Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Merapi Studi Kasus di SMP Negeri 2 Cangkringan dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan Kabupaten Sleman Ficky Adi Kurniawan; Johan Danu Prasetya; Yohana Noradika Maharani
KONSTELASI: Konvergensi Teknologi dan Sistem Informasi Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.246 KB) | DOI: 10.24002/konstelasi.v1i1.4310

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapsiagaan serta mengetahui perbedaan dua Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yaitu SMP Negeri 2 Cangkringan yang sudah masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan yang belum masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dalam menghadapi erupsi Gunung Merapi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek berjumlah 14 orang yang terdiri dari 12 informan kunci dari pihak sekolah SMP Negeri 2 Cangkringan dan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan yaitu kepala sekolah, guru yang mengintegrasikan materi kebencanaan dalam mata pelajaran, pembina ekstrakurikuler pramuka/PMR dan perwakilan siswa kelas VII, VIII dan IX. Sedangkan informan pendukung dilakukan kepada pihak BPBD dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 5 parameter yang digunakan dalam menilai kesiapsiagaan yakni pengetahuan dan sikap, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini dan mobilisasi sumber daya. Diketahui informan di SMP Negeri 2 Cangkringan mampu untuk menjawab mayoritas pertanyaan yang diajukan peneliti dan dari hasil observasi diketahui presentase berada pada kriteria sangat siap dengan skor 89,74 sedangkan informan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan ada yang tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti dan hasil observasi menunjukkan kriteria hampir siap dengan skor 58,97. Hal ini karena SMP Negeri 2 Cangkringan sudah menjadi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan memiliki rencana kontijensi serta sarana prasarana yang mendukung kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah sedangkan SMP Sunan Kalijogo Cangkringan belum masuk kedalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) padahal sekolah sudah berdiri sejak tahun 1965.
Peran Pendekatan Berbasis Hak Asasi Manusia dalam Mendorong Pemenuhan Hak dalam Pengurangan Risiko Bencana Gandar Mahojwala; Johan Danu Prasetya; Sabrina Umi Khabibah; Yohana Noradika Maharani; Tedy Agung Cahyadi
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v6i1.4320

Abstract

Penggunaan pendekatan berbasis hak asasi manusia sangatlah terbatas dalam memperkaya praktek pengurangan risiko bencana, terutama di Indonesia. Padahal pendekatan hak asasi manusia memiliki peran penting dalam melengkapi pemenuhan hak pada setiap orang dalam lingkup bencana, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menjunjung tinggi nyawa dan keselamatan tiap manusia. Untuk mengetahui pendekatan hak asasi manusia yang akurat dan efektif, penulis membandingkan beberapa praktek dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya berdasarkan studi literatur. Literature review ini menyajikan praktek-praktek pendekatan hak asasi manusia dalam beberapa negara yang mencapai kebermanfaatan dalam pengurangan risiko bencana. Karena itu, tujuan dari penelitian ini melalui literatur review yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran untuk mencapai manfaat penggunaan pendekatan hak asasi manusia dalam praktek-praktek pengurangan risiko bencana. Penelitian ini ditulis dengan yuridis normatif dengan bentuk deskriptif.Kata kunci: bencana, hak asasi manusia, pengurangan risiko bencana
Pemetaan Jalur Evakuasi Sebagai Upaya Pengurangan Risiko Bahaya Tsunami di Wilayah Kuta Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia Yohana Noradika Maharani; Ardhianto Septiadhi; Tissia Ayu Algary
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v6i1.5401

