Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pendidikan Mitigasi Bencana Berbasis Lingkungan Masyarakat Terhadap Jalur Evakuasi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami (Studi Kasus Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh) Wildan Seni; Nazli Ismail; Ismail AB
Biotik Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Biotik
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v1i2.219

Abstract

Gempa bumi 11 April 2012 berkekuatan 8,5 SR memicu terjadinya pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam dalam usaha menyelamatkan diri, ribuan masyarakat bergerak untuk mencapai tempat aman dalam waktu yang sesingkat-singkatnya demi terhindar dari bencana. Pergerakan masyarakat tersebut dideskripsikan dalam bentuk peta pergerakan masyarakat Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh, data pergerakan didapat dari kuesioner dan wawancara dengan masyarakat serta pihak terkait. Peta pergerakan masyarakat dan peta tematik beserta informasi lainnya dianalisis untuk mendapatkan peta awal jalur evakuasi Kecamatan Kuta Alam. Selanjutnya dilakukan observasi dilapangan dengan membandingkan kondisi eksisting dengan peta awal tersebut guna mendapatkan titik evakuasi dan peta jalur evakuasi bagi masyarakat Kecamatan Kuta Alam. Pada penelitian ini di gunakan ArcGIS 10 untuk menggabarkan peta-peta tersebut. Titik evakuasi Kecamatan Kuta Alam adalah kawasan di sepanjang Jalan T. H. Bendahara di Kuta Alam, Jalan Keuchik Saman di Beurawe dan Jalan terusan T. P. Nyak Makam di Pango. Direkomendasikan sepuluh jalur evakuasi untuk mencapai titik-titik evakuasi tersebut: (1.) Mainun Saleh-T. P. Polem-T. H. Bendahara (2.) Kuta Lam Panah-Pocut Meurah Insuen I-Bakti-Chik Kuta Karang-T. H. Bendahara (3.) T. Diblang/Teratai-Tgk. Hasyim Banta Muda-Darma-T. Malem I-T. H. Bendahara (4.) Al Ikhlas-Kenanga-Bahtera-Kasturi-Potemerehom-T. H. Bendahara (5.) Syiah Kuala-T. Hasan Dek-Keuchik Saman (6.) Anggur-Semangka-Kartika-Keuchik Amin-Keuchik Saman (7.) Cermai-Beringin-Kowera I-Cut Makmun-Keuchik Saman (8.) Ayah Gani-DR. T. Syarief Thayeb-T. Iskandar-Terusan T. P. Nyak Makam (9.) Mujahiddin-Tanggul-Stadion-T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam dan (10.) T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam. Kata Kunci: Gempa Bumi, Jalur Evakuasi, dan Peta Pergerakan Masyarakat 11 April 2012 an earthquake measuring 8.5 Richter Scale triggered the Kuta Alam sub-district movement of people in an attempt to save himself, thousands of people move to reach a safe place in the shortest possible time in order to avoid disaster. The movement of the people described in the form of a map of the movement of the Kuta Alam sub-district of Banda Aceh, the movement of data obtained from questionnaires and interviews with the public and stakeholders. Map the movement of people and thematic maps along with other information are analyzed to obtain initial evacuation route map Kuta Alam sub-district. Further field observations conducted by comparing the existing condition with the initial map in order to obtain the evacuation point and evacuation route maps for the Kuta Alam sub-district. This research used ArcGIS 10 to illustrate the maps. Evacuation point Kuta Alam sub-district is the area along Jalan T. H. Bendahara in Kuta Alam, Jalan Keuchik Saman in Beurawe and Jalan Terusan T. P. Nyak Tomb in Pango. Ten recommended evacuation routes to reach evacuation points are: (1.) Mainun Saleh-T. P. Polem-T. H. Bendahara (2.) Kuta Lam Panah-Pocut Meurah Insuen I-Bakti-Chik Kuta Karang-T. H. Bendahara (3.) T. Diblang/Teratai-Tgk. Hasyim Banta Muda-Darma-T. Malem I-T. H. Bendahara (4.) Al Ikhlas-Kenanga-Bahtera-Kasturi-Potemerehom-T. H. Bendahara (5.) Syiah Kuala-T. Hasan Dek-Keuchik Saman (6.) Anggur-Semangka-Kartika-Keuchik Amin-Keuchik Saman (7.) Cermai-Beringin-Kowera I-Cut Makmun-Keuchik Saman (8.) Ayah Gani-DR. T. Syarief Thayeb-T. Iskandar-Terusan T. P. Nyak Makam (9.) Mujahiddin-Tanggul-Stadion-T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam dan (10.) T. P. Nyak Makam-Terusan T. P. Nyak Makam. Keywords: Earthquake, Evacuation Routes, and Maps the Movement of People
DONGENG SEBAGAI MEDIA UNTUK MEMBANGUN KESIAPSIAGAAN BENCANA BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR Wildan Seni
Bahterasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2022): Februari
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jpbsi.v1i3.9521

