Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Rekonstruksi Sejarah Geologi Berdasarkan Analisis Stratigrafi di Daerah Cengal dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Sunarta, Jonathan Angkawijaya; Rochmana, Yogie Zulkurnia; Hastuti, Endang Wiwik Dyah
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan Volume 7 No. 2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v7i2.11102

Abstract

Mekanisme arus turbidit yang terjadi pada Kala Tersier dan aktivitas vulkanik pada Kala Kuarter menghasilkan endapan vulkanik, laut dangkal, dan laut dalam pada Sub-Cekungan Majalengka. Adanya perbedaan lingkungan pengendapan yang kompleks ini memerlukan suatu rekonstruksi sejarah geologi guna pemahaman geologi daerah penelitian. Metode yang digunakan berupa observasi lapangan dan analisis stratigrafi. Observasi lapangan dimulai dari pengamatan litologi tiap formasi, pengukuran struktur geologi, dan pengukuran profil litologi. Analisis stratigrafi berupa analisis studio yang terdiri dari analisis petrografi, paleontologi, dan struktur geologi. Pengendapan diawali pada Miosen Awal, yaitu Formasi Cinambo Anggota Bawah dengan satuan batupasir dan Formasi Cinambo Anggota Atas dengan satuan batuserpih. Pada Miosen Tengah terendapkan Formasi Halang Anggota Bawah dengan satuan breksi. Pada Miosen Akhir terendapkan Formasi Halang Anggota Atas dengan satuan perselingan batupasir dan batulempung dan terjadi aktivitas tektonik berupa gaya kompresional membentuk struktur lipatan. Terjadi pula aktivitas vulkanik yang menyebabkan intrusi magma berupa dike menerobos hingga Formasi Halang. Pada Pliosen Awal terendapkan selaras Formasi Kaliwangu dengan satuan batulempung. Pada Plistosen Awal dan Akhir terendapkan material gunung api di atas Formasi Cinambo dan Halang berupa ketidakselarasan non-conformity dengan satuan breksi gunung api. Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk gambaran historis mekanisme pengendapan di daerah penelitian.
Kontrol Struktur Geologi Terhadap Kemunculan Manifestasi Panas Bumi di Daerah Muaro Paiti, Sumatra Barat Rahmatullah, Arif; Rochmana, Yogie Zulkurnia; Setiawan, Budhi; Dyah Hastuti, Endang Wiwik; Permana, Lano Adhitya
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan, Volume 8, No 1 Tahun 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v8i1.11769

Abstract

Struktur geologi memiliki peranan penting terhadap sirkulasi fluida panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola umum serta distribusi struktur geologi yang berperan sebagai media keluarnya air panas dari reservoir. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui zona permeabilitas tinggi sebagai implikasi dari reservoir yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan geologi dan analisis kelurusan. Pemetaan geologi bertujuan untuk mengetahui kondisi litologi dan struktur geologi di daerah penelitian. Sedangkan analisis kelurusan bertujuan untuk mengetahui pola umum struktur geologi dan indikasi zona permeabilitas tinggi. Berdasarkan hasil pemetaan geologi, terdapat dua formasi di daerah penelitian, yaitu Formasi Menggala dan Formasi Telisa. Formasi Menggala tersusun oleh litologi berupa batupasir, batupasir kerikilan, dan konglomerat. Formasi Telisa tersusun oleh litologi berupa batulempung dan napal secara lokal. Daerah penelitian mempunyai enam struktur geologi yang berkembang, yaitu lima sesar dan satu lipatan. Dari enam struktur geologi yang ditemukan, Sesar Patamuan dan Sesar Batangkapugadang diinterpretasikan menjadi struktur yang berperan sebagai jalur keluarnya air panas dari reservoir. Keberadaan manifestasi ini muncul di sekitar perpotongan kedua struktur tersebut. Pada peta densitas kelurusan, perpotongan kedua struktur tersebut berada pada area dengan densitas kelurusan yang rapat. Area tersebut diinterpretasikan sebagai zona hancuran yang diindikasikan sebagai zona permeabilitas tinggi.
PENGARUH ATRIBUT CLEAT TERHADAP PERMEABILITAS BATUBARA DAERAH KUNGKILAN, KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN Novita, A. F.; Rochmana, Y. Z.
Jurnal Pertambangan Vol 8 No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jp.v8i2.1600

