Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN PADA HULU BENDUNG DAN PENGGUNAAN KOLAM OLAK TIPE SLOTTED ROLLER BUCKET MODIFICATION TERHADAP LONCATAN AIR DAN GERUSAN SETEMPAT Ibnu Setiawan; Suyanto Suyanto; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v1i3.37521

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debit dan variasi kemiringan pada hulu bendung serta penggunaan kolam olak slotted roller bucket modification terhadap energi spesifik saat loncatan hidrolis dan terjadinya gerusan lokal dihilir bangunan. Penelitian dilakukan di laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS menggunakan open flume yang menjadi model saluran terbuka berukuran 8 x 25 x 500 cm dan variasi tipe pelimpah ogee hulu miring 3:1, 3:2, 3:3 serta kolam olak slotted roller bucket modification. Sedimen yang digunakan adalah pasir berdiameter seragam 1,18 mm atau lolos ayakan no. 16 dan untuk pemodelan bentuk gerusan lokal yang terjadi di hilir setelah kolam olak menggunakan program surfer 8.0. Penelitian ini menunjukkan empat hasil. Pertama, semakin besar kedalaman air saat loncatan hidrolis di hilir pelimpah Ogee, semakin kecil energi spesifik yang terjadi. Titik balik terjadi saat kondisi kritis. Kemudian dengan kedalaman air yang bertambah, semakin besar energi spesifiknya. Kedua, Variasi kemiringan hulu pelimpah Ogee tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bentuk gerusan yang terjadi di hilir. Ketiga, Semakin besar debit yang dialirkan pada saluran maka kedalaman maksimal gerusan lokal di hilir setelah kolam olak juga semakin dalam. Keempat, Semakin panjang gerusan yang terjadi maka kedalaman maksimal gerusan juga semakin besar.
PENGANGKAT SAMPAH TERAPUNG DENGAN KINCIR HIDROLIK GANDA Bachroni Gunawan; Mamok Soeprapto; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.696 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i2.37552

Abstract

Sampah merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap aktifitas manusia selalu menghasilkan sampah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula jumlahnya. Sampah menjadi salah satu permasalahan yang memerlukan penanganan serius. Untuk mengatasi masalah ini memerlukan terobosan teknologi. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan teknologi alat kincir pengangkat sampahdengan memanfaatkan tenaga air Dalam penelitian ini dicoba kincir dua roda sebagai penggerak kincir. Prototypekincir air adalah tipe undershootdengan sudu datar. Pada percobaan ini dialirkan tiga ukuran debit, yaitu 2,23 l/dt, 2,43 l/dt, dan 2,69 l/dt. Pengujian kuat angkat kincir pengangkat sampah menggunakan 12 variasi pembebanan, yaitu: 25 gr, 50 gr, 75 gr, 100 gr, 125 gr, 150 gr, 175 gr, 200 gr, 225 gr, 250 gr, 275 gr, 300 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya debit dan kecepatan aliran air dipengaruhi oleh jumlah putaran kincir (rpm) dan kecepatan tangensial kincir.Daya yang dihasilkan kincir berbanding terbalik dengan debit dan kecepatan aliran air, semakin besar debit dan kecepatan aliran air, maka daya yang dihasilkan oleh kincir semakin turun.
Prioritas Penanganan Genangan Dengan Metode Analytic Network Process (ANP) Di Kelurahan Kadipiro Bagian Timur Mamok Suprapto; Solichin Solichin; Vikry Aditya
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.37019

Abstract

Permasalahan sistem drainase yang berdampak pada timbulnya genangan yang merugikan sering terjadi di Kota Surakarta terutama di Kelurahan Kadipiro bagian Timur. Oleh karena itu penanganan daerah genangan perlu dilakukan untuk meminimalkan kerugian yang terjadi. Agar dapat optimal dari segi dana maupun manfaatnya, perlu dilakukan penentuan prioritas penangan daerah genangan. Dalam penelitian ini daerah genangan dipetakan dan dilakukan analisis spasial menggunakan ArcGis. Untuk menentukan daerah prioritas penanganan genangan digunakan metode Analytic Network Process (ANP). Metode ANP merupakan metode penentuan prioritas dengan bentuk model masalah berupa network dan memungkinkan terjadinya feedback hubungan antara kriteria, subkriteria dan alternif. Dari hasil analisis penelitian ini diperoleh daerah prioritas pertama genangan berada di wilayah RW 18 sampai RW 9 Kelurahan Kadipiro.
ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE AMBANG BATAS (THRESHOLD LEVEL METHOD) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI Bagas Dwi Purwantoro; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i1.36526

