Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga untuk Penyakit Degeneratif Welly Ratwita; Evi Sovia; M Djamaludin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5713

Abstract

ABSTRAK Perubahan gaya hidup menyebabkan peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterolemia di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berbagai metode pengobatan dikembangkan untuk mengatasinya, termasuk penggunaan obat tradisional. Pemerintah Indonesia pun mulai menggalakkan program saintifikasi jamu untuk mendukung hal tersebut. Meningkatnya pemanfaatan lahan keluarga untuk menanam tanaman obat keluarga perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Untuk itu maka Tim  Pengabdian Masyarakat FK UNJANI bermitra dengan pihak pimpinan kampus untuk melakukan edukasi dalam upaya pemanfaatan tanaman obat keluarga dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Sehubungan masih pandemi COVID-19 metode yang digunakan adalah webinar. Pada kegiatan ini juga peserta diberikan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan peserta webinar tentang obat herbal. Usia responden yang mengikuti kegiatan ini bervariasi, dengan rentang usia terbanyak pada usia 21-30 th (29,6%), diikuti dengan rentang usia 40-50 tahun (25,9%). Berdasarkan kuesioner yang diberikan, terlihat bahwa sebagian besar responden tidak mengeluhkan adanya penyakit degeneratif (77,8%). Sebagian lainnya mengalami penyakit darah tinggi dan hiperkolesterolemia (7,4%). Peserta yang menyatakan pernah mengonsumsi obat herbal (59,3%). Obat herbal yang dikonsumsi diperoleh dari membeli obat herbal kemasan (52,9%), menanam sendiri (23,5%), mebeli bahan baku tanaman dan meracik sendiri, serta sebagian lagi biasa membeli jamu gendong. Pengonsumsian obat herbal sebagian besar tidak teratur (76,5%), 1-2x/minggu (11,8%) dan 1-2x/bulan (11,8%). Terlihat meskipun 81,5% peserta mengetahui bahwa lahan di rumah dapat dimanfaatkan untuk menanam TOGA, ternyata hanya 55,6% yang memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk penanaman TOGA. Kata Kunci: Tanaman Obat Keluarga, Penyakit Degeneratif, Diabetes Mellitus  ABSTRACT Lifestyle changes cause an increase in the incidence of degenerative diseases such as diabetes mellitus, hypertension, hypercholesterolemia throughout the world, including Indonesia. Various treatment methods were developed to overcome this, including the use of traditional medicine. The Indonesian government has also begun to promote a herbal medicine saintification program to support. One of the simplest things that is also encouraged is the use of family land to grow family medicinal plants in all homes. Unfortunately, this is not matched by increasing public knowledge about how to use family medicinal plants for disease prevention and treatment. The same thing was experienced by the teaching, educational and supporting staff in the General Achmad Yani University campus. The problems faced by these partners inspired the UNJANI FK Community Service Team to partner with the campus leadership to conduct education in an effort to use family medicinal plants in the prevention and treatment of diseases. Due to the COVID-19 pandemic, the method used is webinars. In this activity, participants were also given a questionnaire to determine the knowledge of the webinar participants about herbal medicine. The ages of respondents who took part in this activity varied, with the highest age range being 21-30 years old (29.6%), followed by 40-50 years old (25.9%). Based on the questionnaire given, it appears that most of the respondents did not complain of degenerative diseases (77.8%). Others had high blood pressure and hypercholesterolemia (7.4%). Participants who stated that they had used herbal medicine (59.3%). The herbal medicines consumed were obtained from buying packaged herbal medicines (52.9%), growing their own (23.5%), buying plant raw materials and making their own blends, and some used to buy jamu carrying. The consumption of herbal medicines was mostly irregular (76.5%), 1-2x/week (11.8%) and 1-2x/month (11.8%). It can be seen that although 81.5% of participants knew that land at home could be used to plant TOGA, it turned out that only 55.6% used land at home to plant TOGA. Keywords: Family Medicinal Plants, Degenerative Diseases, Diabetes Mellitus
Edukasi Penggunaan Antibiotika Yang Bijak dan Aman Evi Sovia; Welly Ratwita; Iqbal Anugrah Fitriyanto; Lutfhi Nurlaela
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i3.8665

