p-Index From 2020 - 2025
1.665
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL ILMIAH PLATAX
Nego E. Bataragoa, Nego E.
Unknown Affiliation

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Otolith Morphometrics of Selar Crumenophthalmus From Kema Strait Taliawo, Rofino; Manginsela, Fransine B; Bataragoa, Nego E.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): ISSUE JANUARY-JUNE 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.18905

Abstract

Otolith or ear stone of fish,  known as a result of biomineralization which takes place in the body of the fish. In some studies, otolith used to estimate age and stock structure of the fish.  The otolith  was categorized into three  types called sagitta, lagena and utrikulus and  the most widely studied. This study was designed to describe the characteristics  of the otolith of S. crumenophthalmus  by implementing  six index form descriptors.Tthe  study also dimed at determinition the relationship of fish length and otolith length as well as otolith width .  Linear regression approch was used to analyse the relationship of fish length and whole characteristics otolith . Those parameters were analysed using Excel and application R program  ( the package the FSA ). The results  show that otolith S.crumenophthalmus  sagitta has 6 descriptor indicees thatt are as follow: 1) the irregular surface (from factor < 1), 2) comparison against a full round (roundness ≠ 1), no 3) (full circle-shaped circularity: 21), 4) do not form a perfect square (R ≠ 1) and 5 axis) changes of 28-29 and 6) form a somewhat elongated (aspect ratio > 1). The value index  otolith form is showed ellipse.Based on the results of the analysis, the otolith left and right (length, width, perimeter, and area) otolith males S. crumenophthalmus has no different. Same alsois found on the case of males otolith, left and on right (long) females otolith S. crumenophthalmus does not differ except the width of the otolith, the area and perimeter size of a different otolith real. The relationship between  the length size and width dimensions of otolith with the total length of the fish has a linear relationship. The second parameter of the linear relationship is marked by the determination coefficient values on otolith length varies between 0,56-0,62 and its width ranged from 0.49 to 0.69. For female fish, otolith lenght detemination coefficient varies between 0.27 and 0.25 to its width ranges from 0.15 to 0.19.Key words: S.crumenophthalmus, otolith Morfometrik, Gulf of Kema AbstrakOtolit atau batu telinga ikan dikenal sebagai hasil dari biomineralisasi yang berlangsung dalam  tubuh  ikan. Pada beberapa studi, otolit digunakan  untuk mengestimasi umur ikan serta struktur stok. Dari tiga (3) organ otolit (sagitta, utrikulus dan lagena), yang paling banyak diteliti adalah otolit sagitta.Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan karakter otolit ikan Selar crumenophthalmus (yang  mengunakan   6 deskriptor indeks bentuk) dan menentukan hubungan panjang tubuh ikan dengan panjang otolit serta lebarnya.Hubungan ukuran otolit terhadap panjang total ikan dianalis mengunakan persamaan regresi linier sederhana. Alat yang digunakan untuk menganalisis bentuk serta hubungan otolit menggunakan aplikasi Excel serta program R package FSA.Dari hasil analisis, otolit sagitta ikan Selar crumenophthalmus memiliki 6 deskriptor indeks yang hasilnya adalah : 1) permukaan yang tidak teratur (from factor < 1), 2) perbandingan terhadap bulat penuh (roundness ≠1), 3) tidak berbentuk  lingkaran penuh (circularity: 21), 4) tidak membentuk persegi sempurna (R≠1) dan 5) perubahan sumbu sebesar 28-29 serta 6) bentuk agak memanjang (aspect ratio >1). Dari nilai indeks bentuk tersebut, otolit Selar crumenophthalmus menunjukan bentuk yang elips.Berdasarkan hasil analisis, otolit kiri dan kanan (panjang, lebar, , perimeter area /luas) otolit jantan Selar crumenophthalmus tidak berbeda nyata. Sama halnya dengan otolit jantan, kiri dan kanan (panjang) otolit betina Selar crumenophthalmus tidak berbeda nyata, namun lebar otolit, area serta perimeter otolit berbeda nyata.Hubungan antara dimensi ukuran panjang dan lebar otolit dengan  panjang total  ikan memiliki hubungan linier. Hubungan linear kedua parameter tersebut ditandai dengan nilai koefisien determinasi pada panjang otolit ikan jantan  bervariasi antara 0, 56- 0, 62 dan lebarnya berkisar antara 0,49 sampai 0,69. Untuk ikan betina, koefisien deteminasi panjang otolit bervariasi antara 0,25 sampai 0,27 dan lebarnya berkisar antara 0,15 sampai 0,19.Kata kunci: Selar crumenophthalmus,  Morfometrik otolit, Teluk Kema
Fish Species and Abundance in the Intertidal Zone around UNSRAT Marine Station, East Likupang District, North Minahasa Regency Pangandaheng, Romel A.; Bataragoa, Nego E.; Tombokan, Jhon L.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): EDISI JANUARI-JUNI 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.18907

