Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

STUDI EKSPERIMENTAL INKUBATOR TENAGA SURYA TIPE PANEL PELAT DATAR DENGAN EFEK TERMOSIPON Al Riza, Dimas Firmanda; Damayanti, Retno; Izza, Ni'matul
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 16, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1612.212 KB)

Abstract

Inkubator telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam proses seperti penetasan telur dan proses lain yang memerlukan ruang dengan suhu terkendali umumnya pada sekitar 40 °C. Penggunaan inkubator yang relatif lama memerlukan jumlah energi yang cukup besar. Penggunaan energi surya sebagai sumber energi alternatif untuk inkubator akan memberikan hasil berupa penggunaan energi yang lebih murah dan lebih bersih. Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai potensi pemanfaatan tenaga surya dengan tipe panel pelat datar untuk inkubator. Prinsip aliran fluida alami dengan efek termosipon digunakan untuk meminimalisir penggunaan energi tambahan seperti pompa. Panel surya dapat bekerja dengan baik pada kondisi cuaca normal dengan temperatur maksimum mencapai lebih dari 60 °C. Efek termosipon dapat terjadi dengan perbedaan temperatur minimum sekitar 10 °C. Perbedaan temperatur maksimum yang diamati dari performansi kerja panel surya yakni 22.7 °C. Rekomendasi untuk sistem kontrol dan menajemen energi diberikan berdasarkan fenomena yang diamati dari hasil eksperimen.
Determination of Thermal Conductivity of Ambon Banana (Musa Paradisiaca L.) in One Dimensional Heat Transfer Mechanism Argo, Bambang Dwi; Komar, Nur; Damayanti, Retno
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2000)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.954 KB)

Abstract

The knowledge of thermal conductivity (k) is very important to estimate the flux ofheat transfer on material. The thermal conductivity Ambon Banana fruit (Musaparadiciaca L.) has been exploited in our works and the results are important forconstructing a system of food manufacture process such as heating, cooling, drying etc. The aims of this experiment are; 1) to determine the thermal conductivity of Ambonbanana fruit, 2) to know an influence of temperature gradient on the thermal conductivity. The configuration of experiment are fixed and they are; 1) the heat transfer in onedimensional, 2) the initial and boundary condition in certain value, 3) materialconsidered homogeny, and 4) experiment in unsteady state condition  The thermal conductivity is calculated by the numerical method (Method of CrankNicholson). The Ambon banana fruit is milled to obtain the homogenize of size and physical characteristic material. The given temperature treatment is of 40°C and of 70°C. We obtain that the mean of thermal conductivity of Ambon banana fruit at temperature of 40°C is (0.525±0.031) W/m°C and of 70°C is (0.530±0.066) W/m°C. Wecan make a conclusion that the higher of gradient temperature, affect thermal diffusivity.Keywords : thermal conductivity, heat transfer, unsteady state, one dimensional.
PREPARASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Damayanti, Retno; Hardeli, Hardeli; Sanjaya, Hary
Sainstek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 6, No 2 (2014)
Publisher : IAIN Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.976 KB) | DOI: 10.31958/js.v6i2.114

Abstract

This study aims to determine the effect of the concentration of semi-solid electrolyte/polymer gel and determine the effect of the dye absorption technique on TiO2 paste the resulting DSSC efficiency. The results obtained by XRD characterization of TiO2 crystal phase is anatase and rutile TiO2 with a crystal size of 30.27 nm. Based of testing the light absorption of dye extract of purple sweet potato is known that the spectrum of the dye can absorb light at 533 nm wavelength maximum. The result of the conversion of sunlight into electrical energy obtained the highest value is at the highest PEG concentration at 0.1 M is 0,38% for TiO2 paste is mixed directly with the dye and 0,23% for TiO2 paste soaking in the dye for 24 hours using an electrolyte semi-solid/gel polymer with an area of 1 cm2.Key words: anthocyanin, DSSC, semi-solid electrolyte, FTIR, UV-Vis, XRD
Classification of water stress in cultured Sunagoke moss using deep learning Yusuf Hendrawan; Retno Damayanti; Dimas Firmanda Al Riza; Mochamad Bagus Hermanto
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 19, No 5: October 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v19i5.20063

