Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

ANALISIS KADAR LUTEINIZING HORMONE (LH) PADA SERUM SAPI FRIESIAN HOLSTEIN POST PARTUM DENGAN PENAMBAHAN SELENIUM DAN VITAMIN E Prasetiani, Ririn Dwi; Rahayu, Sri; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.791 KB)

Abstract

ANALISIS KADAR LUTEINIZING HORMONE (LH) PADA SERUM SAPI FRIESIAN HOLSTEIN POST PARTUM DENGAN PENAMBAHAN SELENIUM DAN VITAMIN E   Ririn Dwi Prasetiani1), Sri Rahayu2), Aris Soewondo3) 1),2),3) Laboratorium Biomolekuler dan Seluler, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. E-mail: ririndwi68@yahoo.com ABSTRAK Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang memiliki produksi susu tertinggi dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainnya. Banyak peternak yang menginginkan peningkatan produktifitas sapinya dengan asumsi setiap 1 ekor sapi setidaknya melahirkan 1 ekor anak sapi setiap tahun. Namun banyak masalah yang ditimbulkan pada sapi postpartum, salah satunya akibat peningkatan radikal bebas pada tubuh sapi postpartum, sehingga asumsi tersebut tidak terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian selenium dan vitamin E secara intramuskular terhadap kadar Luteinizing Hormone (LH) serum sapi FH postpartum. Hewan coba yang digunakan adalah 6 ekor sapi bunting 7 bulan yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 3 ekor untuk kelompok kontrol (P0/ tidak diinjeksi selenium dan vitamin E) dan perlakuan (P1/di injeksi sodium selenite 1,5 mg/ml + vitamin E 50 mg/ml). Injeksi dilakukan 5 kali yaitu saat sapi bunting 7 bulan, 8 bulan, saat 2 minggu sebelum melahirkan, 7 hari dan 14 hari setelah melahirkan. Pengambilan serum untuk pengujian kadar LH dilakukan dua kali dari masing-masing hewan coba, yaitu pada 25 hari dan 45 hari postpartum. Pemeriksaan kadar LH dilakukan dengan teknik ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sodium selenite 1,5 mg/ml + vitamin E 50 mg/ml cenderung menyebabkan peningkatan LH serum sapi FH pada 25 dan 45 hari postpartum.   Kata kunci: LH, sapi FH, selenium, vitamin E ABSTRACT Holstein Friesian dairy cows (FH) is a group of cows that have the highest milk production compared to other dairy cattle groups. Many farmers want to increase the productivity of the cow with the assumption that every one cow give birth to at least 1 cow each year. But many problems caused in postpartum cows, one of which is due to the increase of free radicals in the postpartum cows body, so the assumptions are not met. This study was conducted to analyze the effect of selenium and vitamin E intramuscularly in LH levels serum of dairy cow FH postpartum. There are 6 cows divided into two groups, 3 cows for each group. First group is control (P0) which no administration of sodium selenite and vitamin E, and second group is treatment (P1) that intramuscularly injected of sodium selenite 1.5 mg/ml + vitamin E 50 mg/ml). Injection of selenium and vitamin E conducted 5 times when 7 months, 8 months cows gestation, two weeks before calving, seven days after calving and 14 days after calving. Serum sampling for testing levels of LH take in 25 days and 45 days postpartum on each cows. The level of LH was conducted by ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). The results showed that administration of sodium selenite 1.5 mg/ml + vitamin E 50 mg/ml causes increased LH levels serum that taken 25 days, 45 days postpartum.   Keywords: dairy cow FH, LH, selenium, vitamin E
Histopatologi Hati dan Paru Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Formalin dan Benzo(α)pyrene Wahyuningroom, Rike; Soewondo, Aris; Widyarti, Sri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.797 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian formalin dan benzo(α)pyrene terhadap struktur jaringan hati dan paru mencit (Mus musculus). Mencit jantan berumur dua bulan terpapar formalin dosis 2 mg/kg berat badan dengan perlakuan oral selama 60 hari dan terpapar benzo(α)pyrene dosis 250 mg/kg berat badan dengan perlakuan injeksi intraperitoneal sebanyak empat kali setelah 30 hari dengan selang waktu satu hari. Stuktur histologi hati dan paru mencit dianalisis secara deskriptif. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney pada software SPSS 16.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian formalin, benzo(α)pyrene dan kombinasi antara formalin dan benzo(α)pyrene meningkatkan jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis. Nekrosis terjadi di sekitar area portal triad dan di sekitar area vena sentralis pada hati mencit, sedangkan nekrosis terjadi di sekitar area vena pada paru mencit. Kata kunci: benzo(α)pyrene, formalin, hati, nekrosis, paru
KADAR MDA SPERMATOZOA SETELAH PROSES PEMBEKUAN Febrianti, Khairatul Insani; Rahayu, Sri; W.M, Agung Pramana; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.489 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek lama pembekuan semen terhadap kadar MDA spermatozoa dan persentase viabilitas spermatozoa. Sampel yang digunakan berupa  semen beku sapi Limousin dengan lama pembekuan 2 bulan dan 3 bulan yang dikoleksi dari BBIB Singosari. Semen beku yang telah dithawing diencerkan dengan Phosphate Buffer Saline (PBS) kemudian disentrifugasi untuk memisahkan spermatozoa dan seminal plasma. Kadar MDA spermatozoa diukur dengan menggunakan uji TBA dan spektrofotometer. Pengamatan viabilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan pewarnaan eosin-negrosin. Data berupa kadar MDA spermatozoa dan persentase viabilitas dianalisis dengan uji-t berpasangan dan korelasi pearson menggunakan spss 16.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar MDA spermatozoa pada lama pembekuan 2 bulan (0,0777±0,008 nM) dan 3 bulan (0,0919±0,016 nM) tidak berbeda nyata (p<0,05). Terdapat korelasi negatif antara persentase viabilitas dan kadar MDA pada spermatozoa. Kata kunci: MDA, semen beku, spermatozoa 
Expression of Erythroid Progenitor Cells and Erythrocytes on Dexamethasone Induced-Mice Putra, Wira Eka; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.018 KB)