Abstract

Fish migration to the intertidal zone at high tide is for feeding, reproduction, escape from predator. The study was aimed to know the fish species inhabiting the intertidal zone,  the individual abundance and fish catch biomass. Sampling was done at high tide in the afternoon and morning in new moon and full moon. Five sampling stations were selected and each station was sampled twice, so that total number of samplings were 10. This study used swept area method and covered a total area of 12,000/m2 (6,000m2 in new moon and full moon, respectively. Individual abundance of each species ranged from 0.0002 to 0.0120/  at new moon and from 0.00012 to 0.0102/  at full moon, respectively, and total abundance ranged from 0.0001 to 0.0111/  in both moon phases. The biomass of each species on the new moon 0.0003t o 0.1749g/ , full moon 0.0009 to 0.1224g/ , and the amount of biomass between the new moon and the full moon 0.0002 to 0,1329g/ .Keywords: Fish, migration, intertidal, reproduction.AbstrakIkan bermigrasi ke dalam zona intertidal pada saat air pasang adalah untuk mencari makan, bereproduksi, dan menghindar dari predator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies-spesies ikan yang ada didaerah intertidal dan mengetahui kelimpahan individu dan biomasa ikan yang tertangkap di daerah intertidal. Pengambilan sampel dilaksanakan pada ketika air pasang pada sore dan pagi hari setiap fase bulan baru dan purnama. Ditetapkan lima stasiun sampling dan setiap stasiun dilakukan dua kali sampling, sehingga jumlah sampling dalam lima stasiun 10 kali sampling. Dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode swept area (daerah sapuan). Luas daerah sapuan pukat dalam 10 kali sampling adalah 12.000/m2 (6.000m2 pada bulan baru dan bulan purnama), Kelimpahan individu setiap spesies pada bulan baru berkisar antara 0,0002-0,0120/ , bulan purnama 0,00012-0,0102/ , dan jumlah kelimpahan antara bulan baru dan purnama 0,0001-0,0111/ . Kelimpahan biomasa setiap spesies yang paling melimpah pada bulan baru 0,0003-0,1749g/ , bulan purnama 0,0009-0,1224g/ , dan jumlah biomasa antara bulan baru dan purnama 0,0002-0,1329g/ ..Kata kunci : Ikan, bermigrasi, intertidal, reproduksi
Longitudinal Distribution and Morphometric Character of Eel at the Downstream Site of Kabur River, East Likupang, North Minahasa Hartanto, Frengky; Bataragoa, Nego E.; Lohoo, Anneke V.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 3, No 2 (2015): EDISI JULI - DESEMBER 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.3.2.2015.13220