Abstract

Cleat merupakan rekahan alami yang muncul sebagai dampak dari pembebanan maupun struktur. Rekahan pada batubara menjadi alur lintasan fluida pada batubara untuk mengalir masuk ataupun keluar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi gas metana batubara melalui analisis cleat pada area Kungkilan, Kabupaten Lahat yang termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan. Pengambilan data atribut cleat menggunakan metode observasi lapangan yaitu dengan melakukan pengukuran kedudukan (strike-dip), atribut cleat berupa spacing dan aperture dengan menggunakan metode scanline pada sembilan lokasi penelitian, dan dilanjutkan perhitungan nilai permeabilitas batubara menggunakan rumus darcy. Dari pengukuran tersebut hasil arah umum face cleat adalah timur laut-barat daya dan butt cleat berarah barat laut-tenggara dengan menghasilkan atribut cleat dengan rata-rata aperture pada face cleat 0,02-0,1 cm dan butt cleat yaitu 0,03-0,2 cm, sedangkan spacing pada face cleat 2,9 hingga 5,7 cm dan pada butt cleat 3,8-7,9 cm. Berdasarkan perhitungan dari persamaan permeabilitas, hasil permeabilitas yang diperoleh kisaran yaitu 2,27 mD-42,95 mD yang setelah dirata-rata pada model match sticks sebesar 15,635 mD serta 3,02 mD-57,27 mD setelah rata-rata model cubes yaitu 21,598 mD. Hasil keterdapatan permeabilitas yang bernilai rendah diperoleh di seam d pada LP 1 sedangkan nilai tertinggi diperoleh di seam c pada LP 8. Maka dapat ditarik kesimpulan adanya korelasi antara atribut cleat dengan permeabilitas dan di beberapa coal seam terutama seam c memiliki kualitas permeabilitas untuk gas metana batubara cukup baik. Hal tersebut selaras dengan pandangan Peter (2008), dimana dalam pemanfaatan gas metana batubara, permeabilitas yang optimal yaitu 30 mD-50 mD.
Kontrol Struktur Geologi Terhadap Kemunculan Manifestasi Panas Bumi di Daerah Muaro Paiti, Sumatra Barat Rahmatullah, Arif; Rochmana, Yogie Zulkurnia; Setiawan, Budhi; Dyah Hastuti, Endang Wiwik; Permana, Lano Adhitya
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan, Volume 8, No 1 Tahun 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v8i1.11769

Abstract

Struktur geologi memiliki peranan penting terhadap sirkulasi fluida panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola umum serta distribusi struktur geologi yang berperan sebagai media keluarnya air panas dari reservoir. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui zona permeabilitas tinggi sebagai implikasi dari reservoir yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan geologi dan analisis kelurusan. Pemetaan geologi bertujuan untuk mengetahui kondisi litologi dan struktur geologi di daerah penelitian. Sedangkan analisis kelurusan bertujuan untuk mengetahui pola umum struktur geologi dan indikasi zona permeabilitas tinggi. Berdasarkan hasil pemetaan geologi, terdapat dua formasi di daerah penelitian, yaitu Formasi Menggala dan Formasi Telisa. Formasi Menggala tersusun oleh litologi berupa batupasir, batupasir kerikilan, dan konglomerat. Formasi Telisa tersusun oleh litologi berupa batulempung dan napal secara lokal. Daerah penelitian mempunyai enam struktur geologi yang berkembang, yaitu lima sesar dan satu lipatan. Dari enam struktur geologi yang ditemukan, Sesar Patamuan dan Sesar Batangkapugadang diinterpretasikan menjadi struktur yang berperan sebagai jalur keluarnya air panas dari reservoir. Keberadaan manifestasi ini muncul di sekitar perpotongan kedua struktur tersebut. Pada peta densitas kelurusan, perpotongan kedua struktur tersebut berada pada area dengan densitas kelurusan yang rapat. Area tersebut diinterpretasikan sebagai zona hancuran yang diindikasikan sebagai zona permeabilitas tinggi.
Rekonstruksi Sejarah Geologi Berdasarkan Analisis Stratigrafi di Daerah Cengal dan Sekitarnya, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Sunarta, Jonathan Angkawijaya; Rochmana, Yogie Zulkurnia; Hastuti, Endang Wiwik Dyah
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan Volume 7 No. 2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v7i2.11102

