Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL REFLECTIVE MICROTEACHING UNTUK PEMBENTUKAN CALON GURU PROFESIONAL Indiati, Intan; Sumardiyani, Listyaning
AKSIOMA Vol 1, No 1/Maret (2010): AKSIOMA
Publisher : IKIP PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refleksi adalah motor penggerak belajar dan landasan pacu bagi pengembangan pribadi dan profesi. Refleksi menjadi sedemikian penting karena dengan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan metode maupun area pedagogis lainnya, refleksi akan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru demi perbaikan pengajaran. Pre-service training hendaknya mulai menerapkan unsur reflektif dalam program microteaching-nya. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan model dan panduan model Reflective Microteaching bagi pembentukan calon guru yang profesional agar mahasiswa calon guru memiliki kemampuan merefleksi yang bermakna serta mengkaitkannya dengan pengembangan profesionalitas guru melalui tiga langkah yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan, serta validasi model pembelajaran. Uji coba model dan instrument penelitian dilakukan melalui tinjauan teman sejawat (Focus Group Discussion). Validasi dilakukan oleh expert judgment. Hasil dituangkan dalam bentuk panduan model reflective microteaching. Dari hasil uji coba model dapat disimpulkan bahwa, penelitian ini telah menghasilkan model dan panduan model Reflective Microteaching bagi pembentukan calon guru yang profesional yang memiliki kemampuan merefleksi yang bermakna serta mengkaitkannya dengan pengembangan profesionalitas guru. Dari hasil analisis juga diperoleh kelebihan dan kelemahan model reflective microteaching. Kelebihan model ini adalah menawarkan desain yang ideal, sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Walaupun model reflective microteaching memiliki kelemahan, namun mempertimbangkan kelebihan yang dimiliki yaitu meletakkan refleksi sebagai inti utamanya dan refleksi merupakan ruh pengembangan profesi, maka model ini sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini pula dapat disarankan  bahwa model Reflective Microteaching sebaiknya digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan keterampilan mengajar mahasiswa, dan kemampuan melakukan refleksi, serta membangun metateaching awareness calon guru. Kata kunci: microteaching, reflektif, calon guru, profesional
Model of Monitoring and Evaluation of Character Education at Universitas PGRI Semarang Sumardiyani, Listyaning; Reffiane, Fine; Ayu, Ngurah; Lestari, Siti
International Journal of Active Learning Vol 2, No 2 (2017): October 2017
Publisher : International Journal of Active Learning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.897 KB) | DOI: 10.15294/ijal.v2i2.11494

Abstract

Universitas PGRI Semarang has integrated character education into the fabric of its academic and non-academic activities. It has consciously set about creating a moral climate within universitys fourth pillar of Catur Dharma/ Modeling. Dynamic monitoring and evaluation system for character education is impetus in order to adequately meet the demands of recommended core values: personal and social awareness, self-management, and social skill.Though its slogan and core values are in the domain of character education, its monitoring, evaluation, and assessment have not integrated one and another yet.Thus, it is pertinent to conduct a research for desiging an effective model of monitoring and evaluation of character education.The study used three stages of R & D research method: desiging, revising,and field testing. Expert validation scores had gained 83.35 % while professional validation was 84.5%. It means the model both theoretically and practically is appropriate for evaluation of characters education. The results indicated that to be fully effective and ongoing of the program, integrated monitoring, measuring, and assessing system should be in conjunction with monitoring evaluation design, its implementation as well as its instruments. The study recommends the university and other institutions have to transfer this conceptual model into an implementation model in which character education functions harmonically and in a coordinated manner to provide effective and efficient results.
MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN MELALUI PENDEKATAN TEMATIK UNTUKPEMBELAJARAN IPA CALON GURU PGSD Listyaning Sumardiyani; Fine Reffiane
Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.867 KB) | DOI: 10.26877/mpp.v11i1.2606

