p-Index From 2020 - 2025
6.928
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Indonesian Journal of Dialectics JURNAL LITIGASI (e-Journal) Jurnal IUS (Kajian Hukum dan Keadilan) Jurnal Hukum Acara Perdata ADHAPER Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Jurnal Bina Mulia Hukum Widya Yuridika Bina Hukum Lingkungan International Journal of Supply Chain Management Jurnal Sains Sosio Humaniora Literasi Hukum Jurnal Restorative Justice ACTA DIURNAL : Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan Media Iuris Jurnal Hukum Acara Perdata Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai JURNAL ILMIAH ADVOKASI JURNAL HUKUM MEDIA JUSTITIA NUSANTARA Fairness and Justice: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Jurnal Hukum Sasana Legal Spirit Paulus Law Journal Majalah Hukum Nasional Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Jurnal Hukum Lex Generalis Palmyra Fiber as Additional Materials on Solid Concrete Brick of Aggregate Jurnal hukum IUS PUBLICUM Bulletin of Community Engagement Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Journal of Comprehensive Science Journal of Law, Poliitic and Humanities Bina Hukum Lingkungan Jurnal Hukum, Politik dan Ilmu Sosial (JHPIS) Innovative: Journal Of Social Science Research Jurnal Hukum dan Sosial Politik Doktrin: Jurnal Dunia Ilmu Hukum dan Politik Jurnal Relasi Publik Eksekusi: Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara Hakim: Jurnal Ilmu Hukum dan Sosial Jaksa: Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Politik Mandub: Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora Media Hukum Indonesia (MHI) Indonesian Journal of Advocacy and Legal Services Jurnal Hukum, Administrasi Publik dan Negara
Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan Utang yang Telah Jatuh Waktu pada Click-Wrap Agreement yang Tidak Mencantumkan Klausul Jatuh Waktu Utang Louis Alfred Hasudungan; Elisatris Gultom; Nyulistiowati Suryanti
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 3 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i3.2621

Abstract

Bankcruptcy and Suspension of Payment law is a great solution for debitor who have debt problems with their creditors. Debtors can be declared bankrupt or Suspension of Payment if the debtor is simply proven to have debts to 2 (two) or more creditors and is simply proven to have "a debts that has become due and payable”. The existence of "a debts that has become due and payable” is one of the fundamental things in bankruptcy or Suspension of Payment cases. In today's world, determining the existence of “a debts that has become due and payable” becomes difficult. The many new forms of agreements and clauses in the world of business law make new difficulties in proving the existence of “a debts that has become due and payable” in bankruptcy and Suspension of Payment cases. These difficulties can be found in the click-wrap agreement. Click-wrap agreement is an electronic agreement that uses standard clauses. The unilateral determination of clauses in click-wrap agreements often creates problems in practice. One of the problems that occur is a dispute about the determination of a debts that has become due and payable that comes from the click-wrap agreement between the debtor and the creditor. This is because click-wrap agreement makers often don't specify a debt maturity date in the agreement. Based on the explanation above, this research will examine and analyze the determination of the existence of "a debts that has become due and payable" from click-wrap agreements that do not regulate the debt maturity clause.
Tinjauan Yuridis Terhadap Pemblokiran Sub Rekening Efek untuk Kepentingan Peradilan Pidana Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Mochamad Arya Gunawan; Nyulistiowati Suryanti; Sudaryat Sudaryat
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Legalitas mengenai pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana telah diatur sesuai Pasal 59 ayat 3 Undang-Undang Pasar Modal. Akan tetapi, ketentuan tersebut dinilai belum cukup memadai, pasalnya dalam praktik pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana telah membawa kerugian yang besar bagi kegiatan di pasar modal. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk memperjelas mekanisme pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana yang sesuai dengan Undang-Undang Pasar Modal dan mendapatkan pemahaman mengenai perlindungan hukum yang dapat dilakukan oleh investor pasar modal ketika mengalami pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana yang ditinjau berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian dilakukan dengan menelaah pada setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terkait. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah desktiptif analitis yaitu penelitian diharapkan dapat menggambarkan secara lengkap, rinci, sistematis, dan juga menyeluruh terkait dengan pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana sesuai peraturan-peraturan ataupun teori hukum yang relevan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut bahwa: Pertama, mekanisme pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana belum sesuai dengan Undang-Undang Pasar Modal. Kedua, perlindungan hukum bagi investor pasar modal yang mengalami pemblokiran sub rekening efek untuk kepentingan peradilan pidana dapat dilakukan secara mediasi dan litigasi. Mediasi dilakukan dengan cara melakukan permohonan bantuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas tindakan pemblokiran sub rekening efek tersebut dan litigasi dapat mengajukan permohonan pra peradilan dan mengajukan gugatan ganti rugi atas dasar perbuatan melawan hukum apabila terjadi pelanggaran terhadap undang-undang.
NOTIFIKASI PENGAMBILAN SAHAM OLEH KPPU DALAM UPAYA MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN BERDASARKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA Ridha Hitalalla Hayuningtyas Soetomo; Nyulistiowati Suryanti; Sudaryat
Paulus Law Journal Vol 4 No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Fakultas Hukum Univesitas Kristen Indonesia Paulus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51342/plj.v4i2.567

