Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi untuk Menjaga Kualitas Air DAS Ciujung Ruhiat, Yayat; Akbar, Halim
Agrium Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v12i1.384

Abstract

Minimalisasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Pada penelitian ini, treatment terhadap limbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi. Dalam memberikan perlakuan terhadap limbah pulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam dua tahapan. Pertama, mengkaji dan mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang berfungsi untuk meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas air sungai tetap terjaga. Hasil pengukuran konsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunan konsentrasi di beberapa titik sampling. Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dari industri ke sungai. Dalam menganalisis konsentrasi pencemar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung menggunakan nilai kondisi awal (initial conditions) dan nilai kondisi batas (boundary conditions) sebagai input model.
Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi Di DAS Krueng Seulimum Kabupaten Aceh Besar Akbar, Halim
Agrium Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v12i1.385

Abstract

Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat dan langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan dalam penggunaan lahan, maka sangat diperlukan penilaian lahan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kemampuan lahan pada beberapa penggunaan lahan di DAS Krueng Seulimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Krueng Seulimum terdiri atas 24 satuan peta lahan (SPL). Penilaian kemampuan lahan terdiri dari kelas III-e2 pada SPL 6, 7, 8, 9,10, 23 dan 24, kelas III-KE4,e2  pada SPL 1 dan 5, kelas III-l2,b1 pada  SPL 13 dan kelas VI-l4 pada SPL 22.  Usaha perbaikan (teknik konservasi) yang perlu dilakukan adalah pembuatan teras gulud atau teras gulud bersaluran, pemberian mulsa jerami sebanyak 4 - 5 ton ha-1 dan penanaman dalam strip
Pemetaan dan Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan di DAS Krueng Pasee Kabupaten Aceh Utara Suparno, Samsul; Akbar, Halim; Rafli, Muhammad
Agrium Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1073

Abstract

Pemetaan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada tanaman pangan merupakan suatu cara yang efisien dan efektif untuk mengetahui karakteristik lahan dan potensi pengembangannya dalam menentukan kelas kesesuaian lahan pada suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman pangan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Pase Kabupaten Aceh Utara, yang dimulai dari bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang terdiri dari tahap persiapan, survei pendahuluan, survei utama, analisis data serta penyajian hasil. Beberapa sifat tanah yang mempengaruhi kelas kesesuaian lahan  untuk tanaman pangan yaitu tekstur tanah, kapasitas tukar kation (KTK), pH, kejenuhan basa (KB), C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah tadah hujan pada SPL 29, SPL 30 dan  SPL 31 adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi. Kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 26. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan kedelai adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas tekstur, C-organik, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi yang terdapat pada SPL 9, SPL 10, SPL 12, SPL 13, SPL 14, SPL 16, SPL 17, SPL 18, SPL 20, SPL 21, SPL 22, dan SPL 23. Sedangkan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 15. Adapun teknik konservasi tanah yang disarankan yaitu pembuatan saluran drainase, pemberian pupuk organik dan an-organik yang dikombinasikan serta pembuatan teras guludan.
Pemetaan dan Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan di DAS Krueng Pasee Kabupaten Aceh Utara Suparno, Samsul; Akbar, Halim; Rafli, Muhammad
Agrium Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v14i2.877

Abstract

Mapping using Geographic Information System (GIS) in food crops is an efficient and effective way to know land characteristics and their development potential in determining land suitability class in a region. This study aims to investigate the suitability class of food crops in the Krueng Pase River Basin (DAS) of North Aceh Regency, which starts from December 2016 until March 2017. The method used in this study is a survey method consisting of the preparation stage, survey introduction, main survey, data analysis and presentation of results. Some soil properties that affect land suitability classes for food crops are soil texture, cation exchange capacity (CEC), pH, basic saturation (KB), C-organic, Nitrogen, Phosphorus and Potassium. The results showed that the land suitability class for rainfed lowland rice on SPL 29, SPL 30 and SPL 31 was marginal (S3) with drainage limiting factor, phosphorus, potassium, slope and erosion hazard. Unsuitable land suitability class (N) with slope limiting factor and erosion hazard is found in SPL 26. The soil suitability class for corn and soybean is marginal (S3) with texture limiting factor, C-organic, phosphorus, potassium, slope and hazard (SP), SPL 17, SPL 18, SPL 20, SPL 21, SPL 22 and SPL 23. While the land suitability class is not suitable (N) with slope limiting factor and erosion hazard is found in SPL 15. The suggested soil conservation techniques are drainage drainage, organic and inorganic fertilizer application combined, and the making of guludan terraces
Kajian Erosi Tanah dan Teknik Konservasi Tanah di Sub DAS Krueng Pirak Kabupaten Aceh Utara Munzir, Tiar; Akbar, Halim; Rafli, M.
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.1941

