Claim Missing Document
Check
Articles

Relationship of Physical Properties and Wettability of Jabon Wood (Anthocephalus chinensis (Lamk.) A. Rich. Ex. Walp. Syn.) Towards Resistance of Adhesive Violet Burhanuddin; Gusti Abdul Rahmat Thamrin; Noor Mirad Sari; Muhammad Faisal Mahdie; Khairunnisa Khairunnisa
Journal of Wetlands Environmental Management Vol 11, No 1: January - June, 2023
Publisher : Center for Journal Management and Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jwem.v11i1.385

Abstract

The objective of the study was to determine the relationship between physical properties (specific gravity, moisture content, and shrinkage) and bonding strength of Jabon wood; and between wettability and bonding strength.  The results showed that the variable of bonding strength and physical properties had a close relationship, it was shown by R2 = 87.5% and r = 0.93, especially on tangential shrinkage.  In addition to physical properties, the wetting property of Jabon sawdust can be used to estimate bonding strength.
PEMANFAATAN LIMBAH DARI CAMPURAN KULIT KAYU GALAM, TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT, SEKAM PADI DAN PUPUK ORGANIK MENJADI POT ORGANIK Muhammad Juriyan Noor; Violet Violet; Noor Mirad Sari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 2 Edisi April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i2.8540

Abstract

This study to analyze the physical properties (moisture content and density) and mechanical properties (Modulus of Elasticity and Modulus of Rupture) of organic pots from a mixture of Galam bark waste, empty bunches of oil palm, rice husks and organic fertilizers with and without adhesives. This study used a completely randomized factorial design with the standard SNI 03-2105-2006. The quality of organic pots, the physical properties of water content, only treatment A1B1 met the standard with a water content of 13.36%, while for treatment A1B2 (18.58%), A2B1 (14.16%), A2B2 (18.71%), A3B1 (15.89%) and A3B2 (21.96%) did not meet the standard with a maximum score of 14%. The density values obtained were for A1B1 (0.36 g/cm3), A1B2 (0.39 g/cm3), A2B1 (0.35 g/cm3), A2B2 (0.37 g/cm3), A3B1 (0.33 g/cm3), and A3B2 (0.36 g/cm3) did not meet the standard with a value of 0.4 to 0.9 g/cm3. The mechanical properties of fracture toughness (MoR) values obtained in the treatments A1B1 (0.14 kgf/cm2), A1B2 (5.96 kgf/cm2), A2B1 (0.31 kgf/cm2), A2B2 (8.30 kgf/cm2), A3B1 (0.62 kgf/cm2), and A3B2 (11.90 kgf/cm2) did not meet the standard of 82 kgf/cm2. The value of flexural strength (MoE) obtained in the treatments A1B1 (24.10 kgf/cm2), A1B2 (194.94 kgf/cm2), A2B1 (35.07 kgf/cm2), A2B2 (231.70 kgf/cm2), A3B1 (54.59 kgf/cm2), and A3B2 (273.03 kgf/cm2) do not meet the standard of 20,400 kgf/cm2.Tujuan Penelitian ini yaitu menganalisis sifat fisika (kadar air dan kerapatan) dan sifat mekanika (Modulus of Elasticity dan Modulus of Rupture) pot organik dari campuran limbah kulit kayu Galam, tandan kosong Kelapa Sawit, sekam padi dan pupuk organik dengan pemberian perekat dan tanpa perekat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan standar SNI 03-2105-2006. Kualitas pot organik sifat fisika kadar air hanya perlakuan A1B1 yang memenuhi standar dengan kadar air sebesar 13,36%, Sedangkan untuk perlakuan A1B2 (18,58%), A2B1 (14,16%), A2B2 (18,71%), A3B1 (15,89%) dan A3B2 (21,96%) tidak memenuhi standar dengan nilai maksimal sebesar 14%. Nilai kerapatan yang didapatkan untuk A1B1 (0,36 g/cm3), A1B2 (0,39 g/cm3), A2B1 (0,35 g/cm3), A2B2 (0,37 g/cm3), A3B1 (0,33 g/cm3), dan A3B2 (0,36 g/cm3) tidak memenuhi standar dengan nilai 0,4 sampai 0,9 g/cm3. Sifat mekanika keteguhan patah (MoR) nilai yang didapatkan pada perlakuan A1B1 (0,14 kgf/cm2), A1B2 (5,96 kgf/cm2), A2B1 (0,31 kgf/cm2), A2B2 (8,30 kgf/cm2), A3B1 (0,62 kgf/cm2), dan A3B2 (11,90 kgf/cm2) tidak memenuhi standar sebesar 82 kgf/cm2. Nilai keteguhan lentur (MoE) yang didapatkan pada perlakuan A1B1 (24,10 kgf/cm2), A1B2 (194,94 kgf/cm2), A2B1 (35,07 kgf/cm2), A2B2 (231,70 kgf/cm2), A3B1 (54,59 kgf/cm2), dan A3B2 (273,03 kgf/cm2) tidak memenuhi standar sebesar 20.400 kgf/cm2.
PENGERINGAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis) MENGGUNAKAN METODE GREEN HOUSE DEGAN TEKNIK PENYUSUNAN HORIZONTAL (REBAH) DAN VERTIKAL (SANDAR) Yuni Fransiska; Rosidah Radam; Noor Mirad Sari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9213

