Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

A male Covid-19 convalescent plasma donor with long existence of SARS-Cov-2 antibodies: a case report Teguh Triyono; Usi Sukorini; Andri Christianalusi; Sri Mulatsih; Hans Vrielink
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 14, No 2, (2023)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol14.Iss2.art12

Abstract

Covid-19 Convalescent Plasma (CCP) was one of alternative therapy for Covid-19 patients. The use of convalescent plasma as an adjunct therapy must consider its efficacy, benefits, and risk, both for the patient and the donor. Convalescent Plasma was produced from purified human plasma. Convalescent Plasma was a passive immunity which provide active antibodies. CCP give immunity to the patient through the transfusion of a survivor’s antibodies. We were reporting a case of male CCP donor with long existence of SARS-Cov-2. This donor performed up to 16 donations, which was an unusual case in CCP donor. The SARS-CoV-2 antibody titer was analyzed using Elecsys® Anti-SARS-CoV-2 (Roche Diagnostics). The SARS-CoV-2 antibody showed high level of total SARS-CoV-2 antibodies, with the Cut off Indexes (COI) anti SARS-Cov-2 antibody were still quite high (132 U/mL). The highest donor antibody COI (204.6 U/mL) was seen in 11th donation at 6 months after recovery, while the lowest antibody COI (130.8 U/mL) was in 15th donation at 7 months after recovering. Evaluation of donor health status were performed after the 16th donation and analyzed as well. In conclusion, 16 CCP donations of 600 mL resulting in 48 units of 200 mL plasma in 8 months was safe for the donor, with the SARS-Cov-2 antibody titer remained high in the whole period.
Differences in Hemoglobin Levels 6 Hours and 24 Hours After Packed Red Cells Transfusion Surawijaya Bakhtiar Kaslam; Usi Sukorini; Teguh Triyono
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v30i2.2093

Abstract

The hemoglobin examination instructed by Dr. Sardjito General Hospital attending doctors was 6 hours after the PRC transfusion. It is recommended that a hemoglobin examination be carried out 24 hours after transfusion to determine the patient's hemoglobin after complete equilibrium occurs. This study aimed to determine the mean increase in Hb levels 6 hours and 24 hours after PRC transfusion and to examine the difference in Hb levels 6 hours and 24 hours after PRC transfusion, respectively, compared with baseline Hb levels in non-hematological malignancy patients. This prospective analytic observational study examined hemoglobin at 6 hours and 24 hours after PRC transfusion. The differential test between delta Hb levels 6 hours after PRC transfusion compared to baseline Hb levels and delta Hb levels 24 hours after PRC transfusion compared to baseline Hb levels were analyzed using paired T-test. There was a statistically significant difference between baseline Hb levels and Hb levels 6 hours after PRC transfusion (p<0.0001) and a statistically significant difference between baseline Hb levels and Hb levels 24 hours after PRC transfusion (p<0.0001). The differential test between delta Hb levels 6 hours after PRC transfusion compared to baseline Hb levels and delta Hb levels 24 hours after PRC transfusion compared to baseline Hb levels obtained a statistically significant difference (p=0.0024). The mean increase in hemoglobin was 1.76+0.78 g/dL 6 hours after PRC transfusion and 1.9+0.78 g/dL 24 hours after PRC transfusion. There were differences in delta Hb levels 6 hours and 24 hours after PRC transfusion, respectively, compared with baseline Hb levels in non-hematological malignancy patients, which were statistically significant but not clinically significant.
Turnaround time for the provision of packed red cells (PRC) and factors affecting their achievements in the Blood Transfusion Unit of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta Kaslam, Surawijaya Bakhtiar; Sukorini, Usi; Triyono, Teguh
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 55, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19106/JMedSci005503202304

