Indradi Setiyanto
Departemen Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang Indonesia

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENANGKAPAN DAN LAMA PENARIKAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP BRANJANG (Boat lift net) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA Kusnadi, Danar Mahendra; Boesono, Herry; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 7, No 2: April 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.841 KB)

Abstract

Kepulauan Karimunjawa memiliki potensi perikanan yang begitu besar, karena memiliki tipe ekosistem seperti Hutan  Mangrove, Terumbu  Karang, Padang lamun dan kekayaan habitat berbagai jenis biota laut yang ada di dalamnya. Karimunjawa memiliki wilayah perairan yang luas daripada wilayah daratan sehingga sebagian besar penduduk Karimunjawa berprofesi sebagai nelayan. Penelitian ini dilakukan di Perairan Karimunjawa bertujuan untuk mengetahui waktu penangkapan dan lama penarikan yang efektif dalam pengoperasian branjang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dengan Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 trip penangkapan dengan mengoperasikan alat tangkap branjang. Hasil tangkapan yang didapat bahwa waktu penangkapan setelah jam 12 malam sebanyak 69 Kg lebih besar dari waktu penangkapan sebelum jam 12 malam sebanyak 63,4 Kg dengan di dominasi ikan Teri Putih. Hasil tangkapan lama penarikan kurang dari 2 menit sebanyak 94,9 Kg  jauh lebih besar daripada hasil tangkapan lama penarikan lebih dari 2 menit sebanyak 37,5 Kg ikan Teri Putih. Sehingga waktu penangkapan dan lama penarikan tidak terdapat pengaruhnya terhadap hasil tangkapan nelayan branjang, sehingga dapat dioperasikan branjang di Perairan Karimunjawa.
Analisis Pengaruh Media Perendaman Benang Pa Multifilamen D21 Terhadap Kekuatan Putus (Breaking Strength) Dan Kemuluran (Elongation) Dengan Metode SNI ISO 1805:2010 Sari, Velysiana Ayunda Puspita; Boesono, Herry; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.595 KB)

Abstract

Bahan dasar alat tangkap terbagi menjadi dua jenis bahan yaitu secara alami (natural fibre) dan buatan (synthetic fiber). Bahan alami terbuat dari serat-serat tumbuhan (cotton, manila,hemp) sedangkan bahan sintesis diproduksi melalui mesin dimana serat tersebut diperoleh dari proses kimia daya tahan, bahan sintesis lebih unggul dibanding dengan bahan alami karena tidak mengalami pembusukan. Salah satu contoh dari bahan sintesis ini adalah polyamide atau yang lebih dikenal dengan nama dagang nilon. Tingkat kekuatan benang (breaking strength) dan kemuluran (elongation) merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan karena jika nilai kekuatan benang ini tinggi dan kemuluran yang rendah maka akan menciptakan suatu tingkat efektifitas bahan sehingga membuat nelayan tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk perawatan alat tangkap. Benang  polyamide merupakan salah satu jenis benang yang umumnya digunakan untuk mengukur ketahanan suatu serat sintesis. Semakin cepat penurunan kekuatan putus, maka akan meningkatkan biaya untuk perbaikan dan pembelian sehingga sangat terkait dengan kelanjutan usaha. Benang polyamide multifilament D21 dipilih karena sebagian besar digunakan untuk bahan alat tangkap gill net dengan target tangkapan ikan tengiri (Scomberomorus commerson). Daerah yang banyak menangkap ikan tengiri (Scomberomorus commerson) adalah sekitar pantura. Hal tersebut perlu dilakukan suatu penelitian terkait dengan pengaruh perendaman terhadap kekuatan putus dan kemuluran dari benang multifilamen D21.Disisi lain, Indonesia memiliki beberapa produsen alat penangkapan ikan yang tersebar di beberapa daerah baik di jawa maupun luar jawa. Namun seiring dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia belum memiliki standar alat tangkap yang digunakan yang dalam hal ini terkait dengan kekuatan putus (breaking strength) dan kemuluran (elongation) sehingga memberi dampak pada ketidak ramah lingkungan alat tangkap seperti tidak sesuai ukuran benang ataupun mesh size pada alat tangkap sehingga akan berdampak pada hasil tangkapan yang tidak selektif.
ANALISIS PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN DAN WAKTU PENANGKAPAN PADA JARING KONCONG (Encircling Gillnet) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) DI DESA PULOLAMPES, BREBES Mardiansyah, -; Asriyanto, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.871 KB)