Abstract

Based on Law Number 5 the Year 1999, KPPU has the function of supervising business competition in Indonesia. The supervision is carried out, among others, on the acquisition of shares through the notification system. The purpose of this study is to find out, determine, and formulate the practice of implementing the notification system in share takeovers (acquisitions) concerning KPPU's supervisory efforts in the context of preventing monopolistic practices and unfair business competition. This research uses descriptive-analytical specifications by examining a matter that has a relationship with the existing problems. The approach method used is juridical-normative which is a research approach that focuses on literature study. The results of this study concluded that the supervisory function by KPPU on the acquisition of shares is carried out using two systems, namely Pre-Notification and Post-Notification, so there is legal dualism.
Pemberian Kelonggaran Waktu Pemeriksaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Di Pengadilan Niaga Dianda Dyassaputri; Nyulistiowati Suryanti; Aam Suryamah
Legal Spirit Vol 7, No 1 (2023): Legal Spirit
Publisher : Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ls.v7i1.4506

Abstract

Article 2 letter C SEMA 1 of 2020 stipulates that the time limit for PKPU may exceed the time limit due to forced circumstances, which are not in line with the time provisions in the UUKPKPU. This study aims to examine and see the position of SEMA 1 of 2020 in the hierarchy of laws and regulations and the legal consequences of the enactment of SEMA 1 of 2020. The research method used is the normative juridical method with research specifications that are descriptive analytical, that is to describe laws and regulations analytically applicable regulations and legal theories are related to the issue of provisions for the time of postponement of debt payment obligations. The results of the study concluded that the position of SEMA 1 of 2020 is not included in the hierarchical arrangement of laws and regulations as stipulated in Article 7 paragraph 1 of Law Number 12 of 2011 or its position is under UUKPKPU which is recognized as long as it fulfills the requirements as stipulated in Article 8 of Law Number 12 of 2011 2011 and the legal consequence of the enactment of SEMA 1 of 2020 is that there is no legal certainty in paying debts to creditors because the settlement of debts and receivables through PKPU institutions will take a longer time than the provisions in UUKPKPU.
Perjanjian Perdamaian Sebagai Langkah Restrukturisasi Hutang Dalam Pkpu Imam Ghazali Anwar; Hanif Hasyimawan Mubarak; Nyulistiowati Suryanti; Deviana Yuanitasari
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 2 No. 6 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i6.406

