Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Teknik SQ4R Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya Rustina, Ratna
Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 1, 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.63 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif model Pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa menjadi lebih kritis dalam berpikir matematis. Hal ini dilakukan karena selama ini Pembelajaran matematika yang biasa dilakukan didominasi oleh guru, serta sistem evaluasi yang lebih berorientasi pada hasil kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Model Pembelajaran Kontekstual dengan teknik SQ4R merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis siswa dalam belajar matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya dan dilakukan untuk menjawab dua hipotesis utama, yaitu: (1) Pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa, (2) Pembelajaran kontekstual dengan SQ4R dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tes pemahaman matematik dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar. Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian dibagi secara acak dan diambil dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengolahan data menggunakan uji gain ternormalisasi, uji statistik berupa uji-t dan presentase setelah prasarat pengujian terpenuhi. Hasil analisi data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor tes pemahaman matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5% yaitu. Begitu pula hasil analisis terhadap perbedaan rata-rata skor tes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada taraf signikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif terlihat bahwa adanya keterkaitan antara pemahaman matematis dengan kemampuan berpikir kritis baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen dengan korelasi sebesar 0,861. Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa pemahaman matematis dan kemampuan berpikir kritis pada kelompok siswa yang memperoleh Pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R mengalami peningkatan yang lebih baik daripada kelompok siswa yang memperoleh Pembelajaran konvensional. Terdapat korelasi yang signifikan antara pemahaman matematis dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Kata kunci: Pembelajaran Kontekstual, Teknik SQ4R, Pemahaman Matematis dan    Berpikir Kritis Matematis.  ABSTRACT This pre-post randomly control group experimental study aimed at investigating the effect of Contextual Learning with SQ4R on the improvement of students mathematical understanding and critical thinking. The population of this study  was all grade VIII students in SMP Negeri 8 Tasikmalaya while the randomly selected sample was two classes. One class was assigned as experimental group, treated through Contextual Learning with SQR4, and the other class as control group treated through  conventional learning. Prior and after the treatment, test of mathematical understanding and critical thinking related to three dimentional flat surface were admisnistered to both groups. Normalized gain test and t-test were used to analyse the data. Results showed that  mathematical understanding and critical thinking of students treated through Contextual Learning with SQ4R improved better than those treated through conventional learning. In additrion, there was also significant correlation between students mathematical understanding and critical thinking ability.                                             Keywords: Contextual Learning, SQ4R, Mathematical Understanding, and Mathematical Critical Thinking.
KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TEKNIK SQ4R TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS(Penelitian Kuasi Eksperimen di Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2013-2014) Ebih Abdul Rahim Arhasy; Ratna Rustina; Yeni Heryani
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v1i1.14

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif model Pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa menjadi lebih kritis dalam berpikir matematis. Model Pembelajaran Kontekstual dengan teknik SQ4R merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis mahasiswa dalam belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen di Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan dilakukan untuk menjawab dua hipotesis utama, yaitu: (1) Pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R dapat meningkatkan pemahaman matematis mahasiswa, (2) Pembelajaran kontekstual dengan SQ4R dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes pemahaman matematik dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah kalkulus 2. Sampel penelitian diambil secara acak  yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengolahan data menggunakan uji gain ternormalisasi, uji statistik berupa uji-t dan presentase setelah prasarat pengujian terpenuhi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor tes pemahaman matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5%  Begitu pula hasil analisis terhadap perbedaan rata-rata skor tes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada taraf signikansi 5%. Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa mahasiswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R menunjukkan peningkatan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, mahasiswa yang memperoleh Pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R menunjukan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh Pembelajaran konvensional, terdapat perbedaan peningkatann kemampuan pemahaman matematis antara mahasiswa yang memperoleh Pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ4R , terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa yang memperoleh Pembelajaran kontekstual antara kelompok atas dan kelompok bawah.
KONTRIBUSI MOTIVASI BERDASARKAN LATAR BELAKANG SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Witri Nur Anisa; Ratna Rustina
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v3i1.184

