Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Agrikultura Masyarakat Tani: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat

Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferrari) dengan Menggunakan Perangkap Berantraktan secara Partisipatoris di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Rasiska, Siska; Parikesit, Parikesit; Sudarjat, Sudarjat; Gunawan, Budhi; Setiawan, Iwan
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i3.54953

Abstract

Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei Ferrari) merupakan hama tanaman kopi yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah kopi. Salah satu upaya untuk mengendalikan hama ini dengan menggunakan perangkap beratraktan dengan melibatkan partisipasi petani kopi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini memberikan pengetahuan kepada petani mengenai hama PBKo dan penggunaan perangkap beratraktan. Kegiatan ini telah dilakukan selama 6 minggu di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah survey berupa wawancara untuk menginventarisasi pengetahuan awal dari petani kopi mengenai hama yang menyerang tanaman kopi dan cara pengendaliannya, serta percobaan partisipatoris. Percobaan partisipatif menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan berupa perangkap bertraktan alami yang terbuat dari kulit buah kopi terinfestasi hama PBKo diolah dengan metode ekstraksi destilasi sederhana dan maserasi, serta Hypotan 500L yang bersifat sintetik untuk mengetahui keefektifan perangkap beratraktan untuk menarik PBKo. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dan percobaan partisipatif dianalisis dengan uji analisis varians dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda duncan pada taraf kepercayaan 5%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa petani memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang hama yang sering menyerang tanaman kopi, namun upaya pengendaliannya masih belum banyak diketahui. Hasil percobaan partisipatoris menunjukkan bahwa perangkap beratraktan Hypotan 500L mampu menangkap PBKo lebih tinggi. Petani kopi yang ikutserta dalam kegiatan ini merasakan manfaat dari penyuluhan tentang tanaman kopi dan praktek aplikasi atraktan di kebun percobaan. Namun, kegiatan ini perlu dilakukan secara lebih intensif dengan pendampingan. Dengan demikian, kegiatan dapat meningkatkan kewaspadaan petani terhadap kerusakan tanaman kopi yang disebabkan oleh hama.
Pelatihan Pengelolaan Hama Terpadu untuk Petani Di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung Sudarjat, Sudarjat; Puspasari, Lindung Tri; Meliansyah, Rika
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i3.56423

Abstract

Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana dalam budidaya pertanian dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti terjadinya resistensi dan resurjensi hama, ledakan hama sekunder, terbunuhnya mahluk hidup bukan sasaran dan pencemaran terhadap lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan manusia. Salah satu upaya yang dilakukan sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan pengeloaan hama terpadu (PHT). Program Pengabdian pada Masyarakat (PPM)-Integratif dilaksanakan di Desa Arjasari dalam bentuk pelatihan dengan tujuan untuk membantu masyarakat petani meningkatkan pengetahuan petani dalam mengendalikan OPT yang ramah lingkungan melalui penerapan PHT.  Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dengan pemahaman terkait PHT masih rendah dan bahkan masih banyak petani yang tidak melaksanakan PHT.  Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM-Integratif ini adalah metode partisipatif aktif dari peserta dalam mengikuti pelatihan mengenai pengelolaan hama pada tanaman hortikultura dan tanaman pangan lainnya baik deskripsi hama, gejala, pola hidup, kerugian, dan lain-lain serta teknologi penanganan hama secara terpadu. Kegiatan pelatihan  tersebut dipandu oleh dosen dan teknisi dan dibantu oleh mahasiswa.  Program pelatihan PHT untuk petani di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, sangat membantu petani dalam hal : 1) Peningkatan pengetahuan petani terhadap Pengendalian Hama Terpadu, 2) Peningkatan  pengetahuan petani terhadap jenis hama dan penyakit tanaman, 3) Peningkatan pengetahuan petani terhadap bahaya lingkungan akibat penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, 4) Peningkatan pemahaman petani terhadap cara-cara pengendalian hama penyakit tanaman yang ramah lingkungan, 5) Peningkatan pengetahuan petani akan pentingnya pemanfaatan musuh alami hama sebagai agens pengendali hayati hama dan penyakit tanaman, 6) Peningkatan pemahaman petani akan sistem budidaya pertanian berkelanjutan.
Pemangkasan dan pemupukan tanaman buah jeruk siam dan buah naga sebagai fungsi perawatan tanaman dan pengendalian hama di Desa Pajagan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat Dono, Danar; Hidayat, Yusup; Sudarjat, Sudarjat; Sunarto, Toto; Meliyansyah, Rika; Widayani, Neneng Sri
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 2, No 1 (2024): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v2i1.59267