Abstract

Proses penundaan kewajiban pembayaran utang sebagai salah satu jalan untuk meminimalisir terjadinya kebangkrutan debitur yang tidak dapat membayar di kemudian hari. Dalam PKPU dapat diajukan rencana perdamaian oleh debitur yang apabila oleh para kreditor akan membawa akibat hukum berupa berakhirnya PKPU setelah Putusan Pengesahan Perdamaian memperoleh kekuatan hukum tetap. Sebagaimana putusan nomor 176/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.Jkt.Pst mengenai perkara PKPU antara PT. Sukses International Anugerah Pratama terhadap PT. Estika Tata Tiara, Tbk sebagai termohon PKPU. Adanya rencana perdamaian yang telah dilaksanakan melalui rapat pemungutan suara telah dihadiri oleh 1 (satu) Kreditor Separatis dan 138 (seratus tiga delapan) Kreditor Konkuren. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Hasil dari penelitian yakni pertama, dalam PKPU rescheduling adalah yang paling umum. Para pihak dapat dengan bebas menentukan isi rencana perdamaian berdasarkan asas kebebasan berkontrak. Perjanjian penyelesaian (homologasi) yang disahkan oleh pengadilan mengikat debitur dan kreditur secara hukum. Kedua, akibat hukum dari adanya putusan a quo yakni keadaan harta debitur setelah putusan perdamaian disahkan pengadilan (homologasi) kembali normal, karena kurator yang mengurus harta debitur bersama dengan debitur wajib mengembalikan semua harta debitur, sebagaimana diatur dalam Pasal 167 ayat 2 UUK-PKPU. Ketiga, pertimbangan Hakim dalam putusan a quo telah sesuai dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 281 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam menilai hasil pengambilan suara untuk persetujuan rencana perdamaian
Analisis Terjadinya Penolakan Pkpu Terhadap Pt Garuda Dan Terbebas Dari Pailit Di Masa Pandemic Jechyko Ali Putra Pratama; Muhammad Nur Kaffa Ismail; Nyulistiowati Suryanti; Deviana Yuanitasari
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 2 No. 6 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i6.408

Abstract

Salah satu aturan yang dapat menangani permasalahan debitor yang tidak mampu membayar hutangnya terhadap resistor adalah dengan kepailitan. Pada dasarnya terjadi beberapa perubahan dalam pengaturan terkait dengan kepailitan. Failissementsverordering merupakan suatu aturan kepailitan yang prosesnya itu lama dan hasilnya tidak bisa dipastikan sehingga peraturan tersebut dirasa kurang karena kurang bisa untuk diandalkan. Setelah aturan tersebut lahir perpu no 1 tahun 1998 yang merupakan perpu pengganti dari aturan sebelumnya yang pada akhirnya perpu tersebut itu disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 4 tahun 1998 mengenai kebaikan yang penyempurnaannya sekarang ini yang telah disahkan ialah Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 mengenai kepailitan. Salah satu contoh kasus permohonan PKPU adalah permohonan PKPU yang disampaikan oleh PT My Indo Airlines yang mengajukan permohonan PKPU terhadap Garuda Indonesia sebagaimana dalam putusan Nomor 289/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst. Dalam permohonan PKPU tersebut ditolak oleh majelis hakim yang menjadikan Garuda Indonesia terhindar dari kepailitan. Pertimbangan majelis hakim menolak permohonan PKPU tersebut karena pemohon PKPU tidak dapat membuktikan bahwa Garuda Indonesia memiliki utang yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih atau dalam hal ini dapat dikatakan tidak dapat membuktikan bahwa Garuda Indonesia dalam masa insolvensi.
Penyalahgunaan Nama Pribadi Pemegang Saham Dan Komisaris Oleh Direksi Selaku Pemegang Saham Mayoritas Fiona Chrisanta; Nyulistiowati Suryanti; Ema Rahmawati
Eksekusi : Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Yappi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/eksekusi.v1i3.451

Abstract

The deed of incorporation of a company serves as the identity of the company because it contains the articles of association and other information which is of course related to the establishment of the company, as well as its organs. However, over time, irresponsible parties often abuse the process of establishing and/or amending these laws. The purpose of this research is to look at and evaluate the regulations regarding the accountability of a director as the majority shareholder who abuses their authority over the procedure for amending the articles of association without an EGMS. This research uses normative juridical. The results to be aimed at are knowing the accountability of the directors as the majority shareholder for changes to the company's management structure without holding an EGMS and implementation of the Limited Liability Company Law regulations for changes to the company's management composition.
Pengaturan Dan Pengawasan Praktik Kursus Veneer Gigi Pada Salon Kecantikan Di Indonesia Alya Hasna Yogasara; Nyulistiowati Suryanti; Rai Mantili
Eksekusi : Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Ilmu Hukum dan Administrasi Negara
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Yappi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/eksekusi.v1i3.458

