Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pemasaran bagi Petualang sebagai Kegiatan Komunikasi Pemasaran Tresnati, Ratih
Mediator Vol 7, No 2 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan?
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marketing for Adventurer aims adventurer as its consumers. Instead of revenue-based, adventurer consumer is based on lifestyle. Their hobbies are outdoor sports such as bungee jumping, rock climbing, off-road driving, wild-river canoeing, etc. Marketing for adventurer has specific strategic: (1) STP Strategy—market segmenting, market targeting, market positioning; (2) Customer Experience Strategy (CES) as the sequel of Experiential Marketing (EM). EM focuses more on emotion touch and feelings.
“Call Center” sebagai Alat Komunikasi Pemasaran di Abad ke-21 Tresnati, Ratih
Mediator Vol 8, No 1 (2007): Berkomunikasi dengan Anak
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Call center is a part of contact center who responsible to serve customers. Call center relates corporate and targeted market. As communication media whose tasks are focused to serve the customers, call center receives and processes consumer expectations and hopes. The result can be processed as an opportunity for the corporate to expand its market and develop their products. Call center is believed could raise customer satisfactions by reduced service costs for each customer in long term action plan.
Motivation and Consumers' Perception toward Purchase Decision of the Sharia Prudential Insurance Policy Popon Srisusilawati; Zea Fauziah; Ratih Tresnati
LAA MAISYIR: Jurnal Ekonomi Islam VOL 7, NO 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lamaisyir.v7i2.14170

Abstract

Consumer behavior in the buying process begins with the purchase interest, so that it will affect consumers who will continue to change. The purpose of this study is to analyze the motivation and consumer perceptions of the prudential insurance policy purchase decision. This type of research is quantitative verification. The research method used is descriptive survey. The results of this study reveal that consumers' motivation and perceptions are in the sufficient category in influencing the decision to purchase a Sharia prudential insurance policy. Partially the motivations and perceptions of consumers each oppose the decision to purchase an Islamic insurance policy. Positively on the decision to purchase prudential sharia insurance policies.
“Call Center” sebagai Alat Komunikasi Pemasaran di Abad ke-21 Ratih Tresnati
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 8, No 1 (2007): Berkomunikasi dengan Anak
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v8i1.1237

Abstract

Call center is a part of contact center who responsible to serve customers. Call center relates corporate and targeted market. As communication media whose tasks are focused to serve the customers, call center receives and processes consumer expectations and hopes. The result can be processed as an opportunity for the corporate to expand its market and develop their products. Call center is believed could raise customer satisfactions by reduced service costs for each customer in long term action plan.
Pemasaran bagi Petualang sebagai Kegiatan Komunikasi Pemasaran Ratih Tresnati
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 7, No 2 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan?
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v7i2.1284

Abstract

Marketing for Adventurer aims adventurer as its consumers. Instead of revenue-based, adventurer consumer is based on lifestyle. Their hobbies are outdoor sports such as bungee jumping, rock climbing, off-road driving, wild-river canoeing, etc. Marketing for adventurer has specific strategic: (1) STP Strategy—market segmenting, market targeting, market positioning; (2) Customer Experience Strategy (CES) as the sequel of Experiential Marketing (EM). EM focuses more on emotion touch and feelings.
Kajian customer experience strategy dalam upaya mendorong keputusan pembelian donuts ( studi kasus di j.co donuts & coffeé bandung) Ratih Tresnati; Ressy F. Yusalia
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v6i2.6547