Abstract

Eel is a unique organism that grows in the freshwater habitat and when they have reached adult stage of life they will migrate thousands of kilometers to the sea for spawning. This research was aimed at identifying the eel species, defining the breadth composition of longitudinal distribution, describing and analyzing the relationship between length and weight (alometric, isometric growth) and the conditional factors, and determining the feeding habit of eels hauled in Kabur river, Rinondoran village, East Likupang District, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The samples have been collected in April 19th 2015 based on the river length survey method. The hauling process was started at the downstream site which then headed to the upstream. The result of the research showed that there were two (2) species of eel that have been hauled they are Anguilla marmorata and Anguilla celebesensis. The value of F-count < F-table so the H0 is acceptable. It means that there is no difference in the size of eels in terms of their growing sites along the river. b value is 3,19217 so the growing pattern of A. marmorata in Kabur river is positive alometric ( b > 3 ). The average condition factor of every class of the total A. marmorata length is from 0,1691 to 0,2426. In general, the kinds of food usually consumed by the eels are shrimp, worm, and crab. Based on the index of preponderance, the highest percentage of diet is crab. Therefore, crab becomes the main diet with IP value of 78,2. Keywords: Eel, size, growth, conditional factor, feeding habit   A B S T R A K   Sidat adalah organisme unik yang bersifat katadromous yaitu tumbuh di habitat air tawar dan ketika dewasa akan bermigrasi ribuan kilometer untuk mengadakan pemijahan di laut. Penelitian ini bertujuan yaitu mengidentifikasi spesies sidat, menentukan komposisi ukuran sebaran longitudinal, mendeskripsikan dan menganalisis hubungan panjang berat (pertumbuhan alometrik, isometrik) serta faktor kondisi, menentukan kebiasaan makanan sidat yang tertangkap di Sungai Kabur, Desa Rinondoran, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 19 april 2015 berdasarkan metode survei sepanjang sungai. Penangkapan di mulai dari hilir sampai menuju hulu sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua spesies yang tertangkap yaitu Anguilla marmorata dan Anguilla celebesensis. Nilai F-hitung < F-tabel maka H0 diterima.  Ini berarti tidak terdapat perbedaan ukuran sidat pada tempat di sepanjang sungai.  Nilai b adalah 3,19217 jadi pola pertumbuhan A. marmorata di Sungai Kabur adalah allometrik positif (b > 3).  Nilai faktor kondisi rata – rata pada masing - masing selang kelas panjang total A. marmorata yaitu dengan kisaran antara 0,1691 - 0,2426. Secara keseluruhan makanan yang paling sering dijumpai pada lambung A. marmorata adalah udang, cacing, dan kepiting. Berdasarkan nilai indeks bagian terbesar (Indeks of Preponderance), persentase tertinggi terdapat pada jenis makanan yang berupa kepiting, dengan demikian kepiting menjadi makanan utama dengan nilai IP yaitu 78,2.   Kata Kunci : Sidat, ukuran, pertumbuhan, faktor kondisi, kebiasaan makanan 1Mahasiswa Program Studi MSP FPIK-UNSRAT 2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Catch And Length-Weight Relationship Of Freshwater Lobster, Cherax Quadricarinatus Von Martens, 1868 In Tondano Lake, Kakas District, Minahasa, North Sulawesi Jamlean, Yosef Gerard; Bataragoa, Nego E.; Tombokan, Jhon L.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): ISSUE JANUARY-JUNE 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.18903

