Fredian Tonny Nasdian
Department Of Communication And Community Development Sciences, Faculty Of Human Ecology, IPB University

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MELALUI PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT, STUDI KASUS KOMUNITAS KELURAHAN KALIMULYA KOTA DEPOK Kurniasari, Eva; Rustiadi, Ernan; Tonny, Fredian
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.109 KB) | DOI: 10.29244/jurnal_mpd.v5i2.24637

Abstract

Since Depok relatively has limited natural resources, creativities and innovation are needed to develop local potential, such as tourism. Several potential tourism objects are located along Ciliwung Riverside. Moreover, this area was also included in the nature area development plan (Rencana Rinci Tata Ruang Bagian Wilayah Kota VIII Sukmajaya for plan development of 2013. The purpose of this research is to determine the level of community participation and potential development of social and economic activities, and also to analyze existing policies related to tourism development in Depok City. Methods used were interviews, observation and questionnaire. Stratified random sampling was applied to 30 respondents grouped by the education level and the work type. Data obtained were tabulated and analyzed descriptively by chi square. Formulation of strategies and policies for the development of ecotourism programs in this study were analyzed using the Analytical Hierarchy Process (AHP). Results showed that the level of community participation in research location was on the first ladder of Non-Participation and the second ladder of Tokenism on Arnstein's theory. Formulations of tourism development strategy are focused in enhancing the society capacity, regional arrangements, financing, infrastructure development, institutional development and also marketing.Keywords: Ecotourism, Community Participation, Depok CityABSTRAK Sumberdaya alam di Kota Depok relatif terbatas sehingga diperlukan kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan potensi lokal, misalnya pariwisata. Beberapa obyek wisata yang berpeluang untuk dikembangkan menjadi sarana rekreasi berada di daerah sempadan Sungai Ciliwung, yang berdasarkan Rencana Rinci Tata Ruang Bagian Wilayah Kota VIII Sukmajaya pada rencana pemanfaatan Tahun 2013 merupakan salah satu wilayah rencana pengembangan nature area. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat, jenis kegiatan sosial dan ekonomi yang dapat mendukung ekowisata, serta menganalisis proses kebijakan yang sudah ada terkait dengan pengembangan ekowisata di Kota Depok. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner. Sampling dilakukan secara purposive pada 30 responden yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Data kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif serta diuji dengan chi square. Perumusan strategi dan kebijakan guna pengembangan program dilakukan menggunakan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat di lokasi penelitian berada pada tangga pertama Non Participation dan tangga kedua Tokenism berdasarkan Teori Arnstein. Rumusan strategi pengembangan kawasan ekowisata diprioritaskan pada peningkatan kapasitas masyarakat, penataan kawasan, pembiayaan, pengembangan sarana prasarana, pengembangan kelembagaan serta pemasaran.Kata kunci: Ekowisata, Partisipasi Masyarakat, Kota Depok
TRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA DI KABUPATEN BOGOR Apriyadi, Andri; Syaukat, Yusman; Nasdian, Fredian Tonny
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.56 KB) | DOI: 10.29244/jurnal_mpd.v5i2.24639

