Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Nilai Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Suparyana, Suparyana; Fauzi, Akhmad; Kusumastanto, Tridoyo; Yulianto, Gatot; Yusuf, Muhammad
Akuatiklestari Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v5i2.4453

Abstract

Pengelolaan sumberdaya alam termasuk juga sumberdaya perairan yang ada di kawasan taman nasional ujung kulon (TNUK), menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutannya baik dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penilaian ekonomi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan akan sangat membantu dalam pengelolaan berkelanjutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai ekonomi sumberdaya perairan yang ada di dalam kawasan konservasi perairan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan, mulai bulan Juni hingga November 2021, di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui metode survey dan observasi lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka berupa dokumen/laporan terkait kajian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode valuasi ekonomi total (TEV). Hasil penelitian diperoleh 1) Total nilai ekonomi ekosistem mangrove di kawasan konservasi perairan TNUK adalah mencapai Rp 1.010.345.221.267 per tahun atau sekitar Rp 317.590.788 per hektar per tahun, teridri atas; nilai manfaat langsung Rp 144.230.150.017 per tahun, nilai manfaat tidak langsung Rp 615.744.951.250 per tahun dan nilai pilihan Rp 250.370.120.000 per tahun. 2) Total nilai ekonomi ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi perairan TNUK adalah mencapai Rp 1.179.953.103.700 per tahun atau sekitar Rp 401.591.832 per hektar per tahun, teridri atas; nilai manfaat langsung Rp 190.223.827.450 per tahun, nilai manfaat tidak langsung Rp 702.202.393.750 per tahun dan nilai pilihan Rp 287.526.882.500 per tahun.
Strategi Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan Sebagai Upaya Konservasi Mangrove di Kabupaten Bangka Selatan Sapanli, Kastana; Kusumastanto, Tridoyo; Yulianto, Gatot; Sadelie, Agus; Kurniawan, Fery; Putra, Aditya Handoyo; Akhrianti, Irma; Mardyani, Yeyen; Indah, Mega Natasha; Fauzan, Fatih Ahmad
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 4 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0604.1048-1052

Abstract

Pengembangan ekonomi berkelanjutan di kawasan mangrove Kabupaten Bangka Selatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten ini memiliki hutan mangrove yang cukup luas, menghasilkan jasa-jasa lingkungan dan memberikan potensi berbagai kegiatan ekonomi khususnya di sektor perikanan yaitu silvofishery. Selain itu juga potensi pengembangan wisata ekowisata mangrove yang dapat dikombinasikan dengan usaha kepiting bakau. Namun demikian terdapat permasalahan adanya kerusakan ekosistem mangrove akibat aktivitas manusia seperti penambangan timah dan konversi lahan menjadi tambak. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam pengembangan silvofishery di kawasan mangrove serta adanya keterbatasan akses terhadap modal dan teknologi. Diperlukan strategi yang tepat dari hulu hingga hilir melalui pemberdayaan masyarakat, rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan di antaranya peningkatan regulasi dan penegakkan hukum, peningkatan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, dan kolaborasi antar sektor.
Studi Literatur Manajemen Perikanan Pada Situasi Bencana Covid-19 Kurniawati, Dwi Shinta; Yulianto, Gatot; Munawir, Abdillah

Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v3i1.5070

Abstract

The Coivd-19 pandemic disaster has had a negative impact on the fisheries industry. The aims of this paper was to analyze the root causes, impacts and strategies dor sustainability fisherises management after the Covid-19 pandemic. The research method was carried out using the literature study. Analysis of the disscusion was carried out descriprively. The root of problem of hampering the fisheries industry was generally identified as 3 things, social, travel and trade restriction. The derivatives of these three root problems will certainly have an impact on the logistics system, distribution, price fluctuations, supply and demand, marketing system and the vulnerability of the people’s lives. Based on tragedy of the Covid-19, fisheries industry always needs to implement risk management, especially disaster risk mitigation to reduce impacts
Eco-Biology of the Orbiculate Cardinalfish, Sphaeramia orbicularis in Seagrass Habitats of Pari Island, Indonesia Khasanah, Siti; Simanjuntak, Charles Parningotan Haratua; Yulianto, Gatot
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.101854

Abstract

The seagrass ecosystem of Pari Island, Kepulauan Seribu National Park, provides essential habitat for various fish resources, such as Sphaeramia orbicularis. Little information has been reported on the biology and ecology of this species in Indonesia. This study describes the growth pattern, feeding ecology, and reproductive biology of S. orbicularis in the seagrass beds of Pari Island. Fish samples were collected monthly from November 2023 to April 2024 using a beach seine net. A total of 542 fish were obtained with a range of 17-85 mm and weights of 0.16-24.28 g. Fish growth patterns were isometric and positive allometric with condition factor values >1. Based on feeding ecology, S. orbicularis is categorized as a specialist and has a low niche breadth (BA=0.2), with the primary diet being Gammaridae, Tanaidacea, and Brachyura. The fish population has a balanced sex ratio and spawns in January. This is indicated by the highest GMS mature gonad and GSI values found in that month. Egg fecundity ranged from 7,239-12,240 eggs with an average diameter of 0.0048-0.0052 mm, indicating a total spawner spawning pattern. The length of the first gonad maturity of male fish was 63.12 mm, while that of female fish was 65.27 mm.
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE BERDASARKAN NILAI MANFAAT SUMBERDAYA DI KABUPATEN TANA TIDUNG KALIMANTAN UTARA Arshad, Mazlan; Yulianda, Fredinan; Yulianto, Gatot; Rachmawani, Dori
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 17, No 1 (2025): (Mei) 2025
Publisher : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.17.1.2025.11-22

Abstract

Ekosistem mangrove berada di wilayah peralihan antara darat dan laut, ekosistem ini memiliki peran yang sangat penting baik secara ekologi maupun ekonomi sehingga mangrove dijuluki sebagai ekosistem yang multifungsi. Manfaat dari mangrove yang dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung adalah tambak dan biota asosiasi yang memiliki nilai ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah merancang pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan. Metode pendekatan menggunakan analisis nilai manfaat langsung dan pengelolaan berkelanjutan serta model nilai ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu manfaat langsung dari mangrove di Kabupaten Tana Tidung adalah budidaya tambak dan kepiting bakau yang memiliki nilai ekonomi tinggi, nilai produksi tambak menghasilkan sekitar 108.600 kilogram pertahunnya dengan nilai rupiah sekitar Rp 6.035.900.000 dari dua jenis komoditi yakni ikan bandeng (Chanos chanos) dan udang windu (Penaeus monodon) dari luasan tambak sekitar 49.310,20 ha. Hasil tangkapan sampingan pembudidaya tambak yakni kepiting bakau sebesar Rp 102.600.000 pertahun. Hasil tambak menunjukkan bahwa perikanan budidaya di Kabupaten Tana Tidung memiliki berpotensi ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan perekonomian dibidang perikanan budidaya sehingga pengelolaan berkelanjutan dan model nilai ekonomi sebagai salah satu kebijakan alternatif dapat diterapkan di Kabupaten Tana Tidung. Model pengelolaan ini memperhatkan keberlanjutan ekosistem, dan dapat diimplementasikan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Pemanfaatan ekosistem mangrove yang dilakukan harus kegiatan usaha yang ramah lingkungan seperti tambak silvofishery sehingga terbentuknya keseimbangan antara ekologi dan ekonomi ekosistem mangrove di Kabupaten Tana Tidung.Mangrove ecosystems are found in the coastal and estuarine areas. Because of their significant ecological and economic role, mangroves are known as multifunctional ecosystems. Ponds and the associated biota are two examples of the direct and indirect benefits of mangrove ecosystems. The aims of this reaserch is design management sustainable of mangrove ecosystem. Utilizing direct benefit-value analysis is the approach method. The findings demonstrated that one of the direct advantages of mangroves in Tana Tidung Regency is the cultivation of highly valuable mangrove crabs and ponds. The value of pond production in Tana Tidung Regency generates approximately 108.600 kilograms annually, valued at Rp 6.035.900.000, from two types of commodities: tiger shrimp (Panaeus monodon) and milkfish (Chanos chanos). from an approximate 49,310.20 hectacre pond. Mangrove crab bycatch amounts to Rp 102.600,000 annually. This demonstrates the significant economic potential of aquaculture in Tana Tidung Regency, indicating the necessity for management to maintain the sustainability of the ecosystem while also improving the aquaculture industry's economic standing. Tana Tidung Regency should consider implementing the sustainable management and economic value model, as it takes the sustainability of the ecosystem into account. Following the establishment of these groups, it is imperative to modify eco-friendly economic sectors, including silvofishery ponds, to maintain equilibrium between the mangrove ecosystem's ecology and economy in Tana Tidung Regency.
Environmental Suitability and Supportability for Seaweed Cultivation Development in Terujung Coastal Area, Labuhan Aji, Sumbawa Firda, Hasdinar; Widigdo, Bambang; Zairion; Yulianto, Gatot
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 7 (2025): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i7.11449

Abstract

Global demand for seaweed continues to increase, encouraging Indonesia as a major producer to optimise cultivation areas in a sustainable manner. The Terujung coastal area, located within Saleh Bay, has long been used as a location for seaweed cultivation, but has not been scientifically evaluated in terms of aquatic suitability and carrying capacity. This study aimed to assess the level of suitability and environmental capacity of the area to support the sustainable cultivation of Eucheuma sp. in a sustainable manner. Analyses were conducted using a Geographic Information System (GIS)-based spatial approach and evaluation of water physico-chemical parameters and other supporting factors. Results showed that of the total area of 459,576 hectares, approximately 22.92% was classified as suitable, 58,09% as conditionally suitable, and 18.99% as unsuitable. The calculation of carrying capacity shows that only 89,35 hectares of area can be optimally utilized, with a maximum capacity of 178 longline units. This study provides a scientific basis for aquaculture zoning planning based on environmental suitability in the Terujung Coastal water.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN TERUMBU KARANG PADA DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DI PULAU SEBESI LAMPUNG Yudha, Firsta Kusuma; Yulianda, Fredinan; Yulianto, Gatot
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.847 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v10i2.40211

Abstract

Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan salah satu konsep pengelolaan ekosistem pesisir di Pulau Sebesi, yang dibentuk untuk menekan tingkat kerusakan terumbu karang di Pulau Sebesi. Salah satu indikasi kerusakan terumbu karang ialah kehadiran ikan terumbu karang yang memanfaatkan terumbu karang sebagai habitat untuk hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur komunitas ikan terumbu karang pada Pulau Sebesi sebagai bahan pengelolaan DPL Pulau Sebesi. Secara keseluruhan ditemukan 493 individu ikan terumbu karang yang termasuk 12 famili ikan terumbu karang. Famili Pomacentridae merupakan famili dengan komposisi tertinggi pada seluruh lokasi studi. Kelimpahan ikan terumbu karang terbanyak dijumpai di Pulau Umang, sedangkan terendah dijumpai pada Gosong Sawo. Jumlah jenis ikan terumbu karang di lokasi studi berkisar antara 11-21 spesies. Indeks keanekaragaman tertinggi dijumpai pada Pulau Umang. Hal ini menandakan Pulau Umang memiliki kelimpahan dan jenis ikan terumbu karang yang lebih banyak dibandingkan lokasi lain.
Kelimpahan dan Keanekaragaman Siput Laut Opisthobranch di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan, Banyuwangi Rosyid, Abdur; Krisanti, Majariana; Yulianto, Gatot
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.997 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v11i1.45048

Abstract

Siput laut memiliki manfaat ekologi, ekonomi, dan menjadi objek penting dalam penelitian di berbagai disiplin ilmu. Sebagai bagian dari gastropod yang berasosiasi dengan organisme sesil, siput laut menjadi indikator yang baik untuk kesehatan habitat di perairan. Belum ada penelitian mengenai siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelimpahan dan keanekaragaman spesies siput laut (Opisthobranchia) di lokasi tersebut. Pengambilan data dilakukan di 9 lokasi penyelaman. Data siput laut diambil menggunakan belt transect dan fotografi bawah air di kedalaman 0 sampai 10 m (dikateogikan sebagai dangkal) dan >10 sampai 18 m (dikategorikan sebagai dalam). Identifikasi dilakukan melalui foto bawah air dengan melihat morfologi, warna, bentuk rhinophores, notum (punggung), kaki, dan insang. Waktu pengambilan data dimulai pada bulan November sampai dengan Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 85 spesies dalam 19 famili dan 3 ordo (Nudibranchia, Sacoglossa, dan Cephalaspidea). Famili paling beragam adalah Chromodorididae (29% dari total spesies) dan Phyllidiidae (19%) dari ordo Nudibranchia. Frekwensi temuan spesies terbanyak adalah spesies P. pustulosa dan P. briareum. Keanekaragaman tertinggi terdapat di Rumah Apung dangkal dengan nilai H’= 4,2  sedangkan keanekaragaman terendah terdapat di Tabuhan Selatan dengan nilai H’= 1,0. Kelimpahan tertinggi terdapat di Zona inti dangkal dengan nilai 23 ind/200 m2, sedangkan kelimpahan terendah terdapat di Tabuhan Selatan, Tabuhan Timur, dan Tabuhan Barat dengan nilai yang sama yaitu 1 ind/200 m2.
NILAI EKONOMI EKOSISTEM KARANG PULAU PARI DAN PENGELOLAAN BERKELANJUTAN Naufalzuhdi, Achyar; Yulianto, Gatot; Sapanli, Kastana
Jurnal Penelitian Perikanan Laut (Albacore) Vol 8 No 3 (2024): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.8.3.255-266

Abstract

Terumbu karang Pulau Pari Kepulauan Seribu berperan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata, namun tidak terlepas dari ancaman kerusakan akibat aktivitas manusia dan dampak perubahan iklim. Nilai ekonomi dan pengelolaan berkelanjutan diperlukan agar jasa ekosistem dapat dimanfaatkan secara terus-menerus hingga dimasa mendatang. Tujuan dari penelitian ini untuk menduga nilai ekonomi karang dan karakteristik masyarakat yang berpengaruh terhadap nilai ekonomi, serta menentukan strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Metode survey digunakan dalam pengumpulan data dengan kuisioner dan observasi. Nilai ekonomi ekosistem dianalisis menggunakan Contingent Valuation Method untuk mengukur nilai WTP masyarakat atas jasa ekosistem. Karakteristik masyarakat yang berpengaruh terhadap nilai ekonomi karang menggunakan model regresi linier berganda. Analisis program berkelanjutan menggunakan Analytical Hierarchy Process untuk menghasilkan alternatif prioritas. Hasil penelitian diperoleh besaran nilai WTP masyarakat atas jasa ekosistem Rp9.500 dengan nilai total WTP Rp384.750.000 per tahun sebagai nilai ekonomi karang. Karakteristik masyarakat yang berpengaruh adalah pendapatan, artinya pendapatan yang meningkat maka meningkat pula nilai ekonomi ekosistem karang. Analisis AHP menunjukkan strategi pemberdayaan masyarakat sebagai alternatif prioritas sehingga direkomendasikan sebagai strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Program pelatihan dan pendampingan masyarakat diperlukan dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan. Kata kunci: kesediaan membayar, pengelolaan berkelanjutan, Pulau Pari
PEMBANGKIT PANAS BUMI KAPASITAS 2 KW MEMANFAATKAN SISTEM ENTHALPI RENDAH UNTUK APLIKASI SISTEM OFF-GRID Herlambang, Yusuf Dewantoro; Harmoko, Udi; Widodo, Achmad; Yulianto, Gatot; Widada, Sugeng; Sahid, Sahid
Eksergi Vol. 17 No. 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.021 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v17i1.2285

Abstract

PLTP siklus biner merupakan salah satu solusi alternatif pemanfaatan panas bumi yang memanfaatkan sistem entalpi rendah. Skala percobaan pembangkit listrik siklus biner bertujuan untuk mengembangkan kemungkinan penggunaan tidak langsung dari sistem panas bumi entalpi rendah di situs Diwak. Unit ini adalah sistem siklus biner 2 kW yang terdiri dari empat komponen utama: evaporator, turbin, kondensor, dan sistem pendingin. Refrigeran R134a dipilih sebagai fluida biner karena kinerja yang diinginkan dan kemudahan ketersediaan di area lokal. Panas ditransfer ke fluida biner di sistem evaporator dengan loop ekstraksi termal. Pendinginan disuplai ke pipa ganda kondensor kemudian diedarkan sebagai loop pada sistem menara pendingin. Turbin putar digunakan sebagai ekspander untuk mengekstraksi pekerjaan dari sistem dan diumpankan oleh evaporator bertekanan tinggi. Sistem telah dirancang dan dibangun dan sekarang siap untuk komisioning dan pengujian.