Abstract

Potensi sumberdaya ikan kembung yang ada di perairan Brebes perlu dilakukan upaya-upaya pemanfaatan, baik dengan cara meningkatkan usaha atau cara-cara yang sudah ada atau dengan cara mencari alternatif baru yang nantinya meningkatkan hasil tangkapan seperti yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh perbedaan lama perendaman pada alat tangkap jaring koncong terhadap hasil tangkapan ikan kembung, mengetahui dan menganalisis pengaruh perbedaan waktu penangkapan pada alat tangkap jaring koncong terhadap hasil tangkapan ikan kembung, dan mengetahui ada tidaknya interaksi antara perbedaan lama perendaman dengan perbedaan waktu penangkapan pada alat tangkap jaring koncong terhadap hasil tangkapan ikan kembung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental fishing dengan 2 variabel yaitu lama perendaman dan waktu penangkapan dengan 6 perlakuan. Analisis data menggunakan uji normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov, uji ANOVA RAL faktorial, dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama perendaman ada pengaruh terhadap jumlah tangkapan dan berat tangkapan ikan kembung yaitu yang terbaik adalah lama perendaman 3 jam; perbedaan waktu penangkapan ada pengaruh terhadap jumlah tangkapan dan berat tangkapan ikan kembung yaitu yang terbaik adalah waktu penangkapan pagi; dan tidak ada pengaruh interaksi antara perbedaan lama perendaman waktu penangkapan terhadap jumlah dan berat tangkapan ikan kembung. Mackerel resource potential in Brebes waters efforts need some efforts to use it, either by increasing the effort or means of an existing a new way of alternatives that will improve the catch as expected. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of different soaking time on fishing gear for koncong net to catch mackerel, knowing and analyze the effect of different fishing time on fishing gear for jaring koncong to catch mackerel, and determine whether an interaction between difference soaking time and fishing time on koncong net to catch mackerel. The research method was the experimental fishing with 2 variables which are the type of soaking time and fishing time with 6 treatments. The data analysis used were the normality test One-Sample Kolmogorov Smirnov, RAL factorial ANOVA test and Duncan test. The results showed that the differences soaking time has an effect on the total catch and catch weight of mackerel, and the best is 3 hours soaking time; differences fishing time has an effect on the total catch and catch weight of mackerel, and the best is morning fishing time; and there was no interaction effect between difference soaking time and fishing time for the number and the weight of mackerel catch.
IMPLEMENTASI REGULASI NASIONAL TERKAIT KESELAMATAN KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PEKALONGAN Huda, Muhammad; Boesono, Herry; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 1, No 1: Januari, 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.991 KB)

Abstract

The purpose of this study was to obtain an overview of national regulations relating fishing vessel safety, obtain an overview of the implementation of regulations relating fishing vessel safety in the Pekalongan Archipelago Fishing Port and analyze alternative solutions in order to achieve optimization of the application of national regulations relating fishing vessel safety. The method used in this research is descriptive method that is featured a case study with Likert Scale and Analysis Hierarchy Process (AHP)done to be data analyze. The results showed that only the Minister of Communications Decree No.KM 46 Year 1996 regarding Seaworthiness Certification of Fishing Vessels that discussed the safety of fishing vessels. Implementation of regulations related to safety of fishing vessels in the Pekalongan Archipelago Fishing Port within 5 (five) years ranged between 69.31% - 73.08%, it indicates that the rate of application of relevant regulations on the safety of fishing vessels belonging to the Pekalongan Archipelago Fishing Port in both categories based on predefined criteria weighting. Which occupies the first priority action to achieve the optimization of the application of relevant regulations on fishing vessel safety in the Pekalongan Archipelago Fishing Port compliance requirements with the characteristics and conditions of fishing vessels and manning with the priority vector value 0.55. The second priority isthe rules firmness relating safety of fishing vessel from the state with the priority vector value 0.29 and the third priority is the seriousness to the implementation by relevant parties such as the Unit Operator Port (Harbourmaster and Marine Inspector) with the priority vector value 0.16.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ALAT TANGKAP BUBU (BAMBU, KAWAT, LIPAT) SERTA PENGARUH UMPAN PADA PENANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI PERAIRAN RAWA PENING Putri, Laras Puspa Anggraini; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.55 KB)

