Claim Missing Document
Check
Articles

EFEK PEMBERIAN DOSIS HERBISIDA (Nikosulfuron) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L) Kurnia Herdiana; Acep Atma Wijaya; Dadan Ramdani Nugraha; Dedi Widayat
AGRIVET JOURNAL Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gulma merupakan tanaman yang mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman pokok. Keberadaan gulma di pertanaman menyebabkan kompetisi dengan tanaman pokok dalam memperoleh nutrisi, cahaya, ruang tumbuh untuk proses pertumbuhan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efikasi pemberian herbisida (Nikosulfuron) dalam mengendalikan pertumbuhan gulma di pertanaman jagung. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka Cikasarung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dilapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu. (A) Nikosulfuron dosis 525 ml/ha. (B) Nikosulfuron dosis 700 ml/ha. (C) Nikosulfuron dosis 875 ml/ha. (D) Nikosulfuron dosis 1050 ml/ha. (E) Penyiangan manual. (F) Tanpa penyiangan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada traf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Herbisida dengan dosis Nikosulfuron 875 ml/ ha memberikan pengaruh yang cukup baik dalam menekan pertumbuhan gulma, fitoksitas terhadap tanaman jagung, serta hasil tanaman jagung.Kata kunci: Nikosulfuron, Penyiangan, Gulma, Herbisida
EFFECTS OF GLYPHOSATE POTASSIUM 660 G L-1 ON TRANSGENIC AND CONVENTIONAL CORN VARIETIES Denny Kurniadie; Uum Umiyati; Dedi Widayat
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 26 No. 3 (2019)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.082 KB) | DOI: 10.11598/btb.2019.26.3.911

Abstract

The transgenic corn variety, NK 603, which contains a gene called CP4 EPSPS (5-enolpyruvyl shikimate-3-phosphate synthase) which makes the corn plants tolerant to the glyphosate herbicide, on the other hand conventional corn varieties are sensitive to glyphosate.  It was required to test the chlorosis and burn-down effect both in transgenic and conventional corn varieties due to glyphosate. The experiment was conducted to quantify the burn-down effects and chlorosis due to the application of herbicide glyphosate potassium 660 g l-1 on two varieties of corn at the Agriculture Faculty Research Station of Padjadjaran University, West Java, Indonesia, from December 2015 to April 2016. The experiment was arranged in randomized block design with 20 treatments and each treatment replicated twice. At 15 days and 20 days after planting, five transgenic corn varieties (C7 RR, 979 RR, 77 RR, 85 RR and 95 RR) and five conventional corn varieties (C7, 979,77,85 and 95) were applied with herbicide glyphosate potassium 660 g l-1 at a dose of 2 L ha-1. The results showed that the herbicide was effective to control the weed in both transgenic and conventional corn varieties. The transgenic corn variety exhibited smaller percentages of chlorosis (0-20%) and no burn-down effect was observed following applications of glyphosate potassium 660 g l-1. On the other hand, chlorosis and burn-down effects were found on all conventional corn varieties.  The yield of transgenic corn varieties was higher than those of the conventional corn varieties.
POTENSI MIKROBA ASAL MIKROORGANIME LOKAL DALAM MENINGKATKAN PERKECAMBAHAN BENIH PAPRIKA Abdul Hasyim Sodiq; Mieke Rochimi Setiawati; Dwi Andreas Santosa; Dedi Widayat
Jurnal Agroekoteknologi Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jur.agroekotetek.v11i2.7694