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) pengembangan materiIPA calon guru dengan pendekatan tematik; 2) pengembangan strategi pembelajaranpakem dengan pendekatan tematik IPA calon guru; 3) pengembangan instrumenevaluasi pembelajaran tematik IPA calon guru. Penelitian ini adalah Research andDevelopment yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran IPA calonguru dengan model PAKEM melalui pendekatan tematik. Subjek penelitian ini adalahsiswa sekolah dasar I dan II dari kelompok SD negeri, kelompok SD swasta Favorite dan kelompok SD swasta, dan 2 guru kelas I dan kelas II. Penelitian ini di lakukan dikota Semarang.Kegiatan penelitian di tahun pertama ini di awali dengan melakukananalisis kurikulum SD dan analisis kebutuhan siswa sesuai dengan aspek perkembangananak SD, dilanjutkan dengan identifikasi materi yang berhubungan dengan sains yangsesuai kurikulum dan mendeskripsikan fasilitas pendukung pembelajaran sains yangdiperlukan, langkah ketiga dilakukan pengembangan materi IPA calon guru denganPAKEM melalui pendekatan tematik, langkah ke empat pengembangan strategipembelajaran di sini dirancang kegiatan inkuiri dengan PAKEM melalui pendekatnTematik IPA calon guru, dan langkah ke  lima yaitu pengembangan alat evaluasi yangberupa penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.Berdasarkan kegiatan penelitiantahiun pertama, secara keseluruhan penelitian ini telah terlaksana 70%. Berikutnya yangakan dilaksanakan uji ahli dan revisi sehingga mendapatkan draft materi IPA calonguru, perangkat pembelajaran yang meliputi SKH, SKM, dan RPP, serta alat evaluasipada pembejaran PAKEM IPA calon guru dengan pendekatan tematik. Kata kunci: PAKEM, Tematik, SD
PENGEMBANGAN MODEL REFLECTIVE MICROTEACHING UNTUK PEMBENTUKAN CALON GURU PROFESIONAL Intan Indiati; Listyaning Sumardiyani
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1/Maret (2010): AKSIOMA
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v1i1/Maret.70

Abstract

Refleksi adalah motor penggerak belajar dan landasan pacu bagi pengembangan pribadi dan profesi. Refleksi menjadi sedemikian penting karena dengan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan metode maupun area pedagogis lainnya, refleksi akan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru demi perbaikan pengajaran. Pre-service training hendaknya mulai menerapkan unsur reflektif dalam program microteaching-nya. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan model dan panduan model Reflective Microteaching bagi pembentukan calon guru yang profesional agar mahasiswa calon guru memiliki kemampuan merefleksi yang bermakna serta mengkaitkannya dengan pengembangan profesionalitas guru melalui tiga langkah yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan, serta validasi model pembelajaran. Uji coba model dan instrument penelitian dilakukan melalui tinjauan teman sejawat (Focus Group Discussion). Validasi dilakukan oleh expert judgment. Hasil dituangkan dalam bentuk panduan model reflective microteaching. Dari hasil uji coba model dapat disimpulkan bahwa, penelitian ini telah menghasilkan model dan panduan model Reflective Microteaching bagi pembentukan calon guru yang profesional yang memiliki kemampuan merefleksi yang bermakna serta mengkaitkannya dengan pengembangan profesionalitas guru. Dari hasil analisis juga diperoleh kelebihan dan kelemahan model reflective microteaching. Kelebihan model ini adalah menawarkan desain yang ideal, sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Walaupun model reflective microteaching memiliki kelemahan, namun mempertimbangkan kelebihan yang dimiliki yaitu meletakkan refleksi sebagai inti utamanya dan refleksi merupakan ruh pengembangan profesi, maka model ini sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini pula dapat disarankan?é?á bahwa model Reflective Microteaching sebaiknya digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan keterampilan mengajar mahasiswa, dan kemampuan melakukan refleksi, serta membangun metateaching awareness calon guru. Kata kunci: microteaching, reflektif, calon guru, profesional
PENYULUHAN HUMAN TRAFFICKING BAGI KARANG TARUNA KELURAHAN SAMBIROTO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Listyaning Sumardiyani; Sri Suciati; Siti Musarokah
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2012): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v3i1.255