Abstract

The aesthetic practice of dental veneers is rapidly becoming popular in Indonesia regardless of their economic background. High market demand if offset by very low prices can guarantee a large turnover. So this has given rise to many new business people who are interested in getting certification of expertise through dental veneer courses that do not have valid certificates and permits from the government. The purpose of this research is to determine the regulation and supervision of beauty salons that offer dental veneer courses. This research, which was carried out in this writing, uses normative juridical research methods with basic materials obtained through primary and secondary legal materials. Based on the research results, it can be concluded two things. First, Veneer Course Providers use materials and curricula that are not in line with dental medical standards so that the organizers of this non-formal education unit can be criminally charged regarding misappropriation of education provision in Article 71 and Article 67 paragraph 1 of Law No. 20 of 2003 Concerning the National Education System. Second, the government has a legal product of supervision of formal education units, namely in Article 66 of Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System and regarding the running of beauty salons in the Regulation of the Director General of Nutrition and Maternal and Child Health Number HK.01.01/BI.4 /4051/2011 Concerning Guidelines for Organizing Beauty Salons in the Health Sector. However, in practice it is still necessary to increase government action, bearing in mind that dental veneer courses by beauty salons are a source of problems for the emergence of non-certified dental veneer businesses in the community.
Penagihan Utang Pajak Terhadap Direksi Perseroan Yang Dinyatakan Pailit Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 41/PUU-XVIII/2020 T Zidna Taqiya; Nyulistiowati Suryanti; Aam Suryamah
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam konteks kepailitan sebuah perusahaan, tidak dapat dengan serta-merta mengasumsikan bahwa direksi akan bertanggung jawab secara pribadi terhadap kondisi perusahaan, kecuali jika terbukti adanya kelalaian dari pihak direksi yang menjadi penyebab kepailitan. Melihat pada penyebab kepailitan PT. United Coal Indonesia (PT UCI) tidak terdapat pertimbangan hukum yang mengungkapkan hadirnya kesalahan atau kelalaian dari direksi selaku pemicu jatuhnya kepailitan yang dinyatakan dalam Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Namun, setelah kepailitan dinyatakan selesai, KPP Wajib Pajak Besar Satu menjalankan penagihan pajak terhadap aset pribadi dari direksi, yang mengakibatkan pemblokiran rekening pribadi direksi. Dasar penagihan ini adalah Pasal 2 ayat (6) dan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Taufik Surya Dharma, mantan direksi PT. UCI, merasa dirugikan dan mempertanyakan validitas penagihan pajak yang mencakup aset pribadi sesuai dengan UU KUP. Hal ini mengakibatkan dilakukannya permohonan ke Mahkamah Konstitusi, yang kemudian menghasilkan Putusan MK Nomor 41/PUU-XVIII/2020. Penelitian ini bertujuan untuk memahami berapa jauh pertanggungjawaban direksi terhadap penagihan utang pajak pada konteks kepailitan. Metode penelitian yang diterapkan pada studi ini yaitu pendekatan yuridis normatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini kemudian diuraikan secara deskriptif-analitis setelah sebelumnya telah dilakukan analisis secara yuridis kualitatif. Hasil penelitian ini ialah Penagihan Pajak yang dilakukan oleh KPP Wajib Pajak Besar Satu kuranglah tepat sebab tidak mempertimbangkan beberapa aspek dari hukum kepailitan dan hukum perusahaan, yang menimbulkan tanggung jawab yang tidak terbatas terhadap direksi dalam penagihan pajak, yang tidak selaras pula dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan seperti business judgment rule, ultra vires, dan separated legal entity.
Perlindungan Hukum Bagi Anak Pasca Putusan Dispensasi Kawin yang Ditolak Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Terkait Hani Suriyani; Nyulistiowati Suryanti; Hazar Kusmayanti
Hakim Vol 1 No 4 (2023): November : Jurnal Ilmu Hukum dan Sosial
Publisher : LPPM Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/hakim.v1i4.1476

