Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

The DNA Barcoding of Several Commercial Fish from Simeulue Islands Coast of Aceh Using Cytochrome Oxidase Sub Unit I (COI) Gene Marker Edwarsyah Edwarsyah; Muhammad Nasir; Muhammad Banda Selamat
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 1, No 1 (2019): Budapest International Research in Exact Sciences, January
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v1i1.140

Abstract

Simeulue is a cluster of islands that rich of commercial fisheries in Aceh waters. Management of the fisheries products is highly related to species identification in order to ascertain the appropriate steps to manage the resources sustainably. Identification using DNA barcoding tools is the right answer for the problem that have not been able to be resolved even by morphological approach. Some of 11 individual samples were taken from 6 sampling points based on lobster’s catchment and cultivation areas. All of the samples were identified using COI mitochodrial DNA resulting 6 species including Scomber scombus, Scomberomorus plurilineatus, Octopus cyanea, Taeniura Lymna, Sympterygia bonapartii and Panulirus versicolor. The DNA bases were aligned using MEGA application and Neigbour- Joining method, Kimura 2 parameters resulting a 690 base pairs nucleotides. Reconstruction of philogenetic tree shows that the species of Simeulue were conjoined into one clade with the sequences downloaded from genebank. It shows that those species were closely related genetically indicating by the bootstrap value of Scomber scombus (100), Scomberomorus plurilineatus (100), Octopus cyanea (100). The results of the study shows that the DNA barcoding tools can explicate not only the identification up to the species level but also the genetic relationship that can be seen from the interspecies bases composition.
Teknologi Penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus spp.) Ramah Lingkungan dengan Bubu Kubah di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh Hafinuddin Hafinuddin; Edwarsyah Edwarsyah
Jurnal Marine Kreatif Vol 1, No 1 (2017): Marine Kreatif
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmk.v1i1.2242

Abstract

Fishermen of West Aceh District is still using a tool of unfriendly for environment namely mini trawl for blue swimming crab (Portunus pelagicus spp) fishing, so that it will impact the ecosytem of the sea and the damage to the fish resources such as blue swimming crab. For that reason, there needs to be an alternative of eco-friendly fishing technology to catching blue swimming crab and replace fishing gear unfriendly for environment i.e. mini trawl and exposing the blue swimming crab fishing is as main activity in West Aceh District where Ujong Baroh Village as pilot projetc location for this activity.  The community service program has carried out with IbM activity (Ipteks bagi Masyarakat). The activity was done on February – Agustus 2017, where education, practice and accomponiment was used as methods.  IbM program is expected to increase skill and business managerial as well as improving the economic situation of the coastal communities.
SOSIALISASI TEKNOLOGI FISSION SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAKAN TERIPANG (Holothuria sp) BAGI MASYARAKAT SIMEULUE ACEH Zulfadhli Zulfadhli; Burhanis Burhanis; Edwarsyah Edwarsyah
Jurnal Marine Kreatif Vol 2, No 2 (2018): Marine Kreatif
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmk.v2i2.2619

Abstract

Perairan pulau Simeulue dianugrahi oleh sumberdaya alam yang berlimpah, seperti ikan karang, lobster, teripang dan organisme akuatik lainnya. Organisme akuatik selalu jadi target pemburuan nelayan karena memiliki harga jual yang tinggi terutama teripang. Eksplorasi yang berlebihan membuat populasi teripang di alam menurun dan terancam kelestarianya. Produksi budidaya teripang masih rendah karena benih diperoleh dari alam dan kegiatanya dilakukan secara tradisional. Pengetahuan nelayan juga rendah dalam hal pembiakan teripang. Disisi lain pembiakan teripang secara seksual membutuh fasilitas dan biaya operasional yang tinggi. Solusi yang diberikan adalah pembiakan teripang secara aseksual dengan teknologi fission. Teknologi ini sangat sederhana tanpa perlu fasilitas canggih, mudah di pahami oleh masyarakat dan biaya operasional murah. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi terhadap masyarakat simeulue. Transfer Iptek ini dilakukan kepada nelayan/masyarakat dengan metode sosialisasi pelestarian teripang dan teknik fission. Masyarakat antusias dalam mengikuti sosialisasi dan adanya peningkatan pengetahuan/wawasan baru tentang Teknik fission dan kesadara dalam menjaga kelestarian teripang di alam.
Rumpon Atraktor Ijuk: Teknologi Alat Bantu Penangkapan Ikan untuk Nelayan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh Hafinuddin Hafinuddin; Edwarsyah Edwarsyah; Muhammad Rizal
Jurnal Marine Kreatif Vol 2, No 2 (2018): Marine Kreatif
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmk.v2i2.2276