Abstract

Turnaround time (TAT) is defined as the time it takes since request/sample is received at the blood bank until blood is cross-matched/reserved and available for transfusion. Turnround time prolongation affects patient care and satisfaction. This study aimed to evaluate TAT for the provision of packed red cells (PRC) at the Blood Transfusion Unit of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, analyze factors affected in TAT prolongation, and provide solution the prolongation.  It was an analytical descriptive study with a qualitative design, by calculating the time since receipt of the PRC request at the Blood Transfusion Unit or since blood collection from donors until data input of the crossmatch results in Dr. Sardjito General Hospital management information system (SIMETRIS) completed. Moreover, the  delay in the provision of PRC at the Blood Transfusion Unit was also analyzed. There were 3 (1.5%) of 200 ER samples that met TAT for the provision of the PRC, which was 30 min after receipt of the request at the Blood Transfusion Unit in cito conditions. There were 20 (10%) of 200 samples from the wards that met TAT for the provision of the PRC, which was 2 h after receipt of the request at the Blood Transfusion Unit if the blood stock was available. There were 55 (27.5%) of 200 samples from the wards that met TAT for the provision of the PRC, which was 4 h after the blood was collected from the donor. TAT for the provision of the PRC at the Blood Transfusion for the available blood stock group was 179.08 (67.2 – 396.27) min, replacement blood donor group was 485.38 (126.43 – 910.68) min, and cito group was 121.29 (27.68 – 421.38) min. In conclusion, there is TAT prolongation of PRC provision at the Blood Transfusion Unit of Dr. Sardjito General Hospital.
RANCANGAN PENGABDIAN DALAM PEMBUATAN TEMPAT TIDUR TINGKAT TERINTEGRASI MEJA BELAJAR DI PONDOK PESANTREN Surojo, Eko; Triyono, Teguh; Muhayat, Nurul; Chamim, Moch; Margono, Bambang; Triyono
Abdi Masya Vol 1 No 3
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i3.143

Abstract

Pondok Pesantren adalah salah satu jenis tempat pendidikan formal maupun non formal yang selain memberi materi pelajaran agama juga mengajarkan adab hidup sehari-hari sehingga siswa/santri harus menginap di asrama selama proses pendidikan. Untuk itu, selain sarana prasarana pendidikan, pondok pesantren juga harus menyediakan sarana prasarana kehidupan sehari-hari seperti kamar dan tempat tidur, dapur, sarana olah raga dan lain sebagainya. Karena keterbatasan lahan dan bangunan, satu ruang asrama biasanya dihuni oleh 30-40 santri dengan menggunakan tempat tidur bertingkat. Karena ruang kamar asrama yang kurang memadai, santri biasanya belajar, membaca, mengerjakan Tugas Sekolah di atas tempat tidur. Untuk memberi kenyamanan dalam belajar santri, maka meja belajar yang dirancang terintegrasi dengan tempat tidur untuk menghemat ruang sangat penting untuk dilakukan. Rancangan tempat tidur tingkat terintegrasi dengan meja belajar berbahan dasar baja siku yang bisa dibongkar pasang dengan mudah karena system sambungannya dengan mur-baut. Alas tidur bagian bawah bisa dipisah setengah, lalu dilipat ke arah tiang tempat tidur dan meja belajar bisa didapatkan dengan membuka lipatan berikutnya. Desain ini digunakan untuk program pengabdian yang melibatkan kerjasama bengkel las Sumber Rejeki desa Sawahan, Jaten dan Pondok Pesantren Wirausaha Masjid Fatimah Ar Royyan desa Jongkang, Buran, Karanganyar.
IMPLEMENTASI TEACHING FACTORY DI PONDOK PESANTREN WIRAUSAHA FATIMAH AR-ROYYAN KARANGANYAR Surojo, Eko; Triyono, Teguh; Cahyono, Sukmaji Indro; Muhayat, Nurul; Triyono, Triyono
Abdi Masya Vol 1 No 4
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i4.185

Abstract

Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan mengajarkan teori dan praktek kepada santri-santrinya agar mampu mandiri berwirausaha. Selama proses belajar mengajar, hasil praktek santri baik kain maupun kertas tidak termanfaatkan dengan baik dan lebih banyak yang menjadi sampah, padahal biaya BHP (Bahan Habis Pakai) praktek desain grafis dan sablon cukup tinggi. Oleh karena itu, penerapan konsep teaching factory pada pondok pesantren ini sangat penting. Implementasi teaching factory adalah dengan menjadikan materi pelajaran praktek santri sebagai pengerjaan pesanan dari pelanggan atau produk yang bisa dijual. Langkah-langkah penerapan konsep teaching factory adalah sebagai berikut: (1) memberi pelatihan dan pendampingan konsep teaching factory, (2) merancang bangun alat-alat sablon kaos, (3) memberi bantuan fasilitas desain grafis, (4) menguruskan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), (5) merancangkan logo, iklan, materi promosi dan papan nama. Hasil implementasi teaching factory, Kegiatan Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan bisa menghemat BHP bahkan bisa menghasilkan keuntungan finansial. Dengan keuntungan finansial ini, Pondok Pesantren Wirausaha Masjid Fatimah Ar Royyan bisa tetap gratis dan bisa meningkatkan kapasitas santrinya sehingga semakin banyak pemuda-pemuda putus sekolah dan dari keluarga tidak mampu bisa menimba ilmu keterampilan dan kewirausahaan.
PENGEMBANGAN MANUFAKTUR JUNGKAT JUNGKIT DI TAMAN MEKARSARI BOYOLALI UNTUK WISATA ANAK Triyono, Triyono; Muhayat, Nurul; Triyono, Teguh; Cahyono, Sukmaji Indro; Ubaidillah, Ubaidillah; Arifin, Zainal; Prasetyo, Singgih Dwi
Abdi Masya Vol 4 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v4i2.294

