Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Visualita : Jurnal Online Desain Komunikasi Visual

KESENIAN TRADISI REOG SEBAGAI PEMBENTUK CITRA PONOROGO Yurisma, Dhika Yuan; EBW, Agung; Sachari, Agus
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 7 No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.092 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v7i1.1081

Abstract

Manunggale Cipto, Roso, Karso Agawe Rahayuning Bumi Reog slogan ini terpampang pada Pendopo Agung Ponorogo yang terletak di alun-alun pusat Kota Ponorogo. Ponorogo memanfaatkan kesenian tradisonalnya yaitu Reog untuk mengkomunikasikan kotanya. Reog merupakan kesenian khas daerah Ponorogo yang telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat Ponorogo hingga saat ini. Kesenian ini juga banyak mengandung tradisi dan nilai-nilai luhur budaya yang harus dilestarikan, untuk itu pemerintah mengangkat Reog sebagai inspirasi dalam menciptakan sebuah brand bagi kotanya. Reog dihadirkan melalui berbagai elemen pembentuk citra kota, tujuan utama dari pencitraan ini adalah mengundang hadirnya para wisatawan domestik maupun asing, terutama pada acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah yaitu Grebeg Suro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penggalian data melalui observasi dan wawancara. Penggalian data dilakukan selama empat hari di Ponorogo untuk mengetahui citra kota yang dihadirkan melalui Reog. Analisis citra kota ditinjau berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat dan pengunjung Kota Ponorogo. Hasil penelitian menunjukan adanya paradoks yang terjadi pada Reog ketika digunakan sebagai pembentuk citra kota Ponorogo. Citra kota yang dihasilkan tidak sesuai dengan makna secara tradisi yang terkandung pada Reog Ponorogo.
NAPAK TILAS TATA RUPA DAN CETAK SAMPUL NOVEL DI INDONESIA (1931-2010) Wantoro, A M; Zpalanzani, Alvanov; Sachari, Agus
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 5 No 1 (2013): August
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.768 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v5i1.1105

Abstract

Sebagai salah satu produk budaya, sampul buku terus mengalami perkembangan seiring zaman. Salah satu perkembangan paling signifikan dari sampul buku adalah tata rupanya, khususnya pada sampul novel. Perkembangan tata rupa sampul buku khususnya jenis buku novel di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan dinamika sosial, iklim politik, budaya, kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, serta peran institusi-institusi pendidikan desain. Penelitian ini mengkaji perkembangan tata rupa termasuk pergeseran nilai estetis pada sampul buku khususnya novel di Indonesia, yang merupakan pemetaan nilai-nilai tata rupa yang dapat dijadikan model bagi strategi pengembangan nilai-nilai estetis pada karya desain khususnya sampul buku novel di Indonesia.
TEKNIK KLOWONG DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MODEL PEWARISAN TRADISI MEMBATIK WARGA RIFA'IYAH DI DESA KALIPUCANG WETAN, JAWA TENGAH Prizilla, Aquamila Bulan; Sachari, Agus
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 7 No 2 (2019): February
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.332 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v7i2.1455

Abstract

Batik Rifa’iyah is a batik created and developed by followers of Shaikh Ahmad Rifa’i, also known as the Rifa’iyah. The tradition stemmed from Shaikh Ahmad Rifa’i's prohibition of drawing living beings. Today, the Batik making tradition is in decline, and would go extinct without proper preservation efforts. One way to preserve the tradition is by passing the Rifa’iyah batik making tradition to the next generation of the community. This study is limited to the next generation of Rifa’iyah community in Kalipucan Wetan whose age between 15-30 years old. This study focuses on one of batik making technique called the klowong. The study’s methodology is adopted from ethnographic approaches. The approach analyzes socio-cultural aspects, of which are experimented and applied by using the klowong technique to pass down the batik making tradition to Rifa’iyah in Kalipucang Wetan. Qualitative methods used are literature studies, field study by observation, in-depth interviews, voice recordings, and photography. Currently, the klowong technique is passed down by imitation. Preservation of the klowong technique requires innovation to help apprentices learn the technique. It is found different models of passing down the klowong technique are required to suit a batik maker’s skills.