Abstract

C. quadricarinatus (red claw) has important economic value either for consumption or as ornamental crustacean, has been  cultivated, and introduced to many waterways outside its natural habitat. In Tondano lake, C. quadricarinatus has developed and become fishing target  using traps and spearguns.  The purpose of this survey is to describe the freshwater lobster catching using traps, and to know the length-weight relationships, growth pattern and condition factor. The study was expected to use as information on the presence of C. quadricarinatus Tondano Lake. Catches were red claw, C. quadricrinatus, marble sleeper Oxyeleotris marmorata, Mud gudgeon Ophieleotris aporos, Mozambique tilapia Oreochromis mossambicus and African sharptooth catfish Clarias Gariepinus. Length-weight relationship of C. quadricarinatus was W = -1.8005 + 4.2765 log L for males, W = -1.2978 + 3.6524 log L for females, respectively, and W = -1.5631 + 3.9848 log b for combined sexes. They had positive allometric (A +) growth. Condition factor ranged from 0.60-1.43 with an average of 1.071 ± 0.17 for males and 0.46-1.36 with an average of 1.027 ± 0.18 for females, 0.59-1.642 withan average of 1.22± 0.21.Keywords: fishing, length-weight, growth pattern, fishing gear, Kakas district, MinahasaAbstrakC. quadricarinatus (red claws) mempuyai nilai ekonomis penting baik komsumsi maupun sebagai krustasea hias dan  telah banyak di budidaya serta di introduksi ke banyak perairan  di luar habitat aslinya. Di Danau Tondano, C. quadricarinatus telah berkembang biak dan menjadi target penangkapan nelayan mengunakan alat tangkap bubu dan alat tangkap tura sejenis tombak sambil menyelam. Tujuan penelitinan ini ialah untuk mendeskripsikan penangkapan lobster air tawar C. quadricarinatus menggunakan alat tangkap bubu, hubungan panjang berat, pola pertumbuhan dan faktor kondisi. Hasil penilitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi keberadaan lobster air tawar C. quadricarinatus di Danau Tondano. Hasil tangkapan yang didapat adalah lobster air tawar, ikan Betutu, ikan Payangka, ika Mujair dan ikan Lele Dumbo. Hasil hubungan panjang berat lobster air tawar di dapat jantan : W=-1,8005+4,2765 log L, betina : W=-1,2978+3,6524 log L dan gabungan ( jantan & betina) : W=-1,5631+3,9848 log L. Pola pertumbuhan ketiganya ialah allometrik positif (A+) dan faktor kondisi jantan berkisar 0,60-1,43 dengan rata-rata1,071±0,17, betina berkisar 0,46-1,36 dengan rata-rata 1,027±0,18, dan gabungan (jantan dan betina) berkisar 0,59-1,642 dengan rata-rata1,22±0,21.Kata Kunci : Penangkapan, Hubungan panjang berat, Pola pertumbuhan, Kecamatan Kakas
Size And Food Habit Of Travelly (Caranx spp.) In The Intertidal Zone Around The Field Laboratory Of Unsrat, Likupang Maherung, Susi S; Bataragoa, Nego E.; Salaki, Meiske S.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): ISSUE JANUARY-JUNE 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.17857

