Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS WACANA DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM KARYA MADANI Harinawati Harinawati; Awaludin Arifin; Maria Ulfa
Jurnal Jurnalisme Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v10i1.4787

Abstract

Novel Assalamualaikum Calon Imam menceritakan tentang kehidupan seorang tokoh bernama Nafisya Kaila Akbar yang ingin menemukan calon imam terbaiknya disaat dia takut menjatuhkan hati pada seseorang karena tidak ingin terluka sama seperti orangtuanya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk yang berdasarkan struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan isi atau pesan yang terkandung dalam novel Assalamualaikum Calon Imam karya Madani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan moral dalam novel Assalamualaikum Calon Imam karya Madani adalah moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan yang berupa ketakwaan, dan bersyukur. Moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain yang berupa berupa nilai moral nasihat orang tua kepada anak, kasih sayang orang tua dan anak, nasihat antar teman, peduli sesama, dan beramal soleh. Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yang berupa pesan kesabaran, bertanggung jawab, keteguhan pendirian, dan kebijaksanaan. Dari segi kognisi sosialnya cukup menggambarkan kereligiusan pengarangnya. Sementara itu dari konteks sosial, novel ini merupakan pesan atau amanat pengarang bagi pembacanya, bahwa sebuah pernikahan yang berakhir dengan perceraian tidak hanya berdampak bagi orang dewasa saja, tetapi juga bagi anak.
DATING ONLINE: POLA KOMUNIKASI PADA PENGGUNA APLIKASI TINDER Muhammad Ramadhan Nasution; Subhani Subhani; Awaludin Arifin
Jurnal Jurnalisme Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v11i1.6637

Abstract

Tinder menjadi salah satu aplikasi yang cukup diminati oleh masyarakat sebagai sarana komunikasi antar pribadi yang termediasi melalui platform digital tidak terkecuali bagi pemuda di Aceh. Penggunaan aplikasi ini memperlihatkan pada satu pola yang sama, yaitu sebagai sarana komunikasi antar individu akan tetapi orientasi penggunanya lebih terjurus pada upaya untuk saling mengenal terhadap lawan jenis. Ketika pasangan lawan jenis memiliki ketertarikan terhadap mitra komunikasinya ia akan meneruskan pada tahapan perbincangan dan merencakana untuk saling bertemu dalam dunia nyata, sebaliknya komunikasi sering sekali terputus pada kesan pertama, yaitu pada peforma yang diproduksi ke dalam aplikasi baik pada deksripsi diri, tampilan visual individu dan hal yang tampak lainnya. Keberhasilan komunikasi dalam ruang virtual juga tidak serta merta mempertmukan mereka dalam dunia nyata, menurut informan dibutuhkan kesiapan mental yang memadai untuk saling bertemu dalam ruang nyata, hal ini disebabkan perbedaan interaksi yang terjadi antara dua realita tersebut.
STRATERGI DALAM MEWUJUDKAN KEHIDUPAN BERJELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) MASYARAKAT TEUPIN KUYUN KECAMATAN SEUNEDON KABUPATEN ACEH UTARA Teuku Alfiady; Arifin Awaludin; Arinanda Arinanda
Jurnal Jurnalisme Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v10i1.4886

Abstract

Masyarakat Teupin Kuyun secara umum bersandar pada dua sumber penghasilan, yaitu sebagai nelayan dan petani garam tradisional sebagai penopang kebutuhan hidupan mereka. Sebagai nelayan masyarakat Teupin Kuyun terkendala dengan hasil tangkapan yang tidak menentu serta kepemilikan sarana alat tangkap yang mesti mewenya kepada pihak ketiga. Sehingga hasil tangkapannya tidak dinikmati seutuhnya, mereka harus berbagi hasil dengan pihak penyewa dengan sistem bagi hasil yang tidak menguntungkan. Sebagai petani garam masyarakat juga tidak menerima pendapatan yang mencukupi. Petani garam tradisional dengan sistem perebusan yang dijalani memerlukan biaya produksi yang cukup besar. Banyak petani garam berhenti produksi, karena tidak memiliki modal yang cukup tiap kali memulai usahanya. Ketergantungan masyarakat Teupin Kuyun terhadap sumber daya alam yang teresedia menempatkan mereka pada posisi yang sulit untuk dapat mewujudkan hidup yang sejahtera. Ketersediaan sumber daya alam memiliki batas tingkat produktifitasnya serta sangat tergantung terhadap kondisi cuaca. Kajian ini memperlihatkan bahwa untuk mencapai kehidupan yang berlangsung lama diperlukan keterampilan lain oleh masyarakat setempat. Modernisasi sistem produksi garam juga perlu dilakukan untuk menekan biaya produksi yang tidak rasional. Dimana biaya produksi tidak seimbang dengan penghasilan yang didapatkan.
PERSEPSI DIRI PENGGUNA PRODUK KECANTIKAN DI KOTA LHOKSEUMAWE reka sudirman; Awaludin Arifin; Asmaul Husna
Jurnal Jurnalisme Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v12i1.11331