Abstract

Bencana yang sering menimpa sebagian besar wilayah Indonesia menyadarkan kita akanpentingya kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan bencana haruslah dimiliki oleh setiap individumaupun masyarakat, tak terkecuali anak-anak. Khususnya anak usia sekolah dasar, sangatlahpenting bagi mereka memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana. Dongengsebagai bagian dari sastra anak dapat di manfaatkan sebagai media penyampaian pesan-pesankebencanaan kepada anak-anak, karena dongeng bisa membangun cara berpikir anak-anak,bahkan bisa mengubah prilaku mereka. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manadongeng dapat dijadikan sebagai media untuk membangun kesiapsiagaan anak usia sekolahdasar menghadapi ancaman bencana. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptifmelalui studi kepustakaan. Dari pengkajian ini menunjukkan bahwa dongeng mampumeningkatkan daya serap informasi pembelajaran yang diberikan kepada anak sehingga dapatmeningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak. Dengan demikian maka dongeng sangat layakdi dijadikan sebagai media penyampaian pesan-pesan kebencanaan kepada anak usia sekolahdasar untuk membangun pengetahuan dan kesadaran mereka akan kesiapsiagaan bencana.Kata kunci: Dongeng, Anak Usia Sekolah Dasar, dan Kesiapsiagaan Bencana
Hubungan Berat Badan Lahir, Riwayat Asi Ekslusif Dan Riwayat Imunisasi Dengan Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Putri Raisah; Hafni Zahara; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Samsudin Samsudin; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Marlinda Marlinda; Ade Kiki Riezky; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.363 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5954

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of Riskesdas in 2013 there were 37.2% of children under five experienced stunting, this has increased compared to the results of Riskesdas in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight, history of exclusive breastfeeding, and history of immunization with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. This research method is analytic with a cross-sectional study approach. Sampling in this study was simple random sampling with a simple random technique carried out by taking cases to the respondent's house, with a sample size of 29 toddlers meeting the inclusion and exclusion criteria. Data analysis using chi-square test. The result of this research is that the birth weight of toddlers aged 0-59 months is mostly in the low birth weight category, namely 18 toddlers (62.1%). There is a relationship between birth weight and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). The history of exclusive breastfeeding for toddlers aged 0-59 months was mostly in the non-exclusive category, namely 18 toddlers (62.1%). There was a relationship between a history of exclusive breastfeeding and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Most of the immunizations for toddlers aged 0-59 months were in the incomplete category, namely 15 toddlers (51.7%). There is a relationship between immunization and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Conclusion: There is a relationship between a history of immunization, birth weight of children under five, and history of exclusive breastfeeding with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keywords: Stunting, Birth Weight, Immunization, Exclusive Breastfeeding     ABSTRAK  Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan lahir, riwayat asi ekslusif dan riwayat imunisasi dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random sampling dengan teknik acak sederhana dilakukan dengan mengambil kasus ke rumah responden, dengan besaran sampel sebanyak 29 balita memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yaitu berat badan lahir balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori Berat badan lahir rendah yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan berat badan lahir dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Riwayat asi ekslusif balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak ekslusif yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan riwayat asi ekslusif dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Imunisasi balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak lengkap yaitu 15 balita (51,7%). Ada hubungan imunisasi dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Kesimpulan: Ada hubungan antara riwayat imunisasi, BB lahir balita dan riwayat asi ekslusif dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Kata kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, Imunisasi, Asi Eksklusif
Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Putri Raisah; Hafni Zahara; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Murni Murni
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.08 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5957