Abstract

Kelompok Tani Dukuh (POKTAN) Mekarsari mendirikan Taman Mekarsari di Desa Kaligentong, Boyolali yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Mekarsari telah diubah menjadi tujuan wisata dengan tiga tujuan utama. Pertama adalah untuk menjaga sungai dan ekologinya, termasuk flora dan satwa liarnya, sehingga dapat terus menjadi tumpuan kehidupan pedesaan. Tujuan kedua adalah sebagai tempat hiburan warga, pendidikan sains dan alam, serta pengembangan seni dan budaya daerah. Sedangkan tujuan terakhir adalah merevitalisasi ekonomi lokal dengan menyelenggarakan pasar rakyat di kawasan wisata. Permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya kelompok tani terutama yang terlibat langsung dalam pengelolaan Taman Wisata Mekarsari adalah tidak adanya lahan kosong untuk anak-anak bermain dan belajar. Taman bermain prasekolah membantu anak-anak bergerak dan bermain. Bermain di taman bermain dapat memberikan banyak manfaat perkembangan bagi anak, antara lain belajar dan melatih keterampilan sejak usia dini. Saat merencanakan taman bermain anak-anak, seseorang harus mempertimbangkan aspek berwujud dan tidak berwujud. Banyak taman bermain prasekolah yang telah dibuat selama ini, namun kebanyakan berfokus pada faktor keamanan daripada manfaat perkembangan bagi anak. Pengabdian ini dilaksanakan pada taman Mekarsari dengan pembuatan wahana taman bermain berupa ayunan jungkat jungkit. Malalui wahana ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian untuk menghadapi suatu hal yang baru. Koordinasi dan keseimbangan lagi-lagi dibutuhkan saat bermain jungkat-jungkit. Tak hanya itu dengan bermain permainan ini anak-anak juga belajar saling bekerja sama satu sama lain.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS IHRISH CREATIVE STUDIO DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK Triyono; Surojo, Eko; Muhayat, Nurul; Triyono, Teguh; Cahyono, Sukmaji Indro; Margono, Bambang
Abdi Masya Vol 5 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abdimasya.v5i2.381

Abstract

Ihrish creative studio merupakan usaha rintisan yang terletak di dusun Jongkang, Tasikmadu, Karanganyar. Usaha rintisan ini didirikan seorang pemuda yang merupakan mantan anak jalanan. Pemuda ini masuk di Pondok Pesantren Wirausaha yang dikelola oleh Yayasan Usaha Umat Karanganyar dan mendirikan Ihrish creative studio dengan modal seadanya. Saat ini, usaha rintisan ini telah berumur kurang lebih 1 tahun dan mendapat Nomor Izin Berusaha (NIB) tanggal 22 Juli 2022. Lingkup kegiatan ekonomi Ihrish creative studio adalah jasa desain dan cetak MMT, layout buku dan kalender, dan sablon kaos. Sebagaimana lazimnya usaha rintisan, pelaku usaha ini masih mencari format usaha yang sesuai bagi unit usahanya. Pelaku usaha dalam level ini akan melakukan trial dan error sambil mengevaluasi besarnya modal dan keuntungan untuk memperlancar pengembangan usaha. Tim PKM UNS melihat usaha rintisan Ihrish creative studio ini perlu diarahkan untuk meningkatkan produktivitasnya dengan cara diversifikasi produk yaitu memperbanyak jenis usaha sehingga bidang usaha menjadi lebih luas dan kemungkinan mendapat konsumen akan lebih besar. Langkah-langkah tim PKM UNS adalah sebagai berikut: (1) memberi pelatihan dan pendampingan konsep desain dan percetakan, (2) merancang bangun alat-alat cetak selain alat sablon kaos (sablon lengan kaos, sablon mug dan gelas, sablon payung), (3) memberi bantuan fasilitas desain grafis, (5) merancangkan iklan, materi dan media promosi. Hasil pelaksanaan PKM ini mampu meningkatkan sustainability (keberlangsungan) Ihrish creative studio dengan tambahan keuntungan finansial. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai omset pada 2 bulan setelah selesainya program ini yang meningkat 25% dari 2 bulan sebelumnya. Dengan stabilnya usaha ini, keuntungan sosial yang diperoleh adalah pemilik Ihrish creative studio yang awalnya anak jalanan akan istiqomah/tetap pendiriannya untuk tetap melakukan usaha ekonomi yang layak. Selain itu, jika Ihrish creative studio menjadi perusahaan besar, pemiliknya dapat menjadi teladan bagi anak-anak jalanan yang lain atau dapat memberi lowongan pekerjaan bagi teman-teman anak jalanan.
MANUFAKTUR MESIN PEMIPIL JAGUNG UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KELOMPOK PETANI SUBER REJEKI II KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR Akbar, Hammar Ilham; Triyono, Teguh; Pramudi, Ganjar
Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen Dan Mahasiswa Vol. 08 No. 01 Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/abdikarya.v8i01.11547

