru untuk Kendaraan Tempur Rusnaldy, Rusnaldy; Nugorho, Sri; Haryanto, Ismoyo; Herlangga, Herlangga; Anestasia, Jill; Arifin, Febby
ROTASI Vol 21, No 4 (2019): VOLUME 21, NOMOR 4, OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.641 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.21.4.264-270

Abstract

Pada studi ini, 5 baja dengan komposisi kimia yang berbeda dibuat melalui proses pengecoran yang diikuti dengan proses tempa dan perlakuan panas. Sampel berdimensi 180 x 180 dan 8 mm diambil dari pelat baja yang telah mengalami proses perlakuan panas dan akan digunakan untuk mengevaluasi perilaku balistik dari baja-baja tersebut dengan cara ditembaki peluru baja berkaliber 5,56 mm dengan kecepatan tembak 900 m/s dari sudut normal pada jarak 25 m. Hasil percobaan menunjukkan bahwa performan balistik terbaik diperoleh pada baja dengan kekerasan tertinggi.
MONITORING KONDISI PAHAT DENGAN SINYAL GETARAN PADA PROSES BUBUT Rusnaldy, Rusnaldy; Setiawan, Joga Dharma; Arivian, Anggi
ROTASI VOLUME 13, NOMOR 3, JULI 2011
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.113 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.13.3.1-4

Abstract

Turning process plays an important role in manufacturing industry. Almost all cilyndrical specimen worked with turning machine. But the unperfect process is often unrealized by the operator. Thus, we need a method to monitor a tool condition. The objective of this study is to introduce a method of tool condition monitoring during a turning process. In this study, vibration signal was used to monitor tool condition. Two kind of tool conditions were used, new tool and tool with built-up-edge (BUE). During a turning process the vibration of the tool was measured. Surface roughness of machined surface was measured after turning process. The results show that vibration signal can be implemented as a tool for monitoring a tool condition. Tools with BUE have high vibration amplitude, vibration amplitude increases with increase the BUE area. Cutting with these tools can cause plowing or rubbing, resulting in a poor surface due to high friction.
MEASUREMENT OF LINEAR POSITIONAL ERROR AND STRAIGHTNESS ERROR BY LASER INTERFEROMETER Rusnaldy, Rusnaldy
ROTASI Volume 10, Nomor 1, Januari 2008
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.489 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.10.1.29-31

Abstract

This paper presents the results of measurement of linear positional error and straightness error of a vertical machining center (VMC) using laser interferometer. The laser interferometry tests were performed to measure the linear positional error and straightness error.
STUDI KETAHANAN BALISTIK BAJA HIGH STRENGTH LOW ALLOY AISI 4140 Rusnaldy, Rusnaldy; Herlangga, Herlangga
ROTASI Vol 19, No 1 (2017): VOLUME 19, NOMOR 1, JANUARI 2017
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.188 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.19.1.24-28

Abstract

Baja adalah material yang mudah diperoleh dan relatif murah harganya. Selama ini material tahan peluru yang digunakan untuk membuat kendaraan tempur (Tank) masih berasal dari negara lain. Baja yang digunakanpun kebanyakan adalah dari jenis baja armor atau baja khusus untuk menahan serangan peluru. Pada studi ini baja komersial yang terdapat di pasaran digunakan untuk diteliti kemampuannya dalam menahan peluru. Jenis baja tersebut adalah jenis baja high strength low alloy (HSLA) AISI 4140. Agar dapat menahan peluru, baja tersebut perlu ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya melalui proses perlakuan panas. Disamping itu perlu dicari berapa ketebalan minimum dari baja jenis ini yang masih dapat menahan penetrasi peluru. Uji balistik dilakukan di lapangan tembak markas Brimob di Semarang. Uji tembak dilakukan oleh personil Brimob yang memiliki keahlian menembak dari jarak jauh (sniper) dengan menggunakan senjata AK 101 yang mampu melontarkan peluru dengan kecepatan 900 m/s. Peluru yang digunakan memiliki kaliber 5,6 mm dengan jarak tembak 25 m. Setelah uji tembak, dilakukan pengamatan terhadap jenis kerusakan yang terjadi pada pelat target. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa proses perlakuan panas hardening dapat meningkatkan ketahanan peluru baja AISI 4140, dimana ketebalan minimum pelat yang masih dapat menahan peluru adalah 7 mm
PROSES SIMULASI UNTUK MENENTUKAN BESARNYA GAYA POTONG PADA PROSES BUBUT Rusnaldy, Rusnaldy
ROTASI Volume 11, Nomor 1, Januari 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4400.314 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.1.29-32

Abstract

Gaya potong dalam proses permesinan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Gaya potong yang besar akan memperbesar getaran dalam proses permesinan serta meningkatkan gesekan antara pahat dan benda kerja, sehingga akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, misalnya produk yang dihasilkan akan memiliki kekasaran permukaan yang besar. Besar kecilnya gaya potong dipengaruhi oleh parameter pemotongan (kecepatan potong, rake angle, depth of cut, feed rate) dan geometri pahat potong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh parameter pemotongan dan geometri pahat potong terhadap gaya potong pada proses bubut dengan menggunakan software DEFORM 2D V8.1. Simulasi digunakan untuk melihat kecenderungan perubahan gaya potong pada proses pemotongan untuk setiap variasi proses pemotongan.
Terbentuknya White Layer pada Proses Milling Austempered Ductile Iron (ADI) Rusnaldy, Rusnaldy; Umardani, Yusuf
ROTASI Vol 22, No 3 (2020): VOLUME 22, NOMOR 3, JULI 2020
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.22.3.180-187