Abstract

ABSTRACT Stunting (short) is chronic malnutrition which is characterized by a difference in the height of children who are shorter compared to children his age, this is a failure in child growth that is a problem in the world. According to the World Health Organization (WHO) stunting is a nutritional status measured based on the PB/U or TB/U index where in anthropometric standards of child nutritional status assessment, the measurement results are at the threshold (Z-score) reaching less than -2 standard deviations <-2 elementary school to -3 elementary school (short/stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). Riskesdas in 2018 showed improvements in nutritional status in toddlers in Indonesia, but for aceh area it is still ranked third largest in the category of proportion of nutritional status is very short and short. Factors that affect stunting incidence include BBLR, birth length, exclusive breastfeeding history, family income, education, number of family members, parenting patterns, incomplete immunization status, and family characteristics in the form of parental work, parental education and family economic status. Based on the preliminary study, researchers wanted to see an overview of the factors that can affect the incidence of stunting in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. Purpose to find out the picture of risk factors for stunting events in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta District Baro Aceh Besar Regency. This research is descriptive. The sample of this study is a total sampling of 29. Data collection uses questionnaires with interview techniques. Data analysis with univariate analysis. Result Of the 29 resporndens described that 58.6% were male toddlers, 62.1% were with low birth weight (< 2.5 kg), 31% were stunted, with 55.2% of mothers highly educated, 58.6% as housewives, while 58.6% of middle-educated fathers, 44.8% working self-employed, 65.5% of family income <2 million, 58.5% of highly knowledgeable mothers, 62.1% of toddlers' breast milk history is not exclusive and 69% of toddlers have a history of having ever suffered from ISPA disease. From the data above, it can be concluded that the risk factors for stunting are low birth weight, family income, exclusive breastfeeding history and history of ISPA disease in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. While variable gauges that cannot be used as a reference are the level of mother's work, father's education, and father's work. Keyword: Stunting, Risk Factors For Stunting, ToddlersABSTRAK Stunting (pendek) merupakan kurang gizi kronik yang ditandai dengan adanya perbedaan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya, hal ini merupakan suatu kegagalan pada pertumbuhan anak yang menjadi masalah didunia. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah status gizi yang diukur berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-score) mencapai kurang dari -2 standar deviasi <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia, namun untuk daerah aceh masih menduduki peringkat ketiga terbesar dalam kategori proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diantaranya BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Pola pengasuhan, status imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut maka peneliti ingin melihat gambaran dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tujuan Untuk mengetahui gambaran faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total sampling yaitu 29. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Analisis data dengan analisa univariat. Dari 29 respornden menggambarkan bahwa 58,6% dengan jenis kelamin balita laki-laki,  62,1% dengan Berat Badan lahir rendah, 31% yang mengalami stunting, dengan 55,2% ibu berpendidikan tinggi, 58,6% sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 58,6% ayah berpendidikan menengah, 44,8% bekerja wiraswasta, 65,5% pendapatan keluarga <2 juta, 58,5% ibu berpengetahuan tinggi, 62,1% riwayat ASI balita tidak eksklusif dan 69% balita memiliki riwayat pernah menderita penyakit ISPA. Dari data diatas dapat disimpulkan bahya yang menjadi faktor resiko terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah, pendapatan keluarga, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit ISPA pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan variable pengukur yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan yaitu tingkat pekerjaan ibu, pendidikan ayah, dan pekerjaan ayah. Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Eksklusif, Penyakit ISPA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Sosial Budaya Dan Penyakit Ispa Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Farah Diffa; Alyya Munira; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.5955

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of RISKESDAS in 2013 there were 37.2% of children under five who experienced stunting, this has increased compared to the results of RISKESDAS in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/  cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge level, family income, socio-cultural and respiratory infections with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. This research is in the form of observational analytic with a cross sectional approach. The sample of this study was 29 children aged 0-59 months obtained from the calculation of purposive sampling. Data analysis using chi square test. All children who experience stunting come from families with income below 2 million (48%), found a number of stunting children in mothers with low nutritional knowledge categories, namely 9 children (75%), it is also seen that all toddlers who experience stunting have a history of ARI (45). %). There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05. There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05 in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keyword: Stunting, Mother's Knowledge, Family Income, Respiratory Disease  ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, sosial budaya dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 29 orang anak usia 0-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Seluruh anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang berpenghasilan di bawah 2 juta (48%), ditemukan sejumlah anak stunting pada ibu dengan kategori pengetahuan gizinya rendah yaitu 9 anak (75%), terlihat pula seluruh balita yang mengalami stunting memiliki riwayat ISPA (45%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05 di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.  Kata Kunci: Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit ISPA
Penyuluhan Masyarakat Tentang Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Digampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Wildan Seni; Melsi Efrika; Ade Kiki Riezky
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.5953