Abstract

Water stress greatly determines plant yield as it affects plant metabolism, photosynthesis rate, chlorophyll content index, number of leaves, physiological, biochemical compound, and vegetative growth. The research aimed to detect and classify water stress of cultured Sunagoke moss into several categories i.e. dry, semi-dry, wet, and soak by using a low-cost commercial visible light camera combined with a deep learning model. Cultured Sunagoke moss is a commercial product which has the potential use as rooftop-greening and wall-greening material. This research compared the performance of four convolutional neural network models, such as SqueezeNet, GoogLeNet, ResNet50, and AlexNet. The best convolutional neural network model according to the training and validation result was ResNet50 with RMSProp optimizer, 30 epoch, and 128 mini-batch size; this also gained an accuracy rate at 87.50%. However, the best result of the convolutional neural network model on data testing using confusion matrices on different data sample was ResNet50 with Adam optimizer, 30 epoch, 128 mini-batch size, and average testing accuracy of 94.15%. It can be concluded that based on the overall results, convolutional neural network model seems promising as a smart irrigation system that real-time, non-destructive, rapid, and precise method when controlling water stress of plants.
Studi Pengaruh Ukuran Partikel dan Penambahan Perekat Tapioka Terhadap Karakteristik Biopelet dari Kulit Coklat (Theobroma cacao L.) sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan Retno Damayanti; Novia Lusiana; Joko Prasetyo
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.801 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.6

Abstract

Limbah kulit kakao dalam jumlah banyak (75% dari dari bahan baku pengolahan coklat) menjadi permasalahan tersendiri pada industri pengolahan coklat. Pemanfaatan kulit kakao berpotensi sebagai bahan bakar alternatif terbarukan karena ketersediaanya yang cukup melimpah dan pemanfaatannya yang belum maksimal. Limbah biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar secara langsung seperti halnya yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu, tetapi biomassa memiliki kelemahan jika dibakar secara langsung sifat fisiknya menjadi buruk, seperti: kerapatan energi yang rendah dan permasalahan penanganan, penyimpanan, serta transportasi. Untuk meningkatkan kualitas pembakaran biomassa, saat ini telah dikembangkan bahan bakar biomassa dalam bentuk pelet yang dikenal dengan istilah biopelet. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ukuran partikel dan penambahan tapioka pada pembuatan biopelet kulit kakao, menentuka perlakuan optimal serta melakukan uji karakteristik fisik dan kimia biopelet kulit kakao. Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan dua factorial yaitu ukuran partikel biopelet dan variasi kadar perekat (tepung tapioka) untuk menentukan perlakuan optimal. Perlakuan optimal terjadi pada ukuran partikel biopelet 20 mesh dengan penambahan perekat tapioka 20% dengan kadar air 3.52%, kadar abu 6.99%, dan kerapatan 0.87 g/cm3 dan nilai kalor 3090.1 kal/g. Pengembangan penelitian dapat diarahkan kepada penambahan campuran bahan baku yang mempunyai nilai kalor tinggi sehingga dapat meningkatkan nilai kalor biopelet yang dihasilkan.Kata kunci: biopelet, kakao, kadar air, kadar abu, nilai kalor
Rancang Bangun Fermentor Yogurt dengan Sistem Kontrol Logika Fuzzy Menggunakan Mikrokontroler ATMega32 Dimas Firmanda Al Riza; Retno Damayanti; Yusuf Hendrawan
agriTECH Vol 34, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.041 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9441