Abstract

Perairan Rawa Pening memiliki salah satu spesies introduksi bernilai ekonomis tinggi yaitu lobster air tawar jenis Red claw (Cherax quadricarinatus). Produksi udang air tawar yang didalamnya termasuk jenis lobster air tawar di perairan Rawa Pening mencapai 95.200 kg pada tahun 2012. Nelayan setempat biasa menangkap lobster air tawar dengan menggunakan alat tangkap perangkap yaitu bubu yang terbuat dari bambu dan kawat. Diperlukan teknologi penangkapan ikan yang lebih mengarah pada penggunaan teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien, yaitu lewat uji coba alat tangkap baru menggunakan bubu lipat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian umpan dan jenis bubu yang terdiri dari bubu bambu, bubu kawat, dan bubu introduksi yang dibawa oleh peneliti yaitu bubu lipat terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus), serta menentukan alat tangkap paling efektif dalam menangkap lobster air tawar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa 3 jenis bubu, yaitu bubu bambu memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 20 cm, menggunakan bambu sebagai bahan pembuatanya; bubu kawat memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 14 cm; serta bubu lipat memiliki panjang 45 cm, lebar 31 cm, dan tinggi 17 cm. Umpan yang digunakan pada bubu lipat ini yaitu keong mas, serta tanpa umpan sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan pada perairan Rawa Pening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - April 2014. Analisis data yang dilakukan adalah analisis One Way Anova dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan pemberian umpan tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Jenis alat tangkap bubu yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Efektivitas penangkapan tertinggi didapatkan pada alat tangkap bubu lipat. Fresh water lobster or crayfish (Cherax quadricarinatus) has one of introduction species in Rawa Pening, it has high economical value. In 2012 the productions of crayfish (Cherax quadricarinatus) up to 95.200 kg. Bamboo and wire traps mostly use for catch crayfish by local fisherman. To maximized the catch new technology will introduce, in this case folding traps will be used. The aim of this research is to now catchability of folding traps for catch crayfish (Cherax quadricarinatus), weather baited or not baited folding traps, and determine the most effective fishing gear in capturing crayfish. This research used experimental methods. In this research three kind of traps which made of bamboo, wire, and introduction folding trap were used and specification are the bamboo trap’s length was 80 cm with 20 cm of mouth diameters and made by bamboo; wire trap with 80 cm length and 14 cm mouth diameters; and also folding trap with 45 cm length 31 cm width, 17 cm height. Snail is used as a bait in this research of the fishing gear and unbaited for the control. This research was conducted in Rawa Pening Waters, Asinan Village, Bawen District, Semarang Regency, Central Java Province. The research held on March to April 2014. One Way Anova analysis is used to analyze the data within the help of SPSS 16 program. Is the result baited traps has no significantly different with unbaited traps. Also the different of trap designs has no significantly different too for catching crayfish (Cherax quadricarinatus). But folding trap has the best catchability for crayfish (Cherax quadricarinatus). 
PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU PENGOPERASIAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN ALAT TANGKAP PANCING RENTENGAN (RAWAI) DI RAWA JOMBOR KABUPATEN KLATEN Falah, Safrizal Nur; Asriyanto, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.753 KB)

