Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGGUNAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL PENERIMA DANA PKH (PROGRAM KELUARGA HARAPAN) DI KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2019 Kala, Pasyamei Rembune; Hidayat, Melania; Arifin, Vera Nazhira
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v6i2.901

Abstract

Latar Belakang: Kematian ibu merupakan tantangan besar bagi beberapa Negara dengan risiko yang terkait dengan masa kehamilan, beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya adanya kesenjangan di masyarakat, lemahnya sistem kesehatan dalam perencanaan dan biaya, serta rendahnya program kesehatan yang diperuntukkan bagi orang miskin. Dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan perlindungan sosial bagi keluarga Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), pemerintah membuat suatu kebijakan baru yaitu pemberian bantuan tunai bersyarat disebut dengan Program Keluarga Harapan (PKH), dengan adanya program tersebut diharapkan RTSM memiliki akses yang lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar salah satunya pelayanan kesehatan, termasuk menghilangkan kesenjangan dan ketidakberdayaan sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam gambaran mengenai penggunaan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah menjadi anggota PKH. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan fenomenologi menggunakan tehnik in-depth interview yang dilakukan di Kecamatan Pegasing pada bulan Juni-Juli 2019 dengan 6 orang KPM ibu hamil. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa informan datang kepelayanan kesehatan antenatal bukan karena sebagai syarat menjadi anggota PKH dan dana yang didapat digunakan untuk pemeriksaan USG ke dokter spesialis kandungan. Saran: Kepada pihak Pemerintah terkait untuk membuat pengadaan alat USG disetiap Puskesmas serta bagi Dinas Kesehatan untuk mengadakan kerjasama dengan klinik-klinik swasta dalam pemberian jaminan kesehatan gratis bagi keluarga miskin.
Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Putri Raisah; Hafni Zahara; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Murni Murni
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.08 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5957

Abstract

ABSTRACT Stunting (short) is chronic malnutrition which is characterized by a difference in the height of children who are shorter compared to children his age, this is a failure in child growth that is a problem in the world. According to the World Health Organization (WHO) stunting is a nutritional status measured based on the PB/U or TB/U index where in anthropometric standards of child nutritional status assessment, the measurement results are at the threshold (Z-score) reaching less than -2 standard deviations <-2 elementary school to -3 elementary school (short/stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). Riskesdas in 2018 showed improvements in nutritional status in toddlers in Indonesia, but for aceh area it is still ranked third largest in the category of proportion of nutritional status is very short and short. Factors that affect stunting incidence include BBLR, birth length, exclusive breastfeeding history, family income, education, number of family members, parenting patterns, incomplete immunization status, and family characteristics in the form of parental work, parental education and family economic status. Based on the preliminary study, researchers wanted to see an overview of the factors that can affect the incidence of stunting in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. Purpose to find out the picture of risk factors for stunting events in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta District Baro Aceh Besar Regency. This research is descriptive. The sample of this study is a total sampling of 29. Data collection uses questionnaires with interview techniques. Data analysis with univariate analysis. Result Of the 29 resporndens described that 58.6% were male toddlers, 62.1% were with low birth weight (< 2.5 kg), 31% were stunted, with 55.2% of mothers highly educated, 58.6% as housewives, while 58.6% of middle-educated fathers, 44.8% working self-employed, 65.5% of family income <2 million, 58.5% of highly knowledgeable mothers, 62.1% of toddlers' breast milk history is not exclusive and 69% of toddlers have a history of having ever suffered from ISPA disease. From the data above, it can be concluded that the risk factors for stunting are low birth weight, family income, exclusive breastfeeding history and history of ISPA disease in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. While variable gauges that cannot be used as a reference are the level of mother's work, father's education, and father's work. Keyword: Stunting, Risk Factors For Stunting, ToddlersABSTRAK Stunting (pendek) merupakan kurang gizi kronik yang ditandai dengan adanya perbedaan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya, hal ini merupakan suatu kegagalan pada pertumbuhan anak yang menjadi masalah didunia. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah status gizi yang diukur berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-score) mencapai kurang dari -2 standar deviasi <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia, namun untuk daerah aceh masih menduduki peringkat ketiga terbesar dalam kategori proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diantaranya BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Pola pengasuhan, status imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut maka peneliti ingin melihat gambaran dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tujuan Untuk mengetahui gambaran faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total sampling yaitu 29. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Analisis data dengan analisa univariat. Dari 29 respornden menggambarkan bahwa 58,6% dengan jenis kelamin balita laki-laki,  62,1% dengan Berat Badan lahir rendah, 31% yang mengalami stunting, dengan 55,2% ibu berpendidikan tinggi, 58,6% sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 58,6% ayah berpendidikan menengah, 44,8% bekerja wiraswasta, 65,5% pendapatan keluarga <2 juta, 58,5% ibu berpengetahuan tinggi, 62,1% riwayat ASI balita tidak eksklusif dan 69% balita memiliki riwayat pernah menderita penyakit ISPA. Dari data diatas dapat disimpulkan bahya yang menjadi faktor resiko terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah, pendapatan keluarga, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit ISPA pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan variable pengukur yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan yaitu tingkat pekerjaan ibu, pendidikan ayah, dan pekerjaan ayah. Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Eksklusif, Penyakit ISPA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Sosial Budaya Dan Penyakit Ispa Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Farah Diffa; Alyya Munira; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.5955

