Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

REFLEKSI PENDIDIKAN YANG MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS : TINJAUAN PSIKOLOGI Widyana, Rahma
MAGISTRA Vol 19, No 61 (2007): Magistra Edisi Juni
Publisher : MAGISTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

n/a
LEARNER MOTIVATION IN ESL LEARNING STRATEGIES AND GENDER ROLE Prihantoro, Satrio; Widyana, Rahma; Setiawan, Ezra Putranda
LLT Journal: A Journal on Language and Language Teaching Vol 21, No 1 (2018)
Publisher : English Education Study Programme of Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.864 KB)

Abstract

Abstract Language learning strategy is one of the main factors that help determine how well our students learn a second or foreign language (Oxford, 2003). Research has shown that more effective language learners use more and better learning strategies than poorer language learners (Rubin, 1975; Stern, 1975). This research investigates the difference in ESL learning strategies used by students with different levels of ESL learner motivation and how gender plays a role in both. Strategy Inventory of Language Learning (SILL; Oxford, 1990) and English Language Learner Motivation Scale (ELLMS; Ardasheva, Tong and Tretter, 2012) were used and adopted to measure English language learning strategies  and English language learner motivation, by employing 65 male students and 75 female students from Budi Utama Junior High School as participants. The data analyzed showed that there was significant difference in ESL learning strategies used by the students with different levels of ESL learner motivation but there is no significant role of gender in ESL learner motivation and ESL learning strategies. Keywords: ESL, gender,  learner motivation,  learning strategy. DOI: doi.org/10.24071/llt.2018.210101
TERAPI TAWA UNTUK MENURUNKAN KECENDERUNGAN BURNOUT PADA GURU PENDAMPING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Hayati, Risna; Widyana, Rahma; Sholichah, Mutingatu
HUMANITAS Vol 12, No 1: Vol 12 No 1 Feb 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.222 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v12i1.3832

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the effect of laughter therapy in reducing the tendency of burnout in special needs teacher assistant. Subject of this research is 10 people with medium burnout indication, and five people of experimental group and five people of controlled group. The instrument used to measure the tendency of burnout with burnout propensity scale based on the symptoms of burnout. The experimental design uses design experimental quasi of pre-test and post-test of control group. Interventions given to subject are laugther therapy to experimental group for 8 meetings for two weeks. The quantitative analysis uses non parametric test with Mann Whitney test on gain score pre-post of experimental groups and controlled groups, its results Z value of -2,009 with significant level of 0,045 (p<0,05). The qualitative analysis is done by analyzing the result of interview and observation. The results show that there are significant differences in levels of burnout tendencies between the experimental group and the control group. The experimental group showed decrease of burnout indication while controlled group did not experience the decreasing.Keywords: burnout, laughter therapy, tendency of burnout
PERAN PENTING DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA TERHADAP KARAKTER SISWA DALAM MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0 Perdana Putra, Fariz; Widyana, Rahma
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 4, No 2 (2020): G-Couns Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/g.couns.v4i2.816

Abstract

Membentuk karakter anak dalam menghadapi era society 5.0 khususnya dalam bidang pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Adanya perkembangan didalam bidang teknologi mengharuskan siswa untuk selektif dan bijak dalam menggunakan teknologi dengan tujuan supaya anak dapat menghadapi era societey 5.0. Dukungan sosial dari orangtua memiliki peranan yang penting dalam membentuk karakter siswa untuk menghadapi era society 5.0.Kata kunci: dukungan sosial orangtua, karakter anak
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG POLA ASUH OTORITER ORANG TUA DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA KELAS XI SMK X YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019 Muflihah, Efi; Widyana, Rahma
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2019): G-Couns Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/g.couns.v3i2.321

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua dan konformitas teman sebaya dengan perilaku menyontek pada siswa kelas XI SMK X Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK X Yogyakrta tahun ajaran 2018/2019. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 100 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kuantitatif. Hasil analisis korelasi berganda diketahui bahwa variabel persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua dan konformitas teman sebaya secara simultan berhubungan dengan perilaku menyontek, yang dibuktikan melalui nilai probabilitas yaitu 0,000 < 0,05) atau P < 0,05. Artinya persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua dan konformitas teman sebaya berhubungan secara simultan dan signifikan dengan perilaku menyontek. Hasil analisis korelasi parsial persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua sebesar 0,456 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau P < 0,05. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku menyontek. Hasil analisis korelasi parsial konformitas teman sebaya sebesar 0,411 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau P < 0,05. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku menyontek. Kata kunci: persepsi siswa tentang pola asuh otoriter orang tua, konformitas teman sebaya, perilaku menyontek
The Effectiveness of Self-Induced Unclassified Therapeutic Tremor for Decreasing Secondary Traumatic Stress among Social Workers Widarsih, Rina Eko; Widyana, Rahma; Lailatusifah, Siti Noor Fatmah
Jurnal Psikologi Vol 20, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.20.1.75-94