Abstract

This study was conducted in October to November 2016 in the intertidal zone around the field laboratory of UNSRAT in Likupang. It was aimed at knowing the species and the size of trevally (Caranx spp.) migrating to the intertidal zone and their food habit. Fish sampling used a beach seine. The fish collected were 45 individuals consisting of 3 species, 22 individuals of Caranx melampygus, 21 individuals of C. papuensis, and 2 individuals of C. sexfaciatus. Body length varied from 6 to 19.9 cm for C. melampygus, 7 to 15.6 cm for C. papuensis, and 6.9 and 7.6 cm for C. sexfaciatus, respectively. There were 4 food types, shrimps, fish, crabs, and organic matters, such as shrimp’s eye and digested food. The Importance Relative Index of shrimp was the highest, 82%, followed by fish, 14%, and the lowest recorded in crab, 4%. Shrimp is major food sort of C. melampygus. The Importance Relative Index of C. papuensis and C. sexfaciatus could not be counted because of empty stomach and low number of samples. Feeding intensity of C. melampygus was 86% and that of C. papuensis was 10%, so that it was apparent that C. melampygus come to the intertidal for feeding, while C. papuensis come for other purpose.        Keywords: size, food habit, Caranx spp. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2016 di Daerah Intertidal Sekitar Laboratorium Lapangan UNSRAT Likupang penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies dan ukuran ikan kuwe (Caranx spp) yang bermigrasi di daerah pasang-surut dan kebiasaan makanannya. Pengambilan sampel ikan menggunakan pukat pantai, ikan yang terkumpul yaitu 45 ekor yang terdiri dari 3 spesies yaitu 22 individu Caranx melampygus, 21 individu Caranx papuaensis, dan dua individu Caranx sexfaciatus. Panjang tubuh bervariasi dari 6-19,9 cm Caranx melampygus, 7-15,6 cm Caranx papuaensis untuk Caranx sexfaciatus yaitu 6,9 cm dan 7,6 cm. Terdapat empat jenis makanan yaitu udang, ikan, kepiting dan bahan organik seperti mata udang dan makanan yang sudah tercerna. Indeks Relatif Penting udang yang tertinggi yaitu 82% di ikuti oleh ikan 14% dan terendah ditemukan pada kepiting 4%. Udang merupakan makanan utama dari Caranx melampygus. Indeks Relatif Penting Caranx sexfaciatus dan Caranx papuaensis tidak dapat dihitung karena isi lambung kosong dan jumlah sampel sedikit. Intensitas makan (IM) Caranx melampygus adalah 86% dan  Caranx papuaensis 10% sehingga jelas bahwa Caranx melampygus dating ke daerah Intertidal untuk mencari makanan sedangkan Caranx papuaensis datang ke daerah Intertidal untuk tujuan lain.Kata Kunci: Ukuran, Kebiasaan Makanan, Caranx spp,
Community Structure And Attraction Of Reef Fish Associated With Artificial Reef In The Tahuna Bay Makawaehe, Wenseslaus Fransiscus; Kusen, Janny D.; Manoppo, Lefrand; Bataragoa, Nego E.; Sambali, Haryani; Sumilat, Deiske A.; Mantiri, Rose O. S. E.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v9i2.34761

Abstract

 Community structure and interest of coral fish associated with artificial reefs in The Bay of Tahuna Sangihe Islands Regency is carried out in relation to increased coral fish production in Tahuna Bay. In addition to sandy waters and seagrass so that environmental engineering is pursued with artificial reefs. Artificial reefs are deployed in 5 locations with a depth of about 8 and underwater observations are carried out in data retrieval using the Underwater Visual Census (UVC) method. The data is processed to get a profile of the community structure of coral fish that can be associated with artificial reefs. The composition of coral fish species consists of target fish 9 families; 14 species, major fish 6 families; 7 species and fish indicator 1 family; 1 species. Indicator fish are generally eaters of the ends of young branch corals, branch corals have not grown in artificial reef structures. The diversity index (H') of the moderate category (+2.5) with a high, stable community, evenness (E) level or classified as a relatively high, uniformity (S) high. A low dominance index (C) indicates no species dominates. Mann-Whitney analysis about the level of fish interest to artificial reefs structure both in morning and evening showed no significant difference, while the highest acquisition of Important Values Indices of coral fish in the morning and evening, is Dascyllus trimaculatus by + 73,15. Generally, artificial reef indicates that the coral fish community was maximum developed yet, it was suspected that the coral fish community is still in the stage of adjustment or adaptation to the new environmental structure.Keywords: Community Structure; Artificial Reef; Associate Fishes; gulf TahunaAbstrakStruktur komunitas dan ketertarikan ikan karang yang  berasosiasi dengan terumbu buatan di Teluk Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe dilakukan dalam kaitan dengan peningkatan produksi ikan karang di Teluk Tahuna. Selain karena perairan berpasir dan lamun sehingga diupayakan suatu rekayasa lingkungan dengan penempatan terumbu buatan. Terumbu buatan diletakkan (deploy) di 5 lokasi dengan kedalaman sekitar 8 dan dilakukan pengamatan bawah air dan pengambilan data menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC). Data diolah  untuk mendapatkan profil struktur komunitas ikan-ikan karang yang dapat berasosiasi dengan terumbu buatan. Komposisi jenis ikan karang terdiri dari ikan target 9 family; 14 spesies, ikan mayor 6 family; 7 spesies dan ikan indikator 1 family; 1 spesies. Ikan indikator yang umumnya pemakan ujung karang cabang muda, karang cabang belum bertumbuh di struktur terumbu buatan. Indeks keanekaragaman (H’) kategori sedang (+ 2,5) dengan kemerataan (E) tergolong tinggi, komunitas stabil, keseragaman (S) tinggi. Indeks dominansi (C) rendah mengindikasikan tidak ada spesies mendominasi. Hasil Analisis Mann-Whitney terhadap tingkat ketertarikan ikan terhadap terumbu buatan baik pagi dan sore hari menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata artinya terumbu buatan mampu menarik ikan karang untuk berlindung dan mencari makan, sedangkan perolehan tertinggi Index Nilai Penting ikan karang saat pagi dan sore hari yaitu Dascyllus trimaculatus sebesar 72.04% dan 74.27% Secara umum menunjukkan terumbu buatan belum berkembang maksimal, di duga komunitas Ikan karang masih dalam tahap penyesuaian atau adaptasi dengan struktur terumbu buatan di lingkungan yang baru.Kata kunci: struktur komunitas; terumbu buatan; ikan asosiasi; teluk tahuna
Length-weight relationship and gonadal index of juvenile bluestripe snapper Lutjanus kasmira (Forsskål, 1775) in the waters around Tanamon Village South Minahasa Malurung, Yulianti -; Bataragoa, Nego E.; Salaki, Meiske S.; Pratasik, Silvester B.; Moningkey, Ruddy D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v9i2.35315

