Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Peningkatan Jiwa Entrepreneur Melalui Pelatihan Pemanfaatan POC (Pupuk Organik Cair) Air Cucian Beras Novita Lidyana; Ida Sugeng Suyani; Tedy Herlambang; Moch Suud; Mimik Umi Zuhroh; Dewi Anggun Oktaviani
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.986

Abstract

Limbah air cucian beras yang dihasilkan sebuah keluarga dapat menghasilkan setidaknya 1 liter setiap harinya. Limbah air cucian air beras tersebut jika difermentasi, limbah tersebut memiliki kandungan bakteri serta unsur hara N, P, K serta Mg yang bermanfaat bagi tanaman. Ibu-ibu PKK Desa Bulang Kecamatan Gending merupakan ibu-ibu yang memang menyukai tanaman serta menaman tanaman di sekitar halaman rumah. Pengetahuan dan pemanfaatan penggunaan limbah cucian beras sangat minim. Untuk itu pada kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik cair berbahan baku air cucian beras. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh ibu-ibu PKK desa bulang Kecamatan Gending sejumlah 20 peserta. Pada pelaksanaanya dilakukan tiga sesi meliputi sesi sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Pengabdian memberikan dampak adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK sebesar 70% dan keahlian juga meningkat sebesar 30 %. Increasing Entrepreneurial Spirit Through Training On The Use of Rice Washing Water POC  Waste rice washing water produced by a family can produce at least 1 liter every day. The waste water washing rice water if fermented, the waste contains bacteria and nutrients N, P, K and Mg which are beneficial to plants. PKK mothers in Bulang Village, Gending District, are mothers who really like plants and plant plants around the yard. Knowledge and utilization of the use of rice laundry waste is minimal. For this reason, in community service activities, socialization and training on making liquid organic fertilizer made from rice washing water are carried out. This community service activity was attended by PKK mothers in Bulang Village, Gending District, a total of 20 participants. In its implementation, three sessions were carried out including socialization sessions, training and mentoring. Service has an impact on increasing the knowledge of PKK mothers by 70% and expertise also increased by 30%.
Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi Guna Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan bagi Masyarakat Desa Pabean Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo Oktaviani, Dewi Anggun; Candra, Sulis Dyah; Sulistiyowati, Retno; Lidyana, Novita; Susanto, Adi Eko; Rahmawati, Refi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2024): March
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i4.1427

Abstract

Minyak jelantah merupakan limbah dari kegiatan menggoreng dengan mempergunakan minyak nabati. Hampir setiap hari masyarakat menghasilkan limbah minyak jelantah namun tisdak semua paham bagaimana konsekuensinya terhadap kesehatan dan dampak terhadap lingkungan jika dibuang sembarangan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat sebanyak 30 orang peserta yang dilaksanakan di Desa Pabean Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo; terutama dalam memahami dan mengimplementasikan pengelolaan minyak jelantah yang baik, salah satunya dengan pengolahan menjadi produk lilin aromaterapi yang berdaya guna dan dapat dikelola sebagai produk wirausaha. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah: ceramah, diskusi, dan mempraktekkan langsung proses pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterpi. Dengan dilaksanakan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta, dengan nilai peningkatan terendah sebesar 50% terkait penyediaan bahan baku pembuatan, sedangkan nilai peningkatan tertinggi mencapai 183% terkait keuntungan yang dapat diperoleh dari pembuatan lilin aromaterapi. The Processing of Used Cooking Oil into Aromatherapy Candles in Order to Improve Household Entrepreneurship for the Villagers in Pabean, Dringu District, Probolinggo Regency Abstract: Used cooking oil is a waste residue from frying activities using vegetable oils. Almost every day, people produce used cooking oil waste, but not everyone understands the consequences for health and the impact on the environment if it is thrown away carelessly. This community service activity was carried out with the aim of increasing the knowledge and skills to 30 villagers of Pabean Village, Dringu District, Probolinggo Regency; especially in understanding and implementing good management of used cooking oil, one of which is by processing it into aromatherapy candles that is effective way of waste management, and can be used as an entrepreneurial product. The methods in carrying out this service were by using: lectures, discussions, and direct practice of the process used cooking oil into aromatherapy candles. By carrying out this activity, there was an increase in knowledge obtained by participants, with the lowest increase value of 50% related to the provision of manufacturing raw materials, while the highest increase value reached 183% related to the profits that could be obtained by making aromatherapic candles.
Optimalisasi Singkong (Cassava) Sebagai Bahan Baku Tepung Mocav Untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Kesejahteraan Melalui Kelompok Tani Subur III Lidyana, Novita; Perwitasari, Dyah Ayu; Arista, Hermin; Oktaviani, Dewi Anggun; Sulistiyowati, Retno; Rustianawati, Mutimmah; Haidiputri, Trivosa Aprilia Novadiani
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i3.2133

Abstract

Singkong memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi komoditas industri pangan berbasiskarbohidrat. Panen singkong yang cukup banyak di daerah mitra memerlukan pemanfaatan menjadi produk yang lebih tahan lama dengan nilai jual yang lebih tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatantepung mocaf (modified cassava flour). Tujuan kegiatan pengabdian adalah pelatihan pembuatan danpengemasan tepung mocaf pada kelompok tani Subur III Desa Pegalangan Kidul Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Kegiatan didahului dengan diawali dengan persiapan, yang meliputi penyamaan presepsi dan pemahaman, pembagian tugas dan tanggungjawab anggota tim dan mahasiswa MBKM yang terlibat serta untuk menggali tentang potensi pemanfaatan singkong dan masalahnya. Selanjutnya dilakukanpelatihan dan pendampingan untuk mengenal tepung mocaf, pembuatan, dan pemanfaatannya diikuti dengan praktik pembuatan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG) serta pengemasan tepung mocaf. Hasil kegiatan berupa adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan 80% anggota Kelompok tani Subur III Desa Pegalangan Kidul Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo terampil dalam diversifikasi olahan berbasis Singkong menjadi Tepung Mocaf (modified cassava flour), serta adanya peningkatan pendapatan anggota kelompok tani pada saat terjualnya tepung mocaf dengan harga Rp.25.000. Optimizing Cassava as Raw Material for Mocav Flour to Increase Added Value and Welfare Through Kelompok Tani Subur III Abstract Cassava has great potential to be developed into a food-based industrial commodity carbohydrate. The large cassava harvest in partner areas requires utilization into a more durable product with a higher selling value. One effort that can be done is manufacturing mocaf flour (modified cassava flour). The purpose of service activities is training in making and packaging of mocaf flour in the Subur III farmer group, Pegalangan Kidul Village, Maron District, Probolinggo Regency. The activity was preceded by preparation, which included equalizing perceptions and understanding, dividing tasks and responsibilities of the team members and MBKM students involved as well as exploring the potential use of cassava and its problems. Next is done training and mentoring to get to know mocaf flour, its manufacture and use, followed by manufacturing practices using Appropriate Technology (TTG) and packaging of mocaf flour. The results of the activity include an increase in the knowledge and skills of 80% of the members of the Subur III farmer group, Pegalangan Kidul Village, Maron District, Probolinggo Regency, skilled in diversifying cassava-based processed products into modified cassava flour, as well as an increase in the income of farmer group members when selling mocaf flour with price Rp. 25,000.