Abstract

Dexamethasone (Dex) is synthetic corticosteroid, known as anti-inflamation drug to ameliorate autoimmune diseases. It worked by inhibiting production of proinflamatory citokines. The aim of this experiment was to confirm the effect of administration of Dex on erythroid progenitor cells, TER-119+VLA-4+ and erythrocytes, TER-119+VLA-4- expression from bone marrow compartments. Two weeks old BALB/c mice were used and grouped into 3 injection treatments of Dex with six replications i.e. no injection (control), 0.5 mg/kg BW (dose 1), 10 mg/kg BW (dose 2). To investigate the therapeutic effect of dexamethasone, the mice were sacrified on day-7. The bone marrow cells were isolated and analyzed by flow cytometry. Data analysis was confirmed with the Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whitney test with significance level (α) of 0.05. The result showed that administration of Dex on BALB/c mice increase the expression of erythroid progenitor cells, TER-119+ VLA-4+ and erythrocytes, TER-119+VLA-4- from bone marrow.Key words: Dex, erythrocytes, erythroid progenitor cells
STUDI PENGARUH HIPERTIROIDISME TERHADAP SIKLUS ESTRUS DAN GAMBARAN HISTOLOGI OVARIUM PADA TIKUS BETINA (Rattus norvegicus) Riestanti, Shinta Dwi; W.M, Agung Pramana; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.376 KB)

Abstract

Hipertiroidisme merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh jumlah hormon tiroid yang disekresikan oleh kelenjar tiroid terlalu tinggi. Hipertiroidisme banyak terjadi pada wanita sebab selama proses kehamilan, janin yang sedang berkembang membutuhkan asupan yodium (iodin) yang lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh induksi Natrium iodin sebagai penyebab Hipertiroidisme pada siklus estrus tikus betina (Rattus norvegicus) beserta gambaran histologi ovarium tikus betina (Rattus norvegicus). Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan induksi secara berlebih Natrium Iodin (NaI) yang menyebabkan Hipertirodisme kemudian dilakukan pengamatan siklus estrus dan pengamatan secara histologis melalui gambaran histologi ovarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Hipertiroidisme pada tikus betina menyebabkan siklus estrus tikus betina menjadi tidak normal dan berpengaruh terhadap fase estrus sedangkan gambaran histologis ovarium pewarnaan Hematoxylin-eosin menunjukkan tidak ada perbedaan antara tikus kontrol dengan tikus hipertiroid.   Kata kunci :  Hipertiroidisme, siklus estrus, ovarium.
Amplifikasi Gen COI dan 16s rRNA dari Invertebrata Laut Plakobranchus ocellatus Aprilia, Fitria Eka; Soewondo, Aris; Widodo, Nashi
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.059 KB)

