Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

OPTIMASI GIS: PEMETAAN AKUMULASI AIR PADA LOW WALL PIT A, PT BUKIT ASAM, TBK. A. F. H. Surbakti`; E. W. D. Hastuti; Y. Z. Rochmana; R. G. Utamaputra; J. Ersyari; R. D. Chen
Jurnal Pertambangan Vol 6 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jp.v6i1.1107

Abstract

Aktivitas penambangan batubara terutama pada sistem tambang open pit dan open cut kerap kali menimbulkan masalah pada akumulasi air yang terbentuk di permukaan. Genangan air menjadikan lereng tanah jenuh dan sering menjadi pemicu lorotan material dari dinding tambang terutama pada bagian low wall. Pemetaan dioptimalkan guna mengidentifikasi akumulasi dan jalur air yang terbentuk pada low wall Pit A. Sehingga dapat dilakukan pemodelan aliran air dalam rekomendasi geoteknik dan pengendaliannya agar tidak terjadi penjenuhan (saturated). Pemetaan dilaksanakan berdasarkan hasil survei dengan akurasi satu meter dengan Geographic Information System (GIS) dengan hydrogeology tools, pengecekan kondisi aktual, perhitungan volume air hujan infiltrasi serta run-off berdasarkan curah air hujan dan material properties di Pit A. Data curah hujan sejak Januari hingga Desember 2021 menampikan angka dengan interval 83,0 hingga 507,5 mm. Analisis laboratorium menunjukkan nilai void ratio batuan low wall berupa lempung pasiran sebesar 0,53 sedangkan nilai porositas 34,14% di Pit A. Berdasarkan kajian GIS merepresentasikan volume akumulasi air total pada low wall adalah 764.348,41 m3 yang terdiri dari 404.705,544 m3 air infiltrasi sedangkan 359.642,875 m3 merupakan aliran run off. Hasil ekstraksi dengan GIS terbukti lewat keadaan aktual yang ditemukan di low wall Pit A dengan ditemukannya akumulasi serta aliran air. Pengamatan akumulasi air pada low wall Pit A ini diharapkan mengurangi potensi lereng yang jenuh sehingga muaranya adalah kestabilan lereng saat proses optimasi batubara.
ANALISIS DAN VISUALISASI 2D LINEAMENT BERBASIS NETWORKGT PADA DAERAH KADU, SUMEDANG, JAWA BARAT : ANALYSIS AND VISUALIZATION OF 2D LINEAMENT BASED ON NETWORKGT REGIONS KADU, SUMEDANG, JAVA M Arief Situmorang; Yogie Z. Rochmana
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) VOLUME 3, NOMOR 2, AGUSTUS 2022
Publisher : Universitas trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3183.346 KB) | DOI: 10.25105/jogee.v3i2.14173

Abstract

Daerah penelitian memiliki struktur geologi yang kompleks seperti sesar dan lipatan. Hal ini didukung dengan adanya data DEMNas yang memperlihatkan pola-pola kelurusannya. Citra satelit berupa data DEMNas digunakan sebagai data awal untuk mengidentifikasi pola kelurusan pada daerah telitian. Dalam melakukan analisis pola dan keterkaitan kelurusan menggunakan suatu toolbox pada aplikasi ArcGIS. NetworkGT merupakan instalasi toolbox untuk analisis keterkaitan antar lineament sehingga diketahui persebaran variasi geometri dan topologi. Persebaran variasi geometri meliputi aspek lokasi, orientasi dan panjang lineament tersebut. Topologi meliputi titik temu dan koneksivitas antar lineament. Pola kelurusan pada daerah ini searah dengan trend kemenerusan Baribis-Kendeng Thrust Fault Zone yang berorientasi pada baratlaut-tenggara (NW-SE). Hasil analisis geometri pada daerah penelitian memiliki rata-rata panjang lineament 0,778 km dengan hubungan antar lineament yang saling bersinggungan dan berpotongan dengan simbol Branches and Nodes. Pola kelurusan dalam Analisis spasial yang diklasifikasikan dalam 5 kelas sesuai 2D Intensity.
Analisis stratigrafi dan sejarah pengendapan Daerah Cibenda, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dan sekitarnya Muhammad Daffa Kevin Adam; Yogie Zulkurnia Rochmana
OPHIOLITE : Jurnal Geologi Terapan Vol 4, No 2 (2022): OPHIOLITE
Publisher : Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56099/ophiolite.v4i2.26843