Abstract

Kajian ini didasari oleh maha karya menggunakan produk kecantikan dengan bermacam merek di Kota Lhoseumawe. Perempuan sebagai objek (pengguna) dari produk kecantikan tersebut sering merasa ambigu dalam memahami bagaimana memandang dirinya sendiri melalui kajian persepsi ini dapat diketahui bahwa terbentuknya persepsi diri seorang perempuan pengguna produk kecantikan dibentuk oleh dua hal, yaitu : internal dan eksternal. Penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah Persepsi Diri Pengguna Produk Kecantikan Di Kota Lhokseumawe, karena adanya permasalahan yang banyak dialami oleh perempuan dalam hal kecantikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei untuk pengambilan data dan metode analisis deskriptif sebagai analisis data. Pengambilan data dilakukan pada Juli hingga Agustus 2022. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 orang wanita yang dipilih sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kecantikan fisik, yang paling dianggap penting dalam kecantikan adalah alis mata, warna bibir, pantat, tubuh yang langsing dan tekstur kulit yang halus. Pada bagian non fisik, hal yang dianggap paling penting dalam kecantikan adalah memiliki tanggung jawab, berpikiran maju, suka menolong, memiliki sopan santun, berjiwa besar dan mematuhi norma dengan baik. Hasil ini menunjukkan bahwa kecantikan yang sesungguhnya adalah perpaduan antara kecantikan fisik dan kecantikan non fisik yang menghasilkan total beauty dan sesuai dengan stereotype yang berlaku kini.
PELATIHAN RANUP HIASAN HANTARAN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA ACEH DI GAMPONG BLANG PULO, KECAMATAN MUARA SATU, KOTA LHOKSEUMAWE Richa Meliza; Harinawati Harinawati; Aflia Rizki; Awaludin Arifin
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol 1, No 2 (2023): Pengembangan Kelompok
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v1i2.13528

Abstract

The PKK women's group is the most effective and efficient forum for providing training or in other words providing in-depth knowledge related to cultural preservation, especially Acehnese culture. Culture will be preserved and developed if we continue to hone our abilities in studying and understanding these customs. In fact, the cultural potential of a particular area can survive or experience change depending on the people. So far, some people think that culture can only increase the development of a region, even though if we know and study culture it can develop along with the times without leaving behind the uniqueness of a culture or customs such as the ranup hantaran in Acehnese wedding customs which is one that is mandatory for every person. Acehnese wedding event. Because ranup is a very vital medium in connecting symbolic communication between the two parties or the bride and groom, from the start of an event until the party ends. And most importantly, ranuh is a symbol of glory in glorifying the guests of "Pemulia Jamee" for the people of Aceh. So it is very important for the people of Aceh to preserve the "Ranup Hantaran" culture by developing innovations that are more modern, classic and decorated, which attract more public attention but do not abandon the ranup hantaran culture that has existed from previous ancestors. The aim is an effort to preserve Acehnese culture in the traditional wedding procession of the Acehnese people. Another outcome was that the group of PKK mothers and teenage women were able to innovate and be creative in assembling and designing delivery decorations. The output of the service will result in publication in the OJS journal with ISSN,
Transformasi Beut Gampong: Dari Sarana Komunikasi Menuju Gerakan Derma Arifin, Awaludin
Aceh Anthropological Journal Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v8i1.16002