Abstract

Fenomena yang sering terjadi di Indonesia yang juga merupakan bencana tahunan yang melanda beberapa wilayah adalah kekeringan. Salah satu wilayah yang menjadi tinjauan adalah di Daerah Aliran Sungai Keduang yang berada di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Kekeringan hidrologi juga dapat dideteksi melalui debit. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai Indeks Kekeringan Hidrologi (IKH) dan mengetahui kriteria kekeringan berdasarkan defisit dan surplus yang terjadi menggunakan analogi kriteria dari Oldeman yang kemudian dapat dipetakan ke dalam ArcGIS.Penelitian ini berupa pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan dan kesimpulan. Perhitungan debit dilakukan dengan metode NRECA dan kemudian diambil threshold Q50 dan Q80 dengan distribusi gamma. Analisis kekeringan menggunakan metode Threshold Level Method di DAS Keduang dan kemudian krieria kekeringan berdasarkan pada kriteria bulan kering dari Hadiani, R., tahun 2009 yang merupakan analogi dari kriteria kering Oldeman. Didapat hubungan antara indeks kekeringan hidrologi dengan debit 15 harian dan dilakukan pemetaan pada ArcGIS.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui defisit  serta indeks kekringan di DAS Keduang. Hasil analisis menunjukan bulan kering berpotensi terjadi pada bulan Juli – bulan Oktober pada periode kering dengan Indeks Kekeringan Hidrologi paling tajam sebesar – 0,0677 yang masuk pada kategori amat sangat kering di DAS Keduang. Grafik yang didapat dengan scatter plot didapatkan garis yang linear dengan persamaan garis y = 385,24x + 27,876. Hasilnya kemudian dipetakan ke dalam ArcGIS agar diketahui bagaimana persebaran kekeringannya.
PENELUSURAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KINEMATIK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TEMON WONOGIRI Virdya Nurlaily Andromeda; Raden Roro Rintis Hadiyani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.312 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37067

Abstract

Tata guna lahan di DAS Temon yang semula adalah lahan terbuka yang berupa kawasan hutan, telah banyak dialih fungsikan sebagai lahan pemukiman, tegalan, dan pekarangan. Dampak dari perubahan tata guna lahan adalah terjadinya penurunan kemampuan tanah untuk meresapair (infiltrasi). Selain itujika terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi, maka volume aliran permukaan juga akan meningkat. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya potensi banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir rencana sesuai kala ulang dari perhitungan analisis Hidrograf Satuan Sintesis metode Soil Consenvation Service (SCS) dan mengetahui bagaimana model penelusuran banjir dengan menggunakan meode kinematik. Penelitian ini menggunakan metode kinematik untuk mengetahui penelusuran banjir di DAS Temon, khususnya Sungai Temon,Wonogiri yang sudah dibagi menjadi beberapa pias (titik yang ditinjau). Dalam perhitungan menggunakan metode kinematik memakai dasar persamaan Saint-Vennant. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: hasil debit dengan menggunakan metode Soil Conservation Service (SCS) yang dijadikan debit masukkan pada penelusuran banjir kinematik, didapatkan terbesar pada kala ulang 5 tahun & 20 tahun adalah: 141,257 m3/detik dan 197,3853 m3/detik. Persamaan modelnya dapat dinyatakan dengan persamaan jarak dan elevasi maksimum kala ulang 5 tahun dengan h = 289,3.L-0,70 dan h = 410,8 L-0,71 untuk kala ulang 20 tahun. Kemudian persamaan antara debit dan elevasi kala ulang 5 tahun didapatkan h = 0,070 Q0,716 dan kala ulang 20 tahun adalah h = 0,067 Q0,721. Keandalan model hubungan jarak dengan elevasi maksimum kala ulang 5 ataupun 20 tahun sebesar 95%. Namun untuk model hubungan debit dengan elevasi maksimum pada kala ulang 20 tahun memiliki keandalan 99,95%, namun pada kala ulang 5 tahun tidak andal.
PERENCANAAN DASAR BANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO Tinawati Tinawati; Agus Hari Wahyudi; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37200