Abstract

The latest minimum age of marriage has been stipulated in Article 7 paragraph (1) of the Marriage Law, namely a man and a woman aged 19 years, but if there are urgent circumstances that cause a person to have to carry out a minor marriage, the male parent and/or the woman's parents can request a marriage dispensation application to the court. The object of study in this study is the rejection of marriage dispensation at the Soreang Class I B Religious Court Number 163/Pdt.P/2023 and Number 5/Pdt.P/2023. The purpose of this study is to find out and formulate how the legal protection for the children of the Petitioners after the rejection of marriage dispensation by the judge. Child protection is all activities to guarantee, protect children and their rights in order to live, grow and develop, participate optimally in accordance with human dignity and dignity and get protection from violence and discrimination. The approach method used in this study is normative juridical with analytical descriptive research specifications. This research uses secondary data obtained from the results of literature studies as the main data and also uses primary data obtained through legal materials, namely related laws and regulations as a complement by using data collection techniques by means of document studies and interviews, as well as data analysis using qualitative data analysis methods. The rights of children in terms of jni concern the basic needs that should be obtained by children to ensure survival, growth, and, development as well as protection from all forms of mistreatment, exploitation and neglect of children, both including civil, economic, social and cultural rights. Child protection efforts are divided into two, namely preventive efforts and repressive efforts. Child protection efforts that the author will discuss in this paper are repressive child protection efforts, namely in the form of restoring children's condition both psychologically and physically after the rejection of marriage dispensation by the judge.
Co-Authors Aam Suryamah Aam Suryamah Adam Barnini Adlila, Iqlima Agustinus Pandiangan, Lumiere Rejeki Alfi Taufiq Asyidqi Alya Hasna Yogasara Amrul Akbar Andriani Latania Triramdhani Anggun Ratna Alifa Anindita Maharani Anita Afriana Anita Afriana Anwar Hafidz Amrullah Artaji Artaji Arvianda, Adzradhia Nabila Arya Jayadiningrat Arzetta Zahra Metthania Assalihee, Muhammadafefee Assyura Zumarnis Bagus Sujatmiko Betty Rubiati Bianca Latanya Boris William Octaviano Delvis Patrik Deviana Yuanitasari Deviana Yuanitasari Deviana Yuanitasari Dewi, Reza Liasta Dhaifina Fadhilah Alyani Diana Ayu Mardiani Dianda Dyassaputri Elisatris Gultom Ema Rahmawati Eman Suparman Fachrurozi, Aal Fiona Chrisanta Firdaus, Nur Sa’adah Hani Suriyani Hanif Hasyimawan Mubarak Harnis, Widya Hazar Kusmayanti Hazar Kusmayanti, Hazar Imam Ghazali Anwar Indriasri, Alivia Isis Ikhwansyah Jechyko Ali Putra Pratama Joshua Suwandi Kilkoda Agus Saleh Louis Alfred Hasudungan Maharani, Anindita Marla Satika Qurratu’aini Mhd. Azmi Farid Lubis Mira Widyawati Mochamad Arya Gunawan Mohammad Robi Rismansyah Mubarak, Hanif Hasyimawan Muhammad Ath-Thariq Pratama Muhammad Eko Prasetiyo Muhammad Nur Kaffa Ismail Nadia Astriani Nadya Hanifah Nathania Raissa Putri Rungamali Nia Kurniati Nianda Dinilah Arifah Nicholas Firman Rafael Napitupulu Nur Gita Oktaviani Nur Hasanah Ariyanti Nurhidayah Muhcti Pasaribu, Parlin Sahat Ivandamme Pupung Faisal Pusphita Rahayu Lestari Sutanto Putra, Nouval Rivaldi Raden Ajeng Astari Sekarwati Raden Muhammad Fadly Latief Ashshiddiq Prawirawinata Rai Mantili Ramadhan, Muhamad Rafli Retno Damayanti Ridha Hitalalla Hayuningtyas Ridha Hitalalla Hayuningtyas Soetomo Salma Syakira, Kineisha Salsabila Muharani Sela Sulaksmi Widyatamaka Sonny Dewi Judiasih Sonny Dewi Judiasih Sudaryat Sudaryat Sudaryat Sudaryat Sudaryat Sudaryat Sudaryat Sudaryat, Sudaryat Sujatmiko, Bagus Supraba Sekarwati Vinie Rachmadiena Devianti Widyaningtyas, Kezia Regina Widyawati, Mira Windiantina, Wiwin Wintarsih Windy Riani Putri Zidna Taqiya