Abstract

The significance of why the Beut Gampong tradition still persists in the village of Paloh Lada lies in its multifaceted benefits. Specifically, Beut Gampong aims to impart religious knowledge to the community. Therefore, its activities are inseparable from religious rituals (Islam) such as Quranic recitation, studying classical Islamic texts (kitab kuning), reciting blessings upon the Prophet Muhammad (salawat), listening to lectures, and communal prayers. Additionally, Beut Gampong serves as a complex communication tool. Within it, residents discuss various topics to be used as discussion material that will be analyzed by the Tengku (spiritual leader). As a communication tool, Beut Gampong is closely related to instruments that connect the communicator (Tengku) with the congregation. Beut Gampong can be interpreted as a tradition of seeking religious knowledge initiated by both village residents and village institutions themselves. For residents who organize it, these religious gatherings are usually held in private halls, residents' homes, or in locations donated by individuals for public use. Meanwhile, gatherings organized by the village are typically held in the Meunasah or village hall. Moreover, this tradition still endures amidst the challenges posed by the increasingly massive use of communication media for acquiring religious knowledge. However, the role of communication media cannot entirely replace this tradition, considering the values embedded in the traditional communication mechanisms of the Beut tradition are irreplaceable. Among these values are those inherent in the Teungku (teacher), who influences the thoughts and decisions of the community.Abstrak: Salah satu asalan penting mengapa tradisi Beut Gampong masih bertahan di Desa Paloh Lada adalah kemanfaatannya yang tidak tunggal. Secara khusus, Beut Gampong bertujuan untuk membakali pengetahuan agama kepada masyarakat. Karenanya, kegiatan tersebut tidak terlepas dari ritual keagamaan (Islam) seperti membaca Al-Qur’an, mengkaji kitab Islam klasik (kitab kuning), shalawat, mendengar ceramah, dan bershalawat. Selain itu, Beut Gampong sebagai satu sarana komunikasi yang kompleks. di dalamnya, warga akan membicarakan banyak hal untuk dijadikan sebagai bahan diskusi yang akan dibedah oleh Tengku yang membimbing kegiatan. Sebagai sarana komunikasi, Beut Gampong sangat erat kaitannya dengan instrumen yang dapat menghubungkan antara komunikator (Tengku) dengan jamaah.  Beut Gampong dapat dimaknai sebagai trdisi menuntut ilmu agama yang diinisiasi oleh warga desa maupun institusi desa itu sendiri. Bagi warga desa yang menyelenggarakannya biasanya pengajian dilakukan di balai-balai milik pribadi, rumah warga juga di lokasi yang diwakafkan oleh seseorang untuk kepentingan umum. Sedangkan, pengajian yang diselenggarakan oleh desa biasanya diselenggarakan di Meunasah atau balai desa. Selain itu, tradisi ini masih bertahan di tengah tantangan media komunikasi yang semakin massif digunakan untuk mendapatkan pengalaman belajar ilmu agama. Hanya saja peranan media komunikasi tidak seutuhnya mampu menggantikan tradisi ini secara total mengingat nilai-nilai yang dikandung dalam mekanisme komunikasi tradisional pada tradisi beut tidak tergantikan. Diantaranya ialah nilai-nilai yang terkandung pada diri Teungku (pengajar) yang mempengaruhi pemikiran dan keputusan masyarakat.  
Strategi Komunikasi King Fried Chicken dalam Meningkatkan Citra Brand (Studi di Store Pusat King Fried Chicken Banda Aceh) Mawarni, Agil; Ali, Muhammad; Masriadi, Masriadi; Puspasari, Cindenia; Arifin, Awaludin
Jurnal Jurnalisme Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Strategi Komunikasi King Fried Chicken dalam Meningkatkan Citra Brand”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya bermunculan rumah makan cepat saji yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi King Fried Chicken dalam meningkatkan citra brandnya di tengah persaingannya dengan brand lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang digunakan oleh store pusat King Fried Chicken, Lampineung, Banda Aceh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep strategi Brand Communication. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitian ini melalui teknik purposive sampling yang terdiri dari seorang informan kunci, seorang informan utama dan 3 orang informan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa King Fried Chicken menggunakan Strategi Brand Communication yang terdiri dari Brand Visualization, Brand Activation: Direct Marketing Activation, Social Media Activation, Promotion Activation, Marketing Events Activation, Sponsorship Activation untuk meningkatkan citra brandnya yang terbukti efektif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi restoran fastfood dan pihak-pihak terkait untuk memahami pentingnya menjaga dan meningkatkan citra yang kuar dan membedakan brand di tengah persaingan industri makanan cepat saji di Indonesia.
ANALISIS TAHAPAN ISU GETARAN MESIN PLMTG ARUN-2 OLEH HUMAS PT. SUMBER DAYA SEWATAMA DALAM MERESPON KELUHAN MASYARAKAT LINGKUNGAN Setiawan, M Agung; Anismar, Anismar; Husniati, Ade Muana; Arifin, Awaludin
Jurnal Jurnalisme Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Tahapan Isu Getaran Mesin PLTMG Arun 2 Oleh Humas PT. Sumber daya Sewatama Dalam Merespon Keluhan Masyarakat Lingkungan”. Adapun data yang telah diperoleh adalah data bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari berupa observasi, wawancara yang berstruktur, analisi data, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Model yang digunakan sebagai sebagai pendukung analisis adalah model proses manajemen isu. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana analisis tahapan isu getaran mesin PLTMG Arun 2 oleh humas PT. Sumber daya Sewatama dalam merespon keluhan masyarakat lingkungan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Isu yang menimpa PT. Sumber daya Sewatama merupakan isu-isu selektif, yakni isu-isu yang hanya memengaruhi kelompok tertentu. Isu yang berkembang dimasyarakat juga merupakan isu fakta, isu fakta adalah isu yang kebenaran nya tidak perlu dipertentangkan lagi. Kemudian Humas PT. Sumberdaya Sewatama melakukan manajemen isu di setiap tahapan isu untuk menangani keluhan masyarakat dan juga memperbaiki hubungan dengan masyarakat lingkungan agar mencegah timbulnya kembali isu-isu yang baru di masa yang akan datang.
Optimalisasi Start Up Bisnis Entrepreneurs Mahasiswa dan Milenial Kota Lhoksemawe Aceh Hasan, Kamaruddin; Arifin, Awaludin; Husna, Asmaul; Muchlis, Muchlis; Zahari, Zahari; Jafaruddin, Jafaruddin; Zulfadli, Zulfadli
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 4, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PM) ini bertujuan untuk mengoptimalkan keterampilan StartUp Bisnis Entrepreneurs kalangan Mahasiswa Universitas Malikussaleh. Pengabdian melibatkan mahasiswa yang akan dan sedang menjalankan bisnis startup baik di dalam maupun luar Kampus. Melalui startup bisnis dengan digital entrepreneurship memberikan pengetahuan dan keterampilan pada mahasiswa untuk dapat memulai, mengelola, mengembangkan usaha dengan memanfaatkan digitalisasi. Memilih menjadi entrepreneur startup era digital, merupakan pilihan dan solusi yang tepat. Menjadi digital entrepreneur dapat memperkaya pengalaman dan pengetahuan. Mahasiswa akan memahami, menjalankan, mengembangkan bisnis startup untuk dapat meminimalisir kegagalan usaha, mau mengambil resiko untuk menjadi lebih sukses, tentu tidak perlu ragu untuk memulai bisnis di era kemudahan teknologi digital. Metode pengabdian dengan proses observasi, need assesment, wawancara, focus group discustion (FGD), pelatihan, monitoring evaluasi dan pendampingan. Hasil pengabdian ini mampu memotivasi, meningkatkan pemahaman, mempengaruhi minat untuk melakukan bisnis start up. Terdapat ada tiga sektor startup yaitu sektor on demand service berbasis sociopreneur, sektor e-commerce dan sektor public service. Faktor pendorog mahasiswa dalam mendirikan startup antara lain motivasi sosial ekonomi, lapangan pekerjaan, kesempatan peluang bisnis dan pemberdayaan. Tantangan dalam menjalankan startup yaitu paradigma masyarakat, komitmen tim, ekosistem startup, pendanaan termasuk kemampuan pemanfaatkan teknologi digital. Pengembangan startup bisnis tidak perlu menunggu tua, kalau bisa sukses usia muda, kenapa harus ditunda. Bagaimana sukses di usia muda yang cerdas mencari peluang dan giat dalam berusaha sehingga apa yang diimpikan dan dianggap mustahil oleh banyak orang berhasil dicapai oleh anak muda mahasiswa. Memang, setiap menit muncul start up digital baru dengan fitur yang hampir sama antara satu dengan yang lain. Maka keterampilan, inovasi, ide-ide kreatif, keberanian dan kreativitas yang cenderung dimiliki mahasiswa yakin mampu diaplikasikan.
Conflict Resolution in Aceh: A Sociological Study of Ecological Sustainability and Palm Oil Zainal, Suadi; Ilham, Iromi; Fakhrurrazi, Fakhrurrazi; Arifin, Awaludin; Aulia, Faizul
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 8, No 3 (2024): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v8i3.21069