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi  motivasi belajar mahasiswa berdasarkan latar belakang sekolah pada  prestasi belajar mahasiswa; Motivasi belajar mahasiswa lulusan SMA terhadap prestasi belajar mahasiswa; Motivasi belajar mahasiswa lulusan SMK terhadap prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar yang diteliti pada mata kuliah Kalkulus 3. Sebelum angket diberikan kepada mahasiswa dengan latar belakang sekolah SMA dan SMK maka angket terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitas. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2014/2015 yang mengikuti Kalkulus 3. Sampel penelitian diambil lulusan SMK dan lulusan SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis diperoleh yaitu tidak terdapat kontribusi motivasi belajar berdasarkan latarbelakang sekolah terhadap prestasi belajar mahasiswa; Motivasi belajar mahasiswa lulusan SMA tidak berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa; Motivasi belajar mahasiswa lulusan SMK tidak berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa.Kata Kunci: Motivasi Belajar, Latar Belakang Sekolah, Prestasi Belajar.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA Yeni Heryani; Ratna Rustina
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v2i2.92

Abstract

Penelitian ini menerapkan model Reciprocal Teaching. Ada beberapa tujuan penelitian ini. Pertama,untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik mahasiswa yang lebih  baik  antara  yang menggunakan  model  Reciprocal  Teaching  dengan  yang  menggunakan model pembelajaran langsung, kedua untuk mengetahui efektifitas penggunaan model Reciprocal Teaching  terhadap  peningkatan kemampuan  berpikir  kreatif  matematik  mahasiswa  serta  yang ketiga untuk mengetahui kemandirian belajar mahasiswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2013-2014 dan peneliti mengambil 2 kelas dari 5 kelas untuk dijadikan sampel penelitian.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes kemampuan berpikir kreatif matematik mahasiswa serta angket kemandirian mahasiswa.Analisis data menggunakan uji perbedaan dua rata-rata.   Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik mahasiswa yang menggunakan model Reciprocal Teaching lebih baik dari dengan yang menggunakan model pembelajaran langsung, penggunaan model Reciprocal Teaching   efektif   terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik mahasiswa serta   kemandirian belajar mahasiswa pada proses  pembelajaran  dengan  menggunakan  model  Reciprocal  Teaching  berada  pada  kategori sedang. Kata Kunci : Model Reciprocal Teaching, Kemampuan berpikir kreatif matematik, Kemandirian belajar mahasiswa.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS PESERTA DIDIK DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR GREGORC Fanny Ahmad Fauzi; Nani Ratnaningsih; Ratna Rustina; Khomsatun Nimah
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i2.1734

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik ditinjau dari gaya berpikir sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret dan acak abstrak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes gaya berpikir, tes kemampuan berpikir kritis matematik dan wawancara. Instrumen utama penelitian yaitu peneliti sendiri (human instrument) dan instrumen bantu yakni tes gaya berpikir, soal tes kemampuan berpikir kritis matematik, dan pedoman wawancara dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 4 peserta didik. Data hasil penelitian dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial konkret, memiliki kemampuan berpikir kritis matematik pada semua indikator yaitu memeriksa kebenaran argumen, pernyataan dan proses solusi; menyusun menyusun pertanyaan disertai alasan; mengidentifikasi data relevan dan tidak relevan suatu masalah matematika; dan mengidentifikasi asumsi dan menyusun jawaban atau menyelesaikan masalah matematika disertai alasan. Peserta didik dengan gaya berpkir sekuensial abstrak dan acak konkrit tidak mampu mengidentifikasi asumsi, tetapi mampu pada indikator yang lainnya. Sedangkan peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dan acak abstrak tidak mampu menyusun pertanyaan disertai alasan, tetapi mampu pada indikator lainnya.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Liza Adiati; Ipah Muzdalipah; Ratna Rustina
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.622

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik antara yang menggunakan model Discovery Learning dengan yang menggunakan model Problem Based Learning ditinjau dari gaya belajar visual, (2) Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik antara yang menggunakan model Discovery Learning dengan yang menggunakan model Problem Based Learning ditinjau dari gaya belajar auditorial, dan (3). Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik antara yang menggunakan model Discovery Learning dengan yang menggunakan model Problem Based Learning ditinjau dari gaya belajar kinestetik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Teknik pengumpulan data berupa tes kemampuan koneksi matematik dan angket gaya belajar yang diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Mangunreja KabupatenTasikmalaya, sampel yang terpilih yaitu kelas VIII-E sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model Discovery Learning dan kelas VIII-C sebagai kelas kontrol dengan model Problem Based Learning. Data dianalisis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan α=1%. Dengan simpulan sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik yang menggunakan model Discovery Learning lebih baik daripada yang menggunakan modelProblem Based Learning ditinjau dari gaya belajar visual. (2) Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik yang menggunakan model Discovery Learning lebih baik daripada yangmenggunakan model Problem Based Learning ditinjau dari gaya belajar auditorial, dan (3). Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik yang menggunakan model Discovery Learning lebih baik daripada yang menggunakan model Problem Based Learning ditinjau dari gayabelajar kinestetik.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI REACT Asri Ratu Mugita; Dedi Nurjamil; Ratna Rustina
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v1i1.626

