Kurang baiknya sistem monitoring instalasi air bersih selama ini dimana tidak bisa mendeteksi terjadinya kebocoran pada pipa saluran air. Banyak kerugian yaitu volume air terbuang yang merupakan selisih antara volume air terbuang sebelum dan sesudah penerapan sistem. Misalnya, jika sebelumnya terjadi kebocoran sebesar 100 liter per bulan dan setelah penerapan sistem menjadi 20 liter per bulan, maka pengurangan volume air terbuang adalah 80 liter per bulan, dan untuk  biaya air terbuang yaitu biaya air yang terbuang akibat kebocoran. Misalnya, jika harga air adalah Rp 10.000 per meter kubik, dan ada kebocoran 100 liter (0,1 meter kubik) per bulan, maka biaya yang terbuang adalah Rp 1.000 per bulan. Untuk mengurangi kerugian tersebut penulis membuat rancang bangun alat monitoring kebocoran menggunakan mikrokontrol Arduino Uno  berbasis aplikasi mobile. Untuk mendeteksi terjadinya kebocoran, alat ini memanfaatkan data debit air dari sensor flowmeter dan Arduino Uno sebagai mikrokontrol, sedangkan untuk pengiriman data sensor ke aplikasi mobile (Blynk) menggunakan modem dan router dengan ethernet shield sebagai fungsi LAN pada Arduino mega 2560. Hasil pengujian menunjukan bahwa alat ini dapat mendeteksi terjadinya kebocoran dengan laju debit air -> 0,1 L/m pada saat kondisi keran pada posisi OFF.