Abstract

Machining processes cause a white layer at the surface of a work piece. A white layer is a featureless layer that typically forms on machined steel surfaces and appears white when observed under an optical microscope after standard metallographic preparation. A white layer is known to be a function of the cutting conditions and its thickness ranges from a few microns to a few tens of microns. A white layer is generally a hard phase and leads to the surface becoming brittle causing crack permeation and product failure. This layer has been reported in a wide range of materials, from mild steels to nickel-based super alloys. This paper reports on an investigation of white layer formation for a range of cutting speeds, feeds and depth of cut  in milling of Austempered Ductile Iron (ADI). To produce ADI, ductile irons  were first austenitized in furnace at 900oC for 1 hour and then they were quenched in salt bath at 375oC for 1 hour.  The machined specimens were analysed using a optical microscope with software Lumenera Infinity 1 to measure the thickness of white layer dan a micro hardness tester. The present results reveal that white layers were formed on the machined surfaces of ADI. The machined surface showed an increase in hardness with respect to the bulk material. The effects of cutting speeds, feeds and depth of cut on thickness and micro hardness of  white layers are reported in this paper.
Aplikasi lost wax casting pada pembuatan screw ortopedi : Application of lost wax casting for manufacturing of orthopedic screw Moh Nor Ali Aziz; Rusnaldy; Paryanto; Patrick Munyensanga
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia Vol. 2 No. 3 (2019): Desember
Publisher : Badan Kerja Sama Pendidikan Metalurgi dan Material (BKPMM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orthopedic screws are generally manufactured using CNC machines, but these machines are complex and expensive. Orthopedic screws are included in the special product category from its non-corrosive, not easily distorted and have better accuracy than other screws in general; so, it presents a high selling price. To overcome this challenge; the manufacturing process needs to be analyzed. The lost wax casting process gives production process of screw with accepted measures. This paper discusses the results of the dimensional analysis of casting where the process of casting lost wax begins with making the wax pattern mould. Furthermore, the designed assembly tree is smeared and poured in the ceramic pulp until it hardens. The heating process is useful to dilute the wax pattern before the pouring is successful. The main catalyst for good orthopedic screws is magnesium. The pouring process is needed specifically on this material which is easily oxidized or easily increased if the pouring process is in the open room. To avoid this, the material considered to be used is lead and this process is preferred to develop lost wax casting for manufacturing screws that produce small dimension products with high accuracy.
OPTIMALISASI BESARNYA SUDUT POTONG PAHAT PADA PROSES ROUGHING AISI 1040 MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA . Paryanto; . Rusnaldy; Yusuf Umardani; Norman Iskandar
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2010): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 1 2010
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pemesinan dengan gaya pemotongan yang kecil akan menurunkan pemakaian daya listrik, meningkatkan kualitas produk dan menurunkan laju keausan pahat. Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan gaya pemotongan adalah dengan mengoptimasi besarnya sudut potong pahat. Selama proses roughing gaya pemotongan relatif tinggi, dan umumnya menggunakan sudut potong pahat negatif. Pada makalah ini dibahas pengaruh besarnya sudut potong pahat negatif pada proses bubut tehadap gaya pemotongan, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya sudut potong pahat yang paling optimal. Metode penelitian dilakukan dengan pemodelan menggunakan sofware Finite Element Method (FEM) dan material yang digunakan adalah baja AISI 1040. Simulasi dilakukan pada sudut potong -15° sampai 0°. Hasil dari simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil empirik berdasarkan pendekatan dari Kienzle dan hasil eksperimental oleh Günay, M., dkk (2005). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa gaya pemotongan akan menurun sebanding dengan pergerakan sudut potong pahat dari -15⁰ sampai 0⁰, sedangkan perbedaan hasil simulasi FEM dengan hasil empirik adalah 12,94% dan dengan hasil eksperimen adalah 16,10%. Kata kunci: sudut potong pahat, gaya pemotongan, FEM, roughing, bubut.
STUDI ANALISIS PENGARUH VARIASI BEBAN DAN KECEPATAN TERHADAP LAJU KEAUSAN DIES PADA PROSES COLD UPSET FORGING ALUMINIUM DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS FEM Norman Iskandar; . Rusnaldy; Ismoyo Haryanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses micro forming perambatan dan pertumbuhan panas di pandang sebagai sebuahfenomena yang signifikan karena panas ini akan mempengaruhi proses pelumasan, tool life,microstruktur serta tentunya adalah sifat akhir dari produk yang dihasilkan. Energi mekanisdalam proses forging sebagian akan dirubah menjadi panas dimana panas ini timbul akibatadanya deformasi plastis serta gesekan dengan diesnya. Dalam proses forging yangmenggunakan sistem drop hammer, kombinasi dari variasi beban dan kecepatan tumbukanadalah variabel yang harus dikontrol untuk menciptakan energi yang optimum danmeminimalkan efek samping kerusakan pada die. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihatpengaruh variasi beban dan kecepatan jatuh terhadap kualitas dimensi produk yangdihasilkan dan efek wear yang muncul pada dies. Metode yang digunakan adalah denganmenggunakan Software Deform untuk melakukan simulasi prosesnya. Kondisi yang dimasukanadalah set up temperatur 20oC, variasi beban 75N, 85N, 95N, 105N, 115N, 125N denganketinggian jatuh beban adalah 25, 50, dan 75 mm. Material yang digunakan adalahAluminium murni dalam kategori jenis komersil berdimensi diameter 1,5mm dan panjang 5mm.Kata kunci: upset forging, aluminium, FEM, dies, wear