Abstract

Mekanisme arus turbidit yang terjadi pada Kala Tersier dan aktivitas vulkanik pada Kala Kuarter menghasilkan endapan vulkanik, laut dangkal, dan laut dalam pada Sub-Cekungan Majalengka. Adanya perbedaan lingkungan pengendapan yang kompleks ini memerlukan suatu rekonstruksi sejarah geologi guna pemahaman geologi daerah penelitian. Metode yang digunakan berupa observasi lapangan dan analisis stratigrafi. Observasi lapangan dimulai dari pengamatan litologi tiap formasi, pengukuran struktur geologi, dan pengukuran profil litologi. Analisis stratigrafi berupa analisis studio yang terdiri dari analisis petrografi, paleontologi, dan struktur geologi. Pengendapan diawali pada Miosen Awal, yaitu Formasi Cinambo Anggota Bawah dengan satuan batupasir dan Formasi Cinambo Anggota Atas dengan satuan batuserpih. Pada Miosen Tengah terendapkan Formasi Halang Anggota Bawah dengan satuan breksi. Pada Miosen Akhir terendapkan Formasi Halang Anggota Atas dengan satuan perselingan batupasir dan batulempung dan terjadi aktivitas tektonik berupa gaya kompresional membentuk struktur lipatan. Terjadi pula aktivitas vulkanik yang menyebabkan intrusi magma berupa dike menerobos hingga Formasi Halang. Pada Pliosen Awal terendapkan selaras Formasi Kaliwangu dengan satuan batulempung. Pada Plistosen Awal dan Akhir terendapkan material gunung api di atas Formasi Cinambo dan Halang berupa ketidakselarasan non-conformity dengan satuan breksi gunung api. Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk gambaran historis mekanisme pengendapan di daerah penelitian.
Analisis Stratigrafi dan Sejarah Pengendapan Daerah Batu Ampar, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Putra, Hanif Kurniadi; Rochmana, Yogie Zulkurnia
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 3 (2024): JUPIN Agustus 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.547

Abstract

Perubahan muka air laut yang terjadi pada Miosen Tengah - Pliosen menghasilkan endapan - endapan transisi dan laut dangkal. Lingkungan pengendapan yang bervariasi memerlukan pemahaman geologi yang lebih dalam terutama pada proses sedimentasi dan stratigrafi. Daerah Batu Ampar, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu, berada pada cekungan muka busur. Wilayah Batu Ampar didominasi oleh endapan sedimen berumur Tersier dengan pemahaman geologi penelitian terdahulu belum dilakukan secara komprehensif, sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui kronologi dan mekanisme pengendapan pada daerah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah observasi lapangan, analisis fosil dan penampang stratigrafi terukur. Data tersebut kemudian diinterpretasikan untuk pengetahui proses pengendapan dan urutan stratigrafi. Berdasarkan analisis stratigrafi pada daerah penelitian, urutan stratigrafi dari tua ke muda adalah Formasi Lemau (Tml) sebagai formasi tertua yang terendapkan pada kala Miosen Tengah, Formasi Simpang Aur (Tmps) terendapkan pada kala Miosen Akhir-Pliosen secara selaras diatas Formasi Lemau dan Aluvial (Qal) terendapkan pada kala Holosen secara tidak selaras diatas Formasi Simpang Aur. Proses sedimentasi dimulai pada kala miosen tengah dan berlanjut sampai kala resen. Pengendapan yang terjadi pada daerah penelitian ini didominasi dengan endapan-endapan lingkungan transisi pada Formasi Lemau (Tml) yang dikontrol oleh proses pasang surut air laut serta pada kala pliosen terjadi proses vulkanisme yang mempengaruhi proses sedimentasi di Formasi Simpang Aur (Tmps). Pada daerah ini juga dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya struktur geologi berupa antiklin, sinklin dan sesar naik yang berkembang pada Plio-Plistosen. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai tatanan stratigrafi serta model pengendapan pada daerah Batu Ampar.
Kajian Geomorfologi Daerah Batang Manyuruk dan Sekitarnya, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat Apriliana, Vira; Rochmana, Yogie Zulkurnia
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 3 (2024): JUPIN Agustus 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.624