Abstract

Analisis stratigrafi dan sejarah pengendapan pada daerah Cibenda, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bertujuan mengidentifikasi kondisi geologi pada daerah penelitian dari aspek stratigrafi. Hasil pengamatan lapangan yang didapatkan dengan metode observasi lapangan kemudian direkonstruksi menjadi sebuah model sejarah geologi dengan menggunakan analisis laboratorium dan analisis studio. Pada lokasi penelitian diketahui stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda mencakup Formasi Jampang (Tomj), Formasi Kalipucang (Tmkl), Formasi Halang (Tmph) dan Formasi Tapak (Tpt). Secara tektonik, daerah penelitian terdapat pada jalur Pegunungan Selatan. Pengetahuan mengenai stratigrafi suatu daerah dapat menjadi informasi bagi penelitian lebih lanjut maupun diaplikasikan terhadap pengembangan wilayah. Oleh karena itu, peneliti memilih topik ini untuk diteliti.
Characteristic and Provenance of Talang Akar Formation Sandstone, Sukamoro Area, South Sumatera Yogie Zulkurnia Rochmana; Idarwati Idarwati; Harnani Harnani; Elisabet Dwi Mayasari
Jurnal IPTEK Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2023.v27i1.4434

Abstract

Sukamoro area, Banyuasin Regency, South Sumatera, was the research location. This investigation focuses on the origin of sandstones from the Talang Akar Formation. In the area of investigation, sandstones are widely dispersed and exhibit a variety of properties. Due to the abundance of sandstones found and their high resistance and physical compactness, an analysis of the original rock can be carried out. Generally, the material that makes up sandstone comes from the previous rock. This investigation was undertaken using a descriptive-analytical methodology to determine the origin of the rock. The collected surface data is subsequently petrographically examined. After determining the composition of the constituent minerals, a provenance analysis was conducted to determine that the Talang Akar Formation's sandstones originated from the Magmatic Arc. Furthermore, the Talang Akar sandstone reveals the origin of the Recycle Orogen. Thus, it is considered that the sandstones of the Talang Akar Formation have seen many uplift episodes as a result of tectonic activity, almost to the point where they have experienced an increase in the maturity or stability of their continental block provenances
Identifikasi Suksesi Delta Formasi Muaraenim Atas Daerah Tanjung Enim, Sumatera Selatan Daffa Gamas Elcofa; Yogie Zulkurnia Rochmana; Endang Wiwik Dyah Hastuti; Muhammad Al Fajrin Khalil Gibran
Journal of Geology Sriwijaya Vol 2 No 1 (2023): The Journal of Geology Sriwijaya
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8240490

Abstract

Formasi Muaraenim merupakan salah satu formasi pembawa cadangan batubara terbesar di Indonesia. Lapisan batubara gantung Formasi Muaraenim memiliki potensi sebagai cadangan batubara besar. Karakteristik batubara gantung pada formasi ini memiliki ketebalan yang bervariatif dan umum ditemukan adanya splitting, washout maupun impurities. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembentukan batubara gantung pada kelompok tersebut melalui analisis fasies. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data hasil pemboran bawah permukaan berupa data log sinar gamma (GR) melalui nilai kurva, bentuk kurva dan pola pengendapannya yang dikelompokan menjadi suatu fasies. Kemudian hasil interpretasi tersebut dikorelasikan dengan deskripsi batuan inti sehingga didapatkan informasi tentang proses pengendapan yang komprehensif. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa Formasi Muaraenim Atas tersusun dari tiga suksesi fasies yaitu suksesi delta front, suksesi delta plain dan suksesi tidal flat. Batubara yang terbentuk Formasi Muaraenim Atas cenderung memiliki ketebalan bervariatif akibat pengaruh pasang surut air laut. Penelitian ini dapat menjadi referensi awal dalam eksplorasi serta penelitian Formasi Muaraenim Atas selanjutnya.
Analisis Tahapan Diagenesis Pada Batupasir Formasi Talang Akar Daerah Airbatu dan Sekitarnya, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan Muhammad Raihan Mustaqim; Yogie Zulkurnia Rochmana; Endang Wiwik Dyah Hastuti
Journal of Geology Sriwijaya Vol 2 No 1 (2023): The Journal of Geology Sriwijaya
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8240496