Abstract

This study aims to determine the length-weight relationship, growth patterns, and gonadal index of juvenile bluestripe snapper Lutjanus kasmira. Samples were collected using a hand line with a hook numbered  3 and a monofilament fishing line numbered 80. Sampling activities were carried out on July 26th – August 4th, August 26th - September 4th, and October 10th, 2020. A total of 70 fish, 22 females and 48 males was caught. Female length distribution ranged from 104 to 150 mm with a weight range of 18.19-55.87 g, while male length ranged from 107 to 150 mm in length with a weight of 19.00-57.00 g. The length-weight relationship was indicated with W= 0.0177L2.9344 (R2=0,7816) for males and W = 0.012L3.0817 (R2=0,8976) for females with isometric growth pattern. The length-weight relationship for combined sexes was W= 0.0156L2.9816 (R2=0,8186) with an isometric growth pattern. The gonadal maturity for all samples was at immature and developing stages. The gonadal index in female snapper at immature was 0.16 and developing was 0.41, whereas the male gonadal maturity index at immature was 0.14 and developing was 0.38.Keywords: Lutjanus kasmira; length-weight; gonad maturity; gonadal indexAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat, pola pertumbuhan dan indeks  gonad  ikan kakap Lutjanus kasmira. Sampel ikan ditangkap menggunakan pancing ulur mata pancing nomor  3 dan tali monofilament nomor 80. Aktivitas pengambilan sampel dilakukan masing-masing pada 26 Juli-4 Agustus, 26 Agustus-4 September 2020, dan 10 Oktober 2020. Sebanyak 70 individu sampel diperoleh, 22 betina dan 48 jantan. Sebaran ukuran panjang ikan betina  104-150 mm dan berat 18,19-55,87 g. Sebaran ukuran panjang ikan jantan 107-150 mm dan berat 19,00-57,00 g.     Hubungan panjang-berat diperoleh W= 0,0177L2,9344 (R2=0,7816) untuk jantan dan W = 0,012L3,0817 (R2=0,8976) untuk betina dengan pola pertumbuhan isometrik. Gabungan ikan kakap jantan dan betina diperoleh W= 0,0156L2,9816 (R2=0,8186)  dengan pola pertumbuhan isometrik. Tingkat kematangan gonad  (TKG) terhadap seluruh sampel baik jantan maupun betina berada pada TKG I (belum matang) dan TKG II (berkembang). Indeks  gonad pada ikan kakap betina pada TKG I sebesar 0,16 dan TKG II sebesar 0,41. Indeks kematangan gonad ikan kakap jantan pada TKG I sebesar 0,14 dan TKG II sebesar 0,38.Kata Kunci: Lutjanus kasmira, panjang-berat, kematangan gonad, indeks gonad 
Composition and Condition Of Coral Reefs In Dudepo Cape, South Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi Ali, Fajri Nurul; Rondonuwu, Ari B.; Pratasik, Silvester B.; Wantasen, Adnan S.; Bataragoa, Nego E.; Kusen, Janny D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.38203