Abstract

ABSTRAK Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bayi, anak dan ibu. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masayarakat  ini yaitu penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan diberikan kepada 17 ibu-ibu yang hadir di Meunasah Intan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan lebih banyak dalam kategori sedang yaitu 94,1%. Sedangkan pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan menjadi naik dari sebelumnya yaitu 100% dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dalam kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan setempat dan Petugas kesehatan agar lebih berupaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian gizi yang baik pada balita. Kata Kunci: Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan  ABSTRACT Nutrition is an important part of health and development. Good nutrition has an effect on improving the health of infants, children and mothers. Inappropriate food consumption patterns have an impact on the emergence of various malnutrition. This service aims to increase mother's knowledge about nutrition for toddlers in Meunasah Intan Village, Krueng Barona Jaya District, Aceh Besar District. The method used in this community service is counseling about nutrition. Counseling was given to 17 women who were present at Meunasah Intan. Based on the results of the analysis that has been done, it can be seen that the mother's knowledge before counseling was more in the medium category, namely 94.1%. Meanwhile, mother's knowledge after counseling has increased from before, which was 100% in the high category. With these results it can be concluded that there is a positive influence in counseling activities on mother's knowledge about nutrition. It is hoped that the local Health Office and health workers will make more efforts to increase outreach activities that can increase mother's knowledge about the importance of giving good nutrition to toddlers. Keywords: Nutritional Status, Mother's Knowledge, Counseling
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI ZAT ADITIF MAKANAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF, SIKAP DAN AKTIVITAS SISWA SMP INSHAFUDDIN KOTA BANDA ACEH Wildan Seni; Annie Kusharyanti; Ema Dauyah
Jurnal Dedikasi Pendidikan Vol 7, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/dedikasi.v7i1.3421

Abstract

This study aims to determine the improvement of students' attitudes towards snacks containing harmful additives for health and student cognitive learning outcomes. In this study, the method of classroom action research (classroom action research) consists of several stages, namely planning, action, observation and reflection. The population in this study were all students of class VIII SMP Inshafuddin Banda Aceh City. The research sample was one class which was randomized by random sampling. Instruments in the form of cognitive ability tests, student attitude scale questionnaires, interview guidelines, observation sheets. The data obtained is processed using the activity criteria that have been determined. The results of this study indicate that, 1) There was an increase in students' attitudes towards snacks containing additives that are harmful to health after the implementation of a problem-based learning process on food additives related to health with an average attitude value of 61% in cycle I and an average of 61%. the average value of the attitude of the second cycle is 83% and the gain value is 56%. 2) There is an increase in learning outcomes in each cycle where in the first cycle 10% of students complete with a classical score of 36.81, in the second cycle 65% of students complete with a classical score of 65.8 and in the third cycle 90% of students complete with a classical score of 80.8 after the application of the process problem-based learning on food additives related to health.
Edukasi Pranikah Pada Remaja Putri Di Pesantren Fajar Hidayah Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Wildan Seni; Alisa Rahayu; Annisa Yulia; Ayu Rike Mahtuah; Monalisa; Maulida; Mareni Rahma Bengi; Nurul Ula; Ulya Farha; Zahratul Rahmi; Serli Rahma Yuni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 6 (2023): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i6.219

