Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

HIDROLISIS RAW SUGAR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MONO NATRIUM GLUTAMAT DENGAN VARIASI pH, SUHU, DAN KONSENTRASI Wardani, Nadua Bella; Susanti, Mei; Maryanty, Yanty
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 1 (2021): February 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i1.178

Abstract

Analisis DS (Direct Sugar)/ TS (Total Sugar) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kadar glukosa bebas yang terdapat dalam kandungan gula total dalam suatu karbohidrat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kandungan glukosa pada bahan baku pembuatan MNG (Mono Natrium Glutamat) seperti tetes tebu, tepung tapioka, tepung jagung, maupun raw sugar yang telah melalui proses hidrolisis yang divariasikan pada prosesnya. Hidrolisis merupakan proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis sukrosa (raw sugar) merupakan proses pemecahan molekul disakarida (sukrosa) menjadi monosakarida (fruktosa dan glukosa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum proses hidrolisis raw sugar dengan menggunakan analisis DS/ TS. Hasil dari penelitian ini didapatkan kondisi optimum proses hidrolisis raw sugar sebagai bahan baku cadangan pembuatan MNG (Mono Natrium Glutamat) terjadi pada pH 2,8, suhu 60oC, dan konsentrasi raw sugar 40%.
PENENTUAN SUHU MAKSIMAL PADA PROSES OKSIDASI PTHALIC ANHYDRIDE PT PETROWIDADA Damayanti, Sarah Nabila; Maryanty, Yanty; Aris, M. Ansar
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.273

Abstract

PT Petrowidada Gresik adalah sebuah pabrik yang memproduksi Phthalic Anhydride (PA). Phthalic Anhydride adalah bahan utama dalam pembuatan plastik yang dapat digunakan untuk memproduksi lapisan seperti polimer yang cukup kuat. Pembuatan PA secara garis besar terdiri atas 5 tahap. Tahap pertama adalah pengolahan bahan baku berupa o-xylene dan udara. Tahap kedua adalah tahap oksidasi yang berlangsung dalam reaktor fixed bed multitube dengan bantuan katalis. Tahap ketiga adalah tahap kondensasi gas keluaran reaktor di dalam switch condenser. Tahap keempat adalah pemurnian dan tahap terakhir adalah tahap pemadatan produk. Pada proses bagian reaktor fixed bed multitube, menyebabkan reaksi oksidasi secara parsial dengan bantuan katalis V2O5. Reaksi terjadi pada suhu 365-375⁰C (Reaksi eksoterm). Suhu maksimum dari reaksi tersebut digunakan untuk mengetahui kapasitas suhu pada reaktor. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa kapasitas suhu yang akan terjadi didalam reaktor, untuk mengantisipasi hal-hal yang nantinya tidak diinginkan. Suhu tersebut akan bereaksi dalam reaktor dengan cara menghitung awal Tmax dengan mencari laju massa dan mol produk terlebih dahulu setelah menghitung kapasitas panas rata-rata dan melakukan trial suhu Tmax dengan dasar panas boiler menggunakan cara goal seek sehingga didapatkan suhu maksimum nya adalah 1322,65oC.
PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA STASIUN PEMURNIAN DENGAN KAPASITAS GILING 7000 TCD PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI PG JATIROTO LUMAJANG Titasari, Alvia Nurfaustina Brian; Firdausi , Eliza; Khairina, Safira; Maryanty, Yanty; Widodo, Arwan Agustulus
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.444

Abstract

Proses pemurnian dalam pembuatan gula memegang peranan penting yaitu sebagai salah satu proses tercapainya produk gula kristal putih yang memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara benar dalam setiap proses yang terdapat di stasiun pemurnian. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan perhitungan massa bahan yang tepat dalam setiap tahapannya. Penelitian kali ini bertujuan untuk menghitung neraca massa pada proses pemurnian di Pabrik Gula Jatiroto Lumajang dengan harapan gula kristal putih yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan cara penambahan susu kapur dan gas belerang (SO2) yang tepat. Penambahan susu kapur digunakan untuk menjernihkan dan memurnikan nira sedangkan penambahan gas belerang (SO2) bertujuan untuk menurunkan pH nira mentah yang telah ditambahkan susu kapur menjadi ± 7,2 -7,4; kedua bahan pembantu tersebut ditambahkan untuk menghasilkan gula produksi yang sesuai dengan SNI. Perhitungan neraca massa menggunakan prinsip pada buku Basic Priciples and Calculation in Chemical Engineering dan diperoleh hasil neraca massa masuk dan keluar sebesar 373,631 ton/jam, neraca massa brix dan pol yang masuk sama dengan neraca massa yang keluar yaitu sebesar 68,310 ton brix/jam dan 49,515 ton pol/jam, dan asam fosfat yang dibutuhkan sebesar 0,005 ton/jam, susu kapur sebesar 5,977 ton/jam, gas belerang sebesar 0,125 ton/jam, serta flokulan sebesar 0,023 ton/jam.
PERHITUNGAN EFISIENSI HIGH PRESSURE HEATER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PT POMI UNIT 3 Ifvournamasari, Adinda Dwi; Sukmawanta, Shafara Najla Marinda; Maryanty, Yanty; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 2 (2022): June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i2.373