Abstract

Land, as a natural resource, has various pressures along with the increase in the human population which has caused a decrease in the quality and land productivity. Decreasing soil quality is caused by nutrients that are washed away by rain and erosion mainly occurs on land that does not apply appropriate conservation management. The rate of erosion and sedimentation in an area illustrates the condition of the watershed management system. This study aims to predict the rate of soil erosion in the Krueng Pirak watershed in North Aceh Regency. The method used in this study is the survey method as follows: preparation, observation, data analysis and presentation of results. The results showed that the calculation of erosion predictions in the Krueng Pirak sub-watershed in North Aceh had different predictive values for each Land Mapping Unit (LMU). The highest erosion prediction is in LMU21 of 882.38 tons / ha / year with coconut vegetation, while the lowest is in LMU14 which only has 0.29 tons / ha / year. This happens because of the low carbon content of forest vegetation. For the Krueng Pirak sub-watershed area, there are several LMU areas that need to be preserved, including LMU2, LMU4, LMU6, LMU9, LMU10, LMU13, LMU15, LMU16, LMU17 and LMU21. This is because the value of predicted erosion in this area exceeds acceptable erosion values. Some conservation efforts that need to be done are in LMU 11 by integrating rubber plants with cassava plants. PL 12, SPL 13, SPL 15 by integrating the main crops with corn, upland rice, cassava, peanuts and plant residues used as mulch. Conservation in LMU16 and LMU21 is carried out by reforestation by covering the soil at the beginning of the year, while in LMU17 conservation is done by combining teak plantations with pea and green bean plants. Keywords: Sub-watershed, Prediction of Erosion, Conservation, LMU 
TINGKAT LAJU INFILTRASI TANAH PADA DAS KRUENG MANE KABUPATEN ACEH UTARA Delima, Delima; Akbar, Halim; Rafli, Muhammad
Agrium Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i1.685

Abstract

Infiltration is the inclusion of water into the soil through the soil surface due to differences in matrix potential, gravitational potential and pressure potential Infiltration is an important component in soil conservation.  It is because the efforts are fundamental in managing the relationship between rainfall intensity and infiltration capacity, as well as run off. The magnitude of surface flows due to disruption of characteristics and potential land will change the ecosystem which can reduce the function of river basin (DAS). This study aims to measure the infiltration rate in the Krueng Mane watershed in North Aceh District. The method used in this research was survey method where to measure infiltration rate using infiltrometer method. The results revealed that the highest infiltration rate was 8.20 cm / h. It  was found in mixed plantation land cover, 0-3% slope and latosol soil type. The lowest infiltration rate was 1.906 cm/h, found in oil palm plantation cover, slope of 3-8% and yellow podzolic soil type (PMK). Soil texture is dominated by clay fraction, porosity value is 43,23-45,56%, moisture content is between 1.01-4,38%, C-organic content is 0,32-2,93%, soil permeability is 0, 28-11.12 cm / hour and bulk density ranged from 1.13 to 1.35 gr / cm³. The result of statistical analysis indicated that the fraction of dust had a positive correlation with the C-organic content (r = 0.851 **). The porosity of the soil is positively correlated with the permeability (r = 0.844 **).
Prediksi Erosi Dan Teknik Konservasi Tanah Sistem Agroforestri Di Sub Das Krueng Meueh Kabupaten Bener Meriah Akbar, Halim
Agrium Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v18i2.5327

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai prediksi erosi serta penerapan teknik konservasi tanah sistem agroforestri di sub DAS  Krueng Meueh Kabupaten Bener Meriah.Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu metode survei yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap survei pendahuluan, 3) tahap survei utama, dan 4) tahap analisis data dan penyajian hasil. Perhitungan prediksi erosi menggunakan persamaan USLE dan menghitung erosi toleransi menggunakan persamaan Wood dan Dent (1983).Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai prediksi erosi terbesar terdapat pada satuan peta lahan (SPL) 12 yaitu sebesar 472.88 ton/ha/thn dengan penggunaan lahan semak belukar, sedangkan nilai prediksi erosi terendah terdapat pada SPL 9 yaitu sebesar 0.13 ton/ha/thn dengan penggunaan lahan hutan. Tindakan konservasi tanah yang perlu dilakukan pada penggunaan lahan kebun campuran (SPL 7, SPL 14 dan SPL 17),  adalah konservasi vegetatif berupa agrisilviculture, yaitu sistem agroforestri yang mengkombinasikan tanaman pepohonan (hutan) dengan tanaman pertanian (alley cropping), penanaman kacang tanah, kacang hijau dan penambahan mulsa jerami (nilai P = 0,013). didapat nilai prediksi erosi pada SPL 7 sebesar 0,56 ton/ha/thn, SPL 14 sebesar 1,07 ton/ha/thn, SPL 17 sebesar 0,62 ton/ha/thn. Untuk SPL 8 dan SPL 11 tindakan konservasi yang disarankan  yaitu pembuatan teras bangku diikuti dengan penanaman kacang tanah (nilai P = 0,009) sehingga dapat menurunkan erosi menjadi 1,19 ton/ha/thn dan 0,39 ton/ha/thn. Untuk SPL 1, SPL 5,  SPL 10,  SPL 13 dan SPL 15  disarankan tindakan konservasi agroforestri sebagai penutup tanah atau dengan penanaman berkayu atau mengkombinasikan tanaman pepohonan (hutan) dengan tanaman pertanian, tanaman hijauan ternak (agrosilvopasture) sehingga nilai prediksi erosi dapat turun dibawah nilai erosi toleransi. Untuk SPL 6 dan SPL 12 tindakan konservasi yang disarankan adalah dengan pembuatan teras gulud diikuti dengan penanaman jagung+ kacang tanah+ dan sisa tanaman dijadikan mulsa (nilai P = 0,006).
Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi untuk Menjaga Kualitas Air DAS Ciujung Yayat Ruhiat; Halim Akbar
Agrium Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v12i1.384