Abstract

ABSTRACTThis experiment was continues from the study of biological fertilizers potential’slocal microorganisms from the best main raw materials obtained from previousexperiments. This experiment used five selected raw materials to make localmicroorganisms, including: bamboo roots, broccoli leaves, chicken manure, rabbit manure and goat manure, each raw material was made 2 times so that there were 10 local microorganisms samples. The results showed that the highest of total bacterial population were shown by local microorganisms goat manure with a value of 7.2 x 105 cfu/ml, then the highest population of Azotobacter and Azospirillium were shown by local microorganisms rabbit manure with values of 6.4 x 104 cfu/ml and 3.5 x 103 cfu/ml and total fungi populations was local microorganisms goat manure with a value of 4.7 x 103 propagules/ml. In the pathogenicity test, 9 nine bacterial isolates were obtained, 25 Azotobacter isolates, 15 Azospirillium isolates were proven to provide negative responses to the pathogenicity test. Furthermore, in the seed nurserytest, only 33 microbial isolates were obtained which could support the growth ofpaprika seeds with the best results were shown by aquadest water control, 4B-1 NFB, 5A-1 NFB, and 1A-2 NFB isolates respectively. 
TEKNIK APLIKASI HERBISIDA DAN CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BAIK DAN BENAR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN Yayan Sumekar; Dedi Widayat; Uum Umiyati; Sri Ayu Andayani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.772 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i2.2270

Abstract

Kehadiran gulma pada pertanaman jagung merupakan salah satu kendala yang dapat mengurangi hasil panen, hal tersebut akibat adanya persaingan dalam pengambilan unsure hara, cahaya, ruang tumbuh, dan air. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara mekanis, kultur teknis, biologis, kimia dengan penggunaan herbisida, atau secara terpadu. Diantara berbagai macam cara pengendalian gulma yang paling banyak dilakukan selain cara mekanis, adalah dengan penggunaan herbisida. Bahan organik merupakan bagian penting dari tanah yang dapat memperbaiki sifat tanah, baik sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah. Keberadaan bahan organik mutlak diperlukan dan dipertahankan guna memelihara keserasian fungsi ekologis dalam tanah, kesinambungan produksi dan kelestarian lingkungan. Salah satu bentuk bahan organik yang sangat baik untuk meningkatkan produktivitas lahan adalah kompos. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pemahaman dan pelatihan teknik aplikasi herbisida atrazine,serta memberikan pemahaman dan pelatihan teknik pembuatan pupuk kompos. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan tanggal 11 dan 17 Juli 2021 di Lahan SPLPP Ciparay, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Peserta kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini meliputi mahasiswa peserta KKN Virtual dan para petani sekitar lokasi kegiatan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara hybrid. Materi yang diberikan meliputi wawasan tentang herbisida, kebutuhan alat dan bahan aplikasi herbisida, kalibrasi herbisida, dan cara aplikasi herbisida. Sedangkan untuk materi teknik pembuatan kompos yang diberikan meliputi penjelasan tentang pupuk kompos, bahan dan alat untu pembuatan kompos, serta teknik pembuatan pupuk komposnya. Hasil yang dicapai para peserta jadi memahami cara pembuatan kompos yang benar sekaligus paham manfaat kompos bagi pertanian jangka panjang. Para peserta juga menjadi paham tentang tata cara aplikasi herbisida mulai dari pentingnya pengaturan dosis serta memahami tentang tata cara aplikasi herbisida yang benar di lapangan.
Pengaruh Campuran Herbisida Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l Terhadap Pertumbuhan Beberapa Jenis Gulma Serta Hasil Jagung (Zea mays L.) Uum Umiyati; Dedi Widayat; Denny Kurniadie; Reza Yudha Fadillah; Deden Deden
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 2, No 1 (2019): Agro Sintesa Jurnal Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.398 KB) | DOI: 10.33603/jas.v2i1.2497

