Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Sitotoksik Isoprenoid Alam dari Daun Tembakau Terinfeksi Virus Mozaik Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang; Widayadi, Eko
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 3, No 3 (2000): Volume 3 Issue 3 Year 2000
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3077.442 KB) | DOI: 10.14710/jksa.3.3.182-185

Abstract

Telah berhasil diisolasi suatu senyawa isoprenoid dari fraksi n-heksan dari daun tembakau terinfeksi virus mozaik yang mempunyai aktifitas sebagai sitotoksik. Pemisahan dilakukan dengan teknik kromatografi, penentuan sturktur dilakukan dengan metoda spektroskopi: UV, IR, dan Massa serta uji aktivitas dengan metode Brine Schrimpi Lethality Test. Dari hasil analisis spektroskopi dan perbandingan dengan literatur disarankan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa isoprenoid: 4,6 dihidroksi 2 cembrenoid dengan m/e 281. Uji bioassay dengan Brine Schrimp Lethality menghasilkan LD50 11,8767 µg/ml, diduga bersifat sitotoksik.
Komponen Kimia dari Aroma Biji Theobroma cacao L. Suzery, Meiny; Hendarko, Sriani; Sulistyowati, Sulistyowati; Nazli, Nazli; Cahyono, Bambang
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 2, No 1 (1999): Volume 2 Issue 1 Year 1999
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3017.311 KB) | DOI: 10.14710/jksa.2.1.1-6

Abstract

Telah dilakukan studi kimia terhadap komponen aroma dalam biji kakao jenis mulia (Theobroma cacao L.). Dengan indera penciuman, hasil analisis menunjukkan bahwa fermentasi selama 4 hari memberi aroma yang lebih baik dibanding dengan tanpa fermentasi, sebanding dengan makin banyaknya puncak pada kromatogramnya. Melalui Gas Kromatografi - Spektrometri massa (GCMS), analisis kimia beberapa komponen utama penyusun aroma kopi dapat diinterpretasikan.
Mengungkap Potensi Metabolit Sekunder Tanaman Herbal Indonesia untuk Menghentikan Metastasis Kanker Payudara: Pendekatan in-silico Amalina, Nur Dina; Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang; Bima, Damar Nurwahyu
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v9i3.41146

Abstract

Kanker payudara adalah penyakit dengan kasus kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular. Kemoterapi yang merupakan pilihan utama terapi kanker hingga saat ini terbukti menyebabkan beberapa efek samping berbahaya. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan terapi berbasis herbal yang efektif untuk membunuh sel kanker dan meminimalkan efek samping. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengevaluasi interaksi molekuler secara in silico beberapa senyawa metabolit sekunder herbal Indonesia dengan indikasi terapeutik untuk pengobatan antikanker. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., Caesalpinia sappan, dan Alpinia galanga memiliki interaksi yang lebih kuat dengan protein NF-κB dibandingkan dengan doksorubisin. Interaksi paling kuat adalah senyawa kurkumin yang merupakan metabolit sekunder dari Curcuma sp. Namun simulasi awal ini hanyalah langkah awal untuk mengembangkan kombinasi senyawa-senyawa tersebut sebagai agen antikanker yang lebih potensial. Lebih penting lahi bahwa senyawa metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., C. sappan, dan A.galanga berpotensi di kembangkan sebagai agen kemoterapi alami dengan mempengaruhi proliferasi sel.
Mengungkap Potensi Metabolit Sekunder Tanaman Herbal Indonesia untuk Menghentikan Metastasis Kanker Payudara: Pendekatan in-silico Amalina, Nur Dina; Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang; Bima, Damar Nurwahyu
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v9i3.41146

Abstract

Kanker payudara adalah penyakit dengan kasus kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular. Kemoterapi yang merupakan pilihan utama terapi kanker hingga saat ini terbukti menyebabkan beberapa efek samping berbahaya. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan terapi berbasis herbal yang efektif untuk membunuh sel kanker dan meminimalkan efek samping. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengevaluasi interaksi molekuler secara in silico beberapa senyawa metabolit sekunder herbal Indonesia dengan indikasi terapeutik untuk pengobatan antikanker. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., Caesalpinia sappan, dan Alpinia galanga memiliki interaksi yang lebih kuat dengan protein NF-κB dibandingkan dengan doksorubisin. Interaksi paling kuat adalah senyawa kurkumin yang merupakan metabolit sekunder dari Curcuma sp. Namun simulasi awal ini hanyalah langkah awal untuk mengembangkan kombinasi senyawa-senyawa tersebut sebagai agen antikanker yang lebih potensial. Lebih penting lahi bahwa senyawa metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., C. sappan, dan A.galanga berpotensi di kembangkan sebagai agen kemoterapi alami dengan mempengaruhi proliferasi sel.
SINTESIS SENYAWA C18H26O9 DARI HIPTOLIDA HASIL ISOLASI DAUN HYPTIS PECTINATA Meiny Suzery; Ely Kusniawati; Dwi Hudiyanti; Bambang Cahyono
Reaktor Volume 14, Nomor 1, April 2012
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.961 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.14.1.68-72