Abstract

Strategi komunikasi experiential marketing atau Customer Experience Strategy /CES) pada dasarnya merupakan strategi perusahaan untuk membuat pelanggannya untuk mengambil keputusan membeli dengan cara membangkitkan perasaan dan emosi pelangan. Cara perusahaan membentuk pengalaman pelaggan yaitu dengan: 1) sense ; 2) feel; 3) think; 4) act; 5) relate. Namun kondisi sebaliknya terjadi di J.Co Donuts & Coffee di Bandung, dimana CES yang dilaukan perusahaan belum optimal dalam mendorong konsumen untuk mengambil keputusan membeli donuts. Karena itu perlu diteliti mengenai seberapa besar hubungan CES dengan keputusan pembelian di J.Co & Coffeé di Bandung. Tujuan penulisan jurnal ini adalah : (1) Mengetahui pelaksanaan CES di J.Co Donuts & Coffee; (2) Mengetahui tanggapan pelaggan J.Co Donuts & Cafe akan CES perusahaan; (3) Mengetahui seberapa besar hubungan CES dengan keputusan pembelian donuts di J.Co Donuts & Coffee. Atas pertimbangan tujuan studi, maka penelitian ini bersifat verifikatif dan deskriptif. Unit analisis dari penelitian ini adalah individu. Dilihat dari time horizon nya, penelitian ini bersifat cross sectional. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan sebagai beriku: 1) Pelaksanaan CES yang oleh J.Co Donuts & Coffee Bandung selama ini sudah berjalan cukup baik; 2) Mayoritas Responden menanggapi CES yag dilaukan oleh J.Co Donuts & Coffee adalah positif; 3) Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa korelasi antara variabel independent (CES) dengan variabel dependen (Keputusan Pembelian Donuts) sebesar 0,586. Angka tersebut menunjukka hubungan yang sedag atau cukup berarti dan searah antar variabel CES dengan variabel. Artinya semakin baik CES yag dilaukan J.Co Donuts & Coffee, maka akan semakin mendorong konsumen untuk mengambil keputusan membeli donuts. Key word : Customer Experience Strategy/CES; Keputusan Pembelian
Persepsi Konsumen Tentang Corporate Social Responsible (CSR) yang Dilakukan Perum Perumnas Bandung Ratih Tresnati; Nieta Fransisca
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 7, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v7i1.6552

Abstract

Perkembangan pembangunan perumahan pada abad ke-21 telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat, perusahaan, industry maupun pemerintah dan mengubah pola hidup masyarakat, diantaranya mencakup kebutuhan dan keinginan masyarakat akan rumah. Seiring dengan perkembangan pembangunan perumahan ter-sebut, perusahaan yang bergelut dibidang perumahan semakin banyak, sehingga untuk meningkatkan pangsa pasar perusahaan dituntut harus memberikan program Social Responndible Marketing, misalnya dengan cara perusahaan melakukan Corporate Social Responsible/CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Oleh karena itu perlu diteliti mengenai persepsi Konsumen Tentang program CSR Perum Perumnas Bandung. Tujuan Penelitian : (1) Mengetahui pelaksanaan CSR Perum Perumnas; (2) Mengetahui Persepsi masyarakat Tentang CSR Perum Perumnas ditahap exposure; (3) Mengetahui Persepsi masyarakat tentang CSR Perum Perumnas ditahap attention; (4) Mengetahui Persepsi masyarakat tentang CSR Perum Perumnas ditahap interpretation; (5) Mengetahui Persepsi masyarakat tentang CSR Perum Perumnas secara umum; (6) Mengetahui perbandingan persepsi masyarakat di0tahap exposure, attention, serta interpretation. Berdasarkan hasil analisis peneliti, maka, hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Perum Perumnas melakukan program CSR Stewardship Principle yaitu Program Kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL), dan Charity Principle, yaitu penyediaan sarana ibadah dan saran umum dalam pembangunan perumahan dan melakukan kegiatan bakti sosial; (2) Persepsi masayrakat tentang program CSR Perum Perumnas di tahap exposure, ditanggapi cukup baik; (3) Persepsi masyarakat tentang program CSR Perum Perumnas ditahap attention ditanggapai cukup baik; (4) Persepsi masyarakat tentang program CSR Perum Perumnas pada tahap interpretation, ditanggapan cukup baik; (5) Persepsi Masyarakat secara umum tentang Program CSR adalah kategori “baik”; (6) Bila Melihat perbandingan persepsi masyarakat tentang program CSR Perum Perumnas, maka mayoritas berada di tahap Interpretation.Kata kunci : Corporate Social Responsibility
Political marketing vs Political selling Ratih Tresnati
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 5, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v5i2.6537

