Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Metil Metsulfuron 0,7% + Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4-D Na 75% terhadap Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah Dedi Widayat; Uum Umiyati; Yayan Sumekar; Citra Berta W Gultom
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.133 KB) | DOI: 10.33661/jai.v3i2.1370

Abstract

Zero tillage system and herbicides are widely used to overcome the lost of yield due to the weeds. Herbicides are used in this experiments were herbicides active inggredients mixture ofmethylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75%. This experiment aims to determine the effect of mixed herbicide methyl metsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2.4-D Na 75% to the weeds, growth and yield of Ciherang varieties of rice crops on the Landless system. The experiment was held in October 2016 until January 2017 at SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian) Faculty of Agriculture UNPAD Raya Laswi Street Numb. 176 Jelekong Bale Endah Subdistrict, Bandung Regency, West Java. The experiments used a Randomized Block Design with 7 treatments and 4 replications, they are : A. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 750 g / ha, B. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1000 g / ha, C. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1250 gr / ha, D. Methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% 1500 gr / ha, E. Manual weeding + OTS (maximum tillage), F.Maximum tillage (OTS) + without weeding. The result of the research showed that various doses of herbicide mixture of methyl metsulfuron 0,7% + chlorimuron ethyl 0,7% + 2,4-D Na 75% give effect to suppressionthe weight of weeds and not give effect to the growth and yield of rice crops. Key words : Weeds, methylmetsulfuron 0.7% + chlorimuron ethyl 0.7% + 2,4-DNa 75% , Rice Crop, Zero Tillage System
Pengaruh Dosis Herbisida Ethoxysulfuron 15 WG Terhadap Gulma, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Varietas Ciherang Dedi Widayat; Dani Riswandi; Aty Fujiaty Setiawan
Agrologia Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Agriculture, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/a.v6i2.170

Abstract

Weeds in rice fields decrease the quantity and quality of yield. One of the methods used to control weeds is chemical herbicide. The objective of this research was to find out the effective dosages of herbicide Ethoxysulfuron 15 WG on weeds growth as well as growth and yield of rice plants var. Ciherang. This experiment was used Randomized Block Design with seven treatments and four replication. The Ethoxysulfuron doses trated to rice field  6 g/ha,  9 g/ha, 12 g/ha, 15 g/ha and 18 g/ha. The two control treatments were  mechanical weeding, and without weeding and herbicide. The experimental result showed that Ethoxusylfuron herbicide with the dosage of 9 g/ha could suppress the growth of weed Ludwigia adscendens, Ludwigia perrenis, Fimbristylis miliacea,other weeds, and total weeds and give a good impact on yield of rice plants.
EFEKTIVITAS HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA 140 G/L TERHADAP PENEKANAN GULMA, PERTUMBUHAN, DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.) Yayan Sumekar; Dedi Widayat; Ika Aprillia
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 9 No. 1 (2021): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.623 KB) | DOI: 10.31949/agrivet.v9i1.1147

Abstract

Maize (Zea mays L.) is one of the cereal group's commodities with high economic value because of its position as the main source of carbohydrates and protein after rice. The problem that often occurs in maize cultivation and greatly affects maize productivity is weeds. Chemical weed control using herbicides in large crop areas can be the right choice because it can save production costs and reduce damage to soil structures. Paraquat dichloride herbicide is a non-selective contact herbicide, which has the characteristic that when exposed to sunlight the herbicide molecules react to produce hydrogen peroxide which damages cell membranes and all plant organs, causing the plant to burn. This herbicide can control grass and broadleaf weeds. The research conduct from March - July 2020 at the Ciparanje experimental field, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. The treatment design used a Randomized Block Design (RBD) with 7 treatments, namely: Paraquat dichloride 140 g/l at a dose 1.00 l/ha; Paraquat dichloride 140 g/l dose 1.25l/ha; Paraquat dichloride 140 g/l dose 1.50 l/ha; Paraquat dichloride 140 g/l dose 1.75 l/ha; Paraquat dichloride 140 g/l at a dose of 2.00 l/ha; Manual Weeding; Control (No Treatment). The difference in trials using the F test and tested using the Duncan test at the 5% real level. The results showed that applying the herbicide Paraquat dichloride 1.00 l/ha - 2.00 l/ha could control weeds in maize cultivation up to 6 weeks after application and positively affect the growth yield of maize.
EFEKTIVITAS HERBISIDA PIRAZOSULFURON ETIL TERHADAP GULMA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Dedi Widayat; Yayan Sumekar; Michael; Yuyun Yuwariah
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 9 No. 1 (2021): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.254 KB) | DOI: 10.31949/agrivet.v9i1.1148

