Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS DI PESANTREN DARUL MUNAWWARAH PIDIE JAYA TAHUN 2018 Hafni Zahara; Linda T.Maas; Rahayu Lubis
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v5i1.701

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensasi polimorfik (eritama, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada survei American Academy of Allergy, Asthma and Immunology (AAAAI) Tahun 2013, dermatitis merupakan masalah kulit yang umum dimana terdapat 5.7 juta kunjungan dokter pertahun akibat penyakit dermatitis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan personal hygiene santri dan peran pimpinan santri terhadap kejadian dermatitis di Pesantren Darul Munawwarah Pidie Jaya Tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 90 responden dari total populasi 1480 orang. Teknik pengambilan sampel adalah random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuisioner dan observasi langsung. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan uji Regresi Logistik Berganda menggunakan Software SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan responden yang menderita dermatitis sebanyak 52.2% dan sebanyak 47.8% tidak dermatitis. Hasil uji chi-square menunjukkan variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian dermatitis adalah sikap (p=0.027) dan personal hygiene (p=0.003), sedangkan variabel pengetahuan (p=0.184) dan peran pimpinan (p=0.333) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Semakin baik sikap dan perilaku personal hygiene santri maka semakin sedikit kejadian dermatitis pada santri. Selanjutnya, diharapkan kepada santri untuk lebih memperhatikan personal hygiene (kebersihan diri) baik dari hal yang terkecil dan terbesar.
Hubungan Berat Badan Lahir, Riwayat Asi Ekslusif Dan Riwayat Imunisasi Dengan Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Putri Raisah; Hafni Zahara; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Samsudin Samsudin; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Marlinda Marlinda; Ade Kiki Riezky; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.363 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5954

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of Riskesdas in 2013 there were 37.2% of children under five experienced stunting, this has increased compared to the results of Riskesdas in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight, history of exclusive breastfeeding, and history of immunization with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. This research method is analytic with a cross-sectional study approach. Sampling in this study was simple random sampling with a simple random technique carried out by taking cases to the respondent's house, with a sample size of 29 toddlers meeting the inclusion and exclusion criteria. Data analysis using chi-square test. The result of this research is that the birth weight of toddlers aged 0-59 months is mostly in the low birth weight category, namely 18 toddlers (62.1%). There is a relationship between birth weight and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). The history of exclusive breastfeeding for toddlers aged 0-59 months was mostly in the non-exclusive category, namely 18 toddlers (62.1%). There was a relationship between a history of exclusive breastfeeding and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Most of the immunizations for toddlers aged 0-59 months were in the incomplete category, namely 15 toddlers (51.7%). There is a relationship between immunization and stunting status in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Regency (p < 0.05). Conclusion: There is a relationship between a history of immunization, birth weight of children under five, and history of exclusive breastfeeding with stunting in children aged 0-59 months in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keywords: Stunting, Birth Weight, Immunization, Exclusive Breastfeeding     ABSTRAK  Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan lahir, riwayat asi ekslusif dan riwayat imunisasi dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara simple random sampling dengan teknik acak sederhana dilakukan dengan mengambil kasus ke rumah responden, dengan besaran sampel sebanyak 29 balita memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yaitu berat badan lahir balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori Berat badan lahir rendah yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan berat badan lahir dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Riwayat asi ekslusif balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak ekslusif yaitu 18 balita (62,1%). Ada hubungan riwayat asi ekslusif dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Imunisasi balita usia 0-59 bulan paling banyak berada pada kategori tidak lengkap yaitu 15 balita (51,7%). Ada hubungan imunisasi dengan status stunting pada balita usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh (p < 0.05). Kesimpulan: Ada hubungan antara riwayat imunisasi, BB lahir balita dan riwayat asi ekslusif dengan stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. Kata kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, Imunisasi, Asi Eksklusif
Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Putri Raisah; Hafni Zahara; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Murni Murni
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.08 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5957