Abstract

Traditional fish aggregating devices (FADs) as fishing aids for surface gill net to catch pelagic fish were used by fishery community partner at Kuala Pesisir Sub District Nagan Raya District, so that operational/maintenance is high cost and those incomes of gill net’s fishermen obtains small.  Therefore, palm fiber FADs technology is expected to alternatively increase income of surface gill net fishermen. Education, training, and accompaniment is approached to accomplish fishermen problems. Community partnership programe (PKM) was conducted in March until November 2018. Community partnership programe has increased knowledge and skill for fishery community. In addition, the quality of palm fiber FADs technology is better than the traditional FADs and production of fish catching.
Indek dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar: Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya Edwarsyah Edwarsyah; Rina Safrina
Tropical Fisheries Management Journal Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.525 KB) | DOI: 10.29244/jppt.v1i1.20153

Abstract

Pulau-pulau kecil merupakan sebuah kawasan yang memiliki risiko dan terkena dampak dari perubahan lingkungan. Keterbatasan pulau kecil seperti ukuran yang kecil, marginalitas, dan insularitas yang dimiliki menjadikan pulau kecil memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi sumberdaya alam pesisir Pulau Pulo Raya dan menilai status indeks keberlanjutan pesisir Pulau Pulo Raya. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan pendekatan Rapfish. Analisis Rapfish yang dilakukan pada lima dimensi (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan kelembagaan). Atribut pada tiap-tiap dimensi/faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan perairan (dimensi ekologi); tingkat keuntungan budidaya rumput laut (dimensi ekonomi); kebersamaan sosial (dimensi sosial budaya); jenis kenderaan (dimensi teknologi); serta ketersediaan kelompok perikanan.
KEARIFAN LOKAL MENUJU SDGs’14: STUDI KASUS LUBUK LARANGAN TEPIAN NAPAL KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Muhammad Natsir Kholis; Edwarsyah
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.169-182

Abstract

Pergeseran kualitas habitat, pencemaran dan masuknya beberapa spesies asing menyebabkan perubahan lingkungan ekologis perairan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kearifan lokal menuju SDGs’14, studi kasus kearifan lokal lubuk larangan tepian napal Sungai Batang Tebo Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli-Agustus 2019 dengan metode survei. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik flag modelling Ecosystem Approach Fisheries Management (EAFM) yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal lubuk larangan tepian napal sudah mengarah ke SDGs’14 dengan kategori baik (light green flag). Sistem partisipatif, adat-istiadat dan kekeluargaan menjadi ciri khas kearifan lokal lubuk larangan dalam menjaga sumberdaya perikanan di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Kata kunci: EAFM, Muara Bungo, SDGs’14, sungai, Tanah Tumbuh
Pertumbuhan dan Mortalitas Tuna Bambulo Gymnosarda unicolor (Ruppell) di Perairan Simeulue (Pulau Babi dan Lasia), Provinsi Aceh Burhanis Burhanis; Jaliadi Jaliadi; Edwarsyah Edwarsyah; Zul Radmi
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.231 KB)