Abstract

Perairan Rawa Jombor merupakan salah satu perairan di wilayah Klaten yang memiliki potensi perikanan mencapai 23,2 ton/tahun. Ikan gabus (Ophiocephalus striatus) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting dan menjadi target tangkapan utama. Penggunaan pancing rentengan tidak terlepas dari dari atraktan (umpan) yang efektif agar mendapatkan hasil tangkapan yang banyak dan waktu penangkapan yang sesuai bagi ikan sasaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap pancing rentengan (rawai) dengan perlakuan umpan dan waktu penangkapan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis umpan  yaitu umpan anakan katak/precil dan jangkrik, perbadaan waktu penangkapan (siang dan malam), serta mengetahui ada tidaknya interaksi anatara jenis umpan dengan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental.Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis umpan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, dimana nilai sig untuk umpan anakan katak (0,073) dan umpan jangkrik (0,086) > 0,05. Sedangkan waktu penangkapan siang maupun malam juga tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan dengan nilai sig (0,549) dan (0,687) > 0,05. Selain itu tidak ada interaksi antara jenis umpan dengan waktu penangkpan dibuktikan dengan nilai sig 0,81 > 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Penggunaan jenis umpan yang berbeda (anakan katak dan jangkrik) dan Perbedaan waktu operasi penangkapan yang berbeda (siang dan malam) secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Jombor swamp waters is one of the waters in Klaten region which has the potential of fishery reaches 23.2 tons/year. Snakehead (Ophiocephalus striatus) is one of the economically important species of fish and became the main target species. The use of longline cannot be separated from baits that is effective to get a lot of catches and fishing time is appropriate for the fish target. This study was conducted by using “rentengan” fishing gear (longline) with bait and different catching time. The purpose of this study was to determine the effect of different types of bait there arepuppies frogs and crickets, the different catching time (day and night), and to determine whether there is interaction between the types of bait and catching time to snakehead catching result (Ophiocephalus striatus). The method used in this study is the experimental method. The result showed that the use of different types of bait did not significantly affect the catch, which is significant value of puppies frogs (0.073) and crickets (0.092) > 0.05. while the different catching time, day or night, also had no effect on the catch with significant value (0.549) and (0.341) > 0.05. Moreover there is no interaction between the type of bait with the catching time proven by the significant value 0.81 > 0.05.  From these results can be concluded that the use of different types of bait (puppies frogs and crickets) and different catching time (day and night) was not statistically significant effect on the amount of snakehead catching result (Ophiocephalus striatus).
PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MESH SIZE DAN HANGING RATIO SERTA LAMA PERENDAMAN JARING INSANG (GILL NET) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN RED DEVIL (Amphilophus labiatus) DI WADUK SERMO, KULONPROGO Widiyanto, Andy Tri; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 2: April, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.746 KB)

Abstract

Mayoritas nelayan waduk Sermo menggunakan alat tangkap gill net dalam operasi penangkapannya, namun masih menggunakan gill net dengan ukuran mesh size dan hanging ratio yang belum spesifik untuk menangkap satu spesies tertentu. Sehingga untuk menangkap ikan red devil dengan gill net secara efektif dapat ditentukan ukuran mesh size dan hanging rationya. Untuk itu penyusun melakukan penelitian menggunakan ukuran mesh size 2 inchi dan 3,5 inchi serta hanging ratio 0,47 dan 0,68 dan lama perendaman 6 jam dan 12 jam. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan 12 kali pengulangan pada tiap variabel. Analisa data menggunakan metode uji ANOVA untuk mesh size dan hanging ratio serta uji t independen untuk lama perendaman. Hasil analisa data diperoleh p-value 0,03 untuk hubungan antara hanging ratio dengan lingkar tubuh, hasil tersebut menunjukkan H0 diterima (<0,05) sehingga lingkar tubuh berpengaruh terhadap hanging ratio. Hubungan lingkar tubuh dengan mesh size didapatkan hasil p-value 0,04 yang menunjukkan H0 diterima (<0,05) sehingga lingkar tubuh berpengaruh terhadap mesh size. Dan hasil untuk perbedaan lama perendaman 6 jam adalah 23,29 dan 12 jam adalah 37,71. The majority of fisherman in Sermo reservoir using a gill net fishing gear in this operation, but still using gill net with mesh size and hanging ratio which have not specific to catch one of certain species. So, to catch red devil with gill net effectively can specified size on mesh size and hanging ratio. For that the author of conduct research  using 2 inches and 3,5 inches mesh size and 0,47 and 0,68 hanging ratio and soaking time 6 hours and 12 hours. The method used is experiment with 12 repetitions on each variable. Data were analyzed using ANOVA for mesh size and hanging ratio and independent t test for soaking time. Result of analysis of data obtained 0,03 for the relationship between hanging ratio and circumference of the body, these result indicate H0 accepted (<0,05) so the circumference of the body affect of the hanging ratio. The relationship circumference of the body with mesh size get result 0,04 that indicate H0 accepted (<0,05) so the circumference of the body affect of the mesh size. And the result for difference long immersion 6 hours is 23,29 and 12 hours is 37,71.
PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU PENANGKAPAN BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DI RAWA JOMBOR, KLATEN Putra, Bangga Beny; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.471 KB)