Abstract

Secondary traumatic stress symptoms are marked by the emergence of traumatic memories experienced by otherpeople, rejection of the stimulus that triggers traumatic memories, and emotional turmoil. If left untreated, it maylower the quality of service and health of social workers. To lower secondary traumatic stress symptoms, it isnecessary to deliver psychological treatment that can be easily and independently done, is effective and cost-efficient, and universal. As such, Therapeutic Tremor Exercises through Self-Induction are consideredappropriate to respond to this need. This study aims to identify the effect of self-induced unclassified therapeutictremor exercises on reducing secondary traumatic stress levels. This study hypothesizes that there will bedifferences in secondary traumatic stress levels among social workers before and after samples are given self-induced therapeutic tremor exercises. Subjects consisted of female social workers (n = 5) who were indirectlyexposed to traumatic stories of victims for at least 2 hours a week. The study used a single-group pre-post designby comparing secondary trauma stress levels before and after the intervention. The intervention was a one-dayjoint training and 14-day independent training. Wilcoxon’s signed-rank test showed significant differences withZ = -2.023, p = .043, whereby secondary trauma stress levels prior to the intervention (M = 45.4) was higher thanafter the intervention (M = 26.2).
KONSELING EKLEKTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISA DI RS RM SEMARANG Kasiyati Kasiyati; Rahma Widyana
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13 No 02 (2022)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak ditemukan terjadi penurunan kualitas hidup pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani hemodialisis. Penurunan kualitas hidup pasien GGK antara lain: aspek fisik, aspek mental, aspek sosial dan aspek lingkungan. Pasien GKK perlu dimotivasi dengan dilakukan konseling eklektik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling eklektik terhadap kualitas hidup. Partisipan penelitian ini adalah tiga pasien gagal ginjal kronik (GGK) di Poli Penyakit Dalam dan ruang Hemodialisa Rumah Sakit RM Semarang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimen dengan Single Case Research Design. Pengumpulan data menggunakan Modul Konseling Eklektik dan Skala WHOQOL BREF (The World Health Organization Quality of Life). Analisis data menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p = 0,000) kualitas hidup pasien GGK, setelah diberi konseling eklektik lebih tinggi sebesar 2,63, dibandingkan sebelum dilakukan konseling eklektik sebesar 1,95. Konseling eklektik dapat meningkatkan kualitas hidup pasien GGK dengan Hemodialisa di RS RM Semarang.
Efektivitas Pelatihan Metode Kurt Lewin Untuk Peningkatan Konsep Diri Siswa Peserta Kesetaraan Kejar Paket C di Denpasar Bali Pujiwati, Brigita; Widyana, Rahma
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/gdn.v11i3.4191