Abstract

Kelompok Usaha Tani Sumber Rejeki II berlokasi di Dk. Kleco RT 4 RW 3, Ds. Sambirejo, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah. Fokus utama kelompok ini adalah pengembangan usaha pertanian, khususnya dalam produksi jagung. Pentingnya jagung sebagai komoditas pangan kedua setelah beras membuat kebutuhan jagung meningkat seiring pertambahan penduduk dan perkembangan industri pakan. Di Indonesia, produksi jagung pada tahun 2021 mencapai 23.042.764,84 ton, dengan dominasi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Namun, di Desa Sekembang, Jumantono, kelompok menghadapi permasalahan dalam proses pemipilan jagung. Petani jagung di daerah tersebut masih menggunakan alat sederhana, terutama pemipilan secara manual atau dengan tangan. Proses manual membutuhkan waktu yang relatif lama, menghasilkan jagung pipilan dalam jumlah yang terbatas, dan menyebabkan kelelahan dan keluhan tangan yang sakit. Meskipun ada mesin pemipil jagung mekanis, petani di daerah tersebut kesulitan mengaksesnya karena harga yang mahal dan kapasitas yang umumnya lebih besar dari yang diperlukan oleh petani kecil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kelompok mengidentifikasi kebutuhan akan mesin pemipil jagung dengan kapasitas kecil atau rendah yang dapat membantu petani meningkatkan hasil pipilan jagung dengan biaya yang lebih terjangkau. Mesin tersebut diharapkan dapat menggantikan metode manual yang tidak efektif. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, kelompok menciptakan dan merancang mesin pemipil jagung semi-mekanis. Mesin ini menggunakan teknologi sederhana dan dapat membantu petani dalam penanganan pascapanen jagung.
PENGARUH PERLAKUAN PANAS SERAT TERHADAP SIFAT TARIK SERAT TUNGGAL DAN KOMPOSIT CANTULA-rHDPE Fathoni, Akhmad; Raharjo, Wijang Wisnu; Triyono, Teguh
Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer Vol 8, No 1 (2017): JURNAL SIMETRIS VOLUME 8 NO 1 TAHUN 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1392.308 KB) | DOI: 10.24176/simet.v8i1.818

Abstract

Sifat komposit ditentukan oleh sifat serat, matrik, dan ikatan yang terbentuk antara serat dan matrik. Peningkatan sifat serat serta komposit dapat dilakukan dengan perlakuan panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh perlakuan panas terhadap sifat tarik serat dan komposit. Pada penelitian ini, perlakuan panas serat dilakukan selama 10 jam dengan variasi temperatur 100°C, 120°C, 140°C dan160°C. Pembuatan spesimen serat tunggal mengacu pada American Standard Testing and Material C1557. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode tekan panas.  Parameter proses yang  dipilih meliputi temperatur 150°C, waktu penahanan 25 menit dan tekanan pengepressan 50 bar. Pengujian yang dilakukan terdiri dari uji tarik serat tunggal dan uji tarik komposit. Selain itu, pengamatan permukaan serat dan ikatan antar muka serat-matrik dilakukan menggunakan scanning electron microscope. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik serat dan komposit mengalami peningkatan pada perlakuan panas serat sampai dengan 140°C selama 10 jam dan akan menurun pada perlakuan panas diatasnya.