Abstract

ABSTRACT Stunting (short) is chronic malnutrition which is characterized by a difference in the height of children who are shorter compared to children his age, this is a failure in child growth that is a problem in the world. According to the World Health Organization (WHO) stunting is a nutritional status measured based on the PB/U or TB/U index where in anthropometric standards of child nutritional status assessment, the measurement results are at the threshold (Z-score) reaching less than -2 standard deviations <-2 elementary school to -3 elementary school (short/stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). Riskesdas in 2018 showed improvements in nutritional status in toddlers in Indonesia, but for aceh area it is still ranked third largest in the category of proportion of nutritional status is very short and short. Factors that affect stunting incidence include BBLR, birth length, exclusive breastfeeding history, family income, education, number of family members, parenting patterns, incomplete immunization status, and family characteristics in the form of parental work, parental education and family economic status. Based on the preliminary study, researchers wanted to see an overview of the factors that can affect the incidence of stunting in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. Purpose to find out the picture of risk factors for stunting events in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta District Baro Aceh Besar Regency. This research is descriptive. The sample of this study is a total sampling of 29. Data collection uses questionnaires with interview techniques. Data analysis with univariate analysis. Result Of the 29 resporndens described that 58.6% were male toddlers, 62.1% were with low birth weight (< 2.5 kg), 31% were stunted, with 55.2% of mothers highly educated, 58.6% as housewives, while 58.6% of middle-educated fathers, 44.8% working self-employed, 65.5% of family income <2 million, 58.5% of highly knowledgeable mothers, 62.1% of toddlers' breast milk history is not exclusive and 69% of toddlers have a history of having ever suffered from ISPA disease. From the data above, it can be concluded that the risk factors for stunting are low birth weight, family income, exclusive breastfeeding history and history of ISPA disease in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. While variable gauges that cannot be used as a reference are the level of mother's work, father's education, and father's work. Keyword: Stunting, Risk Factors For Stunting, ToddlersABSTRAK Stunting (pendek) merupakan kurang gizi kronik yang ditandai dengan adanya perbedaan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya, hal ini merupakan suatu kegagalan pada pertumbuhan anak yang menjadi masalah didunia. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah status gizi yang diukur berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-score) mencapai kurang dari -2 standar deviasi <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia, namun untuk daerah aceh masih menduduki peringkat ketiga terbesar dalam kategori proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diantaranya BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Pola pengasuhan, status imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut maka peneliti ingin melihat gambaran dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tujuan Untuk mengetahui gambaran faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total sampling yaitu 29. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Analisis data dengan analisa univariat. Dari 29 respornden menggambarkan bahwa 58,6% dengan jenis kelamin balita laki-laki,  62,1% dengan Berat Badan lahir rendah, 31% yang mengalami stunting, dengan 55,2% ibu berpendidikan tinggi, 58,6% sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 58,6% ayah berpendidikan menengah, 44,8% bekerja wiraswasta, 65,5% pendapatan keluarga <2 juta, 58,5% ibu berpengetahuan tinggi, 62,1% riwayat ASI balita tidak eksklusif dan 69% balita memiliki riwayat pernah menderita penyakit ISPA. Dari data diatas dapat disimpulkan bahya yang menjadi faktor resiko terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah, pendapatan keluarga, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit ISPA pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan variable pengukur yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan yaitu tingkat pekerjaan ibu, pendidikan ayah, dan pekerjaan ayah. Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Eksklusif, Penyakit ISPA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Sosial Budaya Dan Penyakit Ispa Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Farah Diffa; Alyya Munira; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.5955

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of RISKESDAS in 2013 there were 37.2% of children under five who experienced stunting, this has increased compared to the results of RISKESDAS in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/  cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge level, family income, socio-cultural and respiratory infections with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. This research is in the form of observational analytic with a cross sectional approach. The sample of this study was 29 children aged 0-59 months obtained from the calculation of purposive sampling. Data analysis using chi square test. All children who experience stunting come from families with income below 2 million (48%), found a number of stunting children in mothers with low nutritional knowledge categories, namely 9 children (75%), it is also seen that all toddlers who experience stunting have a history of ARI (45). %). There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05. There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05 in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keyword: Stunting, Mother's Knowledge, Family Income, Respiratory Disease  ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, sosial budaya dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 29 orang anak usia 0-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Seluruh anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang berpenghasilan di bawah 2 juta (48%), ditemukan sejumlah anak stunting pada ibu dengan kategori pengetahuan gizinya rendah yaitu 9 anak (75%), terlihat pula seluruh balita yang mengalami stunting memiliki riwayat ISPA (45%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05 di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.  Kata Kunci: Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit ISPA
Penyuluhan Masyarakat Tentang Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Digampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Wildan Seni; Melsi Efrika; Ade Kiki Riezky
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.5953