Abstract

Yogurt is milk fermented product that becomes popular recently. In yogurt processing, fermenter is the main device. Lactobacillus sp. and Streptococcus sp. are two probiotic bacteria species that are common to be used in yogurt fermentation process. Both bacteria grow well in a specific range of temperature between 40-45 C, so temperature control in fermenter operational becomes one of the important things to ensure speed and quality of fermentation process. Fermentation process is a process with high degree of uncertainty and categorized as non-linear time invariant system. Thus, classical control system method is difficult to be implemented. To overcome this issue, intelligent control system can be implemented to yogurt’s fermenter temperature control. One of intelligent control system method that can be implemented is fuzzy logic-based control system. In this study, fuzzy control system has been designed and implemented for fermenter temperature control. Control system algorithm is integrated in ATMega16 (for On-Off logic control) and ATMega32 (for Fuzzy Logic control) microcontrollers. Experimental results of fermenter control system shows that temperature profile of fermenter with fuzzy logic control system is more stable by settling time around an hour and 15 minutes and error average of -0.36 oC. Fermentation process for 16 hours with fuzzy logic controller produce yogurt with pH value of 3.66, total number of Lactobacillus sp. is 4.85 x 10 cfu/mL and Streptococcus sp. is 1.34 x 106 cfu/mL.ABSTRAKYogurt merupakan produk olahan susu terfermentasi yang akhir-akhir ini mulai banyak disukai oleh masyarakat. Pada pengolahan susu menjadi yogurt, fermentor digunakan sebagai alat utama. Lactobacillus sp. dan Streptococcus sp. merupakan dua spesies bakteri yang biasa digunakan dalam proses fermentasi yogurt. Kedua jenis bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu yang spesifik yaitu antara 40–45 C, sehingga pengendalian suhu pada operasi fermentor merupakan hal yang penting agar proses fermentasi dapat berjalan secara cepat dan baik. Proses fermentasi merupakan proses yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi dan merupakan sistem non-linear time variant, sehingga desain sistem kontrol klasik akan sulit untuk diterapkan. Untuk mengatasi hal ini sistem kontrol cerdas dapat untuk diimplementasikan pada pengendalian suhu fermentor yogurt. Salah satu dari metode sistem kontrol cerdas yang dapat digunakan adalah sistem kontrol dengan logika fuzzy. Pada penelitian ini telah dilakukan rancang bangun sistem pengendalian suhu berbasis algoritma fuzzy pada fermentor yogurt. Algoritma sistem kendali diintegrasikan dalam mikrokontroler ATMega16 (untuk logika ON-OFF) dan ATMega32 (untuk logika fuzzy). Hasil uji sistem pengendalian suhu fermentor menunjukkan bahwa dengan menggunakan algoritma fuzzy sistem pengendalian lebih stabil dengan settling time selama 1 jam 20 menit dan rata-rata error sebesar -0,36 oC. Proses fermentasi selama 16 jam menggunakan fermentor dengan kontroler fuzzy menghasilkan yogurt dengan pH sebesar 3,66, jumlah mikroba Lactobacillus sp. sebanyak 4,85 x 108cfu/mL, dan Streptococcus sp. sebanyak 1,34 x 10 6 cfu/mL.
STUDI PENGARUH GAYA TEKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BIOBRIKET KULIT KAKAO (Theabroma cocoa L.) Sandra Sandra; Bambang Susilo; Retno Damayanti
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.247 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.2.152-160.2017