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of RISKESDAS in 2013 there were 37.2% of children under five who experienced stunting, this has increased compared to the results of RISKESDAS in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/  cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge level, family income, socio-cultural and respiratory infections with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. This research is in the form of observational analytic with a cross sectional approach. The sample of this study was 29 children aged 0-59 months obtained from the calculation of purposive sampling. Data analysis using chi square test. All children who experience stunting come from families with income below 2 million (48%), found a number of stunting children in mothers with low nutritional knowledge categories, namely 9 children (75%), it is also seen that all toddlers who experience stunting have a history of ARI (45). %). There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05. There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05 in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keyword: Stunting, Mother's Knowledge, Family Income, Respiratory Disease  ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, sosial budaya dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 29 orang anak usia 0-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Seluruh anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang berpenghasilan di bawah 2 juta (48%), ditemukan sejumlah anak stunting pada ibu dengan kategori pengetahuan gizinya rendah yaitu 9 anak (75%), terlihat pula seluruh balita yang mengalami stunting memiliki riwayat ISPA (45%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05 di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.  Kata Kunci: Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit ISPA
Penyuluhan Masyarakat Tentang Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Digampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Wildan Seni; Melsi Efrika; Ade Kiki Riezky
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.5953

Abstract

ABSTRAK Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bayi, anak dan ibu. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masayarakat  ini yaitu penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan diberikan kepada 17 ibu-ibu yang hadir di Meunasah Intan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan lebih banyak dalam kategori sedang yaitu 94,1%. Sedangkan pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan menjadi naik dari sebelumnya yaitu 100% dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dalam kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan setempat dan Petugas kesehatan agar lebih berupaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian gizi yang baik pada balita. Kata Kunci: Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan  ABSTRACT Nutrition is an important part of health and development. Good nutrition has an effect on improving the health of infants, children and mothers. Inappropriate food consumption patterns have an impact on the emergence of various malnutrition. This service aims to increase mother's knowledge about nutrition for toddlers in Meunasah Intan Village, Krueng Barona Jaya District, Aceh Besar District. The method used in this community service is counseling about nutrition. Counseling was given to 17 women who were present at Meunasah Intan. Based on the results of the analysis that has been done, it can be seen that the mother's knowledge before counseling was more in the medium category, namely 94.1%. Meanwhile, mother's knowledge after counseling has increased from before, which was 100% in the high category. With these results it can be concluded that there is a positive influence in counseling activities on mother's knowledge about nutrition. It is hoped that the local Health Office and health workers will make more efforts to increase outreach activities that can increase mother's knowledge about the importance of giving good nutrition to toddlers. Keywords: Nutritional Status, Mother's Knowledge, Counseling
Penyuluhan Penanggulangan Kebakaran Kompor Gas Menggunakan Alat Pemadam Api Tradisional Wildan Seni; Pasyamei Rembune Kala; Taufiq Karma; Putri Raisah; Hafni Zahara; Ghazi Mauer Idroes; Ali Bakri; Muhammad Ichsan; Siti Maulina Rukmana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 6 (2023): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i6.249