Abstract

The purpose of this study was to analyze the optimal arrangement of rubber wood (Hevea brasiliensis) with Horizontal (falling) or vertical (leaning) techniques based on the calculation of moisture content, density and determination and to analyze the drying rate of rubber wood (Hevea braslisiensis) using the green house method. with horizontal (falling) and vertical (leaning) arrangement techniques based on speed. The parameters used in this study were to test the moisture content, density, growth rate and differences. The results obtained in the wood drying process are that the vertical arrangement technique (backing) dries faster than the horizontal arrangement technique (falling). horizontal (falling) 11.77%, the average density value in the engineering preparation technique (leaning) is 0.64 gram/cm3 while in the horizontal arrangement technique (falling) 0.68 gram/cm3, the average value in the arrangement technique vertical (leaning) on the longitudinal distinction of 0.36%, tangential 1.75% and radial 1.86% the difference in the differentiation of horizontal affixing techniques (falling) on the longitudinal distinction of 0.64%, tangential 3.07% and radial 1, 89%., where the best drying time in the vertical (leaning) technique is 6 weeks and 8 weeks for the horizontal technique (falling down) the average value of the drying rate in the vertical arrangement technique (leaning) is 57.23%/day while in the horizontal technique (falling down) it is 60.14%/day.Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk menganalisis teknik penyusunan pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) yang optimal dengan teknik penyusunan Horizontal (rebah) atau vertikal (sandar) berdasarkan perhitungan kadar air, kerapatan dan penyusutan dan menganalisis laju pengeringan kayu karet (Hevea braslisiensis) menggunakan metode green house dengan teknik penyusunan horizontal (rebah) dan vertikal (sandar) berdasarkan laju pengeringan. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk menguji kadar air, kerapatan, laju pengeringan dan penyusutan. Hasil yang didapatkan dalam proses pengeringan kayu adalah teknik penyusunan vertikal (sandar) lebih cepat kering dibandingkan dengan teknik penyusunan horizontal (rebah).Nilai kadar air pada teknik penyusunan vertikal (sandar) nilai rata-rata kadar air sebesar 10, 65 % dan pada teknik horizontal (rebah) sebesar 11,77%, Nilai kerapatan rata-rata pada teknik penyusunan vertikal (sandar) sebesar 0,64 gram/cm3 sedangkan pada teknik penyusunan horizontal (rebah) 0,68 gram/cm3, Nilai rata-rata penyusutan pada teknik penyusunan vertikal (sandar) pada penyusutan longitudinal 0,36 %, tangensial 1,75% dan radial 1,86% sedangkan penyusutan pada teknik penyusunan horizontal (rebah) pada penyusutan longitudinal sebesar 0,64%, tangensial 3,07 % dan radial 1,89%., dimana lama pengeringan yang terbaik pada teknik vertikal (sandar) dilakukan selama 6 minggu dan 8 minggu untuk teknik horizontal (rebah) Nilai rata-rata laju pengeringan pada teknik penyusunan vertikal (sandar) sebesar 57,23 %/hari sedangkan pada teknik horizontal (rebah) sebesar 60,14%/hari
PRODUKTIVITAS DAN RENDEMEN BARECORE DARI LIMBAH EMPULUR KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) DI PT. HUTAN RINDANG BANUA, DESA SEBAMBAN BARU, KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Marwatul Mukarramah; Noor Mirad Sari; Lusyiani Lusyiani
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 3 Edisi Juni 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i3.9226