Abstract

Gulma sebagai kompetitor bagi tanaman jagung dalam memanfaatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh.  Pengendalian gulma menggunakan herbisida sangat diminati oleh petani karena lebih efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma. Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma dipertanaman jagung adalah herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l terhadap pertumbuhan gulma pada tanaman jagung. Penelitian dilakukan dari bulan September 2018 sampai Januari 2019 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 (enam) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah A). Herbisida campuran Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l dosis 1,50 l/ha, B). Dosis 2,0 l/ha, C). Dosis 2,50 l/ha, D). Dosis 3,0 l/ha, E). Penyiangan manual, F). Kontrol. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%. Herbisida campuran Atrazin 500 g/l + Mesotrion 50 g/l dengan dosis 1,5 l/ha - 3,0 l/ha  mampu menekan pertumbuhan gulma  Ageratum conyzoides; Richardia brasiliensis; Synedrella nodiflora dan gulma lainnya.serta tidak menimbulkan keracunan terhadap tanaman jagung. Pada Dosis 3,0 l/ha hasil tanaman jagung tertinggi sebesar 152,52 gram /petak. Kata Kunci : herbisida, jagung, gulma
Peran Herbisida Campuran Triafamone 100 SC dan Tefuryltrione 200 SC dalam Menekan Pertumbuhan Gulma dan Menekan Kehilangan Hasil Padi Sawah Sistem Tabela Dedi Widayat; Uum Umiyati; Yayan Sumekar; Denny Kurniadie
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 2, No 1 (2019): Agro Sintesa Jurnal Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.691 KB) | DOI: 10.33603/jas.v2i1.2498

Abstract

Salah satu masalah dalam budidaya padi sawah sistem tabela adalah gulma, yang dapat menurunkan hasil sampai 45 %.  Pengendalian gulma menggunakan herbisida pada tanaman padi sudah umum dilakukan untuk mengatasi masalah gulma, efisiensi waktu, tenaga kerja dan biaya produksi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran herbisida campuran Triafamone 100 SC dan herbisida Tefuryltrione 200 SC dalam  menekan gulma dan menekan kehilangan hasil padi sawah system tabela.. Percobaan dilakukan di Sanggar Penelitian dan Latihan Penyuluh Pertanian (SPLPP) Baleendah, Bandung pada bulan Januari 2018 sampai Mei 2018.  Rancangan percobaan menggunakan RAK dengan 7 perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan tersebut adalah A dosis herbisida campuran Triafamone 100 SC dan herbisida Tefuryltrione 200 SC =150 ml/ha; B=175  ml/ha; C = 200 ml/ha; D = 250 ml/ha; E=300 ml/ha; F= Penyiangan manual; G = kontrol/tanpa penyiangan.  Hasil penelitian meunjukkan bahwa herbisida Triafamone 100 SC + Tefuryltrione 200 SC mulai dosis 150 ml/ha dapat menekan gulma Cyperus difformis sebesar 82 %, dan mulai dosis 175 ml/ha menekan Echinochloa colona sebesar 95,6 % dan gulma total sebesar 95 %.  Sampai dosis 300 ml/ha herbisida Triafamone 100 SC + Tefuryltrione 200 SC tidak menimbulkan keracunan pada tanaman padi. Herbisida Triafamone 100 SC+Tefuryltrione 200 SC mulai 175 ml/ha menekan kehilangan hasil padi akibat gulma sebesar 98%. Kata kunci:  Herbisida campuran, kehilangan hasil, pertumbuhan gulma, tabela.
Campuran Herbisisda Berbahan Aktif Isopropilamina Glifosat 380 g/l + Imazetapir 40 g/l + Karfentrazon Etil 8 g/l Untuk Mengendalikan Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet Menghasilkan (TM) Uum Umiyati; Dedi Widayat; Yayan Sumekar; Denny Kurniadie; Danny Hajayogaswara
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 2, No 2 (2019): Agrosintesa: Jurnal ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.109 KB) | DOI: 10.33603/jas.v2i2.3195

Abstract

Efektifitas Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/L sebagai Pengendali Gulma pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Uum Umiyati; Dedi Widayat; Nurdetik Salarti
AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN Vol 1, No 1 (2018): AGRO SINTESA JURNAL ILMU BUDIDAYA PERTANIAN
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.038 KB) | DOI: 10.33603/.v1i1.1364