Abstract

This study aims to determine the composition and condition of coral reefs in Dudepo Cape, South Bolaang Mongondow Regency. The method used is Line Intercept Transect (LIT). Data were collected by SCUBA diving at 3 meters and 10 meters depths. In 3 meters depth was found biotic components such as Acropora and non-Acropora with 6 growth forms, and five other biotic components, while abiotic components were only found in coral rubbles (R). In 10 meter depth was found biotic components live coral with 7 growth forms, and five other biotic components, while the abiotic components as sand and coral rubbles. In two depths, the coral reef component dominant were Acropora digitate (ACD) and Acropora branching (ACB). The condition of coral reefs at 3-meter depth and 10 meters were  “Fair”  with the percent cover of live corals being 35.59% and 37.30%.Keywords: Coral; Coral Reef; ConditionAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kondisi terumbu karang di Tanjung Dudepo Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Line Intercept Transect (LIT). Pengambilan data dilakukan dengan penyelaman SCUBA pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. Pada kedalaman 3 meter ditemukan komponen biotik berupa karang hidup acropora dan non-acropora dengan 6 bentuk pertumbuhan, dan 5 komponen biotik lainnya, sedangkan komponen abiotik hanya ditemukan berupa pecahan karang. Pada kedalaman 10 meter ditemukan komponen biotik berupa karang hidup dengan 7 bentuk pertumbuhan, dan 5 komponen biotik lainnya, sedangkan komponen abiotik berupa pasir dan pecahan karang. Pada dua kedalaman, bentuk pertumbuhan yang mendominasi yaitu acropora digitate dan acropora branching. Kondisi terumbu karang pada lokasi penelitian khususnya pada kedalaman 3 meter dan 10 meter yaitu berada pada kategori cukup dengan persentase tutupan sebesar 35,59% dan 37,30%. Kata kunci: Karang; Terumbu Karang; Kondisi.
Distribution of Size of Banggai Cardinal Fish Pterapogon kauderni Koumans, 1933 in the Front Waters of Dudepo, South Bolaang Mongondow Regency Pongajouw, Oxha Putra; Rondonuwu, Ari B.; Bataragoa, Nego E.; Kalesaran, Ockstan; Lohoo, Anneke V.; Salaki, Meiske S.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.38695