Abstract

ABSTRAK Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bayi, anak dan ibu. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masayarakat  ini yaitu penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan diberikan kepada 17 ibu-ibu yang hadir di Meunasah Intan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan lebih banyak dalam kategori sedang yaitu 94,1%. Sedangkan pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan menjadi naik dari sebelumnya yaitu 100% dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dalam kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan setempat dan Petugas kesehatan agar lebih berupaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian gizi yang baik pada balita. Kata Kunci: Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan  ABSTRACT Nutrition is an important part of health and development. Good nutrition has an effect on improving the health of infants, children and mothers. Inappropriate food consumption patterns have an impact on the emergence of various malnutrition. This service aims to increase mother's knowledge about nutrition for toddlers in Meunasah Intan Village, Krueng Barona Jaya District, Aceh Besar District. The method used in this community service is counseling about nutrition. Counseling was given to 17 women who were present at Meunasah Intan. Based on the results of the analysis that has been done, it can be seen that the mother's knowledge before counseling was more in the medium category, namely 94.1%. Meanwhile, mother's knowledge after counseling has increased from before, which was 100% in the high category. With these results it can be concluded that there is a positive influence in counseling activities on mother's knowledge about nutrition. It is hoped that the local Health Office and health workers will make more efforts to increase outreach activities that can increase mother's knowledge about the importance of giving good nutrition to toddlers. Keywords: Nutritional Status, Mother's Knowledge, Counseling
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyakit Demam Berdarah di Desa Gla Dayah Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Putri Raisah; Yuni Rahmayanti; Hafni Zahara; Nurmila Nurmila
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 5 (2023): Volume 3 Nomor 5 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.164 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i5.10251

Abstract

ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan satu dari sekian banyak penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang banyak ditemui di daerah yang beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penyakit ini dapat terjadi sepanjang tahun dan menyerang setiap individu tanpa memandang umur. penyakit ini muncul berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan penyakit demam berdarah dengue DBD di Desa Gla Dayah Kecamatan Krueng Baronna Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain analitik cross sectional. Populasi adalah semua masyarakat di Desa Gla Dayah Kecamatan Krueng Barona Jaya sebanyak 690 orang. Sampel penelitian yaitu 74 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling, data dianalisis dan diuji dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p ≤ 0.05. Menunjukkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 51 (68,9%) dan responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 23 (31,1%). Kemudian responden yang memiliki sikap baik sebanyak 52 (70,3%) dan responden yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 22 (29,7%). Ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pencegahan penyakit DBD di Desa Gla Dayah Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD
Relationship Level Of Education And Knowledge With The Incidence Of Dermatitis In The CommunityAt Puskesmas Patek, Aceh Jaya District Hafni Zahara; Putri Raisah; Taufiq Karma; Yesi Yuliana
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.084 KB)

Abstract

Skin disease is the most workers' disease after bone and muscle disease. Occupational contact dermatitis ranks first in occupational skin diseases, 80% are irritant contact dermatitis and the remaining 20% ​​are allergic contact dermatitis. In general, this study aims to see whether there is a relationship between the level of education and knowledge with the incidence of contact dermatitis in the community in the working area of ​​the Patek Public Health Center, Aceh Jaya district, with a total population of 198 people. This study used a quantitative research type with a cross sectional approach. The population in this study was 198 people with a sample of 67 people using a purposive sampling technique in taking the sample. Statistical analysis using chi-square test. The results showed that 24 (35.8%) respondents had junior high school education, 33 (49.3%) had high school education, and 10 (14.9%) undergraduate education. Based on the statistical test with the chi-square test, it was obtained that the p value = 0.455 (> 0.05) then Ha is accepted, which means that there is no relationship between education and the incidence of dermatitis. While the 25 respondents who had high knowledge there were 11 people (16.4%) who had allergic contact dermatitis and 14 people (20.9%) who had irritant contact dermatitis. While the 42 respondents who had low knowledge, there were 14 people (20.9%) who had allergic contact dermatitis and 28 people (41.8%) who had irritant contact dermatitis. Based on statistical tests with the chi-square test, it was obtained that p value = 0.383 (> 0.05) so Ha was accepted, which means that there is no relationship between education and the incidence of dermatitis.
Pengetahuan Tentang Gaya Hidup dengan Status Hipertensi Lansia (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Lageun Aceh Jaya) Putri Raisah; Hafni Zahara; Sarida Sarida
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.248 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i6.10561