Abstract

Ukuran tuna bambulo dapat memberikan informasi tentang pola pertumbuhan, populasi dansebaran ikan sehingga dapat mengidentifikasi keberadaan stok ikan. Tujuan dari penelitian untukmengetahui ukuran panjang dan pola pertumbuhan tuna bambulo yang didaratkan di TPILabuhan Bajau (Teupah Selatan) Kabupaten Simeulue. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-November 2016. Pengambilan data dilaksanakan di perairan Simeulue seminggu sekali. Datayang dikumpulkan berupa data panjang cagak (fork lenght). Analisis frekuensi panjang ikanuntuk menentukan selang kelas, nilai tengah dan ukuran panjang ikan dihitung meng gunakanrumus distribusi frekuensi. Pendugaan panjang pertama kali tertangkap dilakukan denganmembuat grafik berbentuk S antara (Sumbu Y dan Sumbu X). Parameter pertumbuhan ikan (Kdan L) menggunakan sub program ELEFAN I yang terdapat pada software FISAT II. Jumlahtotal hasil tangkapan tuna bambulo (Gymnosarda unicolor (Ruppell)) yang berhasil diukursebanyak 190 ekor. Ukuran panjang cagak tuna bambulo berkisar antara 45,5-111,5 cm. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pendugaan panjang tuna bambulo pertama kali tertangkap diperairan Simeulue (pulau Lasia dan pulau Babi) pada ukuran panjang 65,18 cm. Hasil analisisfrekuensi panjang tuna bambulo menggunakan metode Von Bertanlanffy yang menggunakandata panjang maksimum (L∞) yang berukuran 121,28 cm, nilai K sebesar 0,790 pertahun, umurteoritis sebesar 0,084 tahun dan indek penampilan pertumbuhan (Ø) sebesar 4,0. Hasil analisislenght convented catch curve menunjukkan bahwa nilai mortalitas total (Z) sebesar 2,40,mortalitas alami (M) sebesar 1,09 dengan kisaran suhu 31 o C, mortalitas penangkapan (F) sebesar1,31, rasio ekploitasi (E) sebesar 0,55.Kata kunci: Bambulo, Mortalitas, Perairan Simeulue, Pertumbuhan, Ukuran.
TINJAUAN KONDISI FISIK ATLET WUSHU KABUPATEN KERINCI Edwarsyah Edwarsyah; Istighfar Oradia Linas
Jurnal Muara Olahraga Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Muara Olahraga
Publisher : PRODI PJKR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.498 KB) | DOI: 10.52060/jmo.v1i1.95

Abstract

The problem in this study was the athletes’s failureinthe game due to tiredness, even though the game time has not run out. Furthermore, in competing, Wushu athletes often lose speed in attacking or defending, the body was less agile to dodge and even punches, kicks and kickbacks were less powerful and not so hard.The type of the research was descriptive research. The population were all Wushu Athletes in Kerinci Regency in 2018. 15 samples were chosen. The sampling technique was done through "total sampling". The data consisted of primary and secondary data. The technique of data analysis was descriptive statistical analysis.The results shown that: 1) The level of limb muscle explosive power wushu athletes in Kerinci Regency was in the category of Prima and good, 2) The level of agility possessed by the Wushu athletesin Regency Kerinci was in the good category. It could be proved by the score. 7 out of 15 athletes scored were <15.5 which categorized in the excellent category, 3) Level of speed of Wushu athletes in Kerinci Regency were in good category, this was indicated by the acquisition of a value between 6.44-7.31 that owned by 8 athletes with a percentage of 53.33 %. These were classified as a good classification.
Edukasi Pengetahuan Ekologi Dan Pengembangan Infrastruktur Kepada Wisatawan Di Pantai Lhok Bubon, Aceh Barat Nabil Zurba; Edwarsyah Edwarsyah; Neneng Marlian; Mira Mauliza Rahmi; Friyuanita Lubis; Rinawati Rinawati; Rina Syafitri
Marine Kreatif Vol 7, No 1 (2023): Marine Kreatif
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/mk.v7i1.7956