Abstract

This study aims to create a program as an option for people who want to equalize education. Unfortunately, the stigma in the community regarding this program has not been so good. The result also impacts students who are participants in the package pursuit program who lack self-concept. Students need to have a self-concept so that they can achieve quality education. Through a good self-concept, one can absorb optimally any given subject. Based on this urgency, this study was presented to know the effectiveness of the Kurt Lewin training method to improve the self-concept of students participating in the package C equivalency pursuit in Denpasar Bali. This research uses observation and interview methods. The research was carried out directly on all ten students pursuing package C, totaling ten students. The intervention was carried out by applying the Force-Field Theory, which Kurt Lewin initiated. The implementation of this theory consists of three stages, namely (1) the unfreezing stage, (2) moving, and (3) refreezing. The results obtained after the intervention showed that both teachers and students internally desired to change for the better. Support from outside the school environment, in this case, the family, is also good. Constraints encountered are limited time and consistency of implementation in the long term considering that self-concept is a process that requires consistency in its implementation.Keywords: training, Kurt Lewin method, student self-concept AbstrakProgram kejar paket menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin melakukan penyetaraan Pendidikan. Sayangnya, stigma yang ada di masyarakat terkait program ini belum begitu baik. Akibatnya juga berdampak pada siswa yang menjadi peserta program kejar paket yang kurang memiliki konsep diri. Konsep diri penting dimiliki siswa agar Pendidikan yang berkualitas dapat tercapai. Melalui konsep diri yang baik maka apapun materi yang diberikan dapat diserap dengan optimal. Didasarkan pada urgensi tersebut maka penelitian ini hadir dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan metode kurt lewin dalam upaya peningkatan konsep diri siswa peserta kesetaraan kejar paket C di Denpasar Bali. Penelitian ini menggunakan metode observasi serta wawancara. Penelitian dilaksanakan secara langsung terhadap keseluruhan anak didik kejar paket C yang berjumlah 10 siswa. Intervensi yang dilakukan dengan penerapan teori Force-Field Theory yang dicetuskan Kurt Lewin. Implementasi teori ini terdiri dari tiga tahap yaitu (1) tahap unfreezing, (2) moving, (3) refreezing.  Hasil yang diperoleh setelah dilakukan invervensi menunjukkan bahwa secara internal baik guru maupun siswa juga memiliki keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dukungan dari luar lingkungan sekolah dalam hal ini pihak keluarga juga baik. Kendala yang ditemui adalah keterbatasan waktu serta konsistensi pelaksanaan dalam jangka panjang mengingat bahwa konsep diri merupakan proses yang membutuhkan konsisten dalam pelaksanaanya.Kata kunci: pelatihan, metode kurt lewin, konsep diri siswa
Pengaruh Pelatihan Mindfulness terhadap Penurunan Emosi Negatif Penderita Hipertensi Dika, Eka Misniar; Widyana, Rahma
Journal of Psychological Science and Profession Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v8i2.53275

Abstract

Penyakit hipertensi sering dikenal sebagai pembunuh diam-diam tanpa adanya keluhan dan gejala yang khas serta penyebab kematian utama ketiga di Indonesia. Penderita hipertensi mudah mengalami emosi negatif berupa emosi marah, sedih, dan takut yang kurang terkendali. Emosi negatif ini membuat terjadinya peningkatan tekanan darah sehingga membutuhkan pengendalian diri yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan mindfulness terhadap penurunan emosi negatif pada penderita hipertensi. Metode yang digunakan yakni quasi-experimental design dengan bentuk equivalent control group design. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 8 penderita hipertensi yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 4 subjek kelompok eksperimen dan 4 subjek kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan berupa purposive sampling. Alat ukur untuk variabel emosi negatif adalah Negative Expressivity Scale (NES) dan untuk variabel mindfulness yakni Kentucky Mindfulness Inventory Skills (KIMS). Analisis data yang digunakan yaitu independent sample t-test untuk melihat perbedaan tingkat emosi negatif pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan tingkat emosi negatif saat post-test pada kelompok eksperimen yang telah diberikan pelatihan mindfulness dan kelompok kontrol yang tidak diberikan pelatihan. Hal itu didasari nilai F sebesar .167 dengan nilai signifikansi .001 (p < .05). Selanjutnya, dilakukan uji paired sample t-test untuk melihat perbedaan tingkat emosi negatif pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi pelatihan mindfulness. Pada kelompok eksperimen, ditemukan adanya perbedaan skor emosi negatif sebelum dan sesudah diberi pelatihan mindfulness dengan koefisien t sebesar 14.142 dengan nilai signifikansi .001 (p < .05). Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan mindfulness dapat menurunkan emosi negatif pada penderita hipertensi.
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI YOGYAKARTA Widyana, Rahma; Nurwahyuni, Adistya
Jurnal Psikohumanika Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/j.psi.v16i1.2254

Abstract

This research aims to determine the relationship between self-efficacy and burnout in special school (Sekolah Luar Biasa or SLB) teachers in Yogyakarta, and to examine differences in the level of burnout of SLB teachers in terms of gender, age, and duration of teaching. The research subjects were 108 SLB teachers in Yogyakarta with an age range of 25-50 years. The research data was collected with the General Self Efficacy (GSE) Scale and the Burnout Scale. Based on data analysis results, a correlation coefficient (rxy) = -0.418 (p < 0.050) was generated, indicating that the proposed hypothesis was accepted; there was a negative correlation between self-efficacy and burnout in special school teachers (SLB) in Yogyakarta. The coefficient of determination (R2) is 0.175, so the contribution of self-efficacy is 17.5% to burnout. The study results also showed differences in burnout levels in terms of age and duration of teaching. Subjects aged 38-50 years had lower burnout than subjects aged 25-37 years. Subjects who have taught or worked for more than 15 years have lower burnout than teachers who have taught or worked for less than 15 years. There was no difference in burnout levels in terms of gender.