Abstract

SYNTHESIS OF C18H26O9 COMPOUNDS FROM HYPTOLIDE ISOLATED FROM HYPTIS PECTINATA LEAVES. Isolation of hyptolide has been done from Hyptis pectinata, and alkene group transformation through oxidation reactions using H3B: OEt2 to the isolated compound was also conducted. Product analyses were carried out using TLC, UV spectrometry, IR, and LC-MS. Pure crystal with melting point of 86-87oC was isolated. The yield was 1.75% (w/w). After analysing and compilating of spectroscopic data it was confirmed as hyptolide compound. Hydroboration of this compound (followed by hydrolysis using H2O2 under alkaline conditions) produce its alcohol derivatives, with 28.9% the percentage of transformation, it was demonstrated by LCMS data. IR spectrum at 3600cm-1, confirming the replacement of hydroxyl bond by alkene. Regioselectivity of addition reaction is proposed through simulation with Chem Office. The reaction product was suspected as 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl) heptane-2,3,5-tryil triacetate. Extension of reaction time to 24 hours, has increase hydroboration product to 78.3%. This research has opened other studies of natural materials in accordance to the roadmap set.  Telah dilakukan isolasi hiptolida dari bahan alam Hyptis pectinata, dan transformasinya melalui reaksi oksidasi menggunakan H3B:OEt2 terhadap gugus alkena pada senyawa hasil isolasi. Analisis produk dilakukan menggunakan KLT, spektrometri UV, IR, dan LC-MS. Kristal murni dengan titik leleh 86-87oC berhasil diisolasi dengan rendemen 1,75 % (b/b), dirujuk sebagai senyawa hiptolida setelah melalui analisis dan kompilasi data-data spektroskopi. Hidroborasi terhadap senyawa hiptolida (yang diikuti hidrolisis menggunakan H2O2 dalam suasana basa) menghasilkan senyawa alkohol turunannya, dengan persentase transformasi sebesar 28,9%, dapat ditunjukkan melalui data LCMS. Data spectrum IR menunjukkan adanya puncak pada 3600cm-1, memperkuat dugaan  adanya ikatan hidroksil menggantikan gugus alkena. Regioselektivitas reaksi adisi diusulkan melalui simulasi dengan Chem Office, produk reaksi diduga mempunyai struktur  sebagai 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl)heptane-2,3,5-tryil triacetate. Perpanjangan waktu reaksi selama 24 jam, telah dapat menaikkan produk hidroborasi menjadi 78,3%. Data penelitian ini telah membuka jalan bagi penelitian-penelitian bahan alam lain sesuai dengan roadmap penelitian yang telah ditetapkan.
Encapsulation Rutin with Chitosan-NATPP Using Coaservation Method Bambang Cahyono; Meiny Suzery; H Hadiyanto; Sestri Bela Pratiwi
Reaktor Volume 17 No. 4 Desember 2017
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.668 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.17.4.215-220

Abstract

Abstract This study aims to make microparticles of rutin compounds at various concentrations with NaTPP-chitosan as matrix. Encapsulation is done by coaservation method. The success of encapsulation was identified by UV-Vis spectrophotometry, Fourier Transform Infra-Red (FTIR) spectroscopy and Scanning electron microscopy (SEM). Based on UV-Vis spectrophotometry analysis, the efficiency of encapsulation (EE) and loading capacity (LC) was obtained at 62,43-94,36 and 1,73% -32,1%, at rutine concentration 0,625-11,25 mM. The success of rutin encapsulation is demonstrated by the rutin characteristics of the product seen with the presence of peaks of aromatic rings, indicating the presence of rutin compounds contained in the chitosan matrix. SEM analysis shows rough and porous surface morphology in microcapsules. The rutin release profile of the microcapsules is described as two phase processes, burst release at the initial discharge in the first 30 min followed by slow release. At the highest LC (11.25 mM concentration), it provides greater discharge rates for both synthetic fluid simulations 77.53 ± 3.59% and 78.76 ± 4.00% after 3h of discharge. The controlled release data showed high discharge rates at acidic pH than alkaline pH. Keywords: Rutin, encapsulation, citosan, coaservation
Peningkatan Produksi Mocaf dengan Rancang Bangun Alat Pemotong Widayat Widayat; H Hadiyanto; Hantoro Satriadi; Meiny Suzery; Irawan Arif Budianto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.075 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.515-521