Abstract

Limbah buah kakao yang dihasilkan berupa kulit kakao yang bekum bisa termanfaatkan denga baik. Pengolahan kulit buah kakao yang kurang tepat seperti didiankan dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah baru untuk lingkungan yaitu pembusukan Karen adanya penguraian karbon oleh mikroorganisme. Solusi penanganan limbah kulit kakao adalah dnegna menjadikannya sebagai biobriket. Biobriket kulit kakao dapat dibuat karena berbahan keras dan 90% mengandung bahan kering. Pembuatan kulit kakao menjadi briket sangat mudah dengan empat tahapan yaitu pengeringan bahan, penggerusan, pencampuran dengan perekat dan pencetakan menjadi biobriket. Biobriket yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai energi alternatif menggantikan kayu bakar atau LPG untuk memasak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya teka terhadap karakteristik biobriket kulit kakao sebagai salah satu bahan bakar alternatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan 3 perlakuan yaitu gaya tekan 100 kg, 150 kg, dan 200 pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pada masing-masing gaya tekan berat adonan yang akan dicetak yaitu 0,5 kg. Biobriket mempunyai ukuran diameter dalam 10,7 cm tinggi 10 cm dengan jari-jari tengah pada pengempa dengan diameter dalam 1,9 cm. Karakterisasi biobriket kulit kakao meliputi pengujian kadar air, kadar abu, kadar karbon, densitas, laju pembakaran briket, nilai kalor dan efisiensi pembakaran biobriket. Dari penelitian diperoleh data kadar air briket setelah dikeringkan selama  24 jam, briket  dengan gaya tekan 100 kg, 150 kg dan 200 kg kadar airnya adalah 14,607 %, 14,232 % dan 13,834 %. Gaya tekan tidak berpengaruh terhadap kadar abu briket dan kadar karbon, yang masing-masing bernilai 27,89 % dan 60,55 %. Densitas briket kulit kakao yang dihasilkan pada gaya tekan 100 kg, 150 kg dan 200 kg masing-masing yaitu 0,96 kg/cm3, 0,99 kg/cm3, dan 1,04  kg/cm3. Laju pembakaran terbesar adalah pada briket dengan gaya tekan 200 kg, sebesar 6 g/menit. Semakin besar laju pembakaran maka akan mempercepat waktu briket habis terbakar. Biobriket gaya tekan 200 kg memiliki kadar air yang rendah dan nilai kalor tertinggi sehingga briket cepat habis terbakar. Pada briket gaya tekan 150 kg memiliki laju pembakaran rendah dari yang lain karena pada gaya tekan tersebut terdapat batas kekuatan maksimal pada butiran. Gaya tekan berpengaruh terhadap nilai kalori pada briket, semakin tinggi gaya tekan nilai kalori semakin meningkat. Densitas 0,96 kg/cm3 menghasilkan nilai kalori 4187,11 kal/g, densitas 1,044 kg/cm3 menghasilkan nilai kalori 4509,30 kal/g. Perlakuan gaya tekan dapat memperlihatkan kelebihan pada briket yang diberikan gaya tekan adapun kelebihan briket diberi gaya tekan berbeda diantaranya dapat meningkatkan densitas, nilai kalori briket, menurunkan kadar air.
The effect of adding rice straw charcoal to the processing of bio-pellet from cacao pod husk Retno Damayanti; Sandra Sandra; Novita Riski Nanda
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2020.003.02.6

Abstract

Cacao pod husk and rice straw charcoal are potentially transformed into bio-pellet because of their high calorific value. Cocoa pod husk and rice straw charcoal has a calorific value of 4974.837 cal/g and 3569.837 cal/g, respectively. This research aimed to identify the effect of variations in particle size and in the addition ratio of rice straw charcoal on the calorific value of bio-pellet. Randomized block design factorial were employed in this study with factor of the addition ratio of rice straw charcoal and cacao pod husk (i.e.  0%:100%, 20% : 80%, 40% : 60%) and the particle size (i.e. 20, 40, 60 and 80 mesh). The results showed that rice straw charcoal addition resulted bio-pellet with the calorific value of 4111.93 – 4706.57 cal/g, and fulfill the SNI of bio-pellet (SNI 8021-2014). The treatment with addition of 100% cocoa pod husk and 80 mesh particle size generated the superior quality of bio-pellet. The findings confirmed that addition of rice straw charcoal did not enhance the energy potential (i.e. calorific value) of the bio-pellets, hence it is unfavourable option.
Analisis Performansi Solar Water Heater pada Rangkaian Instalasi Pengering Kabinet Retno Damayanti; Affan Zahirul Fawazi; Gunomo Djoyowasito
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.03.10