Abstract

AbstractAdolescence is a period of transition from child to adult. In this transition period, teenagers tend to seek a new identity that is different from their previous identity. The process of search of the new identity makes the teens as a side that are vulnerable to crimes. One of them is human trafficking. Therefore, to anticipate the occurrence of human trafficking crime, Team of IKIP PGRI Semarang held counseling about human trafficking for Local Youth Association of Sambiroto Village, Tembalang, Semarang with the main goal is to make teenagers aware of the dangers of human trafficking and how to prevent this crime. The counseling was held on Saturday March 10, 2012 located at RW 1 Sambiroto Village, Tembalang, Semarang. This event was attended by 48 participants. The materials presented in this activity are the Youth and their problem, Human Trafficking (modus operandi and its main victims), and government efforts and how to prevent human trafficking crime. The methods used in this training include lectures, question and answer, and discussion. The resulting outputs are teenagers of Youth of Sambiroto Village are able to be aware of the dangers of human trafficking crime and know the ways to prevent this crime.Key Words: Counseling, Human Trafficking, Local Youth AssociationAbstrakMasa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Dalam masa transisi, remaja cenderung untuk mencari identitas baru yang berbeda dari identitas mereka sebelumnya. Proses pencarian identitas baru membuat para remaja sebagai sisi yang rentan terhadap kejahatan. Salah satunya adalah perdagangan manusia. Karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan perdagangan manusia, Tim IKIP PGRI Semarang mengadakan konseling tentang perdagangan manusia untuk Asosiasi Pemuda Sambiroto Tembalang, Semarang dengan tujuan utama adalah untuk membuat remaja waspada bahaya perdagangan manusia dan bahgaimana mencegah tindak kejahatan. Konseling diselenggarakan pada Sabtu 10 Maret 2012 berlokasi di RW 1 Sambiroto, Tembalang, Semarang. Acara ini dihadiri oleh 48 peserta. Materi yang disajikan dalam kegiatan ini adalah mengenai remaja dan masalah mereka. Perdagangan manusia (modus operandi dan korban utamanya), upaya pemerintah dan bagaimana mencegah hal ini. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Hasilnya, remaja desa Sambiroto menyadari dan mewaspadi bahaya kejahatan perdagangan manusia dan mengetahui cara untuk mencegah kejahatan ini.Kata Kunci: Konseling, Perdagangan Manusia, Asosiasi Pemuda Lokal
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS LIFE SKILLS Dyah Nugrahani; Senowarsito IKIP PGRI Semarang; Ngasbun Egar; Listyaning Sumardiyani; Subur L Wardoyo
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2011): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v2i1.102

Abstract

Abstract To achieve the goal of teaching learning, a proper method, as an instrument, plays an important role in serving the teaching learning materials. The education of pre-school is aimed to develop the life skill, which covers attitude, knowledge, creativity, and skill. The teaching learning methode that forms the child?óÔé¼Ôäós character has to be turned back to the curriculum. It should remain concerning in the phase of the development and character of child who like playing, singing, dan moving. Finally, the teaching learning methode must be addressed in shaping academic, social, personal intellegence, and child?óÔé¼Ôäós creativity. Key words: a proper method, pre-school, life skills
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU-GURU SD JSIT (JARINGAN SEKOLAH ISLAM TERPADU) KOTA SEMARANG MELALUI PELATIHAN COOPERATIVE LEARNING Listyaning Sumardiyani; Larasati Festi Himatu Karima; Latif Anshori K
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2014): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v5i2.685