Abstract

Sumber listrik saat ini masih didominasi dengan batu bara yang akan habis seiring berjalannya waktu. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya air yang sangat melimpah, sementara masih banyak daerah yang tidak dapat menikmati listrik. Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA) bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah kekurangan listrik saat ini. PLTA adalah suatu sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan air dan head sebagai sumbernya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dasar (basic design) bangunan PLTA dan mengetahui besarnya daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kalibeber. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi PLTA di Sungai Serayu hulu di Desa Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo. PLTA Kalibeber berpotensi untuk didirikan karena daerah tersebut memiliki sumber air yang berasal dari sungai Serayu yang cukup deras. Analisa debit banjir 50 tahunan dihitung menggunakan Metode Nakayasu dengan luas daerah aliran sungai 130,875 km2. Hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh debit banjir 50 tahunan sebesar 373,175 m3/detik sebagai dasar dalam desain bangunan bendung pada PLTA Kalibeber, sehingga diperoleh tinggi mercu 5 m, jari-jari mercu 2,5 m, tinggi vertikal bendung 16,5 m, panjang bendung 12,5 m dan pajang kolam olak 32 m. Debit andalan dengan probabilitas 90% sebesar 2,07 m3/det dan data debit inflow PLTA Garung sebesar 1,39 m3/det digunakan untuk desain bangunan pengambilan (intake), saluran pembawa, kantong lumpur, bak penenang dan pipa pesat (penstok) sehingga diperoleh dimensi intake dengan lebar pintu 2 m, tinggi pintu 1,4 m, dan jumlah pintu 2 buah. Bangunan pembilas bendung dengan lebar pintu pembilas 1,5 m, tinggi pintu pembilas 1 m, jumlah pintu pembilas 2 buah. Saluran terbuka dengan lebar 4 m, tinggi 1,5 m, tinggi jagaan 0,6 m dan kemiringan saluran 1:1,5. Kantong lumpur dengan lebar 8,5 m dan panjang 70 m. Bak penenang dengan lebar 9 m, panjang 27 m dan kedalaman bak penenang 4 m. Pipa pesat (penstok) dengan diameter 1,5 m dan tebal 6 mm. Energi listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTA Kalibeber dengan debit 3,46 m3/detik diperoleh daya sebesar 1.218,73 kW dan energi sebesar 438.741,51 kWh selama 15 hari pertama pada bulan januari. Energi tertinggi dihasilkan pada bulan Desember 15 hari terakhir sebesar 467.990,94kWh dan energi terkecil dihasilkan pada bulan Februari 15 hari terakhir 365.888,34 kWh.Besarnya rata-rata energi listrik yang dihasilkan setiap tahun adalah 435.848,20 kWh.
ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE MOISTURE ADEQUACY INDEX (MAI) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TEMON KABUPATEN WONOGIRI Esthi Rahmawati RW; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.066 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36488

Abstract

Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki curah hujan rendah sehingga wilayah ini berpotensi terjadi bencana kekeringan karena ketersediaan air terus menurun, salah satu daerah aliran sungai yang terdampak yaitu DAS Temon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kekeringan hidrologi dan ketersediaan air. Salah satu cara untuk mengatasi dampak bencana kekeringan yaitu dengan memperhitungkan indeks kekeringan hidrologi dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Temon. Indeks kekeringan hidrologi dihitung berdasarkan Metode Moisture Adequacy Index (MAI) yang merupakan perbandingan antara evapotranspirasi potensial dan aktual dengan klasifikasi menurut CAZRI (Central Arid Zone Research Institute), sedangkan perhitungan ketersediaan air menggunakan metode FJ Mock dengan output debit 15 harian. Dari hasil analisa perhitungan tersebut dibuat sebuah peta persebaran menggunakan Software ArcGIS selain itu dibuat grafik korelasi antara debit dan indeks. dari hasil analisis perhitungan indeks yang telah dilakukan nilai minimum indeks kekeringan yaitu 0,73 yang masuk dalam kriteria kering ringan sedangkan nilai maksimum indeks sebesar 0,97 dengan kriteria normal. Trend bencana kekeringan selanjutnya dapat diprediksi melalui grafik hubungan antara debit dan indeks dengan persamaan linier y = 0,7118x - 0,5256 dimana y adalah debit dan x adalah indeks.
ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE PALMER DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Rifka Annisa Arin; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2019): JUNI
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.114 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i2.36504

Abstract

DAS Tirtomoyo merupakan sub DAS Bengawan Solo Hulu 3 yang bermuara di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan terletak di sebelah tenggara Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri memiliki curah hujan yang cukup rendah, sehingga mempengaruhi ketersediaan air di wilayah sekitarnya. Ketersediaan air yang rendah dapat menyebabkan terjadinya bencana kekeringan, salah satunya yaitu terjadi kekeringan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tirtomoyo.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekeringan menggunakan indeks kekeringan metode Palmer dan mengetahui kriteria kering berdasarkan indeks kekeringan hidrologi serta memperoleh peta persebaran kekeringan menggunakan software ArcGIS. Perhitungan debit untuk indeks kekeringan hidrologi menggunakan rumus metode NRECA. Kemudian membuat grafik hubungan antara debit (Q) dengan indeks kekeringan Palmer.Hasil yang didapat dari analisis menunjukan bahwa kekeringan paling parah terjadi pada bulan November periode II tahun 2010 dengan nilai indeks kekeringan Palmer sebesar X = -6,778; maka termasuk dalam kriteria amat sangat kering. Berdasarkan  perhitungan debit yang berpotensi terjadinya bencana kekeringan yaitu pada bulan Juni hingga bulan Oktober tahun 2015 dengan ketersediaan air yang kecil. Hasil dari perhitungan debit dan indeks kekeringan Palmer dapat dibuat grafik hubungan diantara keduanya. Grafik tersebut menghasilkan nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,3593 dengan persamaan grafik y=2,5369x +
Analisis Distribusi Air pada Sistem Penyediaan Air Minum Kampus Universitas Sebelas Maret dengan Epanet Analisis Distribusi Air pada Sistem Penyediaan Air Minum Kampus Universitas Sebelas Maret dengan Epanet Bayu Kusumajati; Solichin Solichin; Koosdayani Koosdayani
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37087