Abstract

 This study aims to determine the distribution of sizes and morphological characters of Banggai Cardinal fish in the waters in front of Dudepo Village, South Bolaang Mongondow Regency. Field data collection using the explorer survey method with diving and snorkeling activities. Fishing in each microhabitat with “Sibu” fishing gear. The size distribution of cardinal Banggai fish is in the range of 2.7 - 9.2 cm. The size of the male Banggai Cardinal fish is in the range of 3.8 - 9.2, while the female is in the range of 3.7 - 8.1 cm. The size of fish in symbiosis with anemones is in the range of 2.7 - 7.1 cm, while those in sea urchins are in the range of 4.8 - 9.2 cm.Keywords: Size Distribution; Banggai Cardinal fish; morphological charactersAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran dan karakter morfologi ikan banggai kardinal di perairan Desa Dudepo, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Pengambilan data lapangan menggunakan metode survei jelajah dengan kegiatan penyelaman dan snorkling.  Penangkapan ikan di setiap mikrohabitat, dengan alat tangkap “Sibu”.  Sebaran ukuran ikan banggai kardinal berada pada kisaran 2,7 - 9,2 cm.  Ukuran ikan banggai kardinal jantan berada pada kisaran 3,8 - 9,2, sedangkan betina berada pada kisaran 3,7 - 8,1 cm.  Ukuran ikan yang bersimbiosis dengan anemon berada pada kisaran 2,7 - 7,1 cm, sementara yang berada di bulu babi berkisar 4,8 - 9,2 cm.
Acanthuridae in Bitunuris Waters Talaud Islands Sasauw, Harpan; Bataragoa, Nego E.; Manu, Gaspar D.; Rondonuwu, Ari B.; Lalita, Jans D.; Kusen, Janny D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 2 (2022): ISSUE JULY-DECEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i2.41165

Abstract

 This study aims to determine the species of fish from the Acanthuridae family in Bitunuris Village, Salibabu Island, Talaud Islands Regency. Fish samples were caught using monofilament gill nets with a mesh size of 1.5 inches, net length of 15 m, and net height of 2 m. Sampling was carried out in April and May 2021. A total of 63 individuals were caught consisting of nine species. Acanthurus nigrofuscus 40 individuals, 10.0-17.0 cm in length and 18-77 g in weight. Acanthurus lineatus three individuals, 9.4-17.7 cm in length and 17-96 g in weight. Acanthurus triostegus is seven individuals, 9.3-12.4 cm in length, and weighs 21-55 g. Acanthurus nigricans two individuals each measuring 13.9-13.9 cm in length and weighing 67-70 g each. One individual Ctenochaetus cyanocheilus, a total length of 10.3 cm, and weight of 29 g. Naso lituratus four individuals, length 15.1-17.7 cm and weight ranging from 68-115 g. Naso brevirostris one individual measuring 23.0 cm in length and weighing 186 g. One individual Naso brachycentron, 24.5 cm in length and 172 g in weight. Zebrasoma scopas four individuals, 12.1-15.8 cm in length and weighing 54-105 g.Keywords: Species, gill nets.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan Famili Acanthuridae di Desa Bitunuris Pulau Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Sampel ikan ditangkap menggunakan jaring insang monofilamen dengan ukuran mata jaring 1,5 inci, panjang jaring 15 m, tinggi jaring 2 m. Pengambilan sampel dilakukan pada April dan  Mei 2021. Sebanyak 63 individu yang tertangkap terdiri atas sembilan spesies.  Acanthurus nigrofuscus 40 individu, panjang berkisaran 10,0-17,0 cm dan berat 18-77 g.  Acanthurus lineatus tiga individu, panjang berkisaran 9,4-17,7 cm berat berkisaran 17-96 g.  Acanthurus triostegus  tuju individu, panjang 9,3-12,4 cm dan berat berkisaran antara 21-55 g.  Acanthurus nigricans dua individu masing-masing ukuran panjang 13,9-13,9 cm berat masing-masing ukuran 67-70 g.  Ctenochaetus cyanocheilus satu individu, panjang total 10,3 cm dan  berat 29 g.  Naso lituratus empat individu, ukuran panjang 15,1-17,7 cm berat berkisaran 68-115 g.  Naso brevirostris satu individu ukuran panjang 23,0 cm memiliki berat 186 g.  Naso brachycentron satu individu,  panjang 24,5 cm dan berat 172 g.  Zebrasoma scopas empat individu,  panjang 12,1-15,8 cm dan  berat 54-105 g.Kata Kunci: Spesies, jaring insang.