Abstract

Rawa Jombor merupakan waduk buatan yang difungsikan sebagai pemasok air untuk pengairan, perikanan dan daerah wisata. Jumlah luas waduk adalah 180 hektar. Salah satu ikan hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan gabus, dimana ikan gabus ini cukup banyak ditangkap di perairan Rawa Jombor dengan hasil tangkapan sekitar 500 kg/th. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat dengan perlakuan umpan dan waktu penangkapan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis umpan  yaitu umpan anakan katak/precil dan tanpa umpan, perbedaan waktu penangkapan (siang dan malam), serta mengetahui ada tidaknya interaksi anatara jenis umpan dengan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental dan menggunakan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan nilai Fhitung untuk perbedaan waktu penangkapan sebesar 2,149 dan nilai Ftabel 1,59. Sehingga Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian perbedaan waktu penangkapan yang berbeda memberikan rata- rata jumlah tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus ) yang tidak sama. Hasil uji F (ANOVA) perbedaan umpan pada bubu lipat menghasilkan nilai F hitung sebesar 0,774 dan nilai Ftabel 1,59. Sehingga Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian perbedaan waktu penangkapan yang berbeda memberikan rata – rata jumlah tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus ) yang sama. Rawa Jombor belong to one of  artificial basin with the functions to supply water for irrigation, fisheries and tourist place. Wide of areas basin about 180 ha. The most common fish catching with high economical in Rawa Jombor is Snakehead (Ophiocephalus striatus) with amounts 500 kg/year. This researched used traps/pots as gears with treatments different baits and used variation of times catching. This researched aim to analysis the influenced from difference baits was between frog's juvenile and without baits (no baits), and used variation times (day or night), also to analysis interactions both of differenced of baits and used variation of times toward fish catching snakehead. Experiment method in this researched used SPSS 16. The result of the research showed that Fcount value for variation of time operation among 2,149 and Ftable 1,59. Fcount > Ftable, it means that H0 rejected and H1 accepted. Based on the test result, variations of time operated gave different total catch average. F anova test result Fcount value of different baits among 0,744 and Ftable 1,59. Fcount < Ftable, it means that H1 rejected and H0 accepted. Based on the test result, different baits gave the same total catch average.
UJI PERFORMANSI ALAT PEMISAH LIMBAH CAIR BERMINYAK (OILY WATER SEPARATOR) UNTUK KAPAL PERIKANAN DALAM SKALA LABORATORIUM Wibowo, Tri Wahyu; Boesono, Herry; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.028 KB)