Abstract

Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam produksi padi sawah. Gulma menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman padi sawah sehingga gulma harus dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida berbahan aktif Etil pirazosulfuron 20% untuk mengendalikan gulma padi sawah. Percobaan dilaksanakan di SPLPP Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Ciparay, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada bulan November 2018 sampai Maret 2019. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok satu faktor dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Percobaan terdiri dari lima perlakuan herbisida berbahan aktif Etil pirazosulfuron 20% dengsan dosis 12 g/ha, 16 g/ha, 20 g/ ha, 24 g/ha, pengendalian gulma manual, dan tanpa pengendalian gulma. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi herbisida berbahan aktif Etil pirazosulfuron 20% mulai dosis 16-16 g/ha mampu menekan pertumbuhan gulma Ludwigia octovalis, Marsilea crenata, Monochoria vaginali, Sphenoclea zeylanica, Cyperus iria, gulma species lain dan gulma total, serta menghasilkan produksi padi yang lebih optimal. Kata kunci : herbisida, Etil pirazosulfuron 20%, gulma, padi sawah
Pengaruh Dosis Herbisida Campuran Penoksulam Dan Pretilaklor Terhadap Gulma, Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Yayan Sumekar; Dedi Widayat
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 10 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v10i2.2886

Abstract

Gulma adalah kendala biotik utama yang dapat mengakibatkan penurunan hasil gabah pada padi sawah. Teknik pengendalian secara kimia memberikan pengaruh yang cepat serta biaya yang lebih rendah sehingga lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis herbisida campuran yang efektif dalam menekan pertumbuhan gulma sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2021 di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari; 5 dosis herbisida campuran Penoksulam 15 g/l + Pretilaklor 385 g/l (dengan dosis 1,00 l/ha, 1,50 l/ha, 2,00 l/ha, 2,50 l/ha, 3,00 l/ha), penyiangan manual, dan kontrol (tanpa penyiangan dan tanpa herbisida). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida campuran Penoksulam 15 g/l + Pretilaklor 385 g/l pada dosis 1,00 l/ha sampai dengan 3,00 l/ha efektif dalam menekan pertumbuhan gulma dominan Ludwigia octovalvis, Cyperus difformis, Fimbristylis miliacea, Ammania coccinea, Monochoria vaginalis, gulma lain, dan gulma total hingga 6 MSA serta tidak meracuni tanaman padi sawah. Seluruh dosis herbisida campuran menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 3 MSA, jumlah anakan pada 3 MSA dan 6 MSA, jumlah malai per rumpun, dan berat gabah kering giling sedangkan tinggi tanaman pada 6 MSA, jumlah bulir per malai, serta bobot 1000 butir tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Pelatihan Teknologi Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Kabupaten Majalengka Umar Dani; Sri Ayu Andayani; Ida Marina; Yayan Sumekar; Dedi Widayat; Uum Umiyati; Denny Kurniadie; Yuyun Yuwariah
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.612 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i1.4179

Abstract

Keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh kondisi sumberdaya alam, peran penyuluh pertanian dan kualitas sumberdaya manusia yang mendukungnya. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi Penyuluh Pertanian Kabupaten Majalengka. Metode Pelatihan yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan praktek lapangan. Hasil pelatihan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap mengenai agribisnis dan teknologi budidaya dari 33%-80%, serta peningkatan kemampuan peserta dalam mempraktekan teknik aplikasi herbisida dari 33%-68%. Kesimpulan terdapat peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta kegiatan pelatihan teknologi pertanian bagi Penyuluh Pertanian Kabupaten Majalengka
Pengaruh Dosis Herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL untuk Pengendalian Gulma pada Budidaya Tanaman Eukaliptus (Eucalyptus sp.) Kurniadie, Denny; Widayat, Dedi; Sernita, Putri Intan
Agrikultura Vol 33, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i2.40613

Abstract

Eukaliptus merupakan salah satu tanaman prioritas pada Hutan Tanaman Industri (HTI) yang memiliki banyak manfaat. Upaya peningkatan produksi eukaliptus dipengaruhi oleh keberadaan gulma yang merugikan karena menyebabkan adanya kompetisi dengan tanaman eukaliptus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL untuk mengendalikan gulma umum pada pertanaman eukaliptus. Penelitian ini dilakukan di kebun eukaliptus, Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari aplikasi herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL dosis 1,50 l/ha; 2,25 l/ha; 3,00 l/ha; 3,75 l/ha; 4,50 l/ha; penyiangan manual; dan kontrol (tanpa perlakuan pengendalian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida Isopropilamina Glifosat 480 SL pada dosis 1,50 l/ha sampai 4,50 l/ha efektif dalam mengendalikan gulma daun lebar seperti Ageratum conyzoides dan Borreria alata, gulma rumput seperti Paspalum conjugatum dan Imperata cylindrica, serta gulma total pada budidaya tanaman eukaliptus hingga pengamatan 12 MSA dan tidak menimbulkan efek keracunan pada tanaman eukaliptus.
The application of Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L, a new auxin synthetic herbicide, to control and inhibit the growth of water hyacinth weed (Eichhornia crassipes (Mart). Solms) Rezkia, Nita Nur; Kurniadie, Denny; Widayat, Dedi
Kultivasi Vol 22, No 3 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i3.45677