Abstract

Perawatan tanaman buah merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman. Pemangkasan termasuk salah satu teknik pemeliharaan yang penting untuk dilakukan. Pemupukan berimbang dan mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman juga termasuk salah satu cara menjaga kesehatan tanaman. Artikel ini membahas mengenai pemangkasan dan pemupukan dalam perannya sebagai cara perawatan tanaman dan dalam kontek pengendalian hama pada tanaman buah di Desa Pajagan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Materi disampaikan secara informatif dengan awalan teoritis dan dilanjutkan dengan praktik langsung pada tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengontrol ukuran dan bentuk tanaman, mengoptimalkan penetrasi cahaya dan sirkulasi udara hingga dapat mengurangi kelembaban dan kepadatan bagian tanaman yang memiliki populasi hama tinggi atau bagian tanaman sakit. Pemupukan berdasarkan dosis rekomendasi dan tepat waktu aplikasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.  Pendampingan petani di Desa Pajagan harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat secara mandiri melaksanakan budidaya tanaman secara baik dan benar.
Sosialisasi Budidaya Buah Naga: Peluang Bisnis di Desa Pajagan Sudarjat, Sudarjat; Mubarok, Syariful
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 1 (2023): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i1.50175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak program sosialisasi mengenai Teknik budidaya tanaman buah naga di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, sehingga dengan teknik budidaya yang baik dapat menjadi usaha bisnis yang berpotensi tinggi. Sosialisasi dilakukan melalui penyuluhan kepada 25 peserta dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner pre-test dan post-test. Hasil pre-test menunjukkan bahwa wawasan masyarakat terhadap teknik budidaya buah naga masih kurang, sehingga masyarakat belum mampu menemukan potensi bisnis buah naga. Program sosialisasi berhasil meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat dalam mengembangkan bisnis budidaya buah naga. Masyarakat kini menyadari potensi keuntungan dari budidaya ini, baik dalam konteks bisnis maupun dalam pengembangan sektor agrowisata. Dampak positif yang paling mencolok adalah peningkatan minat kolaborasi antarpetani dan dengan pihak lain yang mendukung bisnis tanaman buah naga. Hasil penelitian ini mencerminkan pentingnya sosialisasi dan pendampingan dalam menggerakkan potensi bisnis di masyarakat. Program ini membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi lokal dan kerjasama yang berkelanjutan. Kesimpulannya, sosialisasi budidaya buah naga memiliki dampak positif yang signifikan, membantu masyarakat Desa Pajagan untuk memahami potensi bisnis dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi mereka.
Sosialisasi Penyakit Tanaman Jeruk dan Pengendaliannya di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang Hartati, Sri; Puspasari, Lindung Tri; Meliansyah, Rika; Sudarjat, Sudarjat
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 2, No 1 (2024): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v2i1.59604

Abstract

Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu desa yang mayoritas masyarakatnya terlibat dalam sektor pertanian. Masyarakat Desa Pasigaran memanfaatkan lahan pekarangannya untuk menanam berbagai tanaman yang salah satunya adalah tanaman jeruk. Akan tetapi, pada umumnya tanaman yang ditanam di pekarangan warga kurang mendapatkan perawatan yang baik, sehingga tidak berproduksi dengan  baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan penyakit-penyakit pada tanaman jeruk, penyebab dan pengendaliannya sehingga masyarakat di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam merawat tanaman jeruk mereka dengan baik. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu dan kader PKK. Metode yang digunakan meliputi penjajagan, penyuluhan, pendampingan dan evaluasi hasil kegiatan. Penjajagan dilakukan dengan metode survei. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi pengenalan jenis-jenis penyakit pada tanaman jeruk, penyebab penyakit, dan cara pengendaliannya. Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap cara pemeliharaan tanaman terutama pengamatan terhadap gejala penyakit pada tanaman jeruk. Hasil kegiatan ini berupa peningkatan wawasan dan pengetahuan peserta. Peserta dapat menerima dan memahami dengan baik materi mengenai pengenalan penyakit, penyebab, dan pengendalian penyakit pada tanaman jeruk. Kegiatan ini telah mendorong masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman jeruk agar dapat berproduksi dengan optimal.