Abstract

PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (PT POMI) Probolinggo merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batu bara. Perusahaan ini merupakan penyuplai listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Pada industri pembangkit listrik, High Pressure Heater (HPH) merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler. Kerusakan pada HPH dapat mengurangi umur, efektifitas dan performa dari HPH serta suhu air pengisi boiler pada inlet economizer akan turun, sehingga butuh pemanasan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar pada boiler akan naik sehingga menyebabkan penurunan pada efisiensi siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan peningkatan biaya produksi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi HPH pada PT POMI Unit 3 sehingga dapat dilakukan perawatan (maintenance) yang baik secara berkala untuk menghemat biaya operasional harian pada alat tersebut. Perhitungan efisiensi HPH pada PT POMI Unit 3 dilakukan dengan metode perhitungan neraca massa dan neraca panas. Variabel yang digunakan yaitu perbedaan suhu masuk pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 256,9oC dan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 256,1oC. Dari hasil perhitungan didapatkan efisiensi pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 94,76% sedangkan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 94,33%. Hasil efisiensi didapatkan dari perbandingan Qsteam dan Qwater di mana semakin besar suhu maka semakin besar perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin besar pula efisiensi pada alat heater begitu pula sebaliknya semakin kecil suhu maka semakin kecil perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin kecil efisiensi pada alat heater.
ANALISIS ALAT DEFEKATOR PADA STASIUN PEMURNIAN PABRIK GULA JATIROTO DENGAN KAPASITAS GILING 7000 TCD Putri, Farida Destiara Harinda; Maryanty, Yanty; Widodo, Arwan Agustulus
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.403

Abstract

Pabrik Gula Jatiroto merupakan salah pabrik gula penghasil gula kristal putih dengan kapasitas giling 7000 TCD (Ton Cane per Day). Kualitas produk gula yang dihasilkan yaitu harus memenuhi standar yang mengacu pada SNI yang dikeluarkan oleh BSN. Salah satu faktor keberhasilan untuk mencapai kualitas gula yang baik dengan mengendalikan pembentukan gula reduksi pada alat defekator di stasiun pemurnian dengan acuan pada waktu tinggal. Saat ini alat defekator yang terpasang pada Pabrik Gula Jatiroto memiliki waktu tinggal kurang dari 1 menit yaitu 0,77 menit yang tergolong sudah baik. Akan tetapi sempat terjadi pembentukan gula reduksi sehingga, perlu dilakukan pembaharuan analisis perhitungan alat defekator. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis waktu tinggal dan kebutuhan penguat alat defekator yang terpasang pada Pabrik Gula Jatiroto sudah sesuai standard industri. Alat defekator dianalisis dengan melakukan perhitungan manual dengan Microsof excel dengan memperhatikan beberapa parameter yang berpengaruh pada waktu tinggal alat defekator antara lain, tinggi total bejana (H), diameter bejana (Dt), dan diameter impeller (Da). Hasil perhitungan didapatkan nilai tinggi total bejana (H) yaitu 10,47 ft , diameter bejana (Dt) yaitu 71,06 inci, diameter impeller (Da) 23,45 inci, dan waktu tinggal 0,44 menit. Berdasarkan hasil perhitungan waktu tinggal dan kebutuhan penguat alat defekator dapat dianggap baik dan alat defekator tidak memerlukan penguat.
EVALUASI TPM (TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE) DAN PENERAPAN AM (AUTONOMOUS MAINTENANCE) PADA PRODUKSI SUSU KENTAL MANIS DI PABRIK DAIRY Pratitis, Aryka Chandra Wahyu; Maryanty, Yanty
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i1.4908

Abstract

Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan peralatan dan memantapkan sistem perawatan yang dirancang untuk keseluruhan peralatan dengan mengimplementasikan suatu aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh bagian yang berada di dalam perusahaan tersebut. Pabrik Dairy merupakan industri yang bergerak di bidang proses pembuatan susu segar dalam kemasan dimana dalam proses produksinya terdapat beberapa tahapan proses seperti dumping, mixing, pasteurization, evaporation, crystalization, filling, dan packing dari proses awal hingga ke tahapan pengemasan produk Pabrik Dairy menerapkan program TPM pilar 1 yaitu Autonomous Maintenance (AM). Autonomous Maintenance (AM) merupakan pilar terpenting dari Total Productive Maintenance (TPM) dimana Autonomous Maintenance (AM) menuntut keterlibatan operator secara mandiri dalam kegiatan perawatan dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tanggung jawab, dan keterampilan operator produksi terkait mesin. Autonomous Maintenance (AM) akan meningkatkan produktifitas secara keseluruhan. Maka dari itu, Total Productive Maintenance (TPM) juga berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang ada di industri dimana Pabrik Dairy ini sangat peduli dengan mutu produk yang dihasilkan dan dengan mutu produk yang baik maka diperlukan peran dari mesin-mesin produksi yang optimal dan agar kekuatan mesin tersebut tetap terjaga. Meningkatkan mutu produk serta kondisi mesin yang optimal dapat dengan menggunakan metode studi pendahuluan, observasi area, dan improvement area bertujuan untuk mendapatkan standar cleaning yang baru, serta pembaruan area pada departemen produksi pada Pabrik Dairy. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapatkan data berupa persentase keberhasilan pada pilar 1 Total Productive Maintenance (TPM) yaitu Autonomous Maintenance (AM) pada step 1 sebesar 98%, step 2 98%, dan step 3 80% serta data downtime pada periode bulan Juli hingga Desember 2022. Penerapan standar cleaning dan pembaruan area filling packing telah dijalankan dengan cukup baik meliputi pembuatan standar cleaning, inspeksi, safety map, Countermeasure for the Cause and Effect of Dirt, dan lubrikasi.