Abstract

ABSTRAK Studi mengenai hubungan kekerabatan, evolusi dan identifikasi spesies secara molekuler tidak terlepas dari isolasi DNA dan amplifikasi gen COI dan 16s rRNA. Keberhasilan isolasi DNA dan amplifikasi gen COI dan 16S rRNA merupakan langkah awal yang penting untuk studi mengenai hubungan kekerabatan, evolusi dan identifikasi spesies. Penilitian ini bertujuan untuk mengamplifikasi gen COI dan 16S rRNA dari invertebrata laut yang diambil dari Raja Ampat, Plakobranchus ocellatus. Sepasang primer COI universal LCO-1490 dan HCO-2198 digunakan untuk mengamplifikasi fragmen gen COI dari P.ocellatus, sedangkan amplifikasi gen 16s rRNA menggunakan sepasang primer 16Sar-L dan 16Sbr-L. Fragmen gen COI dan 16S rRNA berhasil teramplifikasi dengan panjang amplikon masing-masing sekitar 680 bp dan 450 bp.   Kata kunci: COI, gen, identifikasi, Plakobranchus ocellatus dan 16S rRNA ABSTRACT The first important step to study about organism relationship, evolution and species identification are DNA isolation and amplification of 16S rRNA and COI genes. This research aimed to amplify COI and 16S rRNA genes of marine invertebrates taken from Raja Ampat, Plakobranchus ocellatus. A pair of COI universal primer LCO-1490 and HCO-2198 was used for ampification a fragment COI gene P.ocellatus, while a fragment of the 16s rRNA gene was amplified using 16Sbr-L and 16Sar-L primer. Either  a fragment COI or 16S rRNA genes was successfully amplified, with a length amplicon about 680 bp and 450 bp, respectively. Keywords : COI, gene, identification, Plakobrancus ocellatus, and 16S rRNA
Pengaruh Ekstrak Ethanol Kemangi (Ocimum canum Sims.) terhadap Struktur Histologi Testis Mencit (Mus musculus) Jantan Anzila, Ivakhul; W. M., Agung Pramana; Soewondo, Aris; Rahayu, Sri
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.105 KB) | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2017.005.01.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak ethanol kemangi (Ocimum canum Sims.) terhadap struktur histologi testis mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan 9 ekor hewan coba mencit strain Balb/c jantan berumur 3 bulan, berat badan 20 - 30 g. Hewan coba dibagi menjadi tiga (3) kelompok kontrol tanpa pemberian ekstrak kemangi (P0), kelompok yang diberi ekstrak kemangi dengan dosis 100 mg/kgBB (P1) dan 200 mg/kgBB (P2). Ekstrak kemangi diberikan setiap hari secara oral selama 35 hari. Parameter yang diamati adalah diameter tubulus seminiferus, tebal epitel germinal, jumlah lapisan germinal dan jumlah sel spermatogenik meliputi spermatogonia, spermatosit dan spermatid. Data yang diperoleh dianalisis dengan One-way ANOVA (p ≤ 0,05). Jika menunjukkan perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kemangi dosis 200 mg/kgBB meningkatkan diameter tubulus seminiferus, tebal epitel germinal, dan jumlah sel spermatid
Peran Alpha-S2 kasein Susu Kambing PE Terhadap Perbaikan Morfologi dan Histologi Membran Synovial Tikus Rheumatoid Arthritis Bia, Rivqi Rifa; Fatchiyah, Fatchiyah; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.516 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek pemberian alpha-S2 kasein  susu kambing PE terhadap perubahan morfologi dan histologi membran sinovial tikus Rheumatoid Arthritis (RA). Tahapan penelitian meliputi pembuatan RA menggunakan multidosis CFA (Complete Freud Adjuvant. Kelompok perlakuan dibagi menjadi (C: Kontrol; CM: Kontrol + alpha-S2 kasein; RA: Rheumatois Arthritis; RAM: Rheumatois Arthritis + alpha-S2 kasein). Treatment RA dilakukan  selama 2 bulan dengan dosis 2mg/kg. Analisa morfologi dilakukan dengan skoring perubahan bentuk kaki dan histologi menggunakan metode HE yang divisualisasi menggunakan mikroskop BX53. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan morfologi yang ditandai dengan penurunan hasil skor klinis (C = 0; RA = 4; CM = 0; RAM = 1.3). Perbaikan histologi terletak pada penurunan jumlah hiperplasia pada kelompok RA + alpha-S2 kasein menuju kondisi normal dimana penurunan level tersebut mengidikasikan alpha-S2 kasein dapat digunakan sebagai alternatif penyembuhan RA.
Identifikasi Synaptula (Echinodermata : Holothuroidea) Raja Ampat Berdasarkan Gen COI Kurniasari, Robitoh Desi; Soewondo, Aris
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.451 KB)