Abstract

Bogor Recency as one region which has high economic growth in West Java practically has problems related to high number of poverty. One of programs applied to overcome poverty based on empowering society are in the form of Kelompok Usaha Bersama (KUBE) approach. The main objective of this research is to formulate strategic development of empowering the poor people through Kelompok Usaha Bersama (KUBE) relevant by needs, characteristic of poor people, and reducing of poverty policy in Bogor District. Data were collected through observation and interview and analyzed by using descriptive analysis, content analysis, and Analytic Hierarchy Process (AHP). This study has identified three alternatives of policy through AHP, namely: improving the rule and management program, empowering the poor people based community, increasing performance of KUBE, with 9 considered aspects and 19 strategic steps. The results showed that alternatives, such as increasing intensity of companion, facilitating non-formal education, and improving the selection of targets, were found to have the highest degrees of importance, those were 0,106, 0,091, and 0,076, respectively.Keywords: AHP, BLPS, Content Analysis, Empowering the Poor People, KUBEABSTRAK Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Jawa Barat ternyata juga memiliki permasalahan akan tingginya angka kemiskinan. Wujud dari program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Tujuan utama penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan kebijakan pemberdayaan fakir miskin melalui KUBE yang tepat sasaran sesuai dengan karakteristik fakir miskin dan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Data dikumpulkan melalui observasi dan kuisioner lalu dianalisis menggunakan analisis deskripsi, analisis isi, dan AHP (Analytic Hierarchy Process). Penelitian ini berhasil mengidentifikasi tiga alternatif strategi, yaitu perbaikan tata kelola program, pelaksanaan pemberdayaan fakir miskin berbasis masyarakat, dan peningkatan kinerja KUBE fakir miskin, dengan 9 aspek pertimbangan dan 19 langkah strategis. Hasil analisis menunjukkan bahwa alternatif seperti meningkatkan intensitas pendampingan, memfasilitasi pendidikan non formal/pelatihan keterampilan, serta pembenahan dalam seleksi penerima program adalah langkah strategis yang paling diprioritaskan yaitu dengan bobot masing-masing 0,106, 9,091, dan 0,076Kata kunci: AHP, BPLS, Analisis Isi, Pemberdayaan Fakir Miskin, KUBE
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR, STUDI KASUS DI KECAMATAN PEMIJAHAN DAN LEUWILIANG Abidin, Jenal; Octaviani, Rina; Nasdian, Fredian Tonny
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.649 KB) | DOI: 10.29244/jurnal_mpd.v5i2.24641

Abstract

Bogor Regency has big potential in agricultural resources with population about 4,2 million of which 20,4 percent work as farmers. Yet, the number of people living under poverty is around 1,1 million. Therefore research to find strategy in alleviating poverty is important. The main objective of this research is to formulate stategies in alleviating poverty by agricultural development in Bogor Regency. Moreover, specific purposes are: 1) Identifying the characteristic and the buying power of people in Bogor Regency; 2) Analyzing the correlation between the poverty rate and the household characteristic in Bogor Regency; 3) Analyzing potential agricultural commodities in Bogor Regency and 4) Evaluating Government Policy in alleviating poverty at Bogor Regency. Methods used in this research were Quantitative Descriptive Analysis, Correlation Analysis, and LQ. The SWOT and QSPM Analysis were also used to formulate strategies. Nine strategies, which are alternative strategies to be applied by the government of Bogor Regency, are designed to alleviate poverty in Bogor Regency through Agricultural development. Poverty allevieting in Bogor Regency should be focused on three strategies, those are: 1) Increase of human resource quality of farmers; 2) Development of potential commodities, i.e. wetland rice, sweet potato, siam orange, and mangosteen; and 3) Development of agricultural infrastructure and facility.Keywords: Strategies, Bogor Regency, Poverty, Policy, AgricultureABSTRAK Kabupaten Bogor memiliki potensi sumberdaya alam pertanian untuk dikembangkan yang didukung oleh populasi yang mencapai 4,2 juta jiwa, dimana 20,4 persen dari jumlah tersebut bermata pencaharian sebagai petani. Namun kenyataannya, penduduk miskin mencapai lebih dari 1,1 juta jiwa. Untuk itu, penelitian terkait perancangan strategi penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi dan program penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan pertanian di Kabupaten Bogor dengan tujuan khusus antara lain: 1) Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan daya beli masyarakat miskin di Kabupaten Bogor; 2) Menganalisis hubungan antara tingkat kemiskinan dengan beberapa karakteristik rumahtangga miskin di Kabupaten Bogor; 3) Menganalisis komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Bogor; dan 4) Mengevaluasi kebijakan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif, analisis korelasi, dan analisis LQ. Metode SWOT dan QSPM digunakan untuk merumuskan strategi alternatif. Hasil kajian menetapkan 9 strategi penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan pertanian di Kabupaten Bogor, yang merupakan alternatif strategi yang dapat dijalankan ke depan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor harus difokuskan kepada tiga strategi yaitu: 1) Peningkatan kualitas SDM petani; 2) Pengembangan komoditas unggulan padi sawah, ubi jalar, jeruk siam dan manggis; dan 3) Peningkatan sarana dan prasarana pertanian.Kata kunci: Strategi, Kabupaten Bogor, Kemiskinan, Kebijakan, Pertanian
HUBUNGAN PERUBAHAN SOSIAL PASCA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JEMBATAN SURAMADU DENGAN TARAF HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN Sulaisiyah; Fredian Tonny Nasdian; Zessy Ardinal Barlan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 5 No. 6 (2021): JSKPM
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v5i06..923