Abstract

Mahasiswa dan dosen di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjumlah sekitar 35.000 orang memiliki kebutuhan air minum yang sangat besar. Jika per orang per hari dibutuhkan 1,5 L air maka total kebutuhan air minum di kampus mencapai 52.500 L/hari. Kebutuhan air minum ini mendasari pengolahan air baku yang dimiliki berupa deep well untuk dijadikan air minum agar dapat memenuhi kebutuhan air minum secara mandiri. Instalasi pengolahan dan distribusinya melalui waterfountain ini disebut dengan Sistem Penyediaan Air Minum Kampus (SPAM Kampus). Dari hasil pengolahan air baku dengan menggunakan teknologi ultrafiltration air akan didistribusikan ke semua gedung dan titik-titik kegiatan mahasiswa di kampus. Sistem distribusi menggunakan jaringan kombinasi antara sistem loop dan linier. Sistem kombinasi dipilih karena daerah layanan terpusat dan memiliki sebaran rapat. Dalam sistem pipa distribusi, diperlukan data elevasi setiap titik waterfountain dan pada jaringan pipa, data ini didapatkan dengan survey lapangan. Distribusi air menggunakan tenaga gravitasi sehingga dibangun elevated reservoir. Elevated resorvoir dibangun setinggi 20m untuk dapat mensuplai titik tertinggi di daerah layanan. Penggunaan reservoir lebih menghemat energi listrik daripada penggunaan boosterpump. Pipa distribusi yang digunakan adalah HDPE (High Density Polyethyelene) dengan diameter 50mm, 25mm, dan 10mm. Epanet adalah program yang digunakan untuk simulasi sistem distribusi air. Data yang dibutuhkan untuk input adalah elevasi dan diamater pipa. Hasil perhitungan Epanet didapatkan tekanan dan kecepatan aliran di setiap titik, dengan demikian dapat diketahui tekanan dan kecepatan di dalam pipa distribusi maupun output waterfountain. Distribusi SPAM kampus dengan elevated reservoir yang disimulasi dengan Epanet menunjukkan bahwa dengan ketinggian reservoir 20m dapat menjangkau daerah tertinggi di elevasi +132m dengan sisa tekanan 2,07 bar = 21,2 meter dan pada titik terendah dengan 4,312 bar.
EVALUASI FUNGSI BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN (CHECK DAM) PENGKOL BERDASARKAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN KALI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI Tanty Rahayu; Suyanto Suyanto; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.457 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36932

Abstract

Check Dam Pengkol merupakan salah satu check dam yang berada di Bengawan Solo hulu Das Keduang. Check Dam Pengkol selesai dibangun pada tahun 2008. Tujuan dibangun check dam untuk memperlambat laju sedimentasi ke Waduk Wonogiri. Laju erosi dan sedimentasi DAS Keduang pada daerah Check Dam Pengkol seluas 6260 ha menggunakan metode USLE sebesar 57136 m3/th. Estimasi volume sedimen selama 8 tahun menggunakan Persamaan Meyer - Peter Muller sebesar 320064,9827 m3. Tampungan sedimen Check Dam Pengkol sebesar 413553 m3 dan sisa umur check dam adalah 1,2 tahun. Untuk memperpanjang umur check dam, maka check dam perlu didesain ulang. Desain ulang check dam berdasarkan SNI 2851:2015. Berdasarkan debit banjir rencana yang dihitung menggunakan Metode HSS Nakayasu sebesar 607,068 m3/detik, tinggi jagaan Check Dam Pengkol didesain ulang menjadi 1,5 m dan tinggi muka air di atas peluap 3,2 m. Lebar mercu sebesar 2 m disesuaikan dengan jenis sedimen yaitu pasir dan kerikil. Tinggi bendung utama direncanakan ulang setinggi 5 meter sehingga tampungan mati dan tampungan dinamis semakin panjang. Tampungan check dam meningkat menjadi 823846 m3 dan umur check dam hingga tampungan penuh adalah selama 2,5 tahun. Desain baru Check Dam Pengkol aman terhadap geser, guling, piping dan daya dukung pondasi.