Abstract

Masa remaja bagi anak perempuan berlangsung dalam usia 12-21 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa yang penuh problem, bukan saja bagi remaja putri itu sendiri, tetapi juga problem bagi orang tua, keluarga dan lingkungannya. Bahkan lebih jauh lagi, ketidakharmonisan terjadi pasca pernikahan dalam sebuah rumah tangga hingga banyaknya terjadi perceraian. Secara metodologis, ada dua teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam kegiatan ini yaitu melalui pembagian kuesioner sebelum mejelaskan materi (pre-test) dan sesudah menjelaskan materi (post-test). Dengan cara ini informasi yang diperoleh diharapkan akan semakin banyak, mendalam, dan lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Selanjutnya data penelitian akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis deskriptif seperti persentase, rerata, dan mode. Sedang analisis kualitatif yang diterapkan adalah analisis domain dan analisis taksonomis. Hasil penelitian dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan rata-rata tingkat pengetahuan remaja putri katagori tinggi sebelum diberikan penyuluhan adalah 12,9% dan sesudah diberikan penyuluhan menjadi 14,6%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan remaja putri pada katagori tinggi terkait edukasi pranikah. Demikian juga pada katagori sedang terjadi peningkatan yang signifikan pada pengetahuan remaja putri tentang edukasi pranikah dari 0% menjadi 87,4%.
Penyuluhan Penanggulangan Kebakaran Kompor Gas Menggunakan Alat Pemadam Api Tradisional Wildan Seni; Pasyamei Rembune Kala; Taufiq Karma; Putri Raisah; Hafni Zahara; Ghazi Mauer Idroes; Ali Bakri; Muhammad Ichsan; Siti Maulina Rukmana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 6 (2023): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i6.249

Abstract

Penyebab kebakaran selain karena faktor alam juga karena faktor manusia terutama kelalaian dan juga ketidaksiapan menghadapi kebakaran. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh seringnya terjadi kebakaran rumah yang berawal dari kompor terbakar atau meledak. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Abulyatama Aceh dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. Metode yang di lakukan adalah dengan memberikan pretest dan posttest kemudian menganalisis data dari lembar jawaban tersebut apakah peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan atau tidak mengenai api, penyebab kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam api tradisional. Sebelum diadakan kegiatan penyuluhan ini, para peserta kurang mengetahui tentang kebakaran dan cara menggunakan alat pemadam api tradisional. Kegiatan pelatihan ini dimulai dari pemaparan materi, praktek penggunaan karung basah, dan terakhir adalah tanya jawab. Dari hasil pelatihan terjadi peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah pelatihan, diantaranya terjadi peningkatan pemahaman mengenai konsep segitiga api sebesar 73,3%, peningkatan pemahaman pengetahuan penyebab atau pemicu kebakaran sebesar 60%, dan pemahaman pengetahuan penggunaan alat pemadam api tradisional mengalami peningkatan sebesar 66,7%. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua peserta yang hadir karena ini merupakan bentuk edukasi tentang kejadian kebakaran yang memang sering di alami.
Identification of Mercury Levels and Disease Symptoms in Workers at Traditional Gold Mining Sites in the Working Area of Public Health Centre Ujung Padang Rasian Lensoni; Wildan Seni; Murni Yanti; Yuni Agnes Lubis; Heri Setiawan; Taufiq Karma
Gema Lingkungan Kesehatan Vol. 22 No. 2 (2024): Gema Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gelinkes.v22i2.123

Abstract

This research aims to identify the symptoms of diseases experienced by gold mine workers due to mercury exposure in the Public Health Centre Ujung Padang Rasian work area, South Aceh Regency, Aceh Province. This study used a cross-sectional approach involving 39 respondents, and mercury levels were analyzed using an Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS) instrument. Based on the research findings, most workers experienced acute clinical symptoms such as headaches (34 respondents), coughs, and pain during urination (24 respondents). Chronic toxicity symptoms recorded included somatosensory disturbances in gold processing workers. Muscle cramps (17 respondents) and headaches (16 respondents) were the most common complaints among workers. Mercury level measurements showed that the average mercury level in workers’ urine was 207.6 µg/L. The mercury content in the studied urine samples exceeded the threshold Human Biomonitoring (HBM) set of 7 µg/L. The correlation testing indicated that mercury levels in urine correlated with several acute and chronic disease symptoms experienced by workers, such as ulcers (P value = 0.007), tongue swelling (P value = 0.007), olfactory loss (P value = 0.007), hearing disorders (P value = 0.007), and tremors (P value = 0.007). Based on the research findings, it can be concluded that more than half of the workers had mercury levels in their urine exceeding the threshold, and these mercury levels also correlated with several symptoms of diseases experienced by the workers.