Abstract

Berdasarkan catatan sejarah kegempaan, Pulau Lombok merupakan kawasan yang sering mengalami gempa kecil hingga menengah. Kabupaten Lombok Tengah khususnya wilayah Mandalika merupakan daerah yang terletak di bagian selatan pulau Lombok yang dekat dengan sumber kegempaan yaitu sumber gempabumi Penunjaman Parit Jawa atau Zona Benioff Wadati Jawa-Bali. Zona megathrust atau subduksi dengan potensi magnitudo maksimum 8,7 dapat memberikan dampak signifikan apabila mengguncang wilayah selatan Lombok dan sumber gempa ini berpotensi tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai genangan tsunami maksimum di wilayah Kuta Mandalika, sehingga dapat dijadikan acuan tambahan dalam penentuan jalur evakuasi dan titik kumpul. Selanjutnya menyusun sebuah peta yang menggambarkan jalur evakuasi di Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah terhadap bahaya landaan tsunami. Metode yang digunakan adalah Community Model Interface for Tsunami (ComMIT) melalui Method of Splitting Tsunami (MOST) buatan National Oceanic and Athmospheric Administration (NOAA) Center for Tsunami Research. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tinggi dan inundasi paling besar ditimbulkan oleh sumber gempabumi Megathrust segmen Bali dengan maginitude 9,0. Sedangkan Peta Flow Depth menunjukkan bahwa genangan maksimum yang terjadi di Kuta sekitar 0,5 m hingga 12 m di bibir pantai dengan luas genangan 15,27 km2. Peta Flow Depth ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam pembuatan peta evakuasi tsunami. 
Pemetaan Jalur Evakuasi Sebagai Upaya Pengurangan Risiko Bahaya Tsunami di Wilayah Kuta Mandalika, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia Yohana Noradika Maharani; Ardhianto Septiadhi; Tissia Ayu Algary
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v6i1.5401

Abstract

Berdasarkan catatan sejarah kegempaan, Pulau Lombok merupakan kawasan yang sering mengalami gempa kecil hingga menengah. Kabupaten Lombok Tengah khususnya wilayah Mandalika merupakan daerah yang terletak di bagian selatan pulau Lombok yang dekat dengan sumber kegempaan yaitu sumber gempabumi Penunjaman Parit Jawa atau Zona Benioff Wadati Jawa-Bali. Zona megathrust atau subduksi dengan potensi magnitudo maksimum 8,7 dapat memberikan dampak signifikan apabila mengguncang wilayah selatan Lombok dan sumber gempa ini berpotensi tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai genangan tsunami maksimum di wilayah Kuta Mandalika, sehingga dapat dijadikan acuan tambahan dalam penentuan jalur evakuasi dan titik kumpul. Selanjutnya menyusun sebuah peta yang menggambarkan jalur evakuasi di Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah terhadap bahaya landaan tsunami. Metode yang digunakan adalah Community Model Interface for Tsunami (ComMIT) melalui Method of Splitting Tsunami (MOST) buatan National Oceanic and Athmospheric Administration (NOAA) Center for Tsunami Research. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tinggi dan inundasi paling besar ditimbulkan oleh sumber gempabumi Megathrust segmen Bali dengan maginitude 9,0. Sedangkan Peta Flow Depth menunjukkan bahwa genangan maksimum yang terjadi di Kuta sekitar 0,5 m hingga 12 m di bibir pantai dengan luas genangan 15,27 km2. Peta Flow Depth ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam pembuatan peta evakuasi tsunami. 
Peran Pendekatan Berbasis Hak Asasi Manusia dalam Mendorong Pemenuhan Hak dalam Pengurangan Risiko Bencana Gandar Mahojwala; Johan Danu Prasetya; Sabrina Umi Khabibah; Yohana Noradika Maharani; Tedy Agung Cahyadi
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v6i1.4320

Abstract

Penggunaan pendekatan berbasis hak asasi manusia sangatlah terbatas dalam memperkaya praktek pengurangan risiko bencana, terutama di Indonesia. Padahal pendekatan hak asasi manusia memiliki peran penting dalam melengkapi pemenuhan hak pada setiap orang dalam lingkup bencana, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menjunjung tinggi nyawa dan keselamatan tiap manusia. Untuk mengetahui pendekatan hak asasi manusia yang akurat dan efektif, penulis membandingkan beberapa praktek dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya berdasarkan studi literatur. Literature review ini menyajikan praktek-praktek pendekatan hak asasi manusia dalam beberapa negara yang mencapai kebermanfaatan dalam pengurangan risiko bencana. Karena itu, tujuan dari penelitian ini melalui literatur review yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran untuk mencapai manfaat penggunaan pendekatan hak asasi manusia dalam praktek-praktek pengurangan risiko bencana. Penelitian ini ditulis dengan yuridis normatif dengan bentuk deskriptif.Kata kunci: bencana, hak asasi manusia, pengurangan risiko bencana
MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK RISIKO BENCANA TSUNAMI –LITERATURE REVIEW Hadi Purwanto; Johan Danu Prasatya; Tedy Agung Cahyadi; Yohana Noradika Maharani
Racic : Rab Construction Research Vol 7 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/racic.v7i2.3001