Abstract

ABSTRAK Resistensi antibiotik terjadi di seluruh dunia. Resistensi antibiotik dipercepat oleh penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, serta pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk. Langkah-langkah dapat diambil di semua lapisan masyarakat untuk mengurangi dampak dan membatasi penyebaran resistensi antibiotika. Masyarakat dapat membantu mencegah resistensi dengan menggunakan antibiotika hanya dengan resep dokter, selalu meminum resep dengan lengkap, tidak pernah menggunakan antibiotik sisa dan tidak berbagi antibiotika dengan orang lain. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara penggunaan antibiotika secara bijak dan aman. Metode yang digunakan adalah penyuluhan secara daring (webinar) karena masih kondisi pandemi. Pada kegiatan ini juga peserta diberikan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan peserta webinar tentang antibiotika. Sebagian besar peserta webinar berjenis kelamin perempuan (91,2%) dengan rentang usia terbanyak yaitu 20-29 tahun (51%) dan 50% berpendidikan perguruan tinggi. Pekerjaan peserta webinar paling banyak adalah ibu rumah tangga (48%). Hasil survey penggunaan antibiotika menunjukkan bahwa sebagian besar (93%) peserta webinar mengetahui antibiotika, tetapi yang menjawab dengan tepat kegunaan antibiotika hanya 68 orang (66,7%). Peserta webinar hampir seluruhnya pernah menggunakan antibiotika (95,1%), dan 45 orang (44,1%) pernah menggunakan antibiotika tanpa resep dokter. Alasan terbanyak peserta webinar yang menggunakan antibiotika tanpa resep dokter adalah karena sudah tahu jenis antibiotika yang dipakai (58,8%). Jenis antibiotika yang paling banyak digunakan adalah amoksisilin (82,2%), sedangkan penggunaan antibiotika terbanyak adalah untuk demam (53,9%). Sebagian besar peserta webinar tidak pernah mengubah aturan pakai antibiotika dengan sengaja (88,2%) ataupun mengganti antibiotika pada saat pengobatan sendiri (85,3%). Pengetahuan peserta webinar sudah cukup baik tetapi masih banyak yang menggunakan antibiotika tanpa resep dokter. Kata Kunci: Antibiotika, Resistensi, Edukasi  ABSTRACT Antibiotic resistance occurs worldwide. Antibiotic resistance is accelerated by the misuse and overuse of antibiotics, and by poor infection prevention and control. Steps can be taken at all levels of society to reduce the impact and limit the spread of antibiotic resistance. Communities can help prevent resistance by using antibiotics only with a doctor's prescription, always taking the full prescription, never using leftover antibiotics and not sharing antibiotics with other people. This community service aims to educate the public about how to use antibiotics wisely and safely. Method: The method used is online counseling (webinar) because it is still a pandemic. In this activity, participants were also given a questionnaire to find out the knowledge of webinar participants about antibiotics. Most of the webinar participants were female (91.2%) with the largest age range about 20-29 years (51%) and 50% had a tertiary education. Most of the jobs for webinar participants were housewives (48%). The results of the survey on the use of antibiotics showed that most (93%) of the webinar participants knew about antibiotics, but only 68 people (66.7%) answered correctly the use of antibiotics. Almost all of the webinar participants had used antibiotics (95.1%), and 45 people (44.1%) had used antibiotics without a doctor's prescription. The most reason for webinar participants using antibiotics without a doctor's prescription was because they already knew the type of antibiotic used (58.8%). The most widely used type of antibiotic was amoxicillin (82.2%), while the most used antibiotic was for fever (53.9%). Most of the webinar participants never intentionally changed the rules for using antibiotics (88.2%) or changed antibiotics during self-medication (85.3%). The knowledge of the webinar participants is quite good, but there are still many who use antibiotics without a doctor's prescription.  Keywords: Antibiotics, Resistance, Education