Abstract

Identification of species Raja Ampat required in order to obtain marine biodiversity in Raja Ampat. Synaptula is one of the organism that inhabit in Raja Ampat and belonging to sea cucumber. Sea cucumber is an organism that difficult to distinguish through morphological characteristic.. This study aimed to identify Synaptula from Raja Ampat based on mitochondrial gene, cytochrome c oxidase subunit 1 (COI). The results of the study that Synaptula of Raja Ampat (UNP 101) is Plakobranchus ocellatus, the result is different with identification through morphological. Synaptula of Raja Ampat (UNP 101) has a high similarity with Plakobranchus ocellatus species from Sulawesi and the Philippines. Genetic distance Synaptula of Raja Ampat (UNP 101) with Synaptula reciprocans is 76.8%, while similarity values is 23.6%. The difference in the results of species  identification may be caused by contamination DNA Plakobranchus UNP 67A to DNA Synaptula UNP 101, contamination is likely to occur during the identification process which simultaneity. Keywords: COI gene, identification, Synaptula.  
Toll-Like Receptor 3-4 Expression Decrease in BALB/c Diabetic Mouse Models Muhaimin Rifa’i; Aris Soewondo; M. Sasmito Djati
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 5, No 2 (2015): Life Sciences
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.454 KB)

Abstract

In  this  study, we observed the effect of propolis  extract on immunological function in diabetic mouse models with the aim of highlighting the dynamics of immunological status in type-2 diabetes. In this study we tested the ability of propolis to normalize homeostasis. Here we showed that propolis improve homeostasis by slightly increasing the level of TLR expression. The results of this study differ from previous findings which reported that TLR expression increased in diabetes mellitus and most treatment is intended to suppress the expression of TLR. In this study we found that TLR-3 and TLR-4 expression decreased in mouse models of STZ induced diabetes mellitus. Furthermore, we found that administration of propolis showed an increase of red blood cell precursors (TER-119) and improve the ratio of CD4:CD8 dependent manner.
Co-Authors Agung Pramana W. M. Agung Pramana W.M Agung Pramana W.M Agung Pramana W.M Agung Pramana Warih Marhendra Agung Pramana Warih Marhendra Ahmad Shobrun Jamil Al Faizah, Belinda Nabiila Anaqoh Roudhotul Jannah Winarso Andista Firstiantono Anzila, Ivakhul Ardiansyah, Esha Asyhari, Firda Nuri Atho'illah, Mochammad Fitri Dian Siswanto Dliyauddin, Moh Fadlilah, Dawama Nur Farida Rachmawati, Farida fatchiyah . Fatchiyah Fatchiyah Fatchiyah Fatchiyah Fikriya Novita Sari Fitria Eka Aprilia Ivakhul Anzila Izati, Rahmi Kavitarna, Septhyanti Aprilia Khairatul Insani Febrianti Khairatul Insani Febrianti Laili Nur Zaidah Mansur Ibrahim Moch Sasmito Djati Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa’i Muhaimin Rifa’i Muhammad Halim Natsir Muhammad Halim Natsir Nashi Widodo Nurul Shafa Paramita Putri, Nenis Try Melani Rifa'i, Muhaimin Rifa’i, Muhaimin Rike Wahyuningroom Rike Wahyuningroom Ririn Dwi Prasetiani Ririn Dwi Prasetiani, Ririn Dwi Rivqi Rifa Bia Rizky Senna Samoedra Robitoh Desi Kurniasari Sa'adah, Nur Alfi Maghfirotus Sakti, Muhammad Wisam Wira Sakti, Sefihara Paramitha Sari, Fikriya Novita Serafinah Indriyani Setyaki Kevin Pratama Shinta Dwi Riestanti Shinta Dwi Riestanti, Shinta Dwi Shinta Oktya Wardhani, Shinta Oktya Siti Nur Arifah, Siti Nur Sofy Permana Sri Rahayu SRI RAHAYU Sri Rahayu Sri Rahayu Sri Widyarti Syamsul Arifin W. M., Agung Pramana Wira Eka Putra Wisnu Barlianto YOGA DWI JATMIKO Yuyun Indriani Kartiko Santi Zulfatim, Heni Sukma