Abstract

Penyebab kebakaran selain karena faktor alam juga karena faktor manusia terutama kelalaian dan juga ketidaksiapan menghadapi kebakaran. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh seringnya terjadi kebakaran rumah yang berawal dari kompor terbakar atau meledak. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Abulyatama Aceh dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. Metode yang di lakukan adalah dengan memberikan pretest dan posttest kemudian menganalisis data dari lembar jawaban tersebut apakah peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan atau tidak mengenai api, penyebab kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam api tradisional. Sebelum diadakan kegiatan penyuluhan ini, para peserta kurang mengetahui tentang kebakaran dan cara menggunakan alat pemadam api tradisional. Kegiatan pelatihan ini dimulai dari pemaparan materi, praktek penggunaan karung basah, dan terakhir adalah tanya jawab. Dari hasil pelatihan terjadi peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah pelatihan, diantaranya terjadi peningkatan pemahaman mengenai konsep segitiga api sebesar 73,3%, peningkatan pemahaman pengetahuan penyebab atau pemicu kebakaran sebesar 60%, dan pemahaman pengetahuan penggunaan alat pemadam api tradisional mengalami peningkatan sebesar 66,7%. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua peserta yang hadir karena ini merupakan bentuk edukasi tentang kejadian kebakaran yang memang sering di alami.
Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Kecelakaan Kerja dengan Metode HIRARC pada Lokasi Pengolahan Emas dengan Cara Amalgamasi di Kecamatan Krueng Sabee Taufiq Karma; Pasyamei Rembune Kala; Ali Bakri; Siti Maulina Rukmana
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/formil.v8i3.499

Abstract

Pengolahan emas dengan metode amalgamasi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, Terdapat beberapa pekerjaan dalam proses pengolahan emas seperti pemecahan batu, penggilingan, dan pembuangan limbah, namun proses pembakaran amalgam dilaporkan memiliki resiko kesehatan yang paling tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan beberapa penelian terdahulu yang melaporkan gelaja toksisitas akut dan toksisitas kronik yang dialami oleh para pekerja pengolahan emas metode amalgamasi. Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengidentifikasi potensi bahaya yang ditimbulkan, salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC), metode HIRARC digunakan karena memiliki kelebihan dalam mengidentifikasi dan menganalisa potensi bahaya serta memberikan penilaian resiko pada saat melakukan proses pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat pengolahan emas sehingga resiko kecelakaan kerja dapat di kendalikan serta mengatisipasi terjadinya penyakita akibat kerja yang dapat memberikan kerugian fisik maupun materil. Tahapan penelitian ini dilakukan berdasarkan pada tahapan pengerjaan metode HIRARC. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil identifikasi bahaya pada lokasi pengolahan emas dengan metode amalgamasi diketahui bahwa potensi resiko bahaya pada proses pengolahan emas metode amalgamasi terbagi menjadi 2 tingkat resiko yaitu terdapat 10 potensi bahaya dengan tingkat Medium (M) dan 3 potensi bahaya dengan tingkat High (H). berdasarkan hasil opservasi yang dilakukan, tinggginya tingkat resiko yang muncul disebabkan karena pekerja tidak menggunakan APD yang memadai, tidak adanya APD yang memadai inilah yang menjadi sumber utama resiko kecelakaan yang paling utama
OVERVIEW OF DIABETES MELLITUS CASES IN THE COMMUNITY OF KRUENG SABE SUBDISTRICT, ACEH JAYA REGENCY Bancin, Indah Sari; Kala, Pasyamei Rembune; Mustafa, Ns. Diana
TRANSPUBLIKA INTERNATIONAL RESEARCH IN EXACT SCIENCES Vol. 2 No. 4 (2023): OCTOBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/tires.v2i4.1195

Abstract

This quantitative descriptive study aimed to characterize diabetes mellitus (DM) cases in Alue Tho Village, Krueng Sabe Subdistrict, Aceh Jaya Regency. A sample of 75 out of 108 families was surveyed over one month to assess community health, including Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) behaviors, associated factors, and potential intervention strategies. Data collection involved structured interviews and questionnaires, ensuring respondent confidentiality. Descriptive statistics were used to analyze Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) behaviors and compare characteristics of individuals with and without DM. The age group of 41-50 years constituted the largest proportion in both groups. Identified health factors such as hypertension, smoking, diet, physical activity, cholesterol, stroke, and heart disease provide valuable insights for developing effective DM management programs in the region. The surveillance of DM cases in Krueng Sabe Subdistrict, Aceh Jaya District, reveals that the demographic distribution of DM is significantly influenced by age and gender. The highest prevalence of DM cases is observed in the 51-60 age group. Despite low proportions of risk factors like smoking and high cholesterol levels, the respondents showed an awareness of healthy living through their vegetable/fruit consumption and participation in physical activities. Notably, no cases of stroke or heart disease were reported among the DM respondents in this surveillance.
ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE FAMILY HOPE PROGRAM (PKH) ON HANDLING STUNTING IN MOTHERS WHO HAVE CHILDREN AGED 12-23 MONTHS IN KRUENG SABEE SUB-DISTRICT, ACEH JAYA DISTRICT Humaira, Humaira; Kala, Pasyamei Rembune
TRANSPUBLIKA INTERNATIONAL RESEARCH IN EXACT SCIENCES Vol. 2 No. 4 (2023): OCTOBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/tires.v2i4.1202