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis herbisida paraquat diklorida 276g/L terhadap pertumbuhan gulma pada tanaman tebu. Percobaaan dilakukan dilahan Pabrik gulaRajawi II Desa Dompyong Kabupaten Cirebon. Percobaan menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) dengan enam perlakuan dan empat ulangan sehinga didapat 24 plot percobaan,jenis perlakuan yang diuji adalah : a) (Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/l dosis 1,5 L/ha), b)(Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/l dosis 2,0 L/ha), c) (Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/ldosis 2,5 L/ha), d) (Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/l dosis 3,0 L/ha), e) Penyiangan secaramanual 1 kali di awal), f) (Kontrol : tanpa perlakuan). Perbedaan antar perlakuan diuji denganmenggunakan uji F, dan untuk uji lanjut digunakan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.Hasil percobaan menunjukan bahwa Herbisida paraquat diklorida 276 g/l mulai dosis 1,5 l/hahingga 3 l/ha dapat menekan gulma Fimbristylis miliacea (L.), Leptochloa chinensis (L.),Ludwegia octovalvis (jacq.), dan gulma total sampai delapan minggu setelah aplikasi (MSA),sedangkan untuk gulma Echinochloa colonum L. hanya sampai empat MSA. Aplikasi herbisidaparaquat diklorida 276 g/l dari dosis 1,5 l/ha hingga 3,0 l/ha tidak menunjukkan keracunan padatanaman tebu, sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman tebu.
Molecular identification of isolates from local microorganisms as potential biofertilizer Abdul Hasyim Sodiq; Mieke Rochimi Setiawati; Dwi Andreas Santosa; Dedi Widayat
SAINS TANAH - Journal of Soil Science and Agroclimatology Vol 18, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/stjssa.v18i2.44476

Abstract

Local microorganisms (MOL) are liquid fertilizers commonly used by farmers to help increase crop production. Beneficial microbes in MOL need to characterize their interactions and ability to produce growth drive compounds. The purpose of this research is to identify the superior microbial isolates from MOL made by farmers from Cibodas Lembang Bandung, Indonesia that can produce phytohormones as biofertilizers. The results of the microbial selection of MOL derived from three best microbes are 1A-2 NFB, 4A-1 NFB, and 4B-1 NFB with the ability to produce auxin, i.e., 19.41 ppm, 17.18 ppm, and 10.59 ppm, respectively. The compatibility test between the three isolates showed negative results so that it was possible to apply three microbes as a consortium. The results of a molecular identification with a 16S rRNA analysis indicate strain microbe 1A-2 NFB: Bacillus cereus (99.88% homology), 4A-1 NFB: Bacillus cereus (99.76% homology), and 4B-1 NFB: Lysinibacillus sp. (99.88% homology).
Sifat Campuran Herbisida Berbahan Aktif Bentazon dan MCPA Terhadap Gulma Daun Lebar, Teki dan Rumput Uum Umiyati; Dedi Widayat; Dani Riswandi; Reza Amalia
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 23, No 1 (2021): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v23i1.43981

Abstract

Weed control using a single herbicide with same active ingredients can add the risk of weed resistance. Using mixed herbicides can increase the spectrum of weeds controlled, and inhibit weed resistance. Herbicide mixture with two or more types of active ingredients will show the interactions between one and another ingredient. These interactions could be synergistic, antagonistic, and additive. The research was to determine the response of mixed herbicide Bentazon, MCPA 460 g. L⁻¹ and their mixed characteristic. This experiment was conducted from June until August 2019 in the greenhouse at the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The treatment consisted of three types of herbicides with six dose levels, namely a single herbicide of Bentazon 400 g. L⁻¹ and MCPA 60 g. L⁻¹ (4; 2; 1; 0.5; 0.25; 0 L.ha⁻¹), a mixed herbicide Bentazon MCPA 460 g.L⁻¹ (5; 2.5; 1.25; 0.625; 0.3215; 0 L.ha⁻¹) with four replications. The target weeds tested were Spenochlea zeylanica, Ludwigia hyssopifolia, Fimbristylis miliacea, and Cyperus iria was taken from the Ciparay area. Data were analysed by linear regression analysis and multiplicative survival model (MSM) method to determine the LD50 treatment and expectation. The result showed that compound herbicides of Bentazon and MCPA LD50 treatment (0,3857 g.ha⁻¹) had smaller value than LD50 expectation (0,6943 g.ha⁻¹) with a ecotoxicity value of 1.8 (> 1), so that the herbicide mixture was synergistic.