Abstract

Wisata telah menunjukkan perannya dalam mendukung perkembangan ekonomi di suatu kawasan di hampir setiap negara berkembang. Meskipun kegiatan wisata memberikan manfaat terhadap bidang pembangunan ekonomi, namun wisata juga berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kondisi ekologi. Hal ini didasarkan pada kegiatan wisata yang umumnya dikelola secara masif tanpa memperhitungkan secara detail keberlanjutan ekologi. Keberadaan hutan manggrove dikawasan Lhok Bubon yang semakin hari jumlahnya terus berkurang akibat pemanfaatan oleh masyarakat, selain akan mengurangi fungsi mangrove secara interaksi ekologis serta proses rantai makanan diperairan tentunya akan mempengaruhi kemampuan lingkungan dalam mendukung standar daya dukung terhadap wisata pesisir. Sehingga dikhawatirkan menurunkan minat wisatawan dalam berkunjung. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat sebagai pengelola dan wisatawan tentang pentingnya kelestarian hutan mangrove dan infrastruktur pendukung bagi kelestarian konektifitas interaksi kawasan Pantai Lhok Bubon. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kecamatan Aceh Barat. Pada tanggal 26 Februari 2022, Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar dengan jumlah peserta adalah 40 orang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang digunakan adalah metode penyuluhan. Materi yang diberikan berupa Teknik dalam merehabilitasi sumberdaya pesisir dan pengembangan infrastruktur yang baik dan benar serta efisien. Adapun strategi yang efektif yang dapat dilakukan untuk menjembatani kepentingan para pihak dalam pengembangan infrastruktur pada ekowisata yaitu dalam bentuk kolaborasi. Kolaborasi yang dibangun perlu memuat pandangan bersama dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pemerintah perlu lebih proaktif untuk memfasilitasi kolaborasi pembangunan infrastruktur para pihak dengan mengutamakan keberpihakan terhadap pengetahuan ekologi.
Keanekaragaman Jenis Mollusca Hasil Tangakapan Nelayan Di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat Heriansyah Heriansyah; Nurul Farija; Edwarsyah Edwarsyah; Nabil Zurba
Journal of Aceh Aquatic Sciences Vol 6, No 1 (2022): Journal of Aceh Aquatic Sciences
Publisher : Journal of Aceh Aquatic Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jaas.v6i1.7488

Abstract

Aceh merupakan Provinsi yang berada di ujung utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi paling barat dalam wilayah Republik Indonesia dengan luas 56.758,8482 km2. Kabupaten Aceh Barat memiliki panjang garis pantai 50,55 km dengan luas perairan lautnya 80,88 km2 dengan berbagai variasi ekosistem, serta memiliki hasil tangkapan ikan laut yang beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis mollusca yang didaratkan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui jenis mollusca yang dominan ditemukan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui alat tangkap yang digunakan nelayan PPI kuala Bubon. Penelitian dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Bubon terletak di Gampong Kuala Bubon Kecamatan Samatiga, PPI Kuala Bubon merupakan PPI yang ada di Aceh Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk mengamati aspek-aspek yang tercakup dalam lingkup penelitian untuk menggambarkan kondisi empiris pada waktu sekarang. Berdasarkan hasil Penelitian hasil tangkapan mollusca di PPI Kuala Bubon  terdapat 19  jenis mollusca (pobinices hepatucus, Babylonia japonica, Melogena bispinosa, Murex falsitribulus, Tonna dolium, Turritella communis, Tibia fusus, Turricula javana, Conus patricius, Stigmaulax elenae, Conus flavidus, Bursina nobilis, Bosycon carica, Pugulina colosscus, Tritia reticulata). Jenis mollusca yang dominan yang di daratkan  PPI Kuala Bubon selama PKL adalah cumi-cumi (Loligo sp) dan sotong (spiida sp) dari family Loligonidae. Cumi – cumi Salah satu filum mollusca memiliki nilai ekoanomis tinggi yang banyak didaratkan di PPI. Alat tangkap yang digunakan nelayan di PPI kuala bubon adalah Rawai (longline), pukat tarik (seine nets), pukat cicin (purse seine), bubu, jaring insang. Kapal yang digunakan nelayan PPI kuala bubon memiliki muatan ukuran 3-12 GT.