Abstract

ABSTRACT Hypertension is one of the most common health problems in the world which is indicated if a person has a systolic blood pressure of ≥140 mmHg and/or a diastolic blood pressure of ≥90 mmHg, on repeated examinations. One of the factors that influence the incidence of hypertension is lifestyle. Lifestyle is the most important factor that greatly influences people's lives, and an unhealthy lifestyle can cause hypertension. The purpose of this research is to find out knowledge about lifestyle with elderly hypertension status. This study uses a type of quantitative research with a cross sectional approach. The population is 172 people with a total sample of 63 people. The sampling technique was purposive sampling. The data were analyzed and tested using the chi-square test with a p value ≥ 0.05. showed that 18 respondents (28.6%) had good knowledge and 45 respondents (71.4%) had poor knowledge. There is no relationship between knowledge about lifestyle and elderly hypertension status (a case study in the Work Area of the Lageun Health Center, Setia Bakti District, Aceh Jaya Regency). Keywords: Knowledge, Hypertension, Lifestyle, Elderly.  ABSTRAK Penyakit hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia dengan ditandai jika seseorang memiliki tekanan darah sistolik sebesar ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sebesar ≥90 mmHg, pada pemeriksaan berulang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi yaitu gaya hidup. Gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan gaya hidup yang tidak sehat, dapat meyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengetahuan tentang gaya hidup dengan status hipertensi lansia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebesar 172 orang dengan jumlah sampel 63 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, data dianalisis dan diuji dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p ≥ 0.05. menunjukkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 18 (28,6%) dan responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 45 (71,4%). Tidak ada hubungan pengetahuan tentang gaya hidup dengan status hipertensi lansia (studi kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Lageun Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya).Kata Kunci: Pengetahuan; Hipertensi; Gaya Hidup; Lansia.
Penyuluhan Penanggulangan Kebakaran Kompor Gas Menggunakan Alat Pemadam Api Tradisional Wildan Seni; Pasyamei Rembune Kala; Taufiq Karma; Putri Raisah; Hafni Zahara; Ghazi Mauer Idroes; Ali Bakri; Muhammad Ichsan; Siti Maulina Rukmana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 6 (2023): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i6.249

Abstract

Penyebab kebakaran selain karena faktor alam juga karena faktor manusia terutama kelalaian dan juga ketidaksiapan menghadapi kebakaran. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh seringnya terjadi kebakaran rumah yang berawal dari kompor terbakar atau meledak. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Abulyatama Aceh dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. Metode yang di lakukan adalah dengan memberikan pretest dan posttest kemudian menganalisis data dari lembar jawaban tersebut apakah peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan atau tidak mengenai api, penyebab kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam api tradisional. Sebelum diadakan kegiatan penyuluhan ini, para peserta kurang mengetahui tentang kebakaran dan cara menggunakan alat pemadam api tradisional. Kegiatan pelatihan ini dimulai dari pemaparan materi, praktek penggunaan karung basah, dan terakhir adalah tanya jawab. Dari hasil pelatihan terjadi peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah pelatihan, diantaranya terjadi peningkatan pemahaman mengenai konsep segitiga api sebesar 73,3%, peningkatan pemahaman pengetahuan penyebab atau pemicu kebakaran sebesar 60%, dan pemahaman pengetahuan penggunaan alat pemadam api tradisional mengalami peningkatan sebesar 66,7%. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua peserta yang hadir karena ini merupakan bentuk edukasi tentang kejadian kebakaran yang memang sering di alami.
Pendidikan Kesehatan Tentang Penyakit Scabies Di Pesantren Darul Ihsan Aceh Besar Hafni Zahara; Mansura Feby Amanda; Mhd Hidayatullah; Ananda Alfinura; Reva Putri Diana; Mutia Ifa; Gelva Irayana; Cut Salma; Raudatul Aina; Siti Nazaruddin; Qurratu Annisa; Ertia Ayoni
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2023): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v2i3.846

Abstract

Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang pada permukaan tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit kulit adalah penyakit infeksi di temui hampir di setiap pondok pesantren dan dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada santri tentang penyakit kulit khususnya scabies, agar santri terhindar dari scabies dan mampu mencegah penularan scabies.  Berdasarkan hasil analisis tingkat pengetahuan santri sebelum mendapatkan pemaparan materi adalah sebanyak 10 santri (45%) memiliki tingkat pengetahuan rendah, dan sebanyak 12 santri (55%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Tingkat pengetahuan ini meningkat setelah santri mendapatkan pemaparan materi yaitu santri yang memiliki tingkat pengetahuan rendah 5 santri (23%), dan sebanyak 17 santri (77%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Kegiatan pendidikan kesehatan sangat memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan kepada santri,  kegiatan ini perlu dilakukan secara lebih luas agar menambah pengetahuan santri terkait kesehatan.