Abstract

The aim of this training is to increase the quality of teacher in elementary school of JSIT Semarang through Cooperative Learning training. In the end of this training, the teachers of JSIT?óÔé¼Ôäós Elementary School can understand how the cooperative learning?óÔé¼Ôäós work in the field. They also can practice the method in teaching learning process.Keywords: cooperative learning, quality, teacherAbstrakPengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru-guru SD JSIT Kota Semarang melalui pelatihan Cooperative Learning. Pada akhir pengabdian, para guru-guru SD JSIT tersebut dapat memahami pola pembelajaran Cooperative Learning dan mempraktikkannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.Kata Kunci: cooperative learning, kualitas, guru
Exploring the Benefits of Interactive Apps in Bilingual Physical Education: A Quantitative Analysis Utami, Hadi Riwayati; Sumardiyani, Listyaning; Zahraini, Dian Ayu; Ambarini, Ririn
Journal of English Education, Literature and Linguistics Vol 7 No 1 (2024): Journal of English Education, Literature, and Linguistics
Publisher : STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31540/jeell.v7i1.3003

Abstract

The integration of interactive applications in bilingual physical education has emerged as a promising approach to enhance learning outcomes. This study aims to explore the benefits of using interactive apps in bilingual physical education settings. The research employs a quantitative methodology, involving the collection and analysis of data from students and teachers who use these applications. Surveys and standardized tests were administered to measure the impact on student engagement, knowledge retention, and overall physical performance. The findings reveal that interactive apps significantly improve student engagement and motivation, leading to better performance in physical activities and a deeper understanding of bilingual instructions. Additionally, teachers reported an increased ability to deliver complex concepts effectively and manage diverse classroom dynamics. These results suggest that interactive apps are a valuable tool in bilingual physical education, promoting both language acquisition and physical fitness. Future research should focus on long-term impacts and explore the integration of such technology in different educational contexts.
An Analysis Of Teachers’ Questioning Strategies During The English Class Interaction At SMP N 1 Juwana Anggi Dwiyanti; Listyaning Sumardiyani; Jafar Sodiq
Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 4 (2023): December : Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan bahasa dan Sastra
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/bima.v1i4.347

Abstract

The objectives of this study are to identify the types of teachers’ questioning strategies, to explain the types of questioning strategies that are mostly used, and to describe teachers' reasons for using questioning strategies based on Wajnryb's theory. The subjects of this study were two English teachers SMP N 1 Juwana who taught eighth-grade students. This research used a descriptive qualitative method and the data were collected and obtained from classroom observation, recording, and interview. Research findings show that both teachers used yes/no, short-answer, display, referential, and open-ended questions during the lesson, while imaginative questions never appeared during learning. Short-answer questions and display questions are types of questions that are mostly used by teachers. Research findings show the reason teachers use questioning strategies to provoke student responses and create a pleasant classroom atmosphere so that goals can be achieved. It was proven from classroom observations that students became more active when teachers used questioning strategies during teaching and learning activities.
The Implementation of Cornell Note-Taking to Improving Students' Reading Comprehension Siti Tri Ulfani; Listyaning Sumardiyani; Laily Nur Affini
Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris Vol. 3 No. 3 (2023): Desember : Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jupensi.v3i3.2858

Abstract

The main objective of this study was to determine the significant difference in improving students' reading comprehension before and after being taught using the Cornell Note-Taking method. This type of research is quantitative research using a quasi-experimental research design. This study sampled 62 of 287 students. Researchers collected data with pre-and post-tests. The test is multiple-choice with recount text material. The analysis revealed a significant difference between the experimental and control classes. After using Cornell Note-Taking, the experimental class scored 61.03 on the pre-test and 76.52 on the post-test, a 15.49 increase. Without treatment, the control class scored 54.32 pre-test and 67.87 post-test, a 13.55 increase. Experimental class scores were higher. Meanwhile, through the Independent Samples T-test, the T-test sig. (2-tailed) shows 0.000 < 0.050, which means Ha is accepted and Ho is rejected. On the other hand, the result of the t-table test using a significance level of 5%, the resulting t-test value is greater than the t-table (5.410 > 1.670). The resulting p-value of 0.000 is smaller than the significance level of 0.050, so the results of applying the Cornell Note-Taking method are proven effective and can improve students' reading comprehension skills.