Abstract

Energi matahari sebagai sumber energi terbarukan dapat dimanfaatkan menjadi energy termal untuk proses pengeringan. Pengeringan menggunakan instalasi solar water heater, penukar panas, dan ruang pengering bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data temperatur air keluar dari solar water heater dan menghitung energi dan efisiensi penyerapan panas pada kolektor solar water heater. Penelitian dilakukan dengan mengukur temperatur, intensitas cahaya matahari, debit air dan kecepatan angin selama proses pengeringan. Penelitian dilakukan selama 7 hari dimulai pada pukul 08.00-16.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata temperatur fluida air keluar dari solar water heater sebesar 51.3 °C, rata-rata temperatur yang didapatkan ruang pengering sebesar 36.7 °C. Hasil energi rata-rata tertinggi pada sistem solar water heater terjadi pada hari pertama dengan nilai 927.5 J. Energi rata-rata tertinggi pada kolektor terjadi pada hari pertama dengan nilai 478.2 J dengan efisiensi kolektor 41.94%.
Prediction of Robusta green bean coffee moisture content based on bioelectric properties with artificial neural network method Retno Damayanti; Wahyu Dwi Ristianingrum; Nazhif Ubaidillah; Dimas Firmanda Al Riza
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 6th International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy (ICGAB) July 2022 - Special Issue
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An artificial neural network (ANN) is presented for predicting the moisture content of Robusta green-bean coffee. Moisture content is measured based on bioelectric properties using a capacitance sensor, where coffee beans are considered capacitors. This research aimed to develop predictive models of the moisture content of Robusta green bean coffee using bioelectrical properties with the ANN method. Moisture content was affected by the bioelectrical properties, and the bioelectric model of green bean coffee moisture content became a resistor-inductance-capacitor (R-L-C) series. Moisture content is observed for 37.5 hours, with data collection time intervals every 2.5 hours. This research obtains 4800 data with eight samples at a frequency of 100 Hz, 1 kHz, and 10 kHz. The best ANN structure to predict moisture content based on the bioelectrical properties is 9-30-30-1. The selected ANN topology results in an R training correlation coefficient of 0.99123, an R validation correlation coefficient of 0.90343, a training MSE of 0.0099, and a validation MSE of 0.1047. ANN models based on the bioelectrical properties have been proposed to develop an accurate, simple, and reliable technique as a sensor for the detection of the moisture content of green bean coffee during the drying process.
Co-Authors Abd. Rohim Achadiah Rachmawati Adamas Akbar Yurisdanto Affan Zahirul Fawazi Ahmad Fauzan Anna Fadliah Rusydi Annisa Taufika Firdausi Aqil, Abdulloh ARDIANSYAH ARDIANSYAH Asep Mulyono Astuti, Ratna Dwi Puji Bambang Dwi Argo Bambang Susilo Betty Rubiati Deviana Yuanitasari Dhoriva Urwatul Wutsqa Dian Hanifudin Subhi Dida, Eki Naidania Dimas Firmanda Al Riza Dimas Firmanda Al Riza Dwi Setiawan Dyah Marganingrum Faradila, Fian Arifiona Farid Angga Pribadi, Farid Angga Ferdiano, Muhammad Rio Fitriyah, Hurriyatul Fuadah, Sururul Gunomo Djoyowasito Hamidah Nayati Utami Hardeli Hardeli Hary Sanjaya Heri Nurohman Irshafiyah, Irshafiyah Izza, Ni'matul Joko Prasetyo Joko Prasetyo Kamalia, Amalia Rohmatul Keke Tamara Fahira Kholifah, Jayanti Khusnul Malin Sutan, Sandra Mochamad Bagus Hermanto Mukhammad Abdul Jabbar Filayati Mustofa Lutfi Nazhif Ubaidillah Nia Kurniati Nisa, Khurrotun Novia Lusiana Novita Riski Nanda Nugraha, Bagas Setya Dian Nugraha, Detizca Melia Nur Komar Nyulistiowati Suryanti Pasaribu, Parlin Sahat Ivandamme Pipit Elok Nikmatus Sholikah Putra Prima Arhandi, Putra Prima Putri, Nurul Farahdila Rahayudin, Yudi Rahmanto, Anugrah Nur Rahmawati, Rahmawati Rahmawaty, Lutfiah Rizka Maria Rudy Ariyanto Safira, Andrilia Sandra Malin Sutan Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Sandra Shoedarto, Riostantieka Mayandari Sholikah, Pipit Elok Nikmatus Sulastri, Neng Lina Sumiadji Supriyono Supriyono Suriyanto Suriyanto, Suriyanto Suryadi, Satrio Binusa Sya’diyah, Halimatus Taufiqurrahman, Adie Titon Elang Perkasa Usman Nurhasan Wahyu Dwi Ristianingrum Yanti Yanti Yusuf Hendrawan