Abstract

This article aims to explain the complexity of the realities surrounding the resolution of the conflict that occurred in Aceh, Indonesia related to the transformation of the Aceh Darul Islam movement and ecological sustainability in the development of oil palm in Aceh Tamiang Regency. This resolution in the form of oil palm development in Aceh Tamiang was carried out as empowerment of former DI/TII troops to reduce the occurrence of armed conflict in Aceh. On the other hand, the existence of palm oil plantations of former DI/TII troops in Aceh Tamiang raises concern about the reality of the impact of ecological sustainability. This study was carried out using qualitative methods, analyzed using sociological law theory. Data was collected by means of interviews and documentation studies.The results showed that The conflict transformation of the Aceh Darul Islam movement focused on the reintegration of ex-combatants into civil society with an emphasis on social, economic, and political aspects. This process involved economic empowerment, particularly through the oil palm plantation programme, to achieve peace and improve welfare in Aceh. The central government engaged in diplomacy with former DI/TII elites, integrating them in the development of oil palm plantations to maintain stability. Furthermore, it can be asserted that in the perspective of law sociology, the transformation of conflict resolution is the presence of the state that is able to create peace and social harmonisation through ecological sustainability with the release of green land and environmental management. Overall, conflict resolution efforts in the form of economic empowerment, environmental preservation and social order are key elements in building peace and sustainability in Aceh.