Abstract

Batupasir merupakan salah satu batuan sedimen yang memiliki porositas dan permeabilitas yang dapat membuatnya menjadi reservoir ataupun akuifer yang berguna dalam industri perminyakan ataupun industri air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses diagenesis yang berkembang pada Batupasir Formasi Talang Akar di Daerah Airbatu termasuk fase pelarutan yang dapat meningkatkan nilai porositas ataupun permeabilitas pada batupasir tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan pengambilan data lapangan serta analisis laboratorium meliputi analisis petrografi dan analisis diagenesis. Proses diagenesis yang berkembang pada Batupasir Formasi Talang Akar meliputi fase kompaksi, fase pelarutan, fase sementasi, dan authigenesis sehingga dapat diketahui bahwa batupasir tersebut telah mengalami tahapan eogenesis, mesogenesis, dan telogenesis pada kedalaman 2 Km – 3,5 Km dan suhu berkisar 60oC – 100oC pada tingkat kematangan semi-mature hingga mature ‘B’.
Modelling and Estimation of Coal Resources Using Circular Method in Beringin Makmur II Area, North Musi Rawas Regency Maretha Deva Erisendy; Yogie Zulkurnia Rochmana
PROMINE Vol 10 No 2 (2022): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jp.v10i2.3842

Abstract

The Muaraenim Formation is a coal-bearing formation located in the South Sumatra Basin. The research location is in the Beringin Makmur 2 area, North Musi Rawas Regency, which is included in the Airbenakat and Muaraenim Formations. The aim of this research is to do 2-dimensional and/or 3-dimensional modeling in the research area to determine the feasibility of the mining process. The feasibility test of a coal seam body will be used as a study for the next stage, namely resource estimation. The method for calculating coal resources is the USG circularS method based on drill log data. The following data is needed, such as drilling data for 64 drill points, regional geological data and survey data at the research location or mining business permit (IUP) location. Then an analysis will be carried out so that 3D subsurface modeling and calculation of coal resources can be continued. Based on the research results, it was found that there were 3 coal seams with updip in the north direction and downdip in the south direction N1800E - N1820E. In the research area, synclines were found that affected the distribution of coal. Interpretation of the 3D model is obtained from the correlation between drilling data and survey data. The results of the calculation using the USGS circular method, the estimated tonnage of inferred resources is 91,840,000 tons, indicated resources are 55,330,000 tons, measured resources are 235,870,000 tons so that the overall estimate of the coal seams is 383,040,000 million tons/ton.
BIOSTRATIGRAFI FORMASI TELISA BERDASARKAN PERSEBARAN FORAMINIFERA DI DAERAH MUAROPAITI, KECAMATAN KAPUR IX, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT Harfiandri, Muhammad Said; Rochmana, Yogie Zulkurnia
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i2.56104