Abstract

Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Singkong dapat diubah menjadi tape, alkohol, MOCAF (Modified Cassava Flour) dan juga diambil tepung tapiokanya. MOCAF adalah tepung singkong yang telah mengalami proses modifikasi baik fisika, kimia atau biologi. PT Mocaf Solusindo merupakan produsen MOCAF dan berdomisili di Sukoharjo. Dalam perkembangan telah melakukan pemberdayaan masyarakat Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar untuk mengolah singkong menjadi produk MOCAF. Penelitian ini berhasil melakukan suatu rancang bangun alat pemotong singkong bermesin. Alat pemotong terdiri dari pisau pemotong yang dihubungkan oleh tuas dan digerakkan leh motor penggerak. Alat ini dapat meningkatkan kapasitas pemotongan yang semula hanya 50-56 kg per jam menjadi 250 kg/jam. Dengan demikian dapat meningkatkan 0mzet dari PT. Mocaf Solusindo dari Rp. 21.000.000, menjadi Rp.35.000.000,- per bulan.
Cytotoxic Activity of Hyptis Pectinate Extracts on MCF-7 Human Breast Cancer Cells Nur Dina Amalina; Meiny Suzery; Bambang Cahyono
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Society for Cancer Chemoprevention

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14499/indonesianjcanchemoprev11iss1pp1-6

Abstract

Hyptis pectinata (L.) poit, popularly known in the world as “comb bushmint” is a medicinal plant commonly used for the treatment of throat and skin inflammations, bacterial infection, pain and cancer. The objective of this research is to determine the cytotoxic and antiproliferative effect under Hyptis pectinata ethanolic extract (HPE) treatment on breast cancer cells. The effect HPE of on cytotoxicity was examined by MTT assay on MCF-7 breast cancer cells. This assay also used to determine cell proliferation over 3 days of treatment with 1.5 – 100 µg/mL HPE. HPE showed that exhibited cytotoxic effects with IC50 value of 30 µg/mL for 24 hours and changes the physiological morphology on MCF-7 cells. Interestingly, the treatment of HPE for 48 and 72 hours highly decreases cell viability on MCF-7 with dose and time-dependent manner compared to untreated cells. These results indicate that HPE has antiproliferative activities and maybe the potential to be developed as a natural chemotherapeutic agent.Keywords: Hyptis pectinata (L.) poit extract, cytotoxicity, antiproliferative, MCF-7 cells
ENKAPSULASI EKSTRAK ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN VARIASI PENYALUT Raisi Aga Oktavi; Bambang Cahyono; Meiny Suzery
Akta Kimia Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25493736.v5i2.7841

Abstract

Abstrak. Enkapsulasi ekstrak antosianin dari kelopak bunga rosela menggunakan metode ekstrusi dengan variasi penyalut yaitu Ca-alginat, kitosan-TPP dan Ca-alginat/kitosan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyalut yang tepat dari ketiga variasi penyalut untuk produk enkapsulasi ekstrak antosianin dalam hal nilai efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan, serta menentukan stabilitas dari produk yang menunjukkan aktivitas antioksidan terbesar terhadap temperatur (4°C, 25°C dan 40°C) dan waktu penyimpanan (hari ke-0, 6 dan 16). Pengukuran total antosianin terenkapsulasi sebagai sianidin-3-glukosida menggunakan metode pH-diferensial. Hasil penelitian menunjukan produk enkapsulasi terbaik ditunjukkan oleh produk enkapsulasi atc-alg/cts yang memberikan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 98,28%. Aktivitas antioksidan terbesar ditunjukkan oleh produk atc-alg/cts dengan nilai IC50 sebesar 4079,88 ppm. Analisis stabilitas menunjukkan produk masih dapat disimpan pada temperatur 25°C. Total antosianin terenkapsulasi terendah ditunjukkan pada produk dengan temperatur penyimpanan 40°C selama 16 hari sebesar 9,02 mg/L.
POTENSI EKSTRAK DAN FRAKSI BUAH KEMLOKO (Phyllanthus emblica L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN Meiny Suzery; Citra Agustina Isnaning; Bambang Cahyono
Molekul Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.504 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2013.8.2.138

Abstract

Tanaman KemLoko (Phyllanthus emblica L.) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat tradisional. Aktivitas biologis tanaman tersebut diduga disebabkan oleh keberadaan senyawa-senyawa kelompok fenolat, terutama golongan flavonoid. Riset mengenai analisis kandungan senyawa fenolat, flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak beserta fraksi-fraksi dari buah kemLoko dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Indonesia, untuk pertama kalinya dilaporkan pada publikasi ini. Buah kemLoko kering dimaserasi dalam  metanol, diikuti partisi dengan gradien pelarut sehingga diperoleh fraksi n-heksana, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat dan fraksi air. Analisis fenolat total, flavonoid total dan aktivitas peredaman radikal DPPH dilakukan terhadap ekstrak atau fraksi yang menunjukan test positif fenolat dan flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksin-heksana dan fraksi diklorometana negatif pada uji fenolat dan flavonoid. Kandungan fenolat total ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan  fraksi air berturut turut adalah 351, 436 dan 111 mg ekuaivalen asam galat/g ekstrak atau fraksi, sedangkan flavonoid total berturut-turut 200, 216  dan 70 mg ekuivalen quercetin/g ekstrak atau fraksi. Aktivitas antioksidan ketiga sampel uji tersebut memiliki IC50 berkisar 58,4 sampai 120,9. Fraksi etil asetat merupakan sampel uji yang paling aktif sebagai antioksidan, selain memiliki kadar  fenolat total dan flavonoid total tertinggi.