Abstract

Pemikiran tentang political marketing sudah menjadi bahan diskusi para pakar dan professor di bidang marketing sejak tahun 60-an. Sejalan dengan perkembangan ilmu pemasaran, bermunculan pula konsep-konsep pemasaran untuk organisasi non-profit motif atau seperti; LSM, Rumah Sakit, Parpol, caleg, Yayasan. Yang mendorong semakin kuatnya konsep political marketing, tak lain karena menguatnya demokrasi di banyak negara. Setelah konsep demokrasi berkembang kuat di Negara-negara Barat, disusul kemudian oleh Negara-negara Asia (termasuk di Indonesia), kemudian disusul oleh Negara-negara Eropa Timur, Afrika. Akibatnya, politik negara tidak lagi dimonopoli oleh satu kalangan.Adanya sistem multi partai, setiap partai harus memiliki startegi untuk merebut suara, maka muncullah kebutuhan mempergunakan konsep marketing sebagai sebuah ilmu tersendiri dibawah payung “ilmu marketing”. Secara sederhana, “konsep marketing berpegang pada kebutuhan & keinginan konsumen, mengidentifikasikan kebutuhan & keinginan tersebut dan kemudian berupaya memenuhi kepuasan konsumen agar tercapai tujuan organisasi”. Sebenarnya kegiatan marketing yang dilakukan caleg & parpol-parpol baru sebatas political selling belum masuk ek ranah political marketing. Artinya para caleg & parpol-parpol hanya sekedar merancag promosi. Namun, sesungguhnya telah lahir “atmosfir baru” dalam strategi kampanye parpol pada pemilu 2009 ini, suatu nuansa yang tidak diketemukan pada Pemili 2004 yang lalu, antara lain: Pemilu 2009 diwarnai dengan berbagai kegiatan parpol concern pada hasil riset yang dikeluarkan lembaga-lembaga riset. Bahkan tidak jarang sebuah parpol menyewa khusus lembaga survey atau yang sekarang lazim disebut “Konsultan Politik” guna melakukan riset atau memberikan sara-saran dalam berkampanye. Bermunculannya Konsultan politik yang memberikan jasa untuk kemenagan parpol kliennya. Key word: political marketing; political selling; promotion tools.
PERKEMBANGAN GADAI EMAS SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH Ratih Tresnati; Nugroho Hardiyanto; Lufthia Sevriana
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v0i0.3054

Abstract

Perkembangan Industri gadai emas syariah sempat mengalami perkembangan yang pesat antara tahun 2010 ke tahun 2011 namun setelah tahun 2012 perkembangan itu menjadi menurun setelah turunya peraturan Gadai Bank Indonesia No. 14/7/DpBs tertanggal 29 Februari 2012 yang membatasi pembiayan gadai sebesar Rp. 250 Juta. Pertumbuhan konsumen gadai emas juga mengalami penurunan sebesar 60%. Faktor utama penyebab penurunan tersebut adalah karena adanya peraturan Bank Indonesia tentang pembatasan maksimal nilai rahn, harga emas yang tidak stabil, dan Persaingan yang ketat antara sesama industri gadai syariah. Strategi marketing mix terbukti dapat meningkatkan omset usaha pegadaian syariah. Implementasi Strategi Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi ternyata mampu mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah.
KAJIAN TENTANG PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) OLEH UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) DI INDONESIA & APLIKASINYA Ratih Tresnati
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v0i1.4713

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji Usaha Kecil Menengah/UKM di Indonesia dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsible (CSR). UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. Walaupun perusahaan UKM berskala menengah dan kecil, tidak berarti mereka tidak dapat berbagi kepada masyarakat maupun kepada perusahaan yang skalanya lebih kecil dalam program CSR. Salah satu model CSR yang dapt dilakukan oleh perusahaan UKM adalah "Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Contoh lembaga yang melakukan model tersebut adalah “Dompet Dhuafa". Awalnya berdirinya, Dompet Dhuafa bernama Ikatan Silaturahmi Republika (ISR) yang merupakan bagian dari kesekretariatan Harian Republika yang menghimpun zakat dari para pegawainya. Kemudian ISR berkembang dengan melibatkan partisipasi dari masyarakat, dan akhirnya memasyarakat, maka diubahlah ISR menjadi Dompet Dhuafa Republika pada tanggal 2 Juli 1993. Adapun fungsi dari DD adalah menjalin ukhuwah melalui pemasyarakatan ZIS, dan menunjang pemberdayaan ummat melalui penguatan jaringan Institusi BMT, bertujuan meningkatkan kualitas iman, kesehatan dan taraf hidup masyarakat yang menjadi sasaran program. Disinilah beliau pemah menduduki posisi sebagai kepala Divisi Sosial Dompet Dhuafa. Divisi Sosial adalah divisi yang menangani penyaluran dana ZIS (zakat,  infaq, sedekah dari muzzaki kepada mustahik.            Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan UKM dapat melaksanakan kegiatan CSR yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan kegiatan CSR nya, "Dompet Dhuafa"  telah banyak menolong kelompok Usaha Kecil dan masyarakat Dhuafa,  sehingga mereka mampu meningkatkan taraf hidup tanpa memberatkan mereka.