Abstract

Daerah Batang Manyuruk dan Sekitarnya Kecamtan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat memiliki kenampakan bentang alam dan bentuk lahan yang bervariasi dikarenakan indikasi bentukan geomorfologi yang khas dan beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi geomorfologi dan satuan geomorfik daerah penelitian. Satuan geomorfik dapat digunakan sebagai informasi studi lanjutan untuk data penunjangan mitigasi bencana dan pengembangan wilayah. Metode penelitian menggunakan data hasil dari observasi lapangan dengan pengamatan aspek geologi yaitu, pengamatan bentuk lahan serta data pendukung berpa foto bentang alam dan analisis studio berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Satuan geomorfik didapatkan dari hasil identifikasi beberapa aspek meliputi morfologi (morfografi dan morfometri), geomrofik atau morfodinamik. Hasil satuan geomorfik daerah penelitian dibagi menjadi: Perbukitan Tinggi Curam Denudasional menempati sekitar ±20% dari daerah penelitian yang terletak pada kelas lereng tingkat agak curam hingga sangat curam  bernilai (14%-40%) dengan elevasi 500-832 meter, Perbukitan  Rendah Agak Curam Denudasional menempati sekitar ±45% daerah penelitian yang terletak pada kelas lereng datar hingga agak curam (0-20%) dengan eleasi 200-500 meter, Perbukitan Lipatan Sesar menempati sekitar ±30% daerah penelitian dengan elevasi 200-300 meter memiliki kemiringan agak curam hingga curam bernilai (21%-55%) dan Pointbar menempati sekitar ±5% pada daerah penelitian, dengan elevasi 200-300 meter memiliki kemiringan lereng landai hingga agak curam bernilai (3-7%).
Dinamika Sejarah Geologi berdasarkan Analisis Stratigrafi Daerah Karas dan Sekitarnya, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Abimanyu, Gilang; Rochmana, Yogie Zulkurnia
Journal of Geology Sriwijaya Vol 3 No 1 (2024): The Journal of Geology Sriwijaya
Publisher : Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62932/jgs.v3i1.2375