Abstract

Stunting is a significant nutritional challenge among toddlers worldwide. One government strategy to address stunting and improve public health, particularly for children, is the Family Hope Program (PKH). Introduced in 2007, PKH is a conditional social assistance program targeting Extremely Poor Households (EPHs). This program provides cash assistance to pregnant women, toddlers, preschoolers, the elderly, and individuals with disabilities. This research employs a qualitative descriptive approach to provide an in-depth and comprehensive understanding of the situation and phenomenon under study. Findings indicate that program participants receive PKH assistance for various health-related needs, including prenatal care for pregnant women and educational support for school-aged children. Additionally, assistance is provided to the elderly and disabled. It is recommended that the government enhance preventive measures for the community, especially for residents in remote areas and individuals with limited understanding of health's importance.
THE INFLUENCE OF LIFESTYLE AND FAMILY ATTITUDES REGARDING LATRINES IN PAYA SEUMANTOK VILLAGE, KRUENG SABEE DISTRICT, ACEH JAYA REGENCY 2023 Kala, Pasyamei Rembune; Wahyu, Reski; Mustafa, Diana
TRANSPUBLIKA INTERNATIONAL RESEARCH IN EXACT SCIENCES Vol. 2 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/tires.v2i1.1206

Abstract

Nationally, only 39% of households use healthy habits, in urban areas (60%) it is higher than in rural areas (23%). The use of latrines is an important health problem in rural areas such as Paya Seumantok Village in Aceh Jaya Regency. Only 19.8% of households have their own toilet in Sukadunia Village. The sample was 196 housewives with children under five, which was carried out in November-December 2023. Data collection was carried out by direct interviews using a questionnaire. The research results showed that only 46.4% of families used latrines, while those who did not use latrines (53.6%) generally used rivers (55.2%) and ponds (38.1%) as a means of defecating. All the variables studied were significantly related, including education, knowledge, attitudes, latrine ownership, clean water facilities, development of community health center officers and support from village officials, Posyandu cadres & NGOs for latrine use. latrine with OR = 27.03 (5.224 – 139.912).
ANALYSIS OF MANAGEMENT SYSTEMS IN MAINTENANCE OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE AT HEALTH CENTER SABEE KEC. KRUENG SABEE KAB. ACEH WORKS IN 2023 Erwanita, Erwanita; Kala, Pasyamei Rembune; Hidayattullah, Mhm.
TRANSPUBLIKA INTERNATIONAL RESEARCH IN EXACT SCIENCES Vol. 2 No. 3 (2023): JULY
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/tires.v2i3.1216

Abstract

This research aims to determine the role of UKGS in improving dental and oral hygiene in elementary school students aged 7 to 9 years at SDN 2 Calang and MIS Cendikia Panton Makmur, Krueng Sabee District, Aceh Jaya Regency. This study is a quantitative descriptive research. The population in this study consisted of 339 elementary school students from SDN 2 Calang and MIS Cendikia Panton Makmur. The research sample was selected using a purposive random sampling technique, comprising 84 students aged 7 to 9 years. Data collection techniques included both primary and secondary data. The research instrument involved examining children's dental plaque using the PHP-M index, and the data were analyzed using chi-square analysis. The study found that schools with UKGS had 93% of students with good dental hygiene, compared to 64.3% in schools without UKGS. Chi-square analysis indicated a significant difference (p = 0.003), confirming the influence of UKGS on dental and oral hygiene. In conclusion, the School Dental Health Program (UKGS) positively impacts dental and oral hygiene among elementary school children, with better outcomes in schools implementing the program.