Abstract

Productivity and yield are results that compare the achieved, the raw materials with the functioning systems. The study aims to analyze productivity and the yield from the barecore of the sengon wood (Paraserianthes falcataria) pith wastes in PT Hutan Rindang Banua.  Productivity calculations use a stopwatch with a zero stop method. Yield is calculated as a percentage of the ratio of yield and raw materials. The highest productivity on the seventh day was 0.3315 m3/ hour, while the third day lowest was 0.1241 m3/ hour. The average productivity for 7 days is 0.2372 m3/ hour. The highest yield on the third day is 89.9767 %, while the lowest on the second day is 58.0500 %. The average yield for 7 days is 74.5516 %.Produktivitas dan rendemen adalah hasil yang membandingkan antara hasil yang dicapai, bahan baku dengan sistem kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas dan rendemen dari pembuatan barecore dari limbah empulur kayu sengon (Paraserianthes falcataria) di PT. Hutan Rindang Banua. Perhitungan produktivitas menggunakan stopwatch dengan metode nol stop. Rendemen dihitung sebagai persentase dari perbandingan antara hasil dan bahan baku. Hasil produktivitas yang tertinggi pada hari ketujuh adalah 0.3315 m3/jam, sedangkan yang terendah pada hari ketiga adalah 0.1241 m3/jam. Rata – rata produktivitas selama 7 hari adalah 0.2372 m3/jam. Hasil rendemen yang tertinggi pada hari ketiga adalah 89.9767 %, sedangkan yang terendah pada hari kedua adalah 58.0500 %. Rata – rata rendemen selama 7 hari adalah 74.5516 %.
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BUAH KARET DAN GERGAJIAN KAYU MAHONI MENJADI BRIKET ARANG Ogi Elian Aziz Arrifqi; Yuniarti Yuniarti; Noor Mirad Sari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 4 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 4 Edisi Agustus 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i4.9985

Abstract

The waste of rubber fruit shells and sawn mahogany is a biomass waste. This waste is rarely used, but it can be used as an alternative fuel, namely by making charcoal briquettes with a mixture of tapioca flour. This study aims to analyze the value of moisture content, density, ash content, volatile subtance content, bound carbon content and calorific value, and to obtain the composition of charcoal briquettes produced from a mixture of rubber fruit shells and mahogany sawn waste with good quality charcoal briquettes according to standards. . The statistical design used was a completely randomized design (CRD) with 3 replications and 5 treatments. The research procedures carried out include making charcoal, making powder, filtering, making adhesives and mixing gluing with raw materials, molding and drying charcoal briquettes. Parameters tested for charcoal briquettes include moisture content, density, ash content, volatile matter content, bound carbon content and calorific value using the American Standard Testing and Materials (ASTM D 5142 – 02) procedure. The results obtained from charcoal briquettes in this study obtained an average water content of 6.3100 - 6.9633%, density 0.3534 - 0.5800g/cm3, ash content 0.6000 - 1.1733%, volatile matter 60 .0833 – 70.0033%, bonded carbon 22.4667 - 32.7400% and for calorific value 6,171.91 – 7,397.54 cal/g. The best results were found in treatment B with a mixture of 75% rubber fruit shell waste + 25% mahogany sawn waste with a calorific value of 6,557.51 cal/g.Limbah cangkang buah karet dan gergajian kayu mahoni ini merupakan limbah biomasssa. Limbah ini jarang dimanfaatkan, namun limbah tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bakar alternatif, yaitu dengan cara dibuat menjadi briket arang dengan campuran tepung tapioka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai kadar air, kerapatan,  kadar abu, kandungan zat terbang, kadar karbon terikat dan nilai kalor, serta mendapatkan komposisi briket arang yang dihasilkan dari campurang cangkang buah karet dan limbah gergajian kayu mahoni dengan kualitas briket arang yang baik sesuai standar. Rancangan statistik yang dilakukan yaitu menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan 5 perlakuan. Prosedur penelitian yang dilakukan diantaranya pembuatan arang, pembuatan serbuk, penyaringan, pembuatan perekat serta pencampuran perekatan dengan bahan baku, pencetakan dan pengeringan briket arang. Parameter yang diuji dari briket arang meliputi, kadar air, kerapatan, kadar abu, kandungan zat terbang, kadar karbon terikat dan nilai kalor dengan prosedur (ASTM D 5142 – 02) American Standard Testing and Material. Hasil yang diperoleh dari briket arang dalam penelitian ini memperoleh nilai rata-rata kadar air 6,3100 - 6,9633%, kerapatan 0,3534 – 0,5800g/cm3, kadar abu 0,6000 – 1,1733%, zat terbang 60,0833 – 70,0033%, karbon terikat 22,4667 - 32,7400% dan untuk nilai kalor 6.171,91 – 7.397,54 kal/g. Hasil yang terbaik yaitu terdapat pada perlakuan B yaitu dengan campuran limbah cangkang buah karet 75% + limbah gergajian kayu mahoni 25% dengan nilai kalor 6.557,51 kal/g.
PENGARUH KOMPOSISI BRIKET CAMPURAN ARANG DARI LIMBAH BATUBARA DAN SERBUK ARANG KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) TERHADAP KUALITAS DAN LAJU PEMBAKARAN Sumiati Sumiati; Noor Mirad Sari; Lusyiani Lusyiani
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 5 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 5 Edisi Oktober 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i5.10663

Abstract

Many natural resource potentials in Kalimantan can be used for energy sources such as natural gas, oil, and coal. Utilization of the resulting waste as an alternative fuel, for example, briquettes, can help fuel availability and provide input for the community. The study aimed to analyze the characteristics of the composition of charcoal briquettes from coal waste and ironwood charcoal powder (Eusideroxylon zwageri), namely density, moisture content, volatile matter content, ash content, bound carbon, calorific value, and to test ignition properties (ignition time). The study used a completely randomized design (CRD) method with 6 treatments and 3 replications for the composition of the mixture of coal waste and ironwood charcoal powder. The results showed that the highest density in the P1 treatment was 0.8747 gr/cm3 and the lowest in P5 was 0.7662 gr/cm3, the highest water content was in the P1 treatment with a value of 21.4625% and the lowest in P6 was 5.8743%, the highest volatile matter was treatment P1 was worth 44.6467% and the lowest P4 was worth 38.6933%, the highest ash content was treatment P6 worth 12.5133% and the lowest P1 was worth 5.6400%, the highest bound carbon was treatment P5 worth 39.8998% and the lowest was P1 is worth 28.2508%, the highest calorific value is treatment P1 is worth 6371.76 cal/gr and the lowest is P2 is worth 5306.25 cal/g and the highest combustion rate is treatment P1 is worth 0.9074 g/minute and the lowest is P6 is worth 0.2445 g/minute where the treatment on density does not include ASTM, P6 treatment on water content enters ASTM, treatment on flying substances does not enter ASTM, P1 and P2 treatments on ash content enter ASTM, treatment on bound carbon does not include ASTM, and treatment P1 calorific value enters ASTMPotensi sumber daya alam di Kalimantan sangat banyak yang bisa digunakan untuk sumber energi seperti gas bumi, minyak bumi, dan batubara. Pemanfaatan limbah yang dihasilkan sebagai bahan bakar alternatif contohnya briket bisa membantu ketersediaan bahan bakar serta memberikan masukan untuk masyarakat. Tujuan penelitian yaitu menganalisis karakteritis komposisi briket arang dari limbah batu bara dan serbuk arang kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yaitu kerapatan, kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, karbon terikat, nilai kalor, serta menguji sifat penyalaan (lama penyalaan). Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan terhadap komposisis campuran limbah batubara dan serbuk arang kayu ulin. Hasil penelitian yaitu kerapatan tertinggi pada perlakuan P1 bernilai 0,8747 gr/cm3 dan terendah P5 bernilai 0,7662 gr/cm3, kadar air tertinggi yaitu perlakuan P1 bernilai 21,4625% dan terendah P6 bernilai 5,8743 %, zat terbang tertinggi yaitu perlakuan P1 bernilai 44,6467% dan terendah P4 bernilai 38,6933%, kadar abu tertinggi yaitu perlakuan P6 bernilai 12,5133% dan terendah P1 bernilai 5,6400%, karbon terikat tertinggi yaitu perlakuan P5 bernilai 39,8998% dan terendah P1 bernilai 28,2508%, nilai kalor tertinggi yaitu perlakuan P1 bernilai 6371,76 kal/gr dan terendah P2 bernilai 5306,25 kal/ gr serta laju pembakaran tertinggi yaitu perlakuan P1 bernilai 0,9074 g/menit dan terendah P6 bernilai 0,2445 g/menit dimana perlakuan pada kerapatan tidak termasuk ASTM, perlakuan P6 kadar air masuk ASTM, perlakuan pada zat terbang tidak masuk ASTM, perlakuan P1 dan P2 pada kadar abu masuk ASTM, perlakuan pada karbon terikat tidak termasuk ASTM, dan perlakuan P1 nilai kalor masuk ASTM
PENGARUH PERSENTASI PEREKAT DAMAR (Shorea javanica) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN LAJU PEMBAKARAN BRIKET ARANG CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana L. Willd) Miftahul Hafiza Rahim; Trisnu Satriadi; Noor Mirad Sari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 6 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 6 Edisi Desember 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i6.11019

Abstract

Candlenut shells have high lignin content (54.46%) so that they have potential to be used as fuel. In this study, adhesive used was resin which was used to increase the calorific value and accelerate the ignition process. This study aims to analyze the effect of variations in the addition of resin on the quality and rate of combustion based on the Indonesian National Standard (SNI). This study used a completely randomized design (CRD) method and in this study there was only one factor (Factor A = candlenut shell charcoal and adhesive), 5 treatments with 3 replications. The results of the research of candlenut shell charcoal briquettes using resin adhesives produced an average value of water content testing 4.4626 - 6.0681%, volatile matter testing 39.0411 - 49.8596%, ash content testing 6.4745 - 12.0787% , bonded carbon test 32.3519 - 39.8396 %, density test 1.0718 - 1.2233 g/cm3, calorific value test 5141.52 - 6523.13 cal/g and combustion rate test 0.4469 - 0.6633 g/minute. Water content, density and calorific value tests have met the Indonesian standard, while volatile matter and bound carbon content tests have not met Indonesian standards. Ash content only A5 treatment that mets Indonesian standards and there is no Indonesian standard for testing the combustion rate. Best quality of candlenut shell charcoal briquettes was in treatment A5 and best combustion rate was in A1 treatment. Results of this study indicate that the percentage of resin adhesive can affect the characteristics and rate of burning of candlenut shell charcoal briquettesCangkang kemiri memiliki lignin yang tinggi (54,46%) sehingga potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Pada penelitian ini perekat yang digunakan adalah getah damar yang berfungsi untuk meningkatkan nilai kalor dan mempercepat proses penyalaannya. Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan menganalisis pengaruh penambahan getah damar terhadap kualitas dan laju pembakaran berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI). Penelitian memakai metode rancangan acak lengkap (RAL) dan penelitian ini hanya ada satu faktor (Faktor A= serbuk arang cangkang kemiri dan perekat damar) sebanyak 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian dari briket arang cangkang kemiri menggunakan perekat damar menghasilkan nilai rata-rata pengujian kadar air 4,4626 - 6,0681%, pengujian kadar zat terbang 39,0411 - 49,8596%, pengujian kadar abu 6,4745 - 12,0787%, pengujian karbon terikat 32,3519 - 39,8396%, pengujian kerapatan 1,0718 - 1,2233 g/cm3, pengujian nilai kalor 5141,52 - 6523,13 kal/g dan pengujian laju pembakaran 0,4469 - 0,6633 g/menit. Pengujian dari kerapatan, kadar air dan nilai kalor telah sesuai dengan standar negara indonesia (SNI 01-6235-2000) sedangkan untuk pengujian kadar zat terbang dan karbon terikat tidak memenuhi standar. Pengujian kadar abu hanya perlakuan A5 yang memenuhi standar indonesia dan pengujian laju pembakaran belum ada standar indonesia. Kualitas briket arang cangkang kemiri yang terbaik pada perlakuan A5 (65% serbuk arang cangkang kemiri + 35% perekat damar) dan laju pembakaran yang terbaik pada perlakuan A1 (85% serbuk arang cangkang kemiri + 15% perekat damar). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentasi perekat damar dapat mempengaruhi karakteristik dan laju pembakaran briket arang cangkang kemiri.
PRODUKTIVITAS DAN RENDEMEN PEMBUATAN ANYAMAN PANDAN LAUT (Pandanus odorifer) SERTA KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN DI DESA PULAU KERAYAAN Rezky Ramadhan; Noor Mirad Sari; Yuniarti Yuniarti
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 1 Edisi Februari 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i1.11725

Abstract

The purpose of this study was to determine the average value of the contribution of woven sea pandanus to productivity, yield, and income in the form of fans, hoods, and bowls. Analyze the data collected by collecting information on the contribution of income to productivity, yield, and productivity of the woven sea pandanus craftsmen. Findings show that fan mats produce an average of 0.075 pieces per hour. The hood productivity averaged 0.042 pieces per hour. The average woven bowl productivity is 0.031 pieces per hour. The average yield of woven fans was 76.12 percent, the average yield of hoods was 71.59 percent, and the average yield of woven bowls was 57.38 percent. For weaving fans, the average net income value per year was IDR 2,886,118, with an average of IDR. Bowl weaving generated an annual net income of IDR 2,824,844. Bowl, hoods, and fan contributions all had average values of 29.03 percent and 29.06 percent, respectively. The highest average value of woven productivity was 0.075 pieces per hour, the highest average yield was 76.12 percent, and the highest annual average net income was IDR 2,886,118, with fan weaving contributing 30.06 percent of the highest average contribution valueTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata kontribusi anyaman pandan laut terhadap produktivitas, hasil, dan pendapatan berupa kipas, tudung, dan mangkok.  Analisis data yang dikumpulkan melalui pengumpulan informasi mengenai kontribusi pendapatan terhadap produktivitas, hasil, dan produktivitas pengrajin anyaman pandan laut. Temuan menunjukkan bahwa tikar kipas menghasilkan rata-rata 0,075 lembar per jam. Produktivitas kap mesin rata-rata 0,042 lembar per jam. Produktivitas mangkuk anyaman rata-rata 0,031 lembar per jam. Hasil rata-rata kipas tenun adalah 76,12 persen, rendemen rata-rata tudung 71,59 persen, dan rendemen rata-rata anyaman mangkok 57,38 persen. Untuk kipas tenun, rata-rata nilai pendapatan bersih per tahun adalah Rp2.886.118, dengan rata-rata Rp. Anyaman mangkok menghasilkan pendapatan bersih tahunan Rp2.824.844.2.741.760.Mangkok, tudung, dan kipas tenun kontribusi semuanya memiliki nilai rata-rata masing-masing 29,03 persen dan 29,06 persen. Nilai rata-rata produktivitas anyaman tertinggi adalah 0,075 lembar per jam, hasil rata-rata tertinggi 76,12 persen, dan pendapatan bersih rata-rata tahunan tertinggi sebesar Rp2.886.118, dengan tenun kipas menyumbang 30,06% dari nilai kontribusi rata-rata tertinggi.
BRIKET ARANG AROMATERAPI AKAR WANGI DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA, SEKAM PADI DAN PLASTIK LDPE BERDASARKAN RASIO UKURAN PARTIKEL DAN GETAH DAMAR Muhammad Faisal Mahdie; Adi Rahmadi; Noor Mirad Sari; Khairun Nisa; Mirna Mirna; Muhammad Rizki
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 1 (2024): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 1 Edisi Maret 2024
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i1.19032

Abstract

Akar wangi (Vetiveria zizanoides) yang mengandung resin dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan briket aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stres. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis karakteristis briket aromaterapi akar wangi, 2) Mengetahui perlakuan terbaik briket arang aromaterapi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan yaitu komposisi bahan dan ukuran partikel 20 mesh, 45 mesh, dan 60 mesh masing-masing tiga ulangan. Perlakuan terbaik untuk kadar air ukuran 20 mesh sebesar 1,91%, ukuran 45 mesh 1,36% dan 1,16% ukuran 60 mesh. Kadar abu ukuran 20 mesh yang terbaik dengan nilai 5,57%, 45 mesh sebesar 5,97% dan 60 mesh yang terbaik 6,8%. Kadar zat terbang terbaik ukuran 20 mesh sebesar 70,02%, 45 mesh 72,53% dan 60 mesh 72,34%. Kadar karbon terikat terbaik ukuran 20 mesh yaitu 21,64%, 45 mesh sebesar 22,55% dan 60 mesh 22,57%. Nilai kalor terbaik ukuran 20 mesh yaitu 7453,09 kal/gr, 45 mesh sebesar 7608,69 kal/gr dan 60 mesh sebesar 7632,32 kal/gr. Kerapatan terbaik untuk ukuran 20 mesh 1,06 gr/cm3, 45 mesh sebesar 1,10 gr/cm3 dan 60 mesh sebesar 1,17 gr/cm3. Semua perlakuan untuk kadar air, kadar abu, nilai kalor dan kerapatan memenuhi standar Amerika, namun untuk kadar zat terbang dan kadar karbon terikat belum memenuhi standar Amerika.
PENGUJIAN SIFAT FISIK ASAP CAIR CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana (L.) Willd) DARI HASIL PEMURNIAN MENGGUNAKAN ZEOLIT AKTIF DAN ARANG AKTIF ALABAN (Vitex pubescens VAHL) Rafi’ah Maulida; Noor Mirad Sari; Yuniarti Yuniarti
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 4 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 4 Edisi Agustus 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i4.13263

Abstract

The results of grade 3 hazelnut shell liquid smoke produced by the Batu Kura Forest Farmers Group have not been purified and tested for physical properties using Japanese standards. This study aims to analyze the quality of the physical properties of grade 1, grade 2 and grade 3 hazelnut shell liquid smoke, namely specific gravity, acidity (pH), gross content tau transparency, color and odor, then analyze the yield of hazelnut shell liquid smoke processing. The results of this research are the physical properties of grade 1 hazelnut shell liquid smoke have met Japanese standards in pH (3.58), transparency (0%), color (faint brass), typical smoke odor (lighter), grade 2 hazelnut shell liquid smoke has met the standards in pH (3.52), color (yellowish), odor (typical of liquid smoke, slightly pungent), grade 3 hazelnut shell liquid smoke that meets the standards in color (reddish brown) and typical smoke odor (pungent). The yield of grade 1 hazelnut shell liquid smoke is an average of 53.75%, grade 2 is 55.00% and grade 3 is 29.97%.Hasil dari asap cair cangkang kemiri grade 3 yang di produksi oleh Kelompok Tani Hutan Batu Kura belum dilakukan pemurnian dan pengujian sifat fisiknya menggunakan standar Jepang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas sifat fisik asap cair cangkang kemiri grade 1, grade 2 dan grade 3 yaitu berat jenis, keasaman (pH), kadar kotor tau transparansi, warna dan bau, kemudian analisis rendemen dari pengolahan asap cair cangkang kemiri. Hasil dari penelitian ini adalah sifat fisik asap cair cangkang kemiri grade 1 telah memenuhi standar Jepang ada pada pH (3,58), transparansi (0%), warna (kuningan samar), bau  khas asap (lebih ringan), asap cair cangkang kemiri grade 2 telah memenuhi standar ada pada pH (3,52), warna (kekuningan), bau (khas asap cair, agak menyengat), asap cair cangkang kemiri grade 3 yang memenuhi standar ada pada warna (coklat kemerahan) dan bau khas asap (menyengat). Rendemen dari asap cair cangkang kemiri grade 1 yaitu rata-rata 53,75% , grade 2 yaitu 55,00% dan grade 3 yaitu 29,97%.
Co-Authors - Mariani Adi Rahmadi Adi Rahmadi Agus Supriyanto Ahmad Jauhari Alfian Alfian Aminuyati Ana Mardianti Andi Prawoto Aprilia Rahmah Ayu Manipa Ayu Manipa Putri Briyandika Pratama Dany Prianto Nugroho Darmaji Darmaji Dewi, Emelda Fitrian Diah Wulandari Diana Ulfah Diana Ulfah Diana Ulfah Diana Ulfah Dwi Hendra Saputra Eko Rini Indrayatie Eky Saputra Eprillianto Eprillianto Erwin Endra Praja Fatih Farhan Fatriani Fatriani Fonny Rianawati Gusti A. R. Thamrin Gusti Abdul Rahmat Thamrin Hanifa Arsya Hanifa Arsya Hidayatullah, Muhammad Hj Lusyani Hj. Lusyani Lusyani Hj. Lusyani Lusyani, Hj. Lusyani Khairun Nisa Khairun Nisa Khairunnisa Khairunnisa Limbong, Melani Lusyani Lusyani Lusyiani Lusyiani Marwatul Mukarramah Miftahul Hafiza Rahim Mirna Mirna Misin, Misin Mrs. Fatriani Muhamad Heri Ende Adil Muhamad Rinaldi Gunadi Muhamad Yuliadi Rahman Muhammad Ali Shodiqon Muhammad Dian Ilmi Muhammad Faisal Mahdie Muhammad Faisal Mahdie Muhammad Faisal Mahdie Muhammad Helmi Muhammad Juriyan Noor Muhammad Noor Mashudi Muhammad Rizki Muhammad Safi’i Muhammad Syamsudin Naparin, Muhammad Norhikmah - Nurrohim Nurrohim Ogi Elian Aziz Arrifqi Puput Sary Pujowati Puspita, Dian Endah Rafi’ah Maulida Rani, Syahrul Ranifa Dwina Ratri Sucityasingrum Rezky Ramadhan Rina Muhayah Noor Pitri, Rina Muhayah Noor Rosidah - Rosidah R Radam Rosidah R Radam, Rosidah R Rosidah R. Radam Rosidah Radam Sheila Landus Fitriana Napitupulu Shinta Adjar Novita Shinta Ajar Sumiati Sumiati Syamsudin Syamsudin Trisnu Satriadi Violet Violet Burhanuddin Violet Violet Violet Violet Violet Violet Violet Violet Violet, Violet Yani Ika Rahmawaty Yulicia , Zamrudhinda Minna Yuni Fransiska Yuniarti Yuniarti Yusmini Puspita Zainal Abidin Zainal Abidin