Abstract

Minimalisasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah. Pada penelitian ini, treatment terhadap limbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi. Dalam memberikan perlakuan terhadap limbah pulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam dua tahapan. Pertama, mengkaji dan mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang berfungsi untuk meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas air sungai tetap terjaga. Hasil pengukuran konsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunan konsentrasi di beberapa titik sampling. Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dari industri ke sungai. Dalam menganalisis konsentrasi pencemar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung menggunakan nilai kondisi awal (initial conditions) dan nilai kondisi batas (boundary conditions) sebagai input model.
Pemetaan dan Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan di DAS Krueng Pasee Kabupaten Aceh Utara Samsul Suparno; Halim Akbar; Muhammad Rafli
Agrium Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v15i2.1073

Abstract

Pemetaan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada tanaman pangan merupakan suatu cara yang efisien dan efektif untuk mengetahui karakteristik lahan dan potensi pengembangannya dalam menentukan kelas kesesuaian lahan pada suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman pangan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Pase Kabupaten Aceh Utara, yang dimulai dari bulan Desember 2016 sampai bulan Maret 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang terdiri dari tahap persiapan, survei pendahuluan, survei utama, analisis data serta penyajian hasil. Beberapa sifat tanah yang mempengaruhi kelas kesesuaian lahan  untuk tanaman pangan yaitu tekstur tanah, kapasitas tukar kation (KTK), pH, kejenuhan basa (KB), C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah tadah hujan pada SPL 29, SPL 30 dan  SPL 31 adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi. Kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 26. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan kedelai adalah sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas tekstur, C-organik, fosfor, kalium, lereng dan bahaya erosi yang terdapat pada SPL 9, SPL 10, SPL 12, SPL 13, SPL 14, SPL 16, SPL 17, SPL 18, SPL 20, SPL 21, SPL 22, dan SPL 23. Sedangkan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi terdapat pada SPL 15. Adapun teknik konservasi tanah yang disarankan yaitu pembuatan saluran drainase, pemberian pupuk organik dan an-organik yang dikombinasikan serta pembuatan teras guludan.
Pemetaan dan Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan di DAS Krueng Pasee Kabupaten Aceh Utara Samsul Suparno; Halim Akbar; Muhammad Rafli
Agrium Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v14i2.877

Abstract

Mapping using Geographic Information System (GIS) in food crops is an efficient and effective way to know land characteristics and their development potential in determining land suitability class in a region. This study aims to investigate the suitability class of food crops in the Krueng Pase River Basin (DAS) of North Aceh Regency, which starts from December 2016 until March 2017. The method used in this study is a survey method consisting of the preparation stage, survey introduction, main survey, data analysis and presentation of results. Some soil properties that affect land suitability classes for food crops are soil texture, cation exchange capacity (CEC), pH, basic saturation (KB), C-organic, Nitrogen, Phosphorus and Potassium. The results showed that the land suitability class for rainfed lowland rice on SPL 29, SPL 30 and SPL 31 was marginal (S3) with drainage limiting factor, phosphorus, potassium, slope and erosion hazard. Unsuitable land suitability class (N) with slope limiting factor and erosion hazard is found in SPL 26. The soil suitability class for corn and soybean is marginal (S3) with texture limiting factor, C-organic, phosphorus, potassium, slope and hazard (SP), SPL 17, SPL 18, SPL 20, SPL 21, SPL 22 and SPL 23. While the land suitability class is not suitable (N) with slope limiting factor and erosion hazard is found in SPL 15. The suggested soil conservation techniques are drainage drainage, organic and inorganic fertilizer application combined, and the making of guludan terraces