Abstract

The application of knowledge management (KM) using Internet of Things (IoT) and Artificial Intelligence (AI) technology is able to capture, store, and disseminate disaster information in all phases of the tsunami disaster. IoT promises to provide continuous fast data, AI used in several disaster risk management applications promises to automate the analysis and dissemination of potential disaster information, as well as the results of disaster event analysis more accurately and faster. This study aims to develop an AI and IoT-based KM model for tsunami risk management based on the comparative results of previous research. The results of the comparison show that most KM, AI, and IoT research focus on the process of knowledge capture, knowledge store, knowledge sharing and mostly focus on pre-disaster. Some other KM research focuses on KM systems without AI, and IoT on the process of knowledge capture, knowledge store, knowledge sharing and only focuses on the stage of a disaster. There is very limited KM research that simultaneously examines KMS, AI, IoT in all knowledge management processes for all stages of tsunami disaster risk. The results of the comparison utilize to develop AI and IoT-based KM models for all stages of tsunami disaster risk management. This study can be a good guidance for stakeholders on the application of AI-based KM and IoT technology to manage tsunami disaster risk in Indonesia.
Pengembangan Model Desain Rumah Bantuan bagi Keluarga Terdampak Bencana Angin Siklon di Indonesia Dyah Nunki Yalesrie; Yohana Noradika Maharani; Johan Danu Prasetya; Tedy Agung Cahyadi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.478 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8904

Abstract

Siklon tropis merupakan bencana yang belum dikenal dalam Database Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Ketika siklon tropis Seroja menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur 4 April 2021, secara tidak langsung telah menyebabkan ratusan korban meninggal dan puluhan ribu rumah serta bangunan lainnya rusak berat. Saat ini di Indonesia belum ada standar rumah dan bangunan yang tahan terhadap kecepatan angin siklon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain rumah yang dapat dijadikan model bagi aktor kebencanaan bidang perumahan dalam menyediakan hunian ramah angin di wilayah terdampak maupun rawan bencana angin siklon. Model desain dikembangkan berdasarkan panduan, rekomendasi, dan preseden dari negara lain yang kemudian disesuaikan dengan konteks Indonesia. Model “Rumah Inti” dirasa lebih sesuai dengan konteks Indonesia daripada model rumah semi permanen yang menggunakan dinding batu setengah tinggi dan papan kayu di bagian atasnya. Dengan model Rumah Inti, struktur bangunan ramah gempa dapat dipersiapkan terlebih dahulu. Hal ini juga berguna bagi keluarga penerima bantuan ketika akan merenovasi atau mengembangkan rumahnya di masa yang akan datang.Kata Kunci: Angin Siklon; Rumah Bantuan; Rumah Inti; Konstruksi; Model Desain
PEMETAAN MIKROZONASI BAHAYA GEMPABUMI SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI YOGYAKARTA Herry Riswandi; Ikhsan Ikhsan; Yohana Noradika Maharani, Ph.D; Wijayanto Wijayanto; Bambang Sunardi; Ayu Kresno Ekarsti; Yody Rizkianto; Muhamad Syaifudin
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v7i1.7743

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu wilayah di indonesia yang memiliki tingkat risiko bencana gempabumi yang tinggi, hal ini disebabkan karena wilayah nya yang berbatasan langsung dengan zona subduksi lempeng dunia yang sangat aktif yaitu lempeng indo australia yang menyusup kebagian bawah lempeng auresia, selain itu terdapat sesar Opak yang sangat aktif di darat. aktivitas sesar Opak inilah yang di duga menjadi penyebab gempabumi besar yang terjadi pada 27 Mei 2006. Gempa 2006 ini menghancurkan Yogjakarta dan sekitarnya yang menyebabkan 5.782 korban jiwa, puluhan luka-luka, dan ratusan ribu rumah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya gempa bumi menggunakan metode mikrozonasi untuk mengevaluasi dan memetakan daerah di DIY yang memiliki risiko gempa tinggi berdasarkan perhitungan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) pada batuan dasar dan data Vs30 sebagai karakterisasi lokasi akibat pengaruh kondisi tanah setempat. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan perhitungan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA), metode inversi HVSR dan Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW). hasilnya adalah peta percepatan tanah maksimum (PGA) di batuan dasar dan peta percepatan tanah maksimum di permukaan tanah di daerah istimewa yogyakarta yang dapat digunakan sebagai informasi awal sebagai pertimbangan pertimbangan dalam menentukan aturan mengenai desain/standar gempa- bangunan tahan gempa sebagai upaya mitigasi gempa struktural.
POTENSI LIKUIFAKSI DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Yohana Noradika Maharani, Ph.D; Bambang Sunardi; Ikhsan Ikhsan; Tissia Ayu Algary
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v7i1.7682