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan strategi REACT lebih baik daripada tanpa strategi REACT. Selain itu, tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana kemampuan koneksi dan komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan strategi REACT. Metode penelitian yang digunakan yaitumetode eksperimen dengan populasi seluruh peserta didik kelas VIII SMP N 2 Tasikmalaya tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak dua kelas yaitu eksperimen dan kontrol, dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) peningkatan kemampan koneksi matematis peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan strategi REACT lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning tanpa strategi REACT; (2) peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan strategi REACT lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan model Problem BasedLearning tanpa strategi REACT; (3) kemampuan koneksi matematis peserta didik yang menggunakan model PBL dengan strategi REACT berada pada kategori baik dengan nilai persentase secara keseluruhan (total) sebesar 79,61%; dan (4) kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang menggunakan model PBL dengan strategi REACT berada pada kategori sangat baik dengan nilai persentase secara keseluruhan (total) sebesar 87,23%.
Pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan penalaran mahasiswa pada mata kuliah kalkulus III Ratna Rustina
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v1i1.144

Abstract

This research was conducted to provide an alternative learning model which can improve the ability of students ‘ reasoning. By giving the opportunity to students to be more active in the learning process, Problem Based Learning model was one of the alternatives to improve students ‘ reasoning in calculus III course. This research was quasi experimental research at the Siliwangi University Tasikmalaya  to answer the main hypothesis:  Problem Based Learning can improve the ability of students mathematical reasoning. The instruments used in this study consisted of mathematical reasoning tests in Calculus III. Research samples were taken randomly i.e. one experimental class and one control class. The data were processed by using the normalited gain test, t-test  percentage presentation after all the requirenment of the test were met. The results of the analysis shows that there was a difference.
Efektivitas penggunaan model pembelajaran problem posing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Ratna Rustina
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v2i1.153

Abstract

This research was conducted to provide alternative learning models that can improve the ability of students’ reasoning. By giving the opportunity to students to be more active in the learning process, Problem Based Learning model was one of the alternatives to improve students’ reasoning in calculus III courses. This research was quasi-experimental research at the Siliwangi University Tasikmalaya. The instruments used in this study consists of mathematical reasoning tests in Calculus III. Research samples were taken randomly i.e. one experimental class and one control class. Data processed by using the normalized gain test, t-test percentage presentation after all the requirements of the test were met. The results of the analysis showed a difference of the average of students’ mathematical critical thinking between experiment and control class. Further test showed that students’ average of experiment class was better than the control class.
ANALYSIS OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ MATHEMATICAL THINKING DISPOSITION BASED ON GENDER DIFFERENCES Muzdalipah, Ipah; Rustina, Ratna; Somatanaya, Anak Agung Gde
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v6i1.9673

Abstract

Data from the Indonesian Ministry of Education shows that the number of female teachers currently exceeds male, even at the junior high school level in Tasikmalaya the ratio is almost 2:1. Another fact is that applicants for mathematics teacher candidates at Faculty of Teacher Training and Education are dominated by women, for example at Siliwangi University the ratio of female to male mathematics teacher candidates has currently reached 4:1. It is also strongly suspected that since high school, mathematics enthusiasts have been dominated by women. This gap raises suspicions that there are differences in students' perceptions of mathematics learning based on gender identity and mathematical disposition. Students at a junior high school in Tasikmalaya Regency were taken as research subjects. The research method used was descriptive qualitative by distributing questionnaires and conducting in-depth interviews with teachers and students. The research results show that female students have stronger characters than male students. Based on the indicators of mathematical thinking disposition, the highest gap between female and male students appears in the aspects of persistence and monitoring tendency.