Abstract

Water hyacinth is an invasive species that spreads rapidly and causes several issues in aquatic habitats; therefore, efforts are required to eradicate weeds in aquatic ecosystems. Aquatic weed control in Indonesia using herbicide is very limited, so it can be an alternative for aquatic weed control management. This research goal was to examine the effectiveness of the herbicide with active agent Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L in controlling and inhibiting the rapid growth of (E. crassipes). This research was carried out at the Ciparanje Greenhouse and Weed Science Laboratory, Faculty of Agriculture Universitas Padjadjaran, West Java, Indonesia, from August to October 2022. The experiment utilized a randomized block design (RBD) with eight treatments and four replications. The treatments consisted of herbicides with active ingredients Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L doses of 5, 15, 25, 35, 45, herbicide 2,4-D DMA 825 g/L (1200), Penoxsulam 25 g/L (12.5) (g a.i/ha), and Control (Without Herbicide). According to the experiments, E. crassipes was effectively inhibited and controlled by the herbicide Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L at a dose of 5 g a.i./ha. Florpyrauxifen-benzyl 25 g/L herbicide can inhibit relative growth rate, doubling time, number of leaves and clumps of E. crassipes up to 6 WAA. 
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK DI DESA JAGABAYA, KECAMATAN CIMAUNG, KABUPATEN BANDUNG: PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK DI DESA JAGABAYA, KECAMATAN CIMAUNG, KABUPATEN BANDUNG Suseno Amien; Dedi Widayat; Noladhi Wicaksana
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v4i2.23

Abstract

Komoditas Padi merupakan salah satu komoditas andalan di Desa Jagayabaya, Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan pangan organik terus meningkat. Keterbatasan pengetahuan pertanian organik dan penerapannya di Desa Jagabaya telah mendorong dilaksanakannya pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pertanian organik termasuk pembuatan pupuk cair organik untuk meningkatkan produksi pangan organik khususnya padi. Metode partisipatif digunakan untuk melibatkan mitra secara aktif dalam pelaksanaan pemahaman dan penerapan pertanian organik. Tahap-tahap pelaksanaan terdiri dari sosialiasi kegiatan, wawancara, penyuluhan, diskusi, dan praktek. Hasil kegiatan terjadi peningkatan ilmu, pengetahuan dan teknologi pertanian organik, cara pembuatan pupuk cair organik serta penerapannya.
PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS JERAMI YANG DIAPLIKASIKAN PADA TANAMAN PADI SAWAH DI DESA GAMEL KABUPATEN CIREBON: PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS JERAMI YANG DIAPLIKASIKAN PADA TANAMAN PADI SAWAH DI DESA GAMEL KABUPATEN CIREBON Uum Umiyati; Yayan Sumekar; Dedi Widayat; Denny Kurniadie
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v4i2.25

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah (1) memberikan motivasi dan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya manfaat pupuk organik bagi kesuburan dan kesehatan tanah, (2) memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat tentang teknik pembuatan pupuk organik kompos. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Arjasari Kecamatan Gamel Kabupaten Cirebon Jawa Barat. dengan kelompok sasaran petani, tokoh masyarakat dan aparat Desa setempat. Jumlah peserta ada 30 orang, empat dari dosen pengabdi dan mahasiswa. Adapun pelaksanaan kegiatan ini melalui penyuluhan dan praktek. Selama kegiatan penyuluhan dan diskusi peserta diberi penjelasan tentang peranan dan pentingnya menggunakan pupuk organik pada tanaman padi sawah dan tanaman pangan, dijelaskan pula tentang macam-macam pupuk pertanian, kegunaan pupuk organik, bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik, serta dijelaskan cara pembuatan pupuk organik atau kompos dan pupuk organik cair dengan cara yang sederhana. untuk meningkatkan pemaham dan keterampilan, masyarakat sasaran diajak bersama membuat pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair sendiri. Hasil dari kegiatan menunjukkan Masyarakat sasaran bertambah pengetahuannya tentang arti dan manfaat pupuk kompos dan pupuk organik cair dan juga dapat membuat pupuk kompos dan pupuk organik cair itu sendiri secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara melimpah di lokasi mereka tinggal, bertambah ketrampilannya dalam membuat pupuk kompos dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan pertanian. Secara tidak langsung kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh kelompok dosen dapat memberikan pengalaman baru dan telah memperluas wawasan mahasiswa tentang bagaimana sebenarnya masyarakat desa khususnya petani menghadapi beragam permasalahan pertanian dan usaha apa yang harus dilakukan petani untuk mencari solusinya.