Abstract

Pendekatan analisis paleontologi dapat digunakan dalam menentukan umur relatif suatu batuan dengan melihat distribusi dan acuan umur fosil foraminifera yang terdapat pada batuan. Oleh karena itu, metode ini digunakan sebagai acuan dalam penelitian biostratigrafi yang membahas mengenai penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini dilakukan di Desa Muaropaiti, Sumatera Barat yang secara regional terletak pada Cekungan Sumatera Tengah. Observasi lapangan telah dilakukan dalam rangka perekaman data geologi permukaan serta data paleontologi berupa foraminifera yang di dapatkan dari hasil preparasi sampel batuan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menentukan umur relatif dan lingkungan batimetri pada Formasi Telisa melalui analisis biostratigrafi. Metode yang digunakan berupa analisis biostratigrafi dengan melihat umur dan batimetri pada fosil foraminifera planktonik dan bentonik serta analisis struktur sedimen yang terdapat pada daerah telitian. Studi ini mengungkapkan bahwa umur relatif pada Formasi Telisa berdasarkan analisis foraminifera planktonik adalah Middle Miocene (N8-N10). Lingkungan batimetri berdasarkan foraminifera bentonik didapatkan pada area Transisi-Neritik Tepi (15m – 90m). Hal ini menunjukan bahwa Formasi Telisa terendapkan pada kala Miosen Tengah dimana terjadinya transgresi (kenaikan muka air laut) yang mengendapkan litologi batuan sedimen dengan ukuran butir halus seperti batulempung, batuserpih, dan batulanau yang bersifat karbonatan.
Evolution of Sequence Stratigraphy and Paleogeography, Case Study: M2 Member of the Muara Enim Formation Hibatullah, Kevin Nabil; Setiawan, Budhi; Rochmana, Yogie Zulkurnia; Wicaksono, M. Dwiki Satrio
Jambura Geoscience Review Vol 6, No 2 (2024): Jambura Geoscience Review (JGEOSREV)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jgeosrev.v6i2.24475

Abstract

Sequence stratigraphy related to accommodation space as an area of potential sediment accumulation that is influenced by fluctuations in sea level and subsidence of the basin floor. Paleogeography, on the other hand, is the study of physical geographic features and their evolution throughout geological periods. The aim of this work is to shed light on the relationship between paleogeographic evolution and sequence stratigraphy, as well as coal accumulation in the South Sumatra Basin. The method used are geophysical logs and cores analysis to determine the system tracts, types of system tracts, and stratigraphic sequences, lithofacies and sedimentary facies analysis, paleogeographic analysis using modified single-factor and multi-factor and them mapped  using IDW as a geostatistical method. The results indicate that the study area comprises four system tracts, namely TST-1, HST-1, TST-2 and HST-2. In TST-1 and TST-2, the rate of peat formation is balanced with the rate of accommodation space formation, resulting in continuous and very thick coal accumulation. In HST-1 and HST-2, the rate of accommodation space formation exceeds the rate of peat formation, leading to continuous coal accumulation that is quite thick to very thick. Sequence 1 consists of lagoon and tidal/mouth/distal bar paleogeographic unit with  sand/shale ratio range 0.217 to 0.247. Sequence 2 consists of lagoon paleogeographic units with sand/shale ratio range 0.046 to 0.05.
Geological History Reconstruction using Stratigraphic Analysis: A Case Study of Kampung Baru, West Sumatra Putri, Helen Dwi; Setiawan, Budhi; Rochmana, Yogie Zulkurnia
Journal of Earth and Marine Technology (JEMT) Vol 4, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelititan dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Adhi Tama Suraba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jemt.2024.v4i2.5729

Abstract

The reconstruction of geological history includes the development of rocks and volcanic deposits on a depositional pattern consisting of various types of sedimentary materials accumulated over a long time, which involves depositional changes. Depositional changes require geological comprehension in analyzing and understanding the geological processes involved in their evolution. For this reason, stratigraphic analysis is a very relevant approach to discussing rock layers, including significant environmental changes during their geologic history. The purpose of this research is to find out the geological processes that have contributed to the formation of the earth in the past. The method in this research is a stratigraphic analysis carried out from field observation data carried out directly at the outcrop. Deposition began with the re-deposition of the Pre-Tertiary (Triassic)-aged Porphyry Quartz Dasite Formation. In the Late Oligocene Epoch, the Sawahtambang Formation was deposited, which formed in the braided river characterized by the presence of sedimentary structures in the form of lamination and cross lamination. In the Early Miocene to Middle Miocene, the transgression process occurred, where the change in deposition was caused by the supply of larger land sediments that caused the deposition of the Ombilin Formation to be deposited in the marine environment of the Transition-Nerritic Edge based on the bathymetry results. The research results are expected to enable geological information to gain in-depth knowledge and experience about the history of deposition and assist in geological modeling.