Abstract

Perkembangan jumlah armada kapal perikanan membawa implikasi terhadap pencemaran lingkungan perairan akibat pembuangan limbah cair berminyak dengan kuantitas dan kualitas yang semakin meningkat yang disebabkan oleh kapal perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi dan perkiraan biaya OWS antara buatan luar (CYF-0.05Y) dengan buatan lokal (Prototipe BBPPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. OWS CYF-0.05Y memiliki efektivitas pemisahan lebih besar 1,6% yaitu 77,3 % sedangkan OWS BBPPI hanya 75,7 %. Kapasitas kerja alat OWS BBPPI lebih besar 63,67 liter/jam yaitu 176,33 liter/jam sedangkan OWS CYF-0.05Y hanya 112,66 liter/jam. Untuk biaya listrik pada saat pengoperasian OWS BBPPI dengan bahan uji 10 liter dengan waktu pemrosesan selama 3 menit 36 detik lebih rendah Rp. 2,- (Dua Rupiah) yaitu senilai Rp. 3,- (Tiga Rupiah) sedangkan OWS CYF-0.05Y selama 5 menit 32 detik senilai Rp. 5,- (Lima Rupiah). Estimasi biaya untuk pembuatan sebuah OWS untuk satu unit alat OWS buatan luar dengan tipe CYF-0.05Y yaitu Rp. 7.900.000,- (Tujuh Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah) sedangkan harga OWS buatan lokal yaitu Rp. 6.100.000,- (Enam Juta Seratus Ribu Rupiah). Selisih harga kedua OWS adalah Rp. 1.800.000,- (Satu Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) lebih murah OWS buatan lokal. The growth of fishing vessels carries implications to aquatic environment pollution due to the increasing quantity and quality of oily liquid waste disposal, originated from those fishing vessels. Nevertheless, the captain and/or the crew should, as early as possible, attempt to prevent pollution from happening as produced by the vessel in order to avoid or at least reduce polluting oil spill. This research aims at knowing the performance and the estimated costs of the operation of foreign- (CYF-0.05Y) and local-made (BBPPI’s prototype) oily water separator. This research applies experimental method which is employed to seek the influence of certain treatment over one thing to another.OWS CYF-0.05Y has 1,6 % greater separation effectiveness than BBPPI OWS holding only 75,7 %, that is 77,3 %. Performance capacity, BBPPI OWS holds 63,67 % lt/hr larger than CYF-0.05Y OWS—that is 176,33 lt/hr for BBPPI OWS and 112,66 lt/hr for CYF-0.05Y OWS. Meanwhile, for electricity costs spent during BBPPI OWS operation taking 3 minutes 36 seconds leads to Rp 2,- (two rupiah) lower that CYF-0.05Y OWS—BBPPI OWS costs Rp 3,- while CYF-0.05Y OWS costs Rp 5,- with 5 minutes 32 seconds operation. Estimated cost to manufacture a single unit foreign-made OWS type CYF-0.05Y is Rp 7.900.000,- (Seven million and nine hundred thousand rupiah) while a local-made OWS takes Rp 6.100.000,- (Six million one hundred thousand rupiah). The difference between the two is Rp 1.800.000,- (A million and eight hundred thousand rupiah) ranking local-made OWS cheaper.
Analisis Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan dan Strategi Pengembangan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing, Lampung Mawarni, Ika; Wibowo, Bambang Argo; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.51 KB)

Abstract

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing di Provinsi Lampung memegang peranan penting sebagai basis perikanan dalam menunjang perkembangan usaha perikanan terutama penangkapan ikan yang semakin berkembang. Pada kenyataannya hampir semua kegiatan perikanan menghendaki penanganan dan pelayanan melalui fasilitas khusus di pelabuhan perikanan, agar tidak menghambat perkembangan usaha perikanan tangkap di Provinsi Lampung. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing dilengkapi dengan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Penelitian ini tertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fasilitas yang ada di PPP Lempasing, Lampung; menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas yang tersedia; dan menyusun strategi pengembangan PPP Lempasing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat survey dengan pengambilan sampel purposive sampling kemudian menggunakan analisis tingkat pemanfaatan dan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di PPP lempasing memiliki perhitungan tingkat pemanfaatan dermaga sebesar 72.86%, kolam pelabuhan sebesar 59.2%, tempat pelelangan ikan (TPI) sebesar 67.31 %, dan alur pelayaran sebesar 74.44%. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas belum optimal dan perlu untuk dioptimalkan. Hasil analisis SWOT didapatkan hasil urutan untuk menyusun strategi pengembangan, dimana di peroleh hasil penerapan strategi S-O (Strength-opportunity) yang artinya Strategi dalam penerapannya digunakan Kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan kebijakan yang bersifat agresif.