Abstract

Pembangunan merupakan suatu proses terencana yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan sosial. Khususnya di Pulau Madura terdapat Pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang akan menjadi tonggak perubahan pada kedua sisi daerah khususnya di Pulau Madura yang menjadi target pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perubahan sosial yang terjadi akibat pembangunan dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode survei yang didukung dengan data kualitatif di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Jumlah responden 46 orang yang terdiri dari nelayan, petani, non petani dan non nelayan. Pemilahan responden melalui metode pengambilan acak stratifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara strata sosial sebagai bagian dari perubahan sosial dengan taraf hidup masyarakat pedesaan. Kata Kunci: Pembangunan Infrastruktur, Perubahan Sosial, Taraf Hidup, Masyarakat Pedesaan
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN KEMANFAATAN PROGRAM CSR PT HOLCIM INDONESIA TBK Ayu Prima Wiyanto Putri; Fredian Tonny Nasdian
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 5 No. 6 (2021): JSKPM
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v5i06..925

Abstract

Coorporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan sumberdaya alam untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif atas kegiatan operasionalnya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi program pemberdayaan ekonomi Sampireun, menganalisis tingkat partisipasi dan tingkat kemanfaatan program Sampireun, dan menganalisis hubungan antaratingkat partisipasi dengan tingkat kemanfaatan program Sampireun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dengan metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pada program Sampireun berada pada tingkat non partisipasi dan tingkat kemanfaatan program berada pada tingkat sedang begitupun dengankemanfaatanekonomi dan sosialnya. Berdasarkan hasil uji korelasi statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat kemanfaatan program Sampireun maupun dengan kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial program. Kata kunci: Ekonomi, Pemberdayaan, Sosial
Karakteristik Sosiodemografis dan Ketenagakerjaan Perempuan di Perkebunan Sawit, Provinsi Lampung Anna Fatchiya; Asri Sulistyawati; Fredian Tonny; Mahmudi Siwi; Julio Adisantoso; Tri Budiarto; Kunandar Prasetyo
Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 01 (2022): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/18202236894

Abstract

As a contributor to the country's economy, the oil palm plantation sector is also expected to absorb female workers who have often been marginalized. This study tries to reveal the extent of the role of women in the process of managing oil palm plantations in Penawar Tama District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province. The study was conducted quantitatively on 121 female respondents with the status of: independent smallholders, family camps, casual daily laborers and employees of oil palm companies. The results showed that activities in the management of oil palm plantations were still dominated by men. The role of women in this case is only involved in the process of fertilization and leaf maintenance. Regarding the division of labor in the household, the majority of women have a double workload where domestic work such as cooking, washing and cleaning the house is the main job that must be done by women.
Relevansi dan Jejak Pemikiran Prof. Dr. S.M.P. Tjondronegoro dalam Pendidikan Sosiologi Pedesaan Lala Kolopaking; Fredian Tonny Nasdian; Lukman Hakim
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 9 No. 1 (2021): Sodality Edisi Khusus Tribute to Prof. Dr. SMP. Tjondronegoro
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/9202135018