Abstract

Proses tektonik kompresional yang terjadi pada kala Pliosen Awal menyebabkan terjadinya perlipatan pada daerah penelitian. Hal ini dilanjutkan dengan terjadinya pengangkatan regional di pulau Jawa yang mengakibatkan proses intrusi pada daerah penelitian. Penelitian pada daerah Karas dan sekitarnya sangat menarik dilakukan, proses pengendapan formasi yang awalnya selaras menjadi muncul ketidakselarasan akibat proses tektonik tersebut. Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui sejarah pengendapan pada tiap formasi daerah penelitian. Metode yang digunakan yaitu analisis stratigrafi yang didapatkan melalui pemetaan geologi. Daerah penelitian tersusun atas Formasi Tawun Anggota Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok dan Intrusi Andesit. Sejarah geologi dimulai pada Miosen Awal dimana terendapkannya Formasi Tawun Anggota Ngrayong pada saat fase transgresi berlangsung. Selanjutnya pada kala Miosen Tengah terendapkan Formasi Bulu secara selaras pada fase regresi terjadi secara meluas. Kemudian Formasi Wonocolo terendapkan secara selaras diatas Formasi Bulu. Formasi ini terbentuk pada saat fase transgresi berlangsung. Pada kala Miosen Akhir, terendapkan Formasi Ledok saat fase regresi. Pada Pliosen Akhir ini terjadi proses tektonik kompresional yang berarah Utara Timur Laut-Selatan Barat Daya yang menyebabkan perubahan arah kemiringan dan terjadi proses perlipatan pada Formasi Tawun Anggota Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo dan Formasi Ledok dengan arah orientasi lipatan relatif berarah Barat-Barat Laut – Timur Tenggara. Kemudian pada kala Pleistosen terjadi intrusi berupa Intrusi Andesit yang mengintrusi formasi yang lebih tua. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan geologi lokal pada daerah penelitian.
Stratigraphic Analysis and Depositional History of Kubang Area, Cianjur Regency, West Java Kevin Nabil Hibatullah; Yogie Zulkurnia Rochmana
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 5 No 1 (2024): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jgrs.ft.unila.189

Abstract

Kubang area, Cianjur Regency, West Java, is composed of well-preserved sedimentary rock formations, especially along the Cibeet River, which borders Bogor and Cianjur. This study aims to identify, reconstruct, and make models of the geological history in the research area from a stratigraphic perspective. The method used in this research consists of field observation, fossil analysis, and measuring sections, and making geological model. The data were analyzed, combined, interpreted, and simulated to become a depositional history model. Based on the results of the stratigraphic strata in the research location, the order of formations from oldest to youngest is Jatiluhur Formation of Marl and Quartz Sandstone Member (Mdm), Cantayan Formation of Breccia Member (Mttb), Cantayan Formation of Claystone Member (Mttc), Cantayan Formation of Sandstones Member (Mtts), Mangerit Intrusion (Ma), Limo Volcanic Deposits (Qyk), and Alluvial Deposits (Qa). The sedimentation process began in the Early Miocene and continues to the present. Past depositional processes in the Neritic environment were dominated by transgression-regression accompanied by volcanism played an important role, so unique and repetitive lithological units formed. This research contributes to understanding the history of deposition in the Kubang area and provides information for future research.
Analisis Stratigrafi dan Implikasi Terhadap Sejarah Geologi Daerah Sukamaju, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Giantaria, Anisa; Rochmana, Yogie Zulkurnia
TEKNIKA SAINS Vol 9, No 2 (2024): TEKNIKA SAINS
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24967/teksis.v9i2.3530

Abstract

Daerah Sukamaju dan Sekitarnya yang ada di Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu memiliki kondisi geologi yang khas, dan kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengidentifikasi, merekronstruksi sehingga mengetahui mekanisme pengendapan pada daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari observasi lapangan dan analisis laboratorium. Data tersebut kemudian diinterpretasikan untuk mengetahui proses pengendapan dan urutan stratigrafi daerah penelitian. Berdasarkan hasil stratigrafi di daerah penelitian, Penelitian dilakukan pada dua formasi dari tua ke muda, yaitu Formasi Lemau (Tml) dan Formasi Simpangaur (Tmps). Selanjutnya pada Kala Miosen Akhir terendapkanya Formasi Simpangaur (Tmps) secara selaras diatas Formasi Lemau (Tml). Proses sedimentasi dimulai pada kala miosen tengah dan berlanjut sampai kala resen. Pengendapan yang terjadi pada daerah penelitian ini didominasi lingkungan transisi pada Formasi Lemau (Tml) yang dikontrol oleh proses pasang surut air laut, serta pada kala pliosen terjadi proses vulkanisme yang mempengaruhi proses sedimentasi di Formasi Simpangaur (Tmps). Pada daerah ini juga dipengaruhi oleh Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah antiklin dan sesar mendatar kanan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami kondisi stratigrafi dan sejarah pengendapan di daerah Sukamaju.