Abstract

Kabupaten Bantul sangat rawan gempabumi karena aktivitas sesar lokal di darat. Fenomena likuifaksi pernah terjadi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada saat gempa bumi dahsyat 27 Mei 2006. Likuifaksi merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan bangunan di Bantul saat gempabumi 2006 karena menunjukkan hubungan positif antara potensi likuifaksi berdasarkan perhitungan, penurunan muka tanah akibat likuifaksi dan distribusi kerusakan bangunan. Fenomena likuifaksi berpotensi terjadi kembali karena kondisi geologi dan seismik di Bantul yang mendukung terjadinya likuifaksi berdasarkan sejumlah data geologi permukaan dan bawah permukaan untuk mengetahui gambaran komposisi lapisan tanah/batuan bawah permukaan dan hidrogeologi di Bantul dan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemungkinan terjadinya potensi likuifaksi di Kabupaten Bantul. Dalam penelitian ini, metode Global Geospatial Liquefaction Model (GGLM) digunakan sebagai model likuifaksi geospasial untuk analisis probabilitas likuifaksi berdasarkan data geospasial sifat-sifat tanah yang terkait dengan manifestasi likuifaksi, dengan menggunakan kombinasi geologi dan seismisitas sehingga menghasilkan peta probabilitas likuifaksi dan Liquefaction Spatial Extent (LSE) untuk wilayah studi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa kerawanan likuifaksi yang relatif tinggi berada pada Kabupaten Bantul bagian tengah dan selatan. Penelitian probabilitas likuifaksi dapat dijadikan sebagai informasi dasar mengenai kerentanan likuifaksi berdasarkan kondisi geologi sehingga dapat menjadi dukungan praktis bagi pengambil kebijakan dalam mendukung perencanaan kontinjensi.
POTENSI LIKUIFAKSI DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Yohana Noradika Maharani, Ph.D; Bambang Sunardi; Ikhsan Ikhsan; Tissia Ayu Algary
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v7i1.7682

Abstract

Kabupaten Bantul sangat rawan gempabumi karena aktivitas sesar lokal di darat. Fenomena likuifaksi pernah terjadi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada saat gempa bumi dahsyat 27 Mei 2006. Likuifaksi merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan bangunan di Bantul saat gempabumi 2006 karena menunjukkan hubungan positif antara potensi likuifaksi berdasarkan perhitungan, penurunan muka tanah akibat likuifaksi dan distribusi kerusakan bangunan. Fenomena likuifaksi berpotensi terjadi kembali karena kondisi geologi dan seismik di Bantul yang mendukung terjadinya likuifaksi berdasarkan sejumlah data geologi permukaan dan bawah permukaan untuk mengetahui gambaran komposisi lapisan tanah/batuan bawah permukaan dan hidrogeologi di Bantul dan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemungkinan terjadinya potensi likuifaksi di Kabupaten Bantul. Dalam penelitian ini, metode Global Geospatial Liquefaction Model (GGLM) digunakan sebagai model likuifaksi geospasial untuk analisis probabilitas likuifaksi berdasarkan data geospasial sifat-sifat tanah yang terkait dengan manifestasi likuifaksi, dengan menggunakan kombinasi geologi dan seismisitas sehingga menghasilkan peta probabilitas likuifaksi dan Liquefaction Spatial Extent (LSE) untuk wilayah studi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa kerawanan likuifaksi yang relatif tinggi berada pada Kabupaten Bantul bagian tengah dan selatan. Penelitian probabilitas likuifaksi dapat dijadikan sebagai informasi dasar mengenai kerentanan likuifaksi berdasarkan kondisi geologi sehingga dapat menjadi dukungan praktis bagi pengambil kebijakan dalam mendukung perencanaan kontinjensi.