Abstract

Pendidikan Sosiologi Pedesaan di Indonesia adalah “arena-akademik” dari almarhum Prof. Dr S.M.P. Tjondronegoro. Tulisan ini bertujuan menunjukkan arena-akademik dari almarhum tersebut sebagai wadah pelembagaan dan pengembangan pemikiran sains sosial, khususnya di Bidang Sosiologi dan Antropologi Terapan dengan fokus pengorganisasian pembangunan desa. Dengan systematic review method, tinjauan atas isi dokumen, dan wawancara dengan alumni terpilih dari Program Studi (Prodi) Pascasarjana (Pendidikan Magister Sains dan Doktor) Sosiologi Pedesaan (SPD), Departemen Sains Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor dicatat, bahwa kurikulum prodi ini, tidak lepas dari pemikiran almarhum. Bahkan, mata-mata kuliah yang diampu oleh almarhum bersama pendiri SPD lainnya, yaitu almarhum Prof. Sajogyo dan almarhum Prof. Pujiwati Sajogyo terus dikembangkan, hingga saat ini telah menjadi berbagai mata kuliah dan unsur dari tiga kompetensi peminatan mahasiswa dari Prodi SPD untuk pendidikan magister sains. Tiga peminatan tersebut adalah (1) Pengembangan Masyarakat, (2) Kajian Agraria dan Ekologi Politik, dan (3) Digitalisasi Desa dan Perubahan Sosial. Benang merah pemikiran almarhum menjadi penjalin tiga peminatan tersebut adalah pemikiran tentang sodality yang menjadi akar dari desa mengelola pembangunan secara berkelanjutan.
KETERKAITAN FAKTOR BIOFISIK DAN PENGUASAAN LAHAN HUTAN DENGAN KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF PENATAAN RUANG : STUDI KASUS PADA WILAYAH HTI DI JAMBI Andri Yushar Andria; Baba Barus; Fredian Tonny Nasdian
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.211 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.1.15-22

Abstract

The occurrence of forest fire in Jambi can be considered as an annual phenomenon. It happenes almost every year in every type of land uses, including industrial timber plantation area of PT Wirakarya Sakti. The drivers of fire are a combination between natural factors and an anthropogenic factor, which in this case is traditional land preparation activity conducted by local farmer. To maintain their source of livelihoods, farmers convert forest land into seasonal agricultural land (ladang) using ‘slash and burn’ method. This activity occures along with the changes in social economic condition. Currently, although this circumstance has existed for a long time, availability of information regarding forest fire-prone area especially in industrial timber plantation is really minutes. Based on this condition, this study aims to model and develop spatial information on the vulnerability forest fire in industrial timber plantation (HTI) area. The specific objectives are: 1) To identify biophysical factors that affect of forest fire, 2) To identify the significance of community activities and land tenure factors to forest fires event in the area, 3) To analyze communities motivations and actions in regards to forest fire events, and 4) To analyze synergy between actual land use with HTI Spatial Planning (RTR-HTI). The results of using logistic regression analysis showed that the most significance biophysical variable are soil type and rainfall, while on the anthropogenic variable are the distance from land and the distancefrom road. Pearson correlation analysis and regression analysis suggested that community motivations and actions are affected by social indicators. Based on these facts, spatial analysis using GIS was conducted. The result showed that the value of land use suitable (LUS) was 88.1% (218,289 ha) and not suitable was 11.9% (29,589 ha) from the land allocation of RTR-HTI. Using Analytic Hierarchy Process (AHP), the relative importance weight for each factor was derivied to be included in hazard model. The hazard map showed that fire hazard can be classified into high category (118,925 ha), moderate category (175,272ha) and low category (11,369 ha). Keywords: land use, land tenure community, vulnerability forest fire
Modal Sosial dan Keberlanjutan Kelembagaan dalam Program CSR PT Tirta Investama di Kabupaten Cianjur Jawa Barat Chintia Chintia; Fredian Tonny Nasdian
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.1.17-28

Abstract

Corporate social responsibility is a responsibility that must be implemented by the company to the public and the environment. Social capital, especially social networks have a role in the sustainability of institutions in Cianjur District, West Java. The main objective is create a sustainable program, that keep continued even though the company is no longer or not directly involed. This study aims to describe social networks, social capital, institutional sustainability, and analyze the correllation between social networks and institutional sustainability. This study uses quantitative approach with census method supported by qualitative data. The results showed that the level of social networking contained in HIPOCI were on a broad level and the level of institutional sustainability in high level. Based on the research that has been tested statistically show that there is a correlattion between the level of social networking with the level of institutional sustainability.Key words: social networks, typology, correlation--------------------------ABSTRAKCSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk tanggung jawab yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Modal sosial, khususnya jejaring sosial memiliki peranan dalam keberlanjutan kelembagaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hal ini diharapkan mampu menjadikan suatu program dapat berkelanjutan meskipun perusahan tidak lagi ikut terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jejaring sosial, modal sosial, keberlanjutan kelembagaan, menganalisis hubungan jejaring sosial dan keberlanjutan kelembagaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif dengan metode sensus. Hasil penelitian menunjukkan tingkat jejaring sosial yang terdapat pada HIPOCI berada di tingkat luas dan tingkat keberlanjutan kelembagaan di tingkat tinggi. Berdasarkan hasil uji secara statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat jejaring sosial dengan tingkat keberlanjutan kelembagaan.Kata kunci: jejaring sosial, tipologi, korelasi
Analisis Konflik Pengelolaan Sumberdaya Alam di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Anugerah Muhammad Zulfikar; Fredian Tonny Nasdian
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 5 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.5.639-652

Abstract

Conflict can’t be separated from the activity of community life and both are integrated. Humans will make efforts in order to fulfil their needs, including in terms of natural resources. Conservation areas or better known as the national park is one of the areas most prone to conflict over natural resources. This study aimed to analyze the reality of conflict, the factors causing conflicts, the impact of conflict, the relationship of factors causing conflict with the intensity of emerging conflict and the forms of conflict resolution in the park area. This research is quantitative research was supported by qualitative data with the instrument questionnaires and in-depth interview guide. The problem between farmers and the park is caused by the change of status of Perhutani area into Gunung Gede Pangrango National Park. This transformation changed the rules of the people who initially worked on the land in the region to be stalled. The conflicts natural resource issues until 2016 increasingly complex due to intimidation received by farmers every year. In resolving conflicts, researchers provide the idea of Community Based Conflict Management (CBCM) as a method of reducing conflict.Keywords: Analysis of conflict, natural resources, national parksABSTRAKKonflik tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kehidupan bermasyarakat dan keduanya saling berintegrasi. Manusia akan melakukan berbagai usaha agar kebutuhan hidupnya dapat tercukupi termasuk dalam hal sumberdaya alam. Kawasan konservasi atau yang lebih dikenal dengan sebagai taman nasional merupakan salah satu daerah yang paling rawan terjadi konflik sumberdaya alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis realitas konflik, faktor-faktor penyebab konflik, hubungan faktor-faktor penyebab konflik dengan intensitas konflik emerging dan gagasan penyelesaian konflik di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif didukung oleh data kualitatif dengan instrumen kuesioner dan panduan wawancara mendalam. Permasalahan antara petani penggarap dengan pihak taman nasional disebabkan oleh adanya perubahan status kawasan Perhutani menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Perubahan ini merubah landasan pijak masyarakat yang awalnya menggarap lahan di kawasan menjadi terhenti. Konflik permasalahan sumber daya alam hingga Tahun 2016 semakin kompleks akibat adanya intimidasi yang diterima petani setiap tahunnya. Dalam menyelesaikan konflik, peneliti memberikan gagasan Manajemen Konflik Berbasis Komunitas (CBCM) sebagai metode peredam konflik.Kata Kunci: Analisis konflik, sumberdaya alam, taman nasional