Dunia dihadapkan pada masalah mendesak dari limbah plastik, yang menimbulkan masalah lingkungan yang serius karena waktu yang lama yang dibutuhkan untuk terurai. Plastik konvensional seperti Polyethylene Terephthalate (PET) membutuhkan waktu sekitar 23 hingga 48 tahun untuk terurai di lingkungan (Adhitama et al., 2023). Sejumlah strategi telah dikembangkan untuk pengelolaan limbah plastik, termasuk mendaur ulang, pembakaran, dan penguburan. Namun, pembakaran limbah plastik telah terbukti menghasilkan produk sampingan yang berbahaya bagi mahluk hidup dan lingkungan. Di sisi lain, penguburan limbah telah terbukti sebagai metode pengelolaan limbah yang tidak efektif karena sifat limbah plastik yang sulit terurai di lingkungan (Tanjung et al., 2022). Untuk mencegah pembuangan limbah plastik yang tidak terkendali dan tidak produktif, berbagai strategi pemanfaatan telah dikembangkan (Nayanathara Thathsarani Pilapitiya et al., 2024). Beberapa langkah besar telah diambil untuk mendaur ulang limbah plastik melalui produksi di pabrik-pabrik besar, yang telah menciptakan peluang kerja bagi banyak orang (Babaremu et al., 2022). Untuk mengatasi permasalahan serius ini, salah satunya dengan cara memanfaatkan daur ulang limbah plastik menjadi produk bernilai. Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan baku polimer bernilai dalam industri merupakan jalur yang menjanjikan menuju pengelolaan limbah yang berkelanjutan (Haba et al., 2025). Dalam era globalisasi saat ini, limbah plastik menjadi masalah yang signifikan, terutama di Indonesia yang sangat terdampak oleh isu ini (Kibria et al., 2023). Kabupaten Aceh Utara di Indonesia termasuk dalam studi ini. Hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya kesadaran umum tentang pemilahan dan pembuangan limbah yang benar. Hal ini telah menyebabkan peningkatan volume limbah, terutama di daerah perkotaan dan perdesaan. Sejumlah besar aktivitas manusia sehari-hari terkait dengan pembentukan limbah, termasuk penggunaan kantong plastik dan pembelian barang-barang rumah tangga, yang umumnya menggunakan kemasan atau berbahan plastik yang termasuk kedalam limbah anorganik. Penerapan kebijakan ekonomi sirkular dengan mendaur ulang limbah rumah tangga guna mencegah dampak buruk polusi lingkungan (Sahin dan Kirim, 2018). Pratisti et al., (2025) mengupayakan untuk mengurangi limbah plastik dan meningkatkan peluang ekonomi bagi ibu rumah tangga melalui produksi barang dari sisa plastik, termasuk tas hadiah, tempat tisu, dan hiasan bunga. Dewi et al., (2024) membuat plastik degradable berbasis pati sagu termodifikasi dengan penambahan polipropilena/polietilena sebagai aplikasi produk rumah tangga. Dewi et al., (2024) memanfaatkan pati biji alpukat dengan poliasam laktat yang dapat diaplikasikan untuk produk-produk rumah tangga, 3D printer dan sebagainya. Dewi et al., (2024) memanfaatkan selulosa berbasis alami dengan penambahan polipropilena/polietilena untuk aplikasi produk-produk rumah tangga, dekorasi, industri otomotif dan lain-lain. Salah satu lokasi desa di Aceh Utara yang memiliki banyak limbah plastik adalah Desa Paya Gaboh. Limbah plastik terletak dan menumpuk terbiarkan begitu saja di jalan lintas Krueng Mane – Lhokseumawe dekat dengan lingkungan masyarakat Paya Gaboh. Desa Paya Gaboh terletak di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Pengelolaan limbah di desa ini belum berjalan dengan baik. Limbah plastik ini bisa bermanfaat, selama dikelola dengan benar yaitu dengan memanfaatkannya menjadi produk-produk rumah tangga dan desain interior dengan mengandalkan teknologi sederhana. Mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai pedagang, industri rumah tangga, pelaku UMKM dan mereka mengeluh tentang pendapatan ekonomi, dalam kondisi ekonomi saat ini, telah terjadi kenaikan yang signifikan dalam harga barang-barang pokok secara harian. Masyarakat juga mengeluh terhadap limbah plastik yang menumpuk di sekitaran lingkungan mereka, dengan aroma yang bau tidak sedap dan dibakar begitu saja sehingga berdampak buruk pada kesehatan serta menurunkan estetika lingkungan. Dalam program kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendesiminasikan teknologi pengolahan limbah plastik menjadi produk-produk rumah tangga dan desain interior. Inisiatif ini akan membantu masyarakat mengembangkan ekonomi dan meningkatkan lingkungan dan kualitas hidup mereka. Pemanfaatan limbah plastik untuk memproduksi produk rumah tangga dan desain interior merupakan proses yang sederhana dan efisien secara biaya, dengan nilai ekonomi yang tinggi. Tujuan utama adalah melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan dan mandiri. Selain memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku dalam produksi produk rumah tangga dan desain interior, masyarakat juga dapat terlibat dalam penjualan produk-produk tersebut sebagai suvenir dari Aceh Utara, barang kebutuhan rumah tangga, dan barang-barang terkait lainnya. Teknologi pengolahan limbah plastik menjadi produk-produk rumah tangga dan desain interior memiliki tingkat kesederhanaan dan keefektifan biaya yang baik, sehingga prosesnya sangat mudah untuk diterapkan di desa mitra. Peningkatan pemanfaatan limbah dan promosi gerakan